Ukuran Frekuensi Dalam Epidemiologi
Ukuran Frekuensi Dalam Epidemiologi
Numerator
Rate xF
Denomin ator
Numerator adalah jumlah orang atau individu yang
mengalami peristiwa.
Denominator adalah jumlah populasi berisiko (jumlah total
orang atau keseluruhan individu yang mungkin mengalami
peristiwa).
F adalah faktor pengali, biasanya kelipatan 10, mengkonversi
rate dari suatu fraksi ke suatu jumlah keseluruhan.
kilometer
y b0 b1 X
A 7
B 7
C * 2
D 7
E 3
F 2
G 5
Keterangan
Periode sehat
Periode sakit
* Meninggal
IK
Kasus baru
Populasi berisiko pada awal pengamatan
3 kasus
IK 43 kasus per 100 orang
7 orang
A 7
B 7
C * 2
D 7
E 3
F 2
G 5
Keterangan
Periode sehat
Periode sakit
* Meninggal
0 25 50 75 100
Tahun
0 25 50 75 100
Tahun
A 7
B 7
C * 2
D 7
E 3
F 2
G 5
Keterangan
Periode sehat
Periode sakit
* Meninggal
Jawaban: Jawaban:
PT pada T = 2 0/7 PT pada T = 5 2/6
PT pada T = 3 2/7 PT pada T = 6 2/5
PT pada T = 4 2/6 PT pada T = 7 2/5
A 7
B 7
C * 2
D 7
E 3
F 2
G 5
Keterangan
Periode sehat
Periode sakit
* Meninggal
2
P P 0,29
7
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 54
dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
Dari gambar 1.
A, B,C,D, E, F, G. individu yang diamati
(ada 7 orang)
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. tahun yang diamati (ada
7 tahun pengamatan)
Jumlah kasus baru selama 7 tahun
pengamatan ada 3 kasus
Rata-rata lama sakit = (3+5+2)/3 tahun = 3,3
tahun
proporsi
Merefleksikan kemungkinan Merefleksikan kemungkinan
menjadi penyakit sepanjang terjadi penyakit pada satu waktu
waktu tertentu
Lebih disukai bila melakukan Lebih disukai bila studi utilisasi
studi etiologi penyakit pelayanan kesehatan
Prevalens
(Permukaan air)
Kasus Baru
Kasus Lama
Sembuh
atau meninggal
Bekas-bekas kasus
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 60
dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
Ukuran mortalitas
Ratio kematian terhadap kasus (Death-to-case Ratio)
DTCR
kematian dari penyakit tertentu selama periode tertentu
kasus baru dari penyakit yang didentifik asi selama periode yang sama
Contoh:
Pada tahun 2004, ada 200 kasus baru tuberkulosis paru-paru
yang dilaporkan di suatu wilayah. Pada tahun yang sama ada 15
kematian yang terjadi pada penderita tuberkulosis paru-paru,
maka DTCR = 15/200 75 kematian per 1000 kasus baru
PNMR
bayi yang meninggal umur 28 sampai 11 bulan
bayi yang lahir hidup
Contoh: PMNR = 2,8 kematian postneonatal per 1000 kelahiran hidup
Maternal
Mortality
kematian Rate
ibu oleh sebab yang (MMR)
berkaitan dengan kehamilan, kelahiran dan nifas
MMR
bayi yang lahir hidup
PM grup1
PMR
PM grup2
Contoh: PM pada semua kasus = 7,1%; PM pada umur 25 –
44 = 2,5%; PM pada umur 45 – 64 = 4,3%. PMR antara
umur 45 – 64 dan 25 – 44 adalah (4,3/2,5) = 1,72
49,6
RDI 2,8
17,7
P
Odds suatu peristiwa
1 P
- c d c+d c/(c+d) c
cd c
c d
1
cd
+ a b a
Pemajan
axd
- c d ORpemajan c ORsakit
b bxc
d
b
b d b
ORpemajan / kontrol
b d
1
b d
a x d 650 x 350
Odds Ratio 4,8
bxc 950 x 50
Perokok mempunyai risiko menjadi kasus 4,8 kali dari yang bukan
perokok.
Interpretasinya: odds perokok menjadi kasus 4,8 kali lebih besar
dari odds bukan perokok
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 79
dalam epidemiologi
Prevalence Odds Ratio (POR) = Cross Product Ratio
bila data didasarkan pada kasus-kasus prevalens
650 x 350
Prevalence Odds Ratio 4,8
950 x 50
650 / 1600 0,40625
Prevalence ( proportion ) Ratio 3,25
50 / 400 0,125
20 / 1000 0,02
Incidence proportion (risk ) Ratio 2,00
10 / 1000 0,01
IK = Insidens Kumulatif
Rumus PAR
20 x 100% 33,3%
20 40
Rasio penderita laki-laki : perempuan = 40:20
= 2:1
49,6 17,7
AR% x 100% 64%
49,6
(30,2 17,7)
PAR% x 100%
30,2
PAR% 41,4%
Berarti bahwa 41,4% kasus baru dapat dicegah jika semua individu
tidak terpajan
7. PFP
IE IE
AR% x 100%
IE
50 20
AR% x 100%
50
AR% 60% (3)
IP IE
PAR % x 100%
IP
36,4 20
PAR % x 100%
36,4
PFE 1,5
PFP 0,82
pc (1 RR)
PFP
pc (1 RR) RR
IE IE IE IE 1 RR 1
AFE 1
IE IE IE RR RR
IP IE ERP I P I E IE
AFP 1
IP IP IP IP IP
AR x P
Lalu kalikan AR dengan
Prevalens faktor risiko
P ( RR 1)
Kemudian [P x (RR-1)] PARP
dibagi [P x (RR-1)]+1} P RR 1 1
Cara 2 ini menggunakan RR, sangat berguna karena
dengan metode ini kita dapat menghitung estimasi risiko
relatif dari dua studi (kasus kontrol dan kohort). Metode
ini disebut Odds Ratio untuk studi kasus kontrol)
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 120
dalam epidemiologi
Cara lain menghitung PARP (Population
Attributable Risk Percent)
Cara 3.
Hitung Population I Pop I E
Attributable Risk (PAR)
Tanpa Dengan
denominator denominator
Enumerasi
Hitung, Rasio Proporsi Rate
angka mutlak
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 122
dalam epidemiologi
Ringkasan ukuran
Tipe
Kuantitas
Matematis
•RR •% •Crude
•OR •AR% •Spesific
•IDR •PAR% •Adjusted
Ukuran
dalam
epidemiologi
Ukuran
Ukuran Ukuran efek
Frekuensi
asosiasi /dampak
Penyakit
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 124
dalam epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit
Ukuran
frekuensi
Penyakit
Ukuran
Rasio
Insidence
Risk Odds Prevalence
Density
Ratio Rasio Ratio
Ratio
Perbedaan Fraksi
efek Efek
RD
AR
AR% PAR% PF
ER
PAR
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 127
dalam epidemiologi
Bahan Rujukan
1. Page RM, Cole GE, Timmreck TC. Basic Epidemiological
Methods and Biostatistics. A Practical Guidebook. John and
Barlett Publisher. Boston, London.1995.
2. CDC. Principles of Epidemiology 2nd . An Introduction to
Applied Epidemiology and Biostatistics. 1992
3. Szklo M, Nieto FH. Epidemiology Beyond the Basics. AN
Aspen Publication.Gaithersburg. Maryland. 2000
4. Lilienfeld DE, Stolley PD. Foundations of Epidemiology.
3rd . New York, NY: Oxford University Oress; 1994
5. Gordis L. Epidemiology. Philadelphia. WB Saunders
1996.
6. Rothman KJ, Greenland S. Modern Epidemiology. 2nd .
Philadelphia. Lippincott-Raven Publishers; 1998.