KIMIA AIR
NURDIANI, M.Si
KUALITAS AIR ?
Air jernih
ultra oligotrofik nampak biru
bhn terlarut & tersuspensi rendah
Kecerahan
•Transparansi,
jarak pandangan sampai kedalaman tertentu (cm, m)
Ketinggian Tempat
Ini berkaitan dengan hukum gradient thermometric. Jadi,
semakin bertambah ketinggian suatu tempat, suhu akan
berkurang sekitar 0,6 C.
Pengaruh Angin
Sudut Datang Sinar Matahari
Semakin tegak sinar matahari yang datang, suhu semakin tinggi. Begitu
juga sebaliknya semakin miring sinar matahari yang datang, suhu
semakin rendah. Pada pagi dan sore hari sinar matahari lebih miring
daripada siang hari, sehingga siang hari penyinaran lebih intensif
daripada pagi dan sore hari, dan suhu mencapai puncaknya pada pukul
14.00.
11. Amonia
12. H2S (sulfida)
SALINITAS
a. Organik Biodegradable
Materi biodegradable mengandung organik yang dapat digunakan sebagai
makanan bagi mikroorganisme yang hidup di alam dalam waktu yang singkat.
Dalam bentuk terlarut, materi ini mengandung zat tepung, lemak, protein,
alkohol, asam, aldehid, dan ester. Materi ini dapat menyebabkan masalah warna,
rasa, bau.
b. Organik Non Biodegradable
Beberapa materi organik resisten dari degradasi biologis. Asam tannin, lignin,
selulosa, dan fenol biasa ditemukan pada sistem air alami. Molekul dengan ikatan
yang kuat dan struktur cincin merupakan esensi non biodegradable. Sebagai
contoh senyawa detergen alkylbenzenesulfonate (ABS), dengan adanya cincin
benzene, senyawa tersebut tidak dapat terbiodegradasi. Sebagai surfaktan, ABS
menyebabkan busa pada IPAL dan meningkatkan kekeruhan.
Beberapa organik yang non biodegradable bersifat toksik bagi organisme. Hal ini
ditemukan pada pestisida organik, beberapa industri kimia, dan campuran
hidrokarbon yang berkombinasi dengan klorin. Sebagian besar pestisida
bersifat toksik kumulatif dan menyebabkan beberapa masalah pada rantai
makanan yang lebih tinggi.
PENETAPAN ZAT ORGANIK
Pada penetapan zat organik dengan metode Titrasi
Permanganometri, digunakan KMnO4 untuk membedakan
antara zat organik dan zat anorganik. KMnO4 dapat
mengoksidasi zat-zat anorganik jauh lebih cepat daripada zat
organik, selain itu proses reduksi zat organik oleh
KMnO4 memerlukan temperatur yang lebih tinggi.
Penetapan zat organik hanya dapat dilakukan setelah seluruh
reduktor (KMnO4) telah habis bereaksi dengan zat
anorganik. Zat organik dioksidasi oleh KMnO4 berlebih
dalam suasana asam dan panas. Kelebihan KMnO4 akan
direduksi oleh asam oksalat berlebih dan kelebihan asam
oksalat akan dititrasi kembali oleh KMnO4.
DO5 DO3
Metode Penetapan DO
Berdasarkan
SNI No. 06-6989.14-2004
Prinsip
endapan coklat
• bila tidak ada Oksigen:
endapan putih
proporsional dg jumlah O2 yang ada
penambahan asam (H2SO4)
titrasi
biru
indikator tak berwarna
BESI (Fe)
Perairan yang mengandung besi sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah
tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat-alat
lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum pada konsentrasi
diatas kurang lebih 0,31 mg/L
Besi (II) sebgai ion berhidrat yang dapat larut, Fe2+, merupakan jenis besi yang terdapat
dalam air tanah. Karena air tanah tidak berhubungan dengan oksigen dari atmosfer, Oleh
karena itu, besi dengan bilangan oksidasi rendah, yaitu Fe (II) umumnya ditemukan dalam
air tanah dibandingkan Fe (III).
Dalam perairan dengan pH sangat rendah, kedua bentuk ion ferro dan ferri dapat
ditemukan. Hal ini terjadi bila perairan memperoleh buangan dari limbah tambang asam
(Acid Mine Waters). Limbah yang bersifat H2SO4 dihasilkan oleh oksidasi, FeS2 (bijih
besi) melalui reaksi sebagai berikut :
2 FeS2(S) + 2 H2O + 7 O2 4 H+ + 4 SO42- + 2 Fe2+
4 Fe2+ + O2 + 4 H+ 4 Fe3 + 2 H2O
Dan tahap selanjutnya oksidasi dari ion ferro menjadi ion ferri dalam suatu proses yang
terjadi sangat lambat, dibawah pH 3,5 oksidasi tersebut dikatalisasi oleh bakteri besi,
thiobacillus ferroxidaus. Bakteri lainnya yang terlibat dalam oksidasi besi dengan adanya
air tambang asam adalah thiobacillus thiooxidaus dan thiobacillus ferroxidaus
NATRIUM
Natrium (Na) adalah salah satu unsur alkali utama yang ditemukan di
perairan dan merupakan kation penting yang mempengaruhi kesetimbangan
keseluruhan kation di perairan. Natrium elemental sangat reaktif, sehingga
bila berada di dalam air akan terdapat sebagai suatu senyawa. Hampir semua
senyawa natrium mudah larut dalam air dan bersifat sangat reaktif.
Sekitar 3/4 dari klorin (Cl2) yang terdapat di bumi berada dalam bentuk larutan. Unsur
klor dalam air terdapat dalam bentuk ion klorida (Cl –). Ion klorida adalah salah satu
anion anorganik utama yang ditemukan pada perairan alami dalam jumlah yang lebih
banyak daripada anion halogen lainnya. Klorida biasanya terdapat dalam bentuk
senyawa natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan kalsium klorida (CaCl 2).
Selain dalam bentuk larutan, klorida dalam bentuk padatan ditemukan pada batuan
mineral sodalite [Na8(AlSiO4)6]. Pelapukan batuan dan tanah melepaskan klorida ke
perairan. Sebagian besar klorida bersifat mudah larut.
Klorida terdapat di alam dengan konsentrasi yang beragam. Kadar klorida umumnya
meningkat seiring dengan meningkatnya kadar mineral. Kadar klorida yang tinggi,
yang diikuti oleh kadar kalsium dan magnesium yang juga tinggi, dapat meningkatkan
sifat korosivitas air. Hal ini mengakibatkan terjadinya perkaratan peralatan logam.
Kadar klorida > 250 mg/l dapat memberikan rasa asin pada air karena nilai tersebut
merupakan batas klorida untuk suplai air, yaitu sebesar 250 mg/l. Perairan yang
diperuntukkan bagi keperulan domestik, termasuk air minum, pertanian, dan industri,
sebaiknya memiliki kadar klorida lebih kecil dari 100 mg/liter. Keberadaan klorida di
dalam air menunjukkan bahwa air tersebut telah mengalami pencemaran atau
mendapatkan rembesan dari air laut.
KESADAHAN
Kesadahan diklasifikasikan berdasarkan dua cara, yaitu berdasarkan ion
logam (metal) dan berdasarkan anion yang berasosiasi dengan ion logam.
Berdasarkan ion logam (metal), kesadahan dibedakan menjadi kesadahan
kalsium dan kesadahan magnesium. Berdasarkan anion yang berasosiasi
dengan ion logam, kesadahan dibedakan menjadi kesadahan karbonat dan
kesadahan non-karbonat.
Kesadahan Kalsium dan Magnesium
Kalsium dan magnesium merupakan penyebab utama kesadahan air
karena kandungannya dalam air lebih besar dibandingkan ion logam
bervalensi dua lainnya. Kesadahan kalsium dan magnesium digunakan
untuk menentukan jumlah kapur dan soda abu yang dibutuhkan dalam
proses pelunakan air (lime-soda ash softening).
Jika kesadahan kalsium sudah ditentukan, maka kesadahan magnesium
dapat dicari dengan pengurangan kesadahan kalsium dengan kesadahan
total
KESADAHAN
Pada kesadahan karbonat, kalsium dan magnesium berasosiasi dengan
ion CO32- dan HCO3–. Kesadahan karbonat disebut kesadahan sementara
karena sangat sensitif terhadap panas dan mengendap dengan mudah
pada suhu tinggi.
Pada kesadahan non-karbonat, kalsium dan magnesium berasosiasi
dengan ion SO42-, Cl–, dan NO3–. Kesadahan non-karbonat disebut
kesadahan permanen karena kalsium dan magnesium yang berikatan
dengan sulfat dan klorida tidak mengendap dan nilai kesadahan tidak
berubah meskipun pada suhu tinggi.
Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang biasa dipakai:
0 – 70 ppm : sangat rendah (sangat lunak)
70 – 140 ppm : rendah (lunak)
140 – 210 ppm : sedang
210 – 320 ppm : agak tinggi (agak keras)
320 – 530 ppm : tinggi (keras)
Apabila
Kesadahan karbonat dan kesadahan non-karbonat dapat diketahui
Alkalinitas Total < Kesadahan Total
menggunakan
Maka Kesadahan Karbonat persamaan :
= Alkalinitas Total
Pada saat titrasi dengan EDTA, ion-ion kesadahan bebas dikompleksasi. EDTA
mengganggu ion kompleks (M.EBT) karena mampu membentuk ion kompleks
yang lebih stabil dengan ion-ion kesadahan. Hal ini membebaskan indikator
EBT, dimana warna wine red berubah menjadi biru, menunjukkan titik akhir
titrasi.
NITRAT (NO3)
Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien
utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam
air dan bersifat stabil.
Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan.
Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat merupakan
proses yang penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob.
Oksidasi amonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan
oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter. Kedua jenis bakteri
tersebut merupakan bakteri kemotrofik, yaitu bakteri yang mendapatkan energi dari
proses kimiawi.
Nitrat tidak bersifat toksik terhadap organisme akuatik. Konsumsi air yang
mengandung kadar nitrat yang tinggi akan menurunkan kapasitas darah untuk
mengikat oksigen, terutama pada bayi yang berumur kurang dari lima bulan.
Keadaan ini dikenal sebagai methemoglobinemia atau blue baby disease yang
mengakibatkan kulit bayi berwarna kebiruan (cyanosis)
NITRIT (NO2)
Di perairan alami, nitrit (NO2) ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit,
lebih sedikit daripada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan
oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermediate) antara amonia
dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi)
yang berlangsung pada kondisi anaerob.
Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik. Kadar nitrit
pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Di
perairan, kadar nitrit jarang melebihi 1 mg/liter. Bagi manusia dan hewan,
nitrit bersifat lebih toksik daripada nitrat.
Garam-garam nitrit digunakan sebagai penghambat terjadinya proses korosi
pada industri. Pada manusia, konsumsi nitrit yang berlebihan dapat
mengakibatkan terganggunya proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin
darah, yang selanjutnya membentuk met-hemoglobin yang tidak mampu
mengikat oksigen. Selain itu, NO2 juga dapat menimbulkan nitrosamin
(RR’N – NO) pada air buangan tertentu yang dapat menyebabkan kanker.