Anda di halaman 1dari 59

BALANCE CAIRAN DAN

PEMASANGAN INFUS

By Theodehild M. TH. DEE


Jenis Elektrolit

1. Kation (Natrium, Kalium, Kalsium &


magnesium)
2. Anion (Fosfat, Klorida, bikarbonat, sulfat)
NATRIUM…..
 Kation utama CES (135-145 mEq/L)
 Natrium  mempertahankan tekanan osmotik
cairan tubuh /keseimbangan air ,
menstransmisi impuls syaraf & kontraksi otot
 Natrium diatur dari asupan garam, aldosteron
& pengeluaran urine.
 Sumber utama natrium yaitu garam dapur,
daging
 1 gram garam (NaCl) = 17 mEq
 Larutan pengganti bisa NaCl 3 % (513 mmol/L)
KALIUM…..
 Terkonsentrasi di dalam CIS (3,5-5 mEq/L)
 Secara langsung mempengaruhi esksitabilitas saraf
dan otot serta berperan dalam penghantaran impuls
listrik dan menjaga tekanan osmotik intraseluler.
 Kalium terutama diatur oleh ginjal dimana kondisi
yang menurunkan haluran urine akan menurunkan
ekskresi kalium sehingga harus hati-hati pada
klien yg disfungsi ginjal dan kalium memiliki
pengaruh kuat terhadap jantung shg perlu juga hati
hati dalam pemberiannya.
Jenis
1. PENGUKURAN BALANCE CAIRAN
2. MENGETAHUI KEHILANGAN
CAIRAN
3. PENGHITUNGAN TETESAN INFUSE
4. TERAPI CAIRAN
1. PENGUKURAN BALANCE CAIRAN

Pengertian

Pengukuran intake dan output


merupakan suatu tindakan yang
dilakukan untuk mengukur jumlah
cairan yang masuk ke dalam
tubuh (intake) dan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh (output)
Tujuan
 Menentukan status keseimbangan cairan
tubuh klien
 Menentukan tingkat dehidrasi klien
 Menentukan kebutuhan cairan
PERSIAPAN.

 Formulir observasi balance cairan


 Alat pengukur volume cairan
 Alat tulis dan kertas catatan
PELAKSANAAN.
1. Menjelaskan kepada pasien / keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Mencatat jumlah cairan yang masuk dalam jangka waktu tertentu
sesuai kebutuhan misalnya tiap 1 jam, 3 jam dan seterusnya
 Parenteral: infuse/injeksi
 Oral
3. Mencatat jumlah cairan yang keluar dalam jangka waktu tertentu
sesuai kebutuhan misalnya tiap 1 jam, 3 jam seterusnya
 Muntah
 NGT (naso gastrik tube)
 BAK, BAB
 WSD (waterseal drainage) / drain
4. Menghitung balance cairan dan mencatat pada lembar observasi (status
perawatan)
5. Melaporkan bila terjadi kekurangan dan kelebihan cairan yang
bermakna kepada team perawat
Kesimpulan:
 Keseimbangan negatif: cairan keluar lebih banyak
daripada cairan keluar
 Misalnya:
 Cairan Masuk = 2350 CC
 Cairan Keluar = 2500 CC
 Balance Cairan = - 150 CC
 Keseimbangan positif: cairan yang masuk lebih banyak
dari cairan yang leluar
 Misalnya:
 Cairan Masuk = 2400 cc
 Cairan Keluar = 2000 cc
 Balance Cairan = + 400 cc
3. PENGHITUNGAN TETESAN INFUSE
 Persiapan.
 Jam yang ada detiknya
 Pelaksanaan.
 Menjelaskan pada pasien tujuan mengatur tetesan infus
 Melihat posisi lokasi pemasangan infus dan memperhatikan
apakah tetesan lancar / tidak
Menghitung tetesan infus dengan rumus :

Mikrodip
Contoh:
1. Klien usia 40 th mendapat infus 2 RL /24 jam (faktor
tetesan 20)
1 Flash infus = 500 ml
Berapa ……tetes/mnt yang harus diberikan pada klien

2. Klien usia 20 th dengan kasus diare mendapat infus


guyur 500 cc RL /1 jam.
Berapa ……tetes/mnt yang harus diberikan pada klien
Lanjutan……
3. Klien usia 25 th post operasi apendik mendapat infus ` 1 RL +
1 Ringer Dex + 2 Dex 5%/24 jam (faktor tetesan 15)
Berapa ……tetes/mnt yang harus diberikan pada klien
4. Klien usia 1 tahun mendapat infus Dex 5 % 0,025 salin 500
ml/hari (faktor tetesan 60) berapa tts/mnt yang diberikan pada
klien?
5. Klien usia 45 tahun mendapat infus 1Dex 5 % + 1 NaCl 0,9
% dan 28 tts/mnt (faktor tetesan 20) berapa jam tiap fles infus
harus habis ?
6. Tn K usia 45 th dengan diagnosa PPOK dan mendapat
infus Dextrose 5 %
(20 tts/mnt) berapa banyak cairan yang dibutuhkan dalam
sehari?
(faktor tetesan 15)
TERAPI CAIRAN

