Anda di halaman 1dari 13

Penetapan Kadar Asetosal dengan

Spektrofotometri Visible
&
Analisis Kandungan Jamu dengan KLT

Kelompok 2
Anggota Kelompok 2

01 Salsabilla Aurelia Fitya Mardiyanti


K100200004

02 Gita Cipta Suci Anggraeni


K100200006

03 Katarina Lulu Widyanti


K100200007
04 Agita Dyah Ayu Kusumaningtyas
K100200008
01
Penetapan Kadar Asetosal dengan
Spektrofotometri Visible
1. Penentuan Harga E1% 1cm Jika konsentrasi asetosal 1%b/v diukur
pada λ 525nm akan didapat Abs = 116

2. Pembuatan Larutan Stok


Ditentukan harga E1%1cm aspirin
dalam NaOH = 116 pada 525nm.

Ditambahkan 2,5 mL NaOH 1 M Ditimbang seksama 100 mg Asetosal


larutan kedalam labu (asam asetilsalisilat) dan dimasukkan
ke dalam labu erlenmeyer 125 mL

Didinginkan larutan dan


Dipanaskan sampai dipindahkan kedalam Diencerkan dengan air suling
campurannya mulai mendidih labu ukur 100 mL sampai 125 mL. Larutan ini
(atau hangatkan campuran merupakan larutan stok yang
dengan perlahan pada suhu berisi produk hidrolisis (asam
50 ° C selama 10 menit) salisilat) dari larutan Asetosal
3. Penentuan Operating Time/OT
Dimasukkan larutan ke dalam labu
ukur 10 mL

Dibuat larutan dengan konsentrasi


tertentu dengan mengencerkan larutan
stok Larutan ditambahkan dengan FeCl3,
diencerkan dengan NaOH sampai tanda
Larutan diukur absorbansinya pada λ E1%
1cm (yaitu pada 525 nm) pada waktu tertentu
misal, 0 menit, 2 menit, 4, 6, 8, 10, dst hingga
Larutan dimasukkan ke dalam kuvet vis
didapat absorbansi yang stabil pada beberapa
titik kemudian sesudahnya terlihat adanya
penurunan absorbansi.

Waktu dimana nilai absorbansi tersebut


stabil/tetap ditentukan sebagai OT
4. Penentuan λ maks

Digunakan konsentrasi larutan yang


sama yang digunakan ketika mencari
Diukur absorbansinya pada range λ 850-300 nm. OT, tetapi dilakukan pengambilan baru
Panjang gelombang dimana nilai absorbansinya dari larutan stok
paling besar adalah merupakan Panjang
Gelombang Maksimum (λmax)

Ditambahkan FeCL3 dan ditepatkan


volumenya dengan NaOH hingga tanda

Dimasukkan larutan kedalam kuvet vis

Didiamkan larutan selama OT


5. Penentuan Kurva Baku 6. Penentuan absorbansi sampel, dilakukan
3x replikasi

Diambil larutan stok dengan 5 seri konsentrasi


yang berbeda, misal 0,7mL; 0,6mL; 0,5mL; Dibuat larutan sampel seperti saat
0,4mL dan 0,3mL membuat kurva baku dengan 3x
replikasi

Dibaca absorbansi larutan pada


Dimasukkan ke dalam panjang gelombang 525 nm
labu takar 10 mL. Diukur absorbansinya pada λmax
hingga didapat nilai absorbansi yang
berada didalam range absorbansi
Ditambahkan FeCl3 dan pada persamaan kurva baku
Dibuat persamaan
diencerkan dengan
regresi linier kurva baku
NaOH sampai tanda.
7. Penetapan Kadar Aspirin

Dihancurkan tablet dan disiapkan jumlah bubuk


Ditimbang 10 tablet aspirin, yang setara dengan 100 mg aspirin, dimasukkan
kemudian dihitung berat rata-rata kedalam labu erlenmeyer 125 m.

Ditambahkan 2,5 mL larutan 1 M Dipindahkan 40 μL larutan sampel

NaOH dan dipanaskan perlahan, dengan pipet ke dalam labu ukur 10 mL

kemudian pindahkan ke labu ukur


50 mL dan diencerkan dengan air Diencerkan dengan FeCl3 0,02 M,

suling sampai tanda. kemudian diencerkan dengan


aquades/air distilasi sampai tanda.

Digunakan kurva kalibrasi untuk


Diukur absorbansinya dengan
menentukan konsentrasi aspirin dalam
spektrofotometri UV-VIS, pengukuran
larutan
absorbansi pada λ 525 nm.
02
Analisa Kandungan Jamu dengan
Kromatografi Lapis Tipis
1. Menyiapkan Bejana Kromatografi
Disiapkan fase gerak kemudian dimasukkan ke dalam bejana sedemikian rupa sehingga apabila
lempeng tipis dimasukkan ke dalam fase gerak tidak merendam titik permukaan totolan zat (±0,5
cm dibawah totolan)

Dimasukkan kertas saring kedalam bejana kemudian bejana ditutup rapat dan menunggu sampai
fase gerak mencapai ujung kertas saring

2. Pembuatan Larutan Standar Paracetamol, Dexamethasone, Piroxicam dan Asam Mefenamat

Ditimbang seksama 50 mg Paracetamol, Dexametasone, Piroxicam


dan Asam Mefenamat

Dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL dan dilarutkan menggunakan etanol dan


ditambahkan sampai tanda batas kemudian dihomogenkan.
3. Preparasi Sampel
Dihomogenkan sampel jamu kemudian ditimbang seksama sebanyak 30 mg, dimasukkan ke
dalam labu ukur 10 ml dan ditambahkan etanol hingga tanda, kemudian disaring.

Dipekatkan konsentrasi sampel dengan cara dipanaskan diatas hot plate sampai ±3 mL.

Disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit

4. Analisis Kualitatif Menggunakan Metode KLT

Ditotolkan sampel yang telah dipekatkan pada lempeng silika gel.


La n j u t a
n

Ditotolkan bahan kimia obat (baku pembanding/baku standar) pada lempeng yang
sama.

Dimasukan lempengan pada bejana kromatografi yang telah berisi larutan


pengembang (fase gerak)

Diamati titik bercak pada kromatografi lapis tipis, tititk bercak diperiksa dengan penampakan
noda sinar UV gelombang pendek (254 nm).

Dihitung nilai Rf dan dibandingkan nilai Rf sampel dengan nilai Rf baku standar bahan kimia
obat.
Thank
you
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai