Anda di halaman 1dari 18

Sejarah Islam

DAULAH ABBASIYAH
‘’ THE GOLDEN AGE OF ISLAM ‘’
oleh :
Kelompok 5

Khairunnisa 18110008
Rasmiati 18110009
Nabila Dwi Hansari 18110019
Fitrianah Selfiah 18110021
Rina Rachmawati 18110029
Iis Suganda 18110048
Dara Khurfahtul Jannah 18110091
Galoeh Mutia Apriliani 18110095
Habibah 18110100
Oktavia Puspitasari 18110148
Nur Mulia Arifin 18110172
Adinda Diniyani Austiantara 18110156
Rasmi Yati 18110200
Sejarah Awal Dinasti Abbasiyah
 Dinasti Abbasiyah atau Kekhalifahan Abbasiyah adalah kekhalifahan kedua
Islam yang berkuasa di Baghdad (sekarang Ibukota Irak)

 Didirikan oleh Abdullah as-Saffah Muhammad bin Ali bin Abdullah bin
al-Abbas

 Berkuasa selama 5 abad, (132-656H/750-1258 M ) menggantikan Daulah


Umayyah yang telah tumbang serta menundukkan semua wilayahnya
kecuali Andalusia.
 Kota ini berbentuk bundar yang dibangun
dinding tembok besar dan tinggi. Di sebelah
luar dinding tembok, digali parit besar
sebagai saluran air sekaligus benteng.

 Ada 4 buah pintu gerbang di seputar kota


disediakan untuk setiap orang yang ingin
memasuki kota.  Yaitu Bab al-Kufah, terletak
di sebelah barat daya, Bab al-Syam di barat
laut, Bab al-Bashrah di tenggara, dan Bab al-
Khurasan di timurlaut. Di antara masing-
masing pintu gerbang ini, dibangun 28
menara sebagai tempat pengawal.
Latar Belakang Berdirinya Dinasti Abbasiyah
I. Perencanaan awal dilakukan oleh Muhammad bin Ali bin Abdullah bin
Abbas, cicit dari Abbas untuk menjalankan kampanye dan membuat
gerakan bawah tanah demi mengembalikan kekuasaan kepada
keluarga Bani Hasyim di Parsi sejak masa pemerintahan Khalifah Umar
bin Abdul Aziz.

II. Setelah Muhammad bin Ali wafat, dilanjutkan oleh Ibrahim bin
Muhammad yang semakin gencar dan mendeklarasikan gerakannya di
Khurasan, melalui panglimanya Abu Muslim Al-Khurasani, namun
kemudian Ibrahim ditangkap oleh Marwan bin Muhammad dan
dipenjara.

III. Maka selanjutnya Ibrahim digantikan Abdullah bin Muhammad ( Abul


Abbas as-Saffah ) yang berangkat ke Kufah secara sembunyi-sembunyi

IV. Hingga akhirnya dibaiat pada 3 Rabi’ul Awwal 132 H. Khalifah Marwan
bin Muhammad bertempur melawan Abdullah bin Ali ( Paman as-
Saffah ) dan pasukan Marwan kalah lalu kelak terbunuh di Bushir .
Penyerangan terhadap Bani Umayyah didasari oleh :

 Penindasan yang terus menerus terhadap pengikut Ali dan Bani


Abbasiyah pada umumnya

 Merendahkan kaum muslimin yang bukan Bangsa Arab sehingga


mereka tidak diberi kesempatan dalam pemerintahan

 Pelanggaran terhadap Ajaran Islam dan hak-hak asasi manusia


secara terang-terangan.

 Bani Abbasiyah merasa lebih berhak dari Bani Umayyah atas


Kekhalifahan Islam, sebab mereka cabang dari Bani Hasyim yang
secara garis keturunan lebih dekat dengan Nabi Muhammad SAW.
Sebelum daulah Bani Abbasiyah berdiri, terdapat 3 tempat yang
menjadi pusat kegiatan kelompok Bani Abbas, yaitu :

1. Humaimah, kota kecil tempat keluarga Bani Hasyim bermukim, baik


dari kalangan pendukung Ali maupun pendukung keluarga Abbas.

2. Kufah, kota yang penduduknya menganut aliran Syi‘ah pendukung


Ali bin Abi Tholib. Ia bermusuhan secara terang-terangan dengan
golongan Bani Umayyah.

3. Khurasan, kota yang penduduknya mendukung Bani Hasyim.


Ia mempunyai warga yang bertemperamen pemberani,
kuat fisiknya, tegap tinggi, teguh pendirian tidak mudah
terpengaruh nafsu dan tidak mudah bingung dengan kepercayaan
yang menyimpang.
Perbedaan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah
 Pembagian kelas dalam masyarakat Daulat Abbasiyah tidak lagi berdasarkan
ras atau kesukaan. Menurut Jarzid Zaidan, masyarakat Abbasiyah terbagi
dalam 2 kelompok besar, yaitu :

Kelas khusus = Khalifah, keluarga khalifah, para pembesar negara, kaum


bangsawan non Bani Hasyim (Quraisy), petugas khusus, tentara dan
pembantu Istana.

Kelas umum = Para seniman, ulama, pujangga fukoha, saudagar,


para buruh dan petani.

 Masa Bani Umayyah dikenal dengan upaya ekspansinya, maka pada masa
Bani Abbasiyah lebih dikenal sebagai berkembangnya peradaban Islam.

 Dinasti Umayyah terdiri atas orang-orang ‘Arab Oriented’, sedangkan


dinasti Abbasiyah lebih bersifat Internasional, assimilasi corak pemikiran
dan peradaban Persia, Romawi Timur, Mesir, dsb.
Tokoh Pemimpin Dinasti Abbasiyah
 Khalifah yang pertama kali menduduki jabatan adalah Abdul Abbas As-
Saffah dan berkuasa pada tahun 132-136 H/750-753 M.

 Berdasarkan fakta sejarah, sebanyak 37 khalifah yang menjadi pemimpin


pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah

 Masa keemasannya dimulai pada khalifah ketiga al-Mahdi, hingga


khalifah kesembilan al-Watsiq, khususnya pada masa Harun al-Rasyid
dan anaknya al-Makmun

 Namun pada masa kepemimpinan Khilafah setelahnya, Dinasti Abbasiyah


mulai mengalami penurunan dan akhirnya runtuh.
Perkembangan Masa Peradaban Dinasti Abbasiyah
I. Periode Persia Pertama ( 132 H/750 M – 232 H/847 M )
Masa peletakan dan penguatan dasar-dasar pemerintahan, serta kejayaan
Dinasti Abbasiyah
II. Periode Turki Pertama ( 232 H/847 M – 334 H/945 M )
Pada masa ini orang - orang Turki mulai  diberikan peluang besar 
dalam pemerintahan.  Dengan dijadikannya sebagai tentara pengawal.
III. Periode Persia Kedua ( 334 H/945 M – 447 H/1055 M)
Masa berdirinya daulah Buwaihi. Pusat pemerintahan dipindahkan dari
Baghdad ke Syiraz, tempat Khalifah Ali bin Buwaihi berkuasa
IV. Periode Turki Kedua ( 447-656 H/1005-1258 M )
Masa dimana orang- orang Bani Seljuk masuk menuju Baghdad.
Hingga jatuhnya Baghdad ke tangan  bangsa mongol di bawah pimpinan 
Khulagu  Khan pada tahun 656 H (1258 M ).
Khalifah – Khalifah yang Berprestasi
Abu Abbas ( 750 – 754 M )
a. Mengadakan rumah untuk panduan
musafir
b. Memperbaharui jalan dan meletakkan
batu tanda jarak antara Mekkah dan Kufah
c. Mengukuhkan angkatan tentara
 
Abu Jaffar Al Mansur ( 754-775 M )
a. Mendirikan Kota Baghdad di Iraq
b. Mendirikan Baitul Hikmah
c. Membina pelabuhan di Sungai furat
d. Menterjemahkan buku pengetahuan ke
dalam bahasa Arab
e. Memperbaharui sistem cukai
f. Membuat sistem saluran
 
Al Mahdi ( 775-785M )
a. Membebaskan tahanan politik
b. Membina kolam air disepanjang jalan
untuk kemudahan musafir dan kafilah
c. Menambah bangunan di Masjidil Haram
Khalifah – Khalifah yang Berprestasi

Al Hadi ( 785-786M )
a. Menjadikan Baghdad sebagai pusat perdagangan
b. Mendirikan pusat pengajian rendag dan menengah
c. Membina tempat untuk ahli Ilmu falak
d. Menjalin hubungan diplomatik dengan negara asing
e. Mewujudkan jawatan ketua hakim

Harun Ar Rasyid ( 786-809 M )


a. Mempergiat usaha penterjemahan buku
b. Menambah dan memperbaiki sistem rumah sakit
c. Memberi bantuan dan beasiswa kepada pelajar
d. Memperluas dan memajukan Darul Hikmah
e. Ulama – ulama di jemput ke Baghdad untuk berbahas dan bermuzakarah
 
Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dinasti Abbasiyah
Pada masa ini kekhalifahannya berkembang pesat dan menjadikan
Islam sebagai pusat pengetahuan dunia. Para kaum muslimin melakukan
kegiatan penerjemahan buku berbahasa asing ke dalam bahasa Arab dengan
sangat gencar.
Pada abad ke-11 Eropa mulai sadar akan adanya peradaban Islam
yang tinggi di Timur. Dari Islam-lah Eropa mempelajari semua ilmu
pengetahuan. Maka tidak mengherankan jika Gustave Lebon sampai
mengatakan bahwa
‘’ Orang Arab-lah yang menyebabkan kita punya peradaban, karena mereka
adalah imam kita selama 6 abad. ‘’
Beberapa Ilmu Pengetahuan yang dihasilkan :

a. Ilmu Hadits f. Ilmu Fiqih k. Ilmu Tafsir


b. Tasawuf g. Teologi l. Filsafat Islam
c. Sejarah h. Astronomi m. Sastra
d. Kimia i. Ilmu Falak n. Kedokteran
e. Geografi j. Matematika & Optik o. Farmasi
Terbentuknya Lembaga Pendidikan
 Kuttab, sebagai tempat belajar menulis dan membaca,
terutama bagi anak-anak
 Pendidikan dasar di Istana dan rumah-rumah para Ulama
 Baitul Hikmah, sebagai pusat penerjemahan, penelitian, dan pengkajian
ilmu pengetahuan baik agama maupun umum, perpustakaan serta lembaga
pendidikan (Perguruan Tinggi).
 Masjid, biasa dipakai belajar untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi
 Majlis Muhadharah, tempat bertemunya para ulama, sarjana, ahli fikir untuk
membahas masalah keilmiahan
 Badiah , tempat untuk mempelajari bahasa dan kesusasteraan Arab karena
disini orang-orang Arab asli tinggal
 Madrasah, pertama kali didirikan oleh Perdana Menteri Nizamul Mulk ( 456-
485 H ), sebagai tempat lembaga formal dan kelanjutan dari pengajaran dan
pendidikan sebelumnya.
Kemajuan di Bidang Lainnya
 Politik
Terbentuknya Diwan Al-Jundi yaitu sebuah Depertemen yang mengurusi 
Pertahanan dan Keamanan.  Serta diperbaharuinya seluruh sistem militer
yang ada.
 Ekonomi
a. Perniagaan
b. Rute Perdagangan Internasional
c. Pertanian
d. Penggunaan mata uang (sikka)
 Industri
a. Industri gelas dan tembikar
b. Industri tekstil dan tenun
c. Kertas
d. Pertambangan
e. Penggilingan gula tebu
f. Pembuatan lilin, sabun kerajinan kulit, galangan kapal perang dan lain-lain.
Masa kemunduran Dinasti Abbasiyah
Ada 2 faktor yang melatarbelakangi kemunduran Dinasti Abbasiyah, yaitu :

Faktor Internal
1. Kemerosotan Perekonomian
Diakibatkan oleh banyaknya kerajaan-kerajaan kecil yang memproklamirkan
kemerdekaannya sendiri dan tidak mau membayar upeti, khalifah dan otoritas
yang selalu bermegah-megahan, dan para pejabat melakukan korupsi.

2. Munculnya Aliran Sesat dan Fanatisme Kelompok Keagamaan


Adanya gerakan zindiq yang membuat keimanan para khalifah mulai
tergoyahkan. Pemahaman Mazdakisme Manuisme, dan Zoroasterisme sangat
bertentangan dengan aqidah Islam.

3. Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan


Perlakuan bani Abbasiyah kepada orang-orang Arab merupakan salah satu
pemicu terjadinya ketidakpuasan. Orang-orang Persia tidak merasa puas dan
menginginkan sebuah dinasti dengan staf dari negaranya. Sementara bangsa
Arab beranggapan bahwa mereka lebih istimewa dari yang lain.
Faktor Eksternal

1. Perang salib

Kekalahan tentara Romawi yang berjumlah 200.000 orang dari pasukan Alp
Arselan hanya membawa15.000 prajurit telah menanamkan benih
permusuhan dan kebencian orang-orang kristen terhadap ummat Islam.
Setelah melakukan peperangan antara tahun 1097-1124 M mereka berhasil
menguasai Nicea, Edessa, Baitul Maqdis, Akka, Tripoli dan kota Tyre .

2. Serangan Mongolia ke Negeri Muslim

Mongolia hanyalah suku kecil berasal dari Asia tengah ( pelosok China )
yang kemudian dirangkul oleh Jengis Khan. Peran busuk dimainkan oleh
seorang Syi’ah Rafidhah yaitu Ibn ’Alqami, menteri al- Mu’tashim,
bekerjasama dengan orang-orang Mongolia dan membantu pekerjaan-
pekerjaan mereka dalam permusuhan. Mereka menghancurkan kota Baghdad
dan membakarnya. Pembunuhan berlangsung selama 40 hari dengan jumlah
korban sekitar dua juta orang.
Penutup
Muslim patut bangga dengan pernah adanya peradaban yang sanggup
mempengaruhi peradaban- peradaban lain di dunia. Namun muslim
yang baik adalah muslim yang sanggup mengambil pelajaran dan
menjadikanya tolak ukur untuk memberikan yang terbaik buat bangsa,
negara, dan agamanya. Maka menjadi penting bagi kita
membaca/mempelajari sejarah dan fakta.
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai