Anda di halaman 1dari 129

UKURAN-UKURAN FREKUENSI

YANG DIGUNAKAN DALAM


EPIDEMIOLOGI
Yovsyah
Departemen Epidemiologi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
© Rajab 1425 – September 2004

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 1


dalam epidemiologi
Definisi Epidemiologi
 Last (1988)
 Epidemiologi adalah studi distribusi dan
determinan kesehatan yang terkait
keadaan atau peristiwa dalam populasi
tertentu, dan aplikasi studi ini untuk
mengendalikan masalah kesehatan

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 2


dalam epidemiologi
Distribusi
 Epidemiologi peduli dengan frekuensi dan
pola peristiwa kesehatan dalam suatu
populasi

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 3


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran penyakit
 Kuantifikasi kejadian penyakit
 Hitung individ yang terinfeksi, yang sakit
dan yang meninggal
 Menggunakan kata-kata
 Biasanya, kadang-kadang, jarang.
 Kesepakatan kecil tentang arti umumnya yang
digunakan kata-kata untuk frekuensi
 “biasanya”  0,5 – 0,8
 “Kadang-kadang”  0,2 – 0,6
 “jarang”  0,01 – 0,2

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 4


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi peristiwa
kesehatan
 Tipe kuantitas matematis
 Tipe ukuran yang digunakan dalam
epidemiologi

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 5


dalam epidemiologi
Tipe kuantitas matematis
 Enumerasi (hitungan)
 Rasio
 Proporsi
 Rate

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 6


dalam epidemiologi
Tipe ukuran yang digunakan dalam epidemiologi
 Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Ukuran-ukuran asosiasi
 Ukuran-ukuran dampak

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 7


dalam epidemiologi
Tipe kuantitas matematis
 Hitungan (enumerasi) atau angka mutlak
 Jumlah kasar atau frekuensi
 Contoh: 10 kasus, 1961 kasus
 Rasio
 nilai yang didapat dengan pembagian suatu
kuantitas dengan kuantitas yang lain.
 kuantitas numerator (pembilang) boleh berbeda dari
kuantitas denominator (penyebut) atau
denominator mungkin tidak memuat numerator
 Contoh:
a
b

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 8


dalam epidemiologi
Tipe kuantitas matematis
 Proporsi
 suatu fraksi atau tipe rasio yang unsur
numerator adalah bagian dari denominator
 Bila dikalikan dengan 100, biasanya disebut suatu
persentase.
 Contoh: 28/56 = 0,5; 0,5 x 100% = 50%
 Ada 28 kasus dari 56 orang. Berarti proporsi kasus
adalah 50%.

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 9


dalam epidemiologi
Tipe kuantitas matematis
 Rate
 Tipe spesifik dari rasio yang
digunakan mengkuantifikasi
proses dinamik seperti
pertumbuhan dan kecepatan

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 10


dalam epidemiologi
Tipe kuantitas matematis
 Rate
 pernyataan numeris dari frekuensi suatu
peristiwa
 dihitung dengan cara pembagian antara
jumlah individu yang mengalami peristiwa
(numerator) dengan jumlah total
(keseluruhan) yang mungkin dapat (kapabel)
mengalami peristiwa (denominator atau
populasi berisiko) dan perkalian dengan suatu
konstanta (tetapan)

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 11


dalam epidemiologi
Tipe kuantitas matematis
 Rate
 Format umum dari rate adalah

Numerator
Rate  xF
Denomin ator
Numerator adalah jumlah orang atau individu yang
mengalami peristiwa.
Denominator adalah jumlah populasi berisiko (jumlah total
orang atau keseluruhan individu yang mungkin mengalami
peristiwa).
F adalah faktor pengali, biasanya kelipatan 10, mengkonversi
rate dari suatu fraksi ke suatu jumlah keseluruhan.

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 12


dalam epidemiologi
Tipe kuantitas matematis
 Rate
 Dapat berarti
 suatu pernyataan numeris dari frekuensi kejadian
yang terjadi dalam suatu kelompok orang tertentu
(didefinisikan) di dalam satu periode waktu tertentu
 Sinonim
 Tingkat
 Laju
 Contoh: Pada tahun 2004, ada 100 kasus
demam berdarah di suatu kota yang
berpenduduk 1.250.000 orang. Berapa rate
kasus demam berdarah di kota itu ?

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 13


dalam epidemiologi
Tipe kuantitas matematis
Rate 
 kasus

100 kasus

1 kasus
 Populasi 1.250.000 orang 12500 orang

Rate demam berdarah  8 kasus per 100.000 orang

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 14


dalam epidemiologi
Tipe kuantitas matematis
 Rate
 Bentuk khusus dari suatu proporsi yang
memuat waktu (atau faktor lain) dalam
denominator
 Contoh
 Incidence rate = 3 kasus per 100

orang per tahun


 kematian per 1000 penumpang -

kilometer

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 15


dalam epidemiologi
Tipe ukuran yang digunakan dalam epidemiologi
 Ukuran frekuensi penyakit
 Merefleksikan besar kejadian penyakit
(morbiditas) atau kematian karena penyakit
(mortalitas) dalam suatu populasi
 Biasanya diukur sebagai suatu rate atau
proporsi

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 16


dalam epidemiologi
Tipe ukuran yang digunakan dalam epidemiologi
 Ukuran asosiasi
 Merefleksikan kekuatan atau besar asosiasi
antara suatu eksposur/faktor risiko dan
kejadian suatu penyakit
 Memasukkan suatu perbandingan frekuensi
penyakit antara dua atau lebih kelompok
dengan berbagai derajat eksposur
 Beberapa ukuran assosiasi digunakan untuk
mengestimasi efek

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 17


dalam epidemiologi
Tipe ukuran yang digunakan dalam epidemiologi
 Ukuran-ukuran asosiasi
 Ukuran rasio :(Perbandingan relatif)
 rasio dua frekuensi penyakit
 membandingkan kelompok terpajan dengan
kelompok tidak terpajan
 Ukuran perbedaan: (perbandingan absolut)
 perbedaan antara ukuran frekuensi penyakit suatu
kelompok terpajan dan kelompok yang tidak
terpajan

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 18


dalam epidemiologi
Tipe ukuran yang digunakan dalam epidemiologi
 Ukuran-ukuran asosiasi
 Koefisien model
 koefisien variabel diturunkan dari model matematis
yang menujukkan besarnya hubungan antara
variabel eksposur dan penyakit
 Koefisien korelasi
 ukuran lain asosiasi yang juga diturunkan dari
model matematis, namun tidak merefleksikan
parameter kausal

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 19


dalam epidemiologi
Tipe ukuran yang digunakan dalam epidemiologi
 Ukuran-ukuran asosiasi
 Koefisien model
 Linier
 Logistik
 Cox
 Poisson

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 20


dalam epidemiologi
Tipe ukuran yang digunakan dalam epidemiologi
 Koefisien model
 Linier y  b0  b1 X 1  b2 X 2  b3 X 3  ...... bk X k
 Interpretasi b1
 Peningkatan dalam outcome (penyakit) nilai rata-rata y
(variabel kontinu) per unit meningkat dalam X1,
disesuaikan (distandarisasi) dengan semua variabel lain
dalam model

log  odds   b0  b1 X 1  b2 X 2  b3 X 3  ...... bk X k


 Logistik
 Interpretasi b1
 Peningkatan dalam log odds outcome (penyakit) per
unit meningkat dalam X1, disesuaikan dengan semua
variabel lain dalam model
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 21
dalam epidemiologi
Tipe ukuran yang digunakan dalam epidemiologi
 Koefisien model
 Cox log hazard   b0  b1 X 1  b2 X 2  b3 X 3  ...... bk X k
 Interpretasi b1
 Peningkatan log hazard outcome per unit meningkat
dalam X1, disesuaikan (distandarisasi) dengan semua
variabel lain dalam model

log  rate   b0  b1 X 1  b2 X 2  b3 X 3  ...... bk X k


 Poisson
 Interpretasi b1
 Peningkatan dalam log rate outcome (penyakit) per
unit meningkat dalam X1, disesuaikan dengan semua
variabel lain dalam model

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 22


dalam epidemiologi
Tipe ukuran yang digunakan dalam epidemiologi
 Ukuran-ukuran asosiasi
 Koefisien korelasi

y  b0  b1 X

 b0 = intersep yaitu nilai y yang diestimasi ketika x = 0


 b1 = koefisien korelasi (regresi) yaitu peningkatan yang
diperkirakan pada dependen variabel (y) per unit dalam
variabel prediktor (x). Jika x =1, y = b0+b1, jika x=2, y
= b0 + b1 * 2.

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 23


dalam epidemiologi
Tipe ukuran yang digunakan dalam epidemiologi
 Ukuran efek/dampak
 Merefleksikan dampak suatu faktor pada
frekuensi atau risiko dari suatu masalah
(outcome) kesehatan
 Merefleksikan kelebihan jumlah kasus karena
suatu faktor (attributable) atau jumlah kasus
yang dapat dicegah oleh eksposur (pemajan)

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 24


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Insidens (incidence)
 Prevalens (prevalens)
 Mortalitas (mortality)

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 25


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekeunsi penyakit
 Insidens
 merefleksikan jumlah kasus baru (insiden)
yang berkembang dalam suatu periode waktu
di antara populasi yang berisiko
 Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status
dari sehat menjadi sakit
 Periode Waktu adalah jumlah waktu yang diamati
selama sehat hingga menjadi sakit

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 26


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Prevalens
 Merefleksikan jumlah kasus yang ada (kasus
lama maupun kasus baru) dalam populasi
dalam suatu waktu atau periode waktu
tertentu
 probabilitas bahwa seorang individu menjadi
kasus (atau menjadi sakit) dalam waktu atau
periode waktu tertentu

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 27


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Mortalitas
 Merefleksikan jumlah kematian dalam suatu
populasi

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 28


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Insidens
 Insidens kumulatif (Cumulative Incidence)
 Nama lain: Risk, proporsi insidens
 Densitas insidens (Incidence Density)
 Nama lain: insidens orang – waktu (Person – Time
Incidence), Tingkat insidens (Incidence rate)

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 29


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Insidens kumulatif = Risk = Proporsi Insidens
 Berarti rata-rata risiko seorang individu
terkena penyakit
 Orang-orang yang berada dalam denominator
haruslah terbebas dari penyakit pada
permulaan periode (observasi atau tindak
lanjut)

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 30


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Insidens kumulatif = Risk = Proporsi Insidens
 Metode ini hanya layak bila ada sedikit atau
tidak ada kasus yang lolos dari pengamatan
karena kematian, tidak lama berisiko, hilang
dari pengamatan
 Memerlukan bahwa semua non-kasus diamati
selama seluruh periode pengamatan

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 31


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Insidens kumulatif = Risk = Proporsi Insidens
 Probabilitas individu berisiko berkembang
menjadi penyakit dalam periode waktu
tertentu
 menyatakan individu tidak meninggal karena
sebab lain selama periode itu

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 32


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Insidens kumulatif = Risk = Proporsi Insidens
 Tidak berdimensi, dinilai dari nol sampai satu
 Merujuk pada individu
 Mempunyai periode rujukan waktu yang
ditentukan dengan baik

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 33


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Rumus Insidens kumulatif = Risk = Proporsi Insidens

Jumlah kasus insidens selama periode waktu tertentu


Insidens kumulatif 
Jumlah orang berisiko pada permulaan waktu

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 34


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Attack rate
 jenis khusus insidens kumulatif yang berguna selama
epidemik
 Contoh
Makanan Makan ARM Tidak Makan ARTM
Sakit Tidak Sakit Tidak
sakit Sakit
Salad 30 70 30/100 5 35 5/40
Krecek 16 84 16/100 4 21 4/25

ARM = Attack Rate Makan


ARMTM = Attack Rate tidak makan

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 35


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
1 2 3 4 5 6 7 Jumlah waktu dalam jangka
Gambar 1 observasi dan dalam keadaan sehat
(tahun)

A 7

B 7

C * 2

D 7

E 3

F 2

G 5

Keterangan

Periode sehat

Periode sakit

Hilang dalam pengamatan selanjutnya

* Meninggal

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 36


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Dari gambar 1.
 Berapa Insiden Kumulatif (IK) selama 7 tahun waktu
pengamatan?
 Jawab

IK 
 Kasus baru
 Populasi berisiko pada awal pengamatan

3 kasus
IK   43 kasus per 100 orang
7 orang

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 37


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Densitas insidens = Insidens orang-waktu
 Berarti rata-rata rate untuk populasi berisiko
selama waktu yang ditentukan
 Karena denominator diukur dalam orang-
waktu, hal ini tidak perlu bahwa semua
individu diamati untuk periode yang sama

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 38


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Densitas insidens = Insidens orang-waktu =
Incidence Rate
 Menyatakan suatu jumlah kasus baru per orang-waktu
 Rumusnya:

Jumlah kasus insidens terjadi dalam periode waktu


Densitas insidens 
Jumlah orang  waktu

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 39


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
1 2 3 4 5 6 7 Jumlah waktu dalam jangka
Gambar 1 observasi dan dalam keadaan sehat
(tahun)

A 7

B 7

C * 2

D 7

E 3

F 2

G 5

Keterangan

Periode sehat

Periode sakit

Hilang dalam pengamatan selanjutnya

* Meninggal

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 40


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Dari Gambar 1. Hitunglah nilai Densitas
Insidens (DI)= Insidens orang-waktu (PTI) =
Incidence Rate (IR)?
 Jawab:
 Hitung jumlah orang-waktu terlebih dulu

  orang  waktu   7  7  2  7  3  2  5  33 orang  tahun


DI  IR  PTI 
 kasus baru
 Kemudian hitung   orang  waktu 
3 kasus
DI  IR  PTI   9,1 kasus per 100 orang - tahun
33 orang  tahun

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 41


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Instantaneous insidence density = instantaneous
incidence rate = person-time incidence rate
 Kejadian segera dari kasus baru pada suatu “titik atau
segera dalam waktu T, per unit waktu di antara populasi
berisiko selama waktu T
 Ukuran teoritis jumlah kasus yang terjadi per satuan
populasi-waktu (orang-tahun berisiko).
 Mengukur kejadian penyakit pada satu titik waktu t
(ditentukan secara matematik sebagai limit, seperti t
 0.
 Probabilitas seseorang yang sehat pada waktu t akan
mengalami sakit dalam interval t+t dibagi t
 Juga disebut force of morbidity, hazard rate
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 42
dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Incidence Rate
 Tidak ada periode rujukan (tidak ada seperti
rate 2-tahun)
 Mempunyai dimensi yang invers waktu (misal:
0,001/tahun)
 Mempunyai nilai nol dan infiniti (~)

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 43


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Latihan menghitung Incindence Rate
Populasi 1
D = permulaan sakit
D

0 25 50 75 100
Tahun

Hitung Incidence Rate pada populasi 1

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 44


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Latihan menghitung Incindence Rate
Populasi 2
D = permulaan sakit
D

0 25 50 75 100
Tahun

Hitung Incidence Rate pada populasi 2

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 45


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Densitas Insiden = Insidens orang
waktu=Incidence Rate = 9,1 kasus/100 orang-
tahun
 Unit (satuan) orang-tahun dalam contoh di atas
adalah 1 x 100 x orang-tahun = 4 x 25 orang- tahun
 Angka ini dari orang-waktu dapat diakumulasi dengan
observasi 100 orang selama 1 tahun, 25 orang selama 4
tahun, 10 orang selama 10 tahun.

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 46


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Prevalens
 Prevalens titik (Point of Prevalence)
 Nama lain: prevalens, proporsi prevalens
 Prevalens periode (Periode of Prevalence)
 Prevalens tahunan (Annual of Prevalence)
 Prevalens selama hidup (Lifetime of Prevalence)

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 47


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Prevalens = prevalens titik = proporsi prevalens
 probabilitas bahwa seorang individu menjadi
kasus (atau menjadi sakit) pada suatu titik
waktu
 Tidak mempunyai dimensi
 Variasi nilai antara nol dan satu

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 48


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Rumus Prevalens = prevalens titik (Point
Prevalence) = proporsi prevalens

Jumlah kasus yang ada pada satu titik dalam waktu T


Prevalens titik 
Total jumlah orang pada waktu T

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 49


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
1 2 3 4 5 6 7 Jumlah waktu dalam jangka
Gambar 1 observasi dan dalam keadaan sehat
(tahun)

A 7

B 7

C * 2

D 7

E 3

F 2

G 5

Keterangan

Periode sehat

Periode sakit

Hilang dalam pengamatan selanjutnya

* Meninggal

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 50


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Dari Gambar 1. Hitung prevalens pada tahun ke 2, 3, 4, 5, 6, 7
.
 Rumus Prevalens = prevalens titik (Point Prevalence) =
proporsi prevalens

Jumlah kasus yang ada pada satu titik waktu T


Prevalens titik 
Total jumlah orang pada waktu T

Jawaban: Jawaban:
PT pada T = 2 0/7 PT pada T = 5 2/6
PT pada T = 3 2/7 PT pada T = 6 2/5
PT pada T = 4 2/6 PT pada T = 7 2/5

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 51


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Prevalens periode
 probabilitas seorang individu berada dalam keadaan
sakit kapan saja selama suatu periode waktu.

Jumlah kasus yang ada selama suatu periode waktu


Prevalens Periode 
Jumlah orang selama periode

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 52


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
1 2 3 4 5 6 7 Jumlah waktu dalam jangka
Gambar 1 observasi dan dalam keadaan sehat
(tahun)

A 7

B 7

C * 2

D 7

E 3

F 2

G 5

Keterangan

Periode sehat

Periode sakit

Hilang dalam pengamatan selanjutnya

* Meninggal

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 53


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Dari Gamabar 1. : Hitunglah Prevalens Periode (PP) dari
tahun ke 1 hingga tahun ke 4.

Jumlah kasus yang ada selama p eriode waktu tahun ke 1  4


PP 
Jumlah orang selama periode tahun ke 1 - 4

Karena jumlah orang (populasi) dalam pengamatan


berubah-ubah, maka kita dapat menggunakan jumlah
rata-rata dari populasi, atau yang umum digunakan
adalah jumlah populasi pada tengah tahun pengamatan
(midpoint year)

2
P P   0,29
7
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 54
dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Dari gambar 1.
 A, B,C,D, E, F, G.  individu yang diamati
(ada 7 orang)
 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.  tahun yang diamati (ada
7 tahun pengamatan)
 Jumlah kasus baru selama 7 tahun
pengamatan ada 3 kasus
 Rata-rata lama sakit = (3+5+2)/3 tahun = 3,3
tahun

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 55


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Dari gambar 1
 Orang – waktu (Person – Time)
 Jumlah waktu seseorang yang memberikan
kontribusi masa sehat sejak awal pengamatan.
 Untuk A  masa sehat 7 tahun
 Untuk B  masa sehat 7 tahun
 Untuk C  masa sehat 2 tahun
 Untuk D  masa sehat 7 tahun
 Untuk E  masa sehat 3 tahun
 Untuk F  masa sehat 2 tahun
 Untuk G  masa sehat 5 tahun
 Total orang – tahun = (7+7+2+7+3+2+5) orang-
tahun = 33 orang tahun

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 56


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Hubungan antara insidens dan prevalens
 Jika dalam kondisi yang tetap, maka hubungan
insidens dan prevalens adalah
 P=IxD
 Prevalens (P) [Prevalens periode] = Insidens (I)
[Densitas Insindens] x rata-rata lama sakit (D)
 Dari gambar 1. (untuk pengamatan selama 7 tahun)
 I = 3 kasus/33 orang-tahun. D = 3,3 tahun
 P = 3 kasus/33 orang tahun x 3,3 tahun
 P = 3 kasus/10 orang
 P = 30 kasus/100 orang

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 57


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Perbandingan Insidens dan Prevalens
Insidens Prevalens
 Hanya menghitung kasus baru Menghitung kasus yang ada

(kasus baru dan lama)
 Tingkat tidak bergantung durasi  Bergantung pada rata-rata
rata-rata penyakit lama (durasi) sakit
 Dapat diukur sebagai rate atau  Selalu diukur sebagai proporsi

proporsi
 Merefleksikan kemungkinan  Merefleksikan kemungkinan
menjadi penyakit sepanjang terjadi penyakit pada satu waktu
waktu tertentu
 Lebih disukai bila melakukan  Lebih disukai bila studi utilisasi
studi etiologi penyakit pelayanan kesehatan

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 58


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
Insidens Prevalens
Insidens Incidence Titik Periode
Kumulatif Rate
Sinonim Proporsi Incidence
Insidens Density
Nunerator Kasus baru Kasus baru Kasus yang Kasus yang
ada ada/baru
Denominator Populasi Orang - Populasi Inisial Populasi
inisial Waktu pertengahan

Unit Tidak ada Kasus per Tidak ada Tidak ada


orang waktu
Tipe Proporsi Rate Proporsi Proporsi

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 59


dalam epidemiologi
Dinamik prevalens
Insidens (aliran masuk)

Prevalens
(Permukaan air)
Kasus Baru

Kasus Lama

Sembuh
atau meninggal

Bekas-bekas kasus
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 60
dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Ukuran mortalitas
 Ratio kematian terhadap kasus (Death-to-case Ratio)

DTCR 
  kematian dari penyakit tertentu selama periode tertentu 
  kasus baru dari penyakit yang didentifik asi selama periode yang sama 

Contoh:
Pada tahun 2004, ada 200 kasus baru tuberkulosis paru-paru
yang dilaporkan di suatu wilayah. Pada tahun yang sama ada 15
kematian yang terjadi pada penderita tuberkulosis paru-paru,
maka DTCR = 15/200  75 kematian per 1000 kasus baru

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 61


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Ukuran mortalitas
 Infant Mortality Rate (IMR)
Contoh: IMR = 7,2 bayi
  bayi yang meninggal  yang meninggal per
IMR 
  bayi yang lahir hidup  1000 kelahiran hidup

 Neonatal mortality rate (NMR)


NMR 
  kematian bayi umur dalam 28 hari pertama kehidupan 
  bayi yang lahir hidup 

Contoh: NMR = 5,4 kematian neonatal per 1000


kelahiran hidup

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 62


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Ukuran mortalitas
 Postneonatal Mortality Rate (PNMR)

PNMR 
  bayi yang meninggal umur 28 sampai 11 bulan 
  bayi yang lahir hidup 
Contoh: PMNR = 2,8 kematian postneonatal per 1000 kelahiran hidup

 Maternal
 Mortality
 kematian Rate
ibu oleh sebab yang (MMR)
berkaitan dengan kehamilan, kelahiran dan nifas 
MMR 
  bayi yang lahir hidup 

Contoh: MMR = 6,1 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 63


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Ukuran mortalitas
 Case Fatality Rate (CFR)
  meninggal diantara kasus insidens 
CFR 
  Jumlah kasus insidens 
 Propotionate Mortality (PM)
  kematian karena sebab tertentu 
PM 
  kematian semua sebab 

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 64


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
 Ukuran mortalitas
 Propotionate Mortality Ratio (PMR)
 Membandingkan Propotionate Mortality pada
satu kelompok umur dengan kelompok umur
yang lain pada satu populasi