Terapi cairan nutrisi

resusitasi rumatan

kristaloid koloid
elektrolit
Resusitasi
 Menggantikan kehilangan akut cairan tubuh (seringkali
kehilangan cairan secara acut bisa timbul syok)
 Terapi cairan resusitasi ditujukan utk ekspansi cairan
intravaskuler & memperbaiki perfusi jaringan
 Jenis:
Kristaloid

 Koloid

Kristaloid
 Adalah: larutan air dengan elektrolit dan atau dextrosa, tidak
mengandung molekul besar.
 Contoh:
 ASERING, Ringer Laktat, Normal Salin
KRISTALOID
 Cairan ini mempunyai komposisi mirip cairan
ekstraseluler (CES = CEF).
 Keuntungan dari cairan ini antara lain harga murah,
tersedia dengan mudah di didapat , tidak menimbulkan
alergi atau syok anafilaktik.
 Cairan kristaloid bila diberikan dalam jumlah cukup (3-4
kali cairan koloid) ternyata sama efektifnya seperti
pemberian cairan koloid untuk mengatasi defisit volume
intravaskuler.
Lanjutan…..
 Heugman et al (1972) mengemukakan bahwa walaupun
dalam jumlah sedikit larutan kristaloid akan masuk ruang
interstitiel sehingga timbul edema perifer dan paru serta
berakibat terganggunya oksigenasi jaringan.
 pemberian sejumlah cairan kristaloid dapat
mengakibatkan timbulnya edema paru berat. Selain itu,
pemberian cairan kristaloid berlebihan juga dapat
menyebabkan edema otak dan meningkatnya tekanan intra
kranial.
Lanjutan…..
 Karena perbedaan sifat antara koloid dan kristaloid dimana
kristaloid akan lebih banyak menyebar ke ruang interstitiel
dibandingkan dengan koloid maka kristaloid sebaiknya
dipilih untuk resusitasi defisit cairan di ruang interstitiel.
 Larutan Ringer Laktat dan NaCl 0,9%, merupakan cairan
kristaloid yang paling banyak digunakan untuk resusitasi
cairan walau agak hipotonis dengan susunan yang hampir
menyerupai cairan intravaskuler.
 Hati- hati dg NaCl 0,9% bila diberikan berlebih dapat
mengakibatkan asidosis hiperkloremik dan menurunnya
kadar bikarbonat plasma akibat peningkatan klorida
Koloid
 Disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa
disebut “plasma substitute” atau “plasma expander”.
 Di dalam cairan koloid terdapat zat/bahan yang
mempunyai berat molekul tinggi dengan aktivitas osmotik
yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan agak
lama (waktu paruh 3-6 jam) dalam ruang intravaskuler.
 Oleh karena itu koloid sering digunakan untuk resusitasi
cairan (pengganti cairan kondisi acut) secara cepat
terutama syok hipovolemik/hermorhagik , perdarahan
diare atau pada penderita dengan hipoalbuminemia berat
dan kehilangan protein yang banyak (misal luka bakar).
Berdasarkan pembuatannya, terdapat 2 jenis larutan koloid:
a. Koloid alami yaitu fraksi protein plasma 5% dan albumin
manusia ( 5 dan 2,5%).
 Dibuat dengan cara memanaskan plasma atau plasenta
60°C selama 10 jam untuk membunuh virus hepatitis dan
virus lainnya.
 Kerugian dari plasma expander yaitu mahal dan dapat
menimbulkan reaksi
Nutrisi Parenteral
Merupakan metode pemenuhan gizi melalui pembuluh darah vena
1. Indikasi
 Fgs sal. Cerna terganggu (tdk mampu menyerap/mencerna
makanan)
 Suplement terhadap nutrisi enteral

2. Kontraindikasi
 Pada krisis hemodinamik spt syok/dehidrasi yg belum terkoreksi

3. Komplikasi
 Teknik pemasangan kateter (emboli udara, pneumothorak)
 Infeksi demam, plebitis
 Komplikasi metabolik berhub. Dg keseimbangan glukosa,
elektrolit
 Kelebihan/kekurangan cairan.
Flebitis (radang dinding vena)
Tanda & gl (ditekan rasa sakit, kemerahan pd tempat
tusukan, rasa panas pd tempat tusukan, kemerahan
sepanjang vena yg ditusuk, timbul pus pd tempat
penusukan)

Kondisi –kondisi bisa disebabkan oleh faktor seperti


1. Kimiawi
2. Mekanis
3. Bakterial
I. Kimiawi
Disebabkan oleh obat & cairan infus yaitu karena
1. pH obat
pH normal darah (7,35-7,45)
Jika memberi obat yg mempunyai ph asam/basa resiko
Flebitis, pencegahannya dg pemberian obat scr lambat
cth dg syringe pump/ obat diencerkan dg cara
intermiten IV drip
2. Osmolaritas yang tinggi
Osmol. Cairan tubuh normal (285 ± 5), Cairan yg bisa
ditoleriri oleh vena perifer maks 900 mOsm/L
Bila cairan > 900 mOsm/L dianjurkan melalui vena central
Bila > 900 mOsm/L dg menggunakan vena perifer bisa dg
cara menggunakan set cabang infus bersama dg cairan
yg isotonis

II. Mekanis
Pemilihan tempat/Vena/IV cath kurang tepat, fiksasi kurang
kuat
III. Bakterial
1. Cairan infus yang terkontaminasi
 Teknik memasukkan obat ke botol infus
 Teknik Penggantian botol (karet tdk perlu
didesinfeksi)
 Infus set terlepas dari sambungan
 Teknik injeksi obat
 Penggantian infus set ( max 3 hari)

2. Tempat penusukan yg terkontaminasi


 Merawat tempat penusukan
 Alat tdk steril

3. Tempat tidak bersih


Tempat masuk Kateter CVC (Vena
Central)

1. Vena Subclavia infraclavicular


2. Vena Subclavia supraclavikular
3. Vena jugularis interna

(TUGAS MAHASISWA)
RL (Ringer Laktat)
 Indikasi:
 Resusitasi
 Suplai ion bikarbonat
 Asidosis metabolik
Asering (ringer’s asetat)
(metabolisme > cepat,& efisien dr RL,
tjd di otot)
 Indikasi:
 Dehidrasi (syok
hipovolemik & asidosis)
pada kondisi:
1. Gastroenteritis akut
2. DHF
3. Luka bakar
4. Syok hemoragik
5. Dehidrasi berat
6. Trauma
NS (Normal Salin)

 Kemasan:
 100 ml & 500 ml
 Indikasi
 Resusitasi
 Kehilangan CI >> muntah
 Sindrom kehilangan natrium:
asidosis diabetikum, luka
bakar.
 Sbg pelarut obat-obatan yang
digunakan scr intermiten IV
drip
Koloid
 Adalah: suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak
antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem
koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari
sifat larutan atau suspensi.
 Contoh:
 Otsutran-40
 Otsutran-70
Rumatan
 Memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi
 Jenis:
 Elektrolit
 Nutrisi
Cairan Elektrolit
 KA-EN 3B
 KA-EN 3A
 KA-EN 1B
 KA-EN 4A
 KA-EN 4B
KA-EN 3A & KA-EN 3B
 Indikasi:
 Air & elektrolit  Asupan
oral terbatas
 Rumatan pasca operasi >
24-48 jam
 KA-EN 3A= Kalium 10
mEq/L
 KA-EN 3B = Kalium 20
mEq/L
 Untuk usia ≥ 3 thn atau BB
≥ 15 kg
KA-EN 4B
 Komposisi / 1000 ml
 Na : 30 mEq/L
 K : 8 mEq/L
 Cl : 28 mEq/L
 Laktat : 10 mEq/L
 Glukosa : 37,5 gr/L
KA-EN 1B  Sbg larutan awal bila
status elektrolit px blm
diket mis: emergensi:
1. Dehidrasi krn asupan
oral tidak memadai
2. Demam, sengatan panas
3. < 24 jam
Untuk usia ≥ 3 thn / BB ≥
15 kg
KA-EN 4A
 Indikasi:
 Dehidrasi hipertonik
 Usia < 3 thn / BB < 15 kg
Nutrisi parenteral
 AMIPAREN
 AMINOVEL-600
 PAN-AMIN G
 KA-EN MG 3
 MARTOS 10
 TRIPAREN
AMIPAREN
 Mengandung asam amino
10%
 Indikasi:
 Stress metabolik berat
 Luka bakar
 Infeksi berat
 Kwarshiorkor
 Pasca operasi
 TPN
AMINOVEL 600
 Asam amino 5%
 Indikasi:
 Luka bakar
 Trauma
 Pasca operasi
 Stres metabolik sedang
 Dosis dewasa: 20-30
tts/mnt
KA-EN MG3
 Kalium 20 mEq/L
 Natrium 50 mEq/L
 Untuk memelihara
homeostasis tubuh
 Menghindari
hipernatremia
 Mencegah katabolisme
protein
PAN-AMIN G
 Asam amino 2,72%
 Indikasi:
 Hipoproteinemia & stress
metabolik ringan
 Nutrisi dini pasca operasi
 Tifoid
MARTOS 10
 Indikasi:
 Suplai air & karbohidrat pd
diabetik
 Membutuhkan nutrisi
endogen: tumor, infeksi
berat, stress berat &
defisiensi protein
TRIPAREN

 TPN
 Triparen no.1 = 933 kkal/l
 Triparen no.2 = 1168 kkal/l
VENA PADA TANGAN
Vena-vena yang umum digunakan
untuk terapi IV adalah :

 Vena basilika
 Vena sefalika
 Metakarpal
VENA YANG HARUS DIHINDARI

 Vena yang telah digunakan sebelumya


 Vena yang telah mengalami infiltrasi atau flebitis
 Vena yang keras dan sklerotik
 Cabang vena lengan utama yang kecil dan berdinding tipis
 Extremitas yang lumpuh setelah serangan stroke
 Vena yang memar, merah dan bengkak
 Vena yang dekat dengan area yang terinfeksi
 Vena yang digunakan untuk pengambilan sampel darah
laboratorium
PERBEDAAN VENA DAN ARTERI

VENA ARTERI

• Drh merah gelap • Drh merah terang


• Aliran pelan • Aliran cepat & berdenyut
• Katub dititik p’cabangan • Tidak ada katub
• Aliran ke arah jantung • Menjauhi jantung
• Lokasi superfisial • Lokasi lebih dlm (dikelilingi
otot)
Pemasangan Infus

 Pemasangan infus u/ memberikan cairan atau obat melalui


parenteral (intravena)
 Tujuan:

1. Memperbaiki/mencegah gangguan cairan dan elektrolit


pd klien
2. Mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
3. Memberikan akses intravena pd pemberian terapi
intermitten/emergensi
Peralatan

 Cairan infus sesuai program


 Jarum/kateter IV/abbocath (ukuran bervariasi)
 Set infus
 Alkohol/povidone-iodine swabs
 Handschoon disposibel
 Torniquet
 Spalk utk tangan
 Plester/hipavix
 Perlak dan pengalas
 Bengkok
 Tiang infus
Langkah-Langkah
 Tahap pra interaksi
1. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
 Tahap orientasi

1. Beri salam, panggil klien dengan namanya


2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Beri kesempatan pada klien u/ bertanya
 Tahap kerja
1. Cek cairan dengan menggunakan prinsip 6 benar dalam
pemberian obat
2. Buka set infus, letakkan klem 2-4 cm di bawah tabung drip
dlm keadaan terkunci
3. Buka tutup botol, lakukan desinfeksi tutup botol cairan, dan
tusukkan set infus ke botol/katong cairan dengan benar
4. Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus, isi tabung
drip infus 1/3-1/2 penuh
5. Buka penutup jarum dan buka klem u/ mengalirkan cairan
sampai ke ujung jarum hingga tidak ada udara dalam selang,
klem kembali dan tutup kembali jarum
6. Pilih jarum intravena/abbocath
7. Atur posisi pasien dan pilih vena
8. Pasang perlak dan pengalas
9. Bebaskan daerah yang akan diinsersi, letakkan tourniquet 101-
5 cm proksimal tempat insersi
10. Pakai hanschoon
11. Bersihkan kulit dengan kapas alkohol
12. Pertahankan vena pada posisi stabil
13. Pegang IV cath dengan sudut 20-30 derajat, tusuk vena dgn
lubang jarum menghadap ke atas, dan pastikan IV cath masuk
dengan tanda darah masuk ke abbocath, kemudian tarik
mandrin ± 0.5 cm
14. Masukkan IV cath secara perlahan, tarik mandrin dan
sambungkan IV cath dengan selang infus
15. Lepas torniquet, kemudian alirkan cairan infus
16. Lakukan fiksasi IV cath, kemudian beri desinfektan
daerah tusukan dan tutup dengan kasa
17. Atur tetesan sesuai program
18. Lepaskan sarung tangan
Tahap Terminasi

 Evaluasi hasil/respon klien


 Dokumentasikan hasilnya
 Lakukan kontrak u/ kegiatan selanjutnya
 Akhiri kegiatan, bereskan alat-alat
 Cuci tangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai