Anda di halaman 1dari 24

DESINFEKSI

Bak Desinfeksi
Desinfeksi
Desinfeksi adalah memusnahkan mikro-organisme
yang dapat menimbulkan penyakit. Disinfeksi
merupakan benteng manusia terhadap paparan mikro-
organisme patogen penyebab penyakit, termasuk di
dalamnya virus, bakteri dan protozoa parasit (Biton,
1994).
Desinfeksi air adalah proses pengolahan air dengan
tujuan membunuh kuman atau bakteri yang ada dalam
air. Proses desinfeksi dilakukan sebelum air bersih
didistribusikan. Sehingga air menjadi aman untuk
dikonsumsi.
Metode Desinfeksi
1. Desinfeksi Air Menggunakan Klorin
Keunggulan:
Teknologi desinfeksi yang sudah dikenal luas dan klorin merupakan desinfektan yang
efektif

Memiliki sisa klor yang dapat dipantau dan diatur kadarnya (sisa klor dapat dijaga
pada perpipaan yang panjang)

Dapat mengoksidasi sulfida

Unit klorinasi dapat digunakan untuk keperluan lainnya seperti pengendalian bau
maupun desinfeksi pada sistem pengolahan air bersih

Relatif murah

Tersedia dalam bentuk kalsium dan sodium hipoklorit (sebagai alternatif dari
penggunaan gas klor)
Kekurangan metode klorin:
 Menggunakan zat kimia yang dapat membahayakan operator dan masyarakat sekitar
sehinga perlu standard safety yang tinggi

Memerlukan waktu kontak yang relatif lebih lama dibandingkan dengan desinfektan
lainnya

Perlu adanya deklorinasi untuk menurunkan toksisitas efluen terolah


 Berpotensi untuk terbentuknya trihalometan dan DBP (disinfectant by products)

Adanya pembentukan VOC (volatile organic compounds) di tangki kontak

Dapat mengoksidasi besi, magnesium, zat organik, maupun anorganik sehingga


desinfektan terkonsumsi

Meningkatkan level TDS pada efluen

 Meningkatkan kandungan klorida

Menyebabkan air limbah menjadi asam jika alkalinitas tidak memadai


2. Desinfeksi Air Menggunakan  Klorin Dioksida
Keunggulan:

Merupakan desinfektan yang efektif


Lebih efektif jika dibandingkan dengan klorin untuk
menonaktifkan kebanyakan virus, spora, kista, dan
ookista
Kemampuan membunuh mikroorganisme tidak
terpengaruh pH
Mengoksidasi sulfida
Memiliki sisa desinfektan
Kekurangan metode Klorin Dioksida

 Tidak stabil, harus diproduksi di tempat

 Dapat mengoksidasi besi, magnesium, zat organik, maupun anorganik sehingga


desinfektan terkonsumsi

Berpotensi untuk terbentuknya DBP

Terdekomposisi oleh sinar matahari

Dapat mengakibatkan terbentuknya bau

Meningkatkan level TDS pada efluen

Biaya operasional dapat menjadi tinggi karena diperlukan adanya pengujian klorit
dan klorat
3. Desinfeksi Air Menggunakan Ozon
Keunggulan:
– Merupakan desinfektan yang efektif dan lebih efektif
jika dibandingkan dengan klorin untuk menonaktifkan
kebanyakan virus, spora, kista, dan ookista
– Kemampuan membunuh mikroorganisme tidak
terpengaruh pH
– Memiliki waktu kontak yang relatif lebih singkat
dibandingkan dengan klorin
– Mengoksidasi sulfida
– Area yang diperlukan lebih sedikit
– Dapat meningkatkan kadar oksigen terlarut
Kekurangan metode Ozon:

Keberhasilan proses desinfeksi tidak dapat dipantau secara langsung


Tidak memiliki sisa desinfektan

Pada dosis rendah akan kurang efektif untuk inaktivasi beberapa jenis virus, spora, dan kista

Berpotensi membentuk DBP

Dapat mengoksidasi besi, magnesium, zat organik, maupun anorganik sehingga desinfektan terkonsumsi

Relatif mahal dan memiliki kebutuhan energi yang tinggi

Sangat korosif dan toksik sehingga perlu standard safety yang tinggi


Perlu kecermatan yang tinggi dalam operasional dan perawatan sistem


Memiliki keterbatasan untuk penggunaan tambahan dan semakin terbatas apabila di instalasi telah terdapat
unit pembentukan high-purity oxygen
Contoh Soal
1.
Berapakah Klorin 70% yang harus ditambahkan ke dalam
10.000 liter air baku yang akan diolah jika data dari hasil
percobaan menunjukkan kadar klorin bebas 0,6 ppm dengan
larutan induk 14,28% adalah dosis 2 ml untuk 10 liter air
sampel?

Penyelesaian:
LI 14,28%       =     14,28 g/l = 14,28 g/1000 ml
Dosis  (DO)=      2 ml/10 l = 2 ml/10.000 ml
Vab         =     10.000 l   = 10.000.000 ml
 
Pembubuhan Klorin (BHTH)= LI x DO x Vab
PR
Jika harus mendapatkan 100 liter air bersih dengan
data percobaan menunjukan bahwa dengan
konsentrasi larutan induk 15,67 g/1 liter didapat klorin
bebas berkadar 0,5 ppm berdosis 3 ml/10 l?
Bentuk bentuk klorin dipasaran:

 Liquid/gas - Cl2
  Bubuk Ca(OCl)2
 bubuk NaOCl
REAKSI KLORIN DENGAN AIR
ISTILAH DALAM DESINFEKSI KLORIN
Dosis klorin/Chlorine Dosage
Jumlah klorin yang ditambahkan, biasanya dinyatakan
dalam satuan mg/l
 Kebutuhan klrorin/Chlorine Demand
Jumlah klorin yang tidak tersedia sebagai desinfektan
sebagai akibat reaksi dari berbagai senyawa
Residu klorin/Chlorine Residual Jumlah klorin yang
tersedia sebagai desinfektan setelah waktu kontak
tertentu
Ketersedian residu klorin bebas adalah
Jumlah dari residu klorin yang tersedia dalam air
maupun air limbah
Residu klorin terkombinasi adalah
The amount of residual chlorine which is
combined with ammonia and/or organic
nitrogen as a chloramine, yet still available
for oxidation and disinfection
Klorin bebas
Break Point Chlorine
PEMBAGIAN REAKSI KLORIN
REAKSI KLORIN DALAM AIR
PR
1.Direncanakan ,
Q = 150 L/detik
Daya pengikat klor (DPC) = 1,25 mg/L
Sisa klor yang di harapkan = 0,4 mg/L
Kemurnian Cl dalam kaporit (C) = 60%
Tentukan besarnya dosis klor (Rs)
Jika rumus dosis kaporit sama dengan dosis klor /
kemurnian Klor, tentukan Besarnya dosis kaporit (
Tentukan Kebutuhan kaporit dalam 8 jam (sekali
pelarutan) (W)

Anda mungkin juga menyukai