PM grup1
PMR 
PM grup2
Contoh: PM pada semua kasus = 7,1%; PM pada umur 25 –
44 = 2,5%; PM pada umur 45 – 64 = 4,3%. PMR antara
umur 45 – 64 dan 25 – 44 adalah (4,3/2,5) = 1,72

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 65


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran asosiasi
 Merefleksikan kekuatan atau besar
asosiasi antara suatu eksposur/faktor
risiko dan kejadian suatu penyakit
 Melibatkan suatu perbandingan frekuensi
penyakit antara dua atau lebih kelompok
dengan berbagai derajat eksposur
 Beberapa ukuran asosiasi digunakan untuk
mengestimasi efek

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 66


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran asosiasi
 Ukuran rasio (perbandingan relatif)
 rasio dua frekuensi penyakit membandingkan
kelompok terpajan dengan kelompok tidak
terpajan
 Ukuran perbedaan efek (perbadingan
absolut)
 perbedaan antara ukuran frekuensi penyakit
suatu kelompok terpajan dan kelompok yang
tidak terpajan

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 67


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran asosiasi
 Koefisien model
 koefisien variabel diturunkan dari model
matematis yang menujukkan besarnya
hubungan antara variabel eksposur dan
penyakit
 Koefisien korelasi
 ukuran lain asosiasi yang juga diturunkan dari
model matematis, namun tidak merefleksikan
parameter kausal

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 68


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran asosiasi
 Ukuran rasio
 Rasio risiko atau risiko relatif (RR)

Risiko pada kelompok terpajan


RR 
Risiko pada kelompok tidak terpajan

 Rasio Insidens Kumulatif (RIK)

Insidens kumulatif pada kelompok terpajan


RIK 
Insidens kumulatif pada kelompok tidak terpajan

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 69


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran asosiasi
 Ukuran rasio
 Rasio rate atau rasio densitas insidens (RDI)

Densitas insidens pada kelompok terpajan


RDI 
Densitas insidens pada kelompok tidak terpajan
 Rasio Prevalens (RP)

Prevalens pada kelompok terpajan


RP 
Prevalens pada kelompok tidak terpajan

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 70


dalam epidemiologi
Contoh 5.
Tabel 1. Kaitan antara merokok dan angka insidens stroke dalam
suatu kohort.
Kategori merokok Jumlah kasus Orang-tahun Tingkat insidens
stroke observasi (lebih stroke (per
dari 8 tahun) 100.000 orang
tahun)
Tidak pernah 70 395.594 17,7
merokok
Mantan perokok 65 232.712 27,9
Perokok 139 280.141 49,6

Total 274 908.447 30,2

Sumber: diterjemahkan dari:Beaglehole et al. Basic Epidemiology. WHO. 1993. 18.


11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 71
dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran asosiasi
 Dari Tabel 1.
 Hitunglah:
 Rasio rate atau rasio densitas insidens (RDI)

Densitas insidens pada kelompok terpajan


RDI 
Densitas insidens pada kelompok tidak terpajan

49,6
RDI   2,8
17,7

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 72


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran asosiasi
 Ukuran rasio
 Rasio odds (Odds ratio = OR)
 Nama lain: Odds relative; rasio kros-produk
 rasio dua odds yang digunakan dalam studi kasus-
kontrol untuk mengestimasi rasio rate atau rasio
risiko

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 73


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran asosiasi
 Ukuran rasio
 Rasio odds (Odds ratio = OR)
 odds untuk satu kelompok dibagi dengan odds
untuk kelompok yang lain
 Mempunyai interpretasi yang sama seperti risiko
relatif

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 74


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran asosiasi
 Odds suatu kejadian
 rasio probabilitas bahwa kejadian terjadi
terhadap probabilitas kejadian tidak terjadi

P
Odds suatu peristiwa 
1 P

P = Probabilitas suatu kejadian terjadi


1–P = Probabilitas suatu kejadian tidak terjadi

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 75


dalam epidemiologi
Tabel 1. Tabulasi silang pemajan dan status sakit,
insidens sakit dan Probabilitas odds sakit.
Status sakit

Pemajan Sakit Tidak Total Insiden sakit Probabilitas odds sakit


sakit (Risk)
+ a b a+b a/(a+b) a
ab  a
 a  b
1  
 ab

- c d c+d c/(c+d) c
cd c

 c  d
1  
cd 

Total a+c b+d a+b+c+d

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 76


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran asosiasi
a
a  c a
ORpemajan / kasus  
 a  c
1  
 a  c 
kasus kontrol

+ a b a
Pemajan
axd
- c d ORpemajan  c   ORsakit
b bxc
d
b
b  d b
ORpemajan / kontrol  
 b  d
1  
 b  d 

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 77


dalam epidemiologi
Odds Ratio (OR) = Relative Odds = Cross
Product Ratio
Odds pemajan untuk kasus
Odds Ratio 
Odds pemajan untuk kontrol

Faktor Kasus Kontrol Total

Perokok 650 (a) 950 (b) 1600

Bukan 50 (c) 350 (d) 400


perokok
Total 700 1300 2000

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 78


dalam epidemiologi
Odds Ratio (OR) = Relative Odds
Odds pemajan untuk kasus
Odds Ratio 
Odds pemajan untuk kontrol
a
c axd
Odds Ratio  
b bxc
d

a x d 650 x 350
Odds Ratio    4,8
bxc 950 x 50
Perokok mempunyai risiko menjadi kasus 4,8 kali dari yang bukan
perokok.
Interpretasinya: odds perokok menjadi kasus 4,8 kali lebih besar
dari odds bukan perokok
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 79
dalam epidemiologi
Prevalence Odds Ratio (POR) = Cross Product Ratio
 bila data didasarkan pada kasus-kasus prevalens
650 x 350
Prevalence Odds Ratio   4,8
950 x 50
650 / 1600 0,40625
Prevalence ( proportion ) Ratio    3,25
50 / 400 0,125

Faktor Kasus Kontrol Total


Perokok 650 (a) 950 (b) 1600
Bukan 50 (c) 350 (d) 400
perokok
Total 700 1300 2000

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 80


dalam epidemiologi
Incidence Odds Ratio (POR) = Cross Product Ratio 
bila data didasarkan pada kasus-kasus insidens
20 x 990
Incidence Odds Ratio   2,02
10 x 980

20 / 1000 0,02
Incidence proportion (risk ) Ratio    2,00
10 / 1000 0,01

Faktor Sakit Tidak sakit Total


Perokok 20 (a) 980 (b) 1000
Bukan 10 (c) 990 (d) 1000
perokok
Total 30 1970 2000

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 81


dalam epidemiologi
 Pada penyakit yang jarang terjadi,nilai
Odds Ratio hampir sama dengan nilai
Relative Risk (Risk Ratio). Nilai Prevalence
Odds Ratio hampir sama dengan nilai
Prevalence Proportion Ratio.
 Pada penyakit yang umum terjadi, nilai
Odds Ratio lebih ekstrim dari pada Risk
Ratio.

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 82


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran dampak
 Ukuran perbedaan dampak/efek
 Perbedaan risiko = Risk Difference (RD) =
Attributable Risk (AR) = Excess Risk (ER) =
Absolute Risk (AR)
 [Risiko pada kelompok terpajan] – [Risiko pada
kelompok tidak terpajan]
 Berguna untuk mengukur besarnya masalah
kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh suatu
pemajan
 bermanfaat untuk penilaian prioritas untuk aksi
kesehatan masyarakat (Public Health Action)

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 83


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran dampak/efek
 Ukuran perbedaan efek
 Attributable Risk (AR) Percent = AR%

Insidens  terpajan  Insidens  tidak terpajan 


AR%  x 100%
Insidens  terpajan 

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 84


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran dampak
 Ukuran perbedaan dampak/efek
 Perbedaan insidens kumulatif = Cumulative
Incidence Difference= CID
 [IK pada kelompok terpajan] - [IK pada kelompok
tidak terpajan]

IK = Insidens Kumulatif

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 85


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran dampak
 Ukuran perbedaan efek
 Perbedaan rate/ perbedaan densitas insidens
(IDD = Insidence Density Difference)
 IDD = [Densitas insidens dalam kelompok terpajan]
- [Densitas insidens pada kelompok tidak terpajan]
 Perbedaan prevalens (PD = Prevalence
Differrence)
 PD = [Prevalens dalam kelompok terpajan] -
[Prevalens dalam kelompok tidak terpajan]

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 86


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran dampak
 Ukuran dampak
 Fraksi atributabel = fraksi etiologik = Etiologic Fraction
(EF) = attributable fraction = AF
 Dinyatakan sebagai pembagian risk difference dengan rate
kejadian pada populasi yang terpajan.
 Proporsi penyakit yang akan dieliminasi jika tidak ada
pemajan pada populasi yang tertentu

Insidens  populasi  Insidens  tidak terpajan


AF 
Insidens  populasi

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 87


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran dampak
 Ukuran dampak
 Fraksi atributabel dalam kelompok terpajan (AFE
= attributable Fraction in exposed)
 proporsi rate (tingkat) insidens penyakit di antara terpajan
yang akan direduksi jika eksposur dieliminasi

Insidens  terpajan  Insidens  tidak terpajan


AFE 
Insidens  populasi

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 88


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran dampak
 Fraksi yang dicegah dalam populasi =
Fraction Prevented in population = PF
 proporsi jumlah beban penyakit dalam populasi yang
telah dicegah oleh faktor eksposur

Insidens  tidak terpajan  Insidens  populasi


PF 
Insidens  tidak terpajan

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 89


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran dampak
 Fraksi yang dicegah dalam kelompok terpajan
(PFE = Prevented Fraction in the Exposed)

Insidens  tidak terpajan  Insidens  terpajan


PFE 
Insidens  tidak terpajan

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 90


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran dampak
 Population Attributable Risk (PAR)
 = Attributable Fraction (population) atau Etiologic
Fraction (population) = Population Attributable
Risk Proportion = Population Attributable Risk
Fraction
 Proporsi (atau fraksi) rate penyakit pada seluruh
populasi yang mewakili rate penyakit dalam kelompok
terpajan

 Rumus PAR

PAR  Insidens  populasi  Insidens  tidak terpajan 

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 91


dalam epidemiologi
Ukuran-ukuran dampak
 Population Attributable Risk Percent
(PARP) attributable fraction (population)
atau etiologic fraction (population)
 Berarti proporsi kasus baru yang dapat dicegah jika
pada semua orang yang tidak terpajan
 Rumus PAR%

Insidens  populasi  Insidens  tidak terpajan 


PAR%  x 100%
Insidens  populasi

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 92


dalam epidemiologi
Contoh 1
 Pada suatu wabah terdapat 40 orang laki-
laki menderita penyakit hepatitis, dan 20
orang perempuan menderita hepatitis.
Berapa proporsi perempuan yang
menderita hepatitis? Berapa rasio
penderita laki-laki : penderita
perempuan?

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 93


dalam epidemiologi
Jawaban contoh 1.
 Proporsi penderita perempuan


 20 x 100%  33,3%
 20  40
 Rasio penderita laki-laki : perempuan = 40:20
= 2:1

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 94


dalam epidemiologi
Contoh 2.
 Ada 1200 kasus baru terjadi dalam
periode 3 tahun pada suatu kota yang
berpenduduk 4 juta orang. Berapa tingkat
insidensnya (Incidence Rate =IR) penyakit
tersebut ?

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 95


dalam epidemiologi
Jawaban contoh 2.
  kasus baru 
IR 
  Orang  waktu 
1200
IR  6
 10 kasus / 100.000 orang  tahun
4 x 10 x 3

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 96


dalam epidemiologi
Contoh 3.
 Dalam suatu wilayah diestimasikan bahwa
penduduk pada pertengahan tahun
200.000 orang, kemudian dilaporkan ada
40 kasus malaria selama tahun 1996.
Berapakah tingkat insidensnya?

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 97


dalam epidemiologi
Jawaban contoh 3.
40
IR  5
 0,0002 kasus / orang  tahun
2 x 10

Tingkat insidens ini dapat juga dinyatakan dengan:


0,002 kasus/100 orang-tahun
0,2 kasus/1000 orang-tahun
2 kasus /10.000 orang-tahun

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 98


dalam epidemiologi
Contoh 4.
 Pada tanggal 1 Juni 2004 ada 120 orang
menderita (kasus) TBC paru-paru di suatu
wilayah yang diperkirakan ada 200.000
penduduk. Berapakah prevalens (point of
prevalence) dari penyakit TBC paru-paru?

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 99


dalam epidemiologi
Jawaban contoh 4.
120
P 5
 0,0006 kasus / orang
2 x 10
= 0,06 kasus per 100 orang penduduk pada 1 Juni 1996
= 0,6 kasus per 1000 orang penduduk
= 6 kasus per 10.000 orang penduduk

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 100


dalam epidemiologi
Contoh 5.
Tabel 1. Kaitan antara merokok dan angka insidens stroke dalam
suatu kohort.
Kategori merokok Jumlah kasus Orang-tahun Tingkat insidens
stroke observasi (lebih stroke (per
dari 8 tahun) 100.000 orang
tahun)
Tidak pernah 70 395.594 17,7
merokok
Mantan perokok 65 232.712 27,9
Perokok 139 280.141 49,6

Total 274 908.447 30,2

Sumber: diterjemahkan dari:Beaglehole et al. Basic Epidemiology. WHO. 1993. 18.


11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 101
dalam epidemiologi
Contoh 5. Pertanyaan untuk tabel 1.
1. Berapa Risk difference (perbedaan risiko)
= attributable risk = excess risk/absolute
risk antara kelompok yang terpajan
(perokok) dengan yang tidak terpajan
(tidak pernah merokok)?.
2. Berapa nilai Attributable Fraction =
Etiological Fraction ?
3. Berapa nilai Population Attributable Risk
(PAR) dan PAR%?

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 102


dalam epidemiologi
Jawaban contoh 5.1
Risk difference (perbedaan risiko)
= Attributable Risk = AR
= excess risk/absolute risk antara kelompok yang terpajan
(perokok) dengan yang tidak terpajan (tidak pernah merokok)

AR  Insidens (rate)  terpajan  Insidens (rate)  tidak terpajan 

AR = [(49,6 – 17,7) per 100.00 orang-tahun]


= 31,9 per 100.00 orang-tahun.

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 103


dalam epidemiologi
Jawaban contoh 5.2
Attributable Fraction = Etiological Fraction = AR%
Insidens (rate)  terpajan  Insidens (rate)  tidak terpajan 
AR%  x 100%
Insidens (rate)  terpajan

49,6  17,7
AR%  x 100%  64%
49,6

Artinya: Diharapkan akan terjadi pengurangan risiko sebesar 64%


untuk terkena stroke di antara perempuan yang merokok, jika
mereka berhenti merokok, dengan asumsi bahwa merokok adalah
penyebab dan dapat dicegah.

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 104


dalam epidemiologi
Jawaban contoh 5.3
Population Attributable Risk (PAR)

PAR  Insidens (rate)  populasi  Insidens (rate)  tidak terpajan


PAR  (30,2  17,7) per 100.000 orang  tahun
PAR  12,5 per 100.000 orang  tahun

PAR  (30,2  17,7) per 100.000 orang  tahun

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 105


dalam epidemiologi
Jawaban contoh 5.3
Population attributable risk (PAR) Percent = PAR%
= Etiologic Fraction in population

Insidens (rate)  populasi  Insidens (rate)  tidak terpajan


PAR%  x 100%
Insidens (rate)  populasi

(30,2  17,7)
PAR%  x 100%
30,2

PAR%  41,4%
Berarti bahwa 41,4% kasus baru dapat dicegah jika semua individu
tidak terpajan

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 106


dalam epidemiologi
Ringkasan
 Risk Difference (RD)
 = Attributable Risk (AR)
 = Excess Risk (ER)
 = Absolute Risk (AR)
 Attributable Risk (AR) Percent = AR%
 = Attributable Fraction in exposed = AFE
 = Etiologic Fraction in exposed = EFE

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 107


dalam epidemiologi
Ringkasan
 Risk Difference (RD) in Population
 = Population Attributable Risk (PAR)
 = Excess Risk (ER) in population
 Population Attributable Risk Percent
(PARP) = PAR%
 = Attributable Fraction in population = AFP
 = Etiologic Fraction in population= EFP

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 108


dalam epidemiologi
Contoh 6.
Tabel 2. Kaitan antara kadar kolesterol dan angka insidens penyakit
jantung koroner dalam suatu kohort (Data hipotetis)
Kategori kadar Jumlah kasus Orang-tahun Tingkat insidens
kolesterol stroke observasi stroke (per
100.000 orang
tahun)
rendah 60 300.000 20,0
Tinggi 180 360.000 50,0

Total 240 660.000 36,4

Sumber: diterjemahkan dari:Beaglehole et al. Basic Epidemiology. WHO. 1993. 18.


11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 109
dalam epidemiologi
Pertanyaan contoh 6.
 Hitunglah nilai
 1. RR
 2. RD
 3. AR%
 4. PAR
 5. PAR%
 6. PFE

 7. PFP

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 110


dalam epidemiologi
Jawaban contoh 6.1
I E 50
RR    2,5
I E 20
I E  Insidens terpajan (Exposed )

I E  Insidens tidak terpajan ( Non Exposed )

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 111


dalam epidemiologi
Jawaban pertanyaan contoh 6.2 –
6.3
RD  I E  I E  (50  20) kasus / 100.000 orang  tahun

RD  30 kasus / 100.000 orang  tahun (2)

IE  IE
AR%  x 100%
IE
50  20
AR%  x 100%
50
AR%  60% (3)

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 112


dalam epidemiologi
Jawaban pertanyaan contoh 6.4 –
6.5
PAR  I P  I E  (36,4  20) kasus / 100.000 orang  tahun

PAR  16,4 kasus / 100.000 orang  tahun (4)

IP  IE
PAR %  x 100%
IP

36,4  20
PAR %  x 100%
36,4

PAR %  45,1% (5)

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 113


dalam epidemiologi
Jawaban pertanyaan contoh 6.6
IE  IE
PFE 
IE
(6)
IE  IE 20  50
PFE  
IE 20

PFE  1,5

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 114


dalam epidemiologi
Jawaban pertanyaan contoh 6.7
IE  IP
PFP 
IE
(7)
IE  IP 20  36,4
PFP  
IE 20

PFP  0,82

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 115


dalam epidemiologi
Rumus lain untuk PFP (Prevented Fraction in the
Population)

pc (1  RR)
PFP 
pc (1  RR)  RR

Pc = fraksi kasus terpajan untuk faktor pencegah

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 116


dalam epidemiologi
Kerterkaitan antar rumus antara
ukuran-ukuran
IE  IE RD
AFE  
IE IE

IE  IE IE IE 1 RR  1
AFE     1 
IE IE IE RR RR

AFE = Attributable Fraction in Exposed


RD = Risk Difference = Excess Risk = Absolute Risk
RR = Risk Ratio = Relative Risk = Risiko Relatif

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 117


dalam epidemiologi
Kerterkaitan antar rumus antara
ukuran-ukuran
IE  IE IE IE
PFE     1  RR
IE IE IE

IP  IE ERP I P I E IE
AFP      1
IP IP IP IP IP

PFE = Prevented Fraction in Exposed.


AFP = Attributable Fraction in Population
ERP = Excess Risk in Population

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 118


dalam epidemiologi
Cara lain menghitung PARP (Population
Attributable Risk Percent)
 Cara 1.
 Hitung Attributable Risk  IE  IE
(AR)

  AR  x P
 Lalu kalikan AR dengan
Prevalens faktor risiko

 Kemudian dibagi ( AR) x P


dengan tingkat (rate)  x 100%
Insidens di populasi, I Pop
setelah itu kalikan
100%

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 119


dalam epidemiologi
Cara lain menghitung PARP (Population
Attributable Risk Percent)
 Cara 2.
 Kalikan AR dengan P x  RR  1
Prevalens faktor risiko
dengan (RR-1)

P ( RR  1)
 Kemudian [P x (RR-1)]  PARP
dibagi [P x (RR-1)]+1} P  RR  1  1
Cara 2 ini menggunakan RR, sangat berguna karena
dengan metode ini kita dapat menghitung estimasi risiko
relatif dari dua studi (kasus kontrol dan kohort). Metode
ini disebut Odds Ratio untuk studi kasus kontrol)
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 120
dalam epidemiologi
Cara lain menghitung PARP (Population
Attributable Risk Percent)
 Cara 3.
 Hitung Population  I Pop  I E
Attributable Risk (PAR)

 Kemudian dibagi I Pop  I E


dengan tingkat (rate)  x 100%
Insidens di populasi, I Pop
setelah itu kalikan
100%

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 121


dalam epidemiologi
Ringkasan ukuran
Tipe
Kuantitas
Matematis

Tanpa Dengan
denominator denominator

Enumerasi
Hitung, Rasio Proporsi Rate
angka mutlak
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 122
dalam epidemiologi
Ringkasan ukuran
Tipe
Kuantitas
Matematis

Enumerasi Rasio Proporsi Rate

•RR •% •Crude
•OR •AR% •Spesific
•IDR •PAR% •Adjusted

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 123


dalam epidemiologi
Ringkasan ukuran

Ukuran
dalam
epidemiologi

Ukuran
Ukuran Ukuran efek
Frekuensi
asosiasi /dampak
Penyakit
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 124
dalam epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit
Ukuran
frekuensi
Penyakit

Insidens Prevalens Mortalitas

Insidens Incidence Prevalens Prevalens


Kumulatif Density titik periode

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 125


dalam epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit

Ukuran
Rasio

Insidence
Risk Odds Prevalence
Density
Ratio Rasio Ratio
Ratio

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 126


dalam epidemiologi
Ukuran frekuensi penyakit
RD = Risk Difference
Ukuran AR = Attributable Risk
Efek
ER = Excess Risk
/dampak
PAR = Population Attributable Risk
PF = Prevented Fraction

Perbedaan Fraksi
efek Efek

RD
AR
AR% PAR% PF
ER
PAR
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 127
dalam epidemiologi
Bahan Rujukan
 1. Page RM, Cole GE, Timmreck TC. Basic Epidemiological
Methods and Biostatistics. A Practical Guidebook. John and
Barlett Publisher. Boston, London.1995.
 2. CDC. Principles of Epidemiology 2nd . An Introduction to
Applied Epidemiology and Biostatistics. 1992
 3. Szklo M, Nieto FH. Epidemiology Beyond the Basics. AN
Aspen Publication.Gaithersburg. Maryland. 2000
 4. Lilienfeld DE, Stolley PD. Foundations of Epidemiology.
3rd . New York, NY: Oxford University Oress; 1994
 5. Gordis L. Epidemiology. Philadelphia. WB Saunders
1996.
 6. Rothman KJ, Greenland S. Modern Epidemiology. 2nd .
Philadelphia. Lippincott-Raven Publishers; 1998.

11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 128


dalam epidemiologi
11/19/2021 Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan 129
dalam epidemiologi

Anda mungkin juga menyukai