Anda di halaman 1dari 92

ANATOMI ANGGARAN DASAR

PERSEROAN TERBATAS
AKTA PENDIRIAN
Sistematika Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
dalam Praktik
• Judul Akta;
• Nomor Akta;
• Nama Notaris dan Tempat Kedudukan Notaris;
• Identitas Para Penghadap (Pendiri) berikut kewenangannya;
• Premisse akta;
• Pasal 1 mengatur Nama dan Tempat Kedudukan Perseroan Terbatas;
• Pasal 2 mengatur Jangka Waktu Berdirinya Perseroan Terbatas;
• Pasal 3 mengatur Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha Perseroan Terbatas;
• Pasal 4 mengatur Modal (Modal Dasar, Nilai Nominal Saham per lembar, Modal Ditempatkan,
Modal Disetor);
• Pasal 5 mengatur Saham;
• Pasal 6 mengatur Pengganti Surat Saham;
• Pasal 7 mengatur Pemindahan Hak Atas Saham;
• Pasal 8 mengatur Rapat Umum Pemegang Saham;
• Pasal 9 mengatur Tempat, Pemanggilan, dan Pimpinan RUPS;
• Pasal 10 mengatur Kuorum, Hak Suara, dan Keputusan RUPS;
Sistematika Anggaran Dasar Perseroan Terbatas
dalam Praktik
• Pasal 11 mengatur Direksi;
• Pasal 12 mengatur Tugas dan Wewenang Direksi;
• Pasal 13 mengatur Rapat Direksi;
• Pasal 14 mengatur Dewan Komisaris;
• Pasal 15 mengatur Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris;
• Pasal 16 mengatur Rapat Dewan Komisaris;
• Pasal 17 mengatur Rencana Kerja, Tahun Buku, dan Laporan Tahunan;
• Pasal 18 mengatur Penggunaan Laba Bersih dan Pembagian Dividen Interim;
• Pasal 19 mengatur Penggunaan Cadangan
• Pasal 20 mengatur Pembubaran, Likuidasi, dan Berakhirnya Status Badan
Hukum;
• Pasal 21 mengatur Ketentuan lain-Lain;
• Penutup Akta.
Dalam anggaran dasar juga diatur ketentuan mengenai

1. Tata cara pengunduran diri anggota Direksi.


2. Tata cara pengisian jabatan anggota Direksi yang yang lowong; atau
3. Pihak yang berwenang menjalankan pengurusan dan mewakili
Perseroan dalam hal seluruh anggota Direksi berhalangan atau
diberhentikan untuk sementara.
4. Menetapkan pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris untuk
memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu.
5. Dewan Komisaris dapat melakukan tindakan pengurusan Perseroan
dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu.
6. Mengatur mengenai jumlah komisaris independen yaitu hanya 1
(satu) orang atau lebih dan 1 (satu) orang komisaris utusan.
AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS
PT. TIMUR UTARA BARAT SELATAN
Nomor : 01

- Pada hari ini, Kamis, tanggal 11-11-2021 (Sebelas November


dua ribu dua puluh satu), ----------------------------
- Mulai Pukul 10.00 WITA (sepuluh) Waktu Indonesia Bagian
Tengah sampai dengan proses pembuatan akta ini,
- Berhadapan dengan saya, Doktor ABDURRIFAI, Sarjana
Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris berkedudukan di
Kabupaten Maros, dengan wilayah jabatan meliputi seluruh
wilayah dalam Provinsi Sulawesi Selatan, dengan dihadiri oleh
saksi-saksi yang saya, Notaris kenal, yang identitasnya
masing-masing akan saya, Notaris uraikan pada bagian akhir
akta ini. ----------------------------------------
Catatan
o Pada bagian ini diisi mengenai judul akta, nama
Perseroan Terbatas, dan Nomor Akta.
o Pastikan kebenaran hari, tanggal, bulan, tahun, dan
jam pembuatan akta.
o Isi mengenai tempat kedudukan Notaris dan wilayah
jabatannya.
o Kesemua ini sangat penting artinya karena berkaitan
dengan keabsahan atau otensitas satu akta Notaris
agar dapat memberikan kepastian hukum bagi para
penghadap dan Notaris sendiri.
Nama Para Penghadap/Pendiri
I. Tuan GAGAH PERKASA, lahir di Bukit-Bukit, pada tanggal 17-08-1945 (tujuh belas
Agustus seribu sembilan ratus empat puluh lima) Warga Negara Indonesia, Petani,
bertempat tinggal atau beralamat di Makassar Jalan Keramaian Nomor 100, Rukun
Tetangga 001, Rukun Warga 004 Kelurahan Perdamaian Kota Makassar, Pemegang
Kartu Tanda Penduduk Nomor : 73711708450001 yang masa berlakunya sampai
dengan tanggal 17-08-2017 (tujuh belas Agustus dua ribu tujuh belas), namun
berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
470/296/SJ tanggal 29-1-2016 (dua puluh sembilan Januari dua ribu enam belas)
perihal Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) Berlaku Seumur Hidup, yang
berkaitaan dengan Pasal 64 ayat (7) huruf a dan pasal 101 huruf c Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Kartu Tanda Penduduk
Ekelktronik ditetapkan berlaku Seumur Hidup meskipun tertulis masa
berlakunya pada Kartu Tanda Penduduk.
- Untuk sementara berada di Kabupaten Maros; ------------------------------------
Nama Para Penghadap/Pendiri
II. Tuan MAJAPAHIT, lahir di Bukit-Bukit, pada tanggal 17-08-1945 (tujuh belas
Agustus seribu sembilan ratus empat puluh lima) Warga Negara Indonesia, Petani,
bertempat tinggal atau beralamat di Makassar Jalan Keramaian Nomor 100, Rukun
Tetangga 001, Rukun Warga 004 Kelurahan Perdamaian Kota Makassar, Pemegang
Kartu Tanda Penduduk Nomor : 73711708450001 yang masa berlakunya sampai
dengan tanggal 17-08-2017 (tujuh belas Agustus dua ribu tujuh belas), namun
berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
470/296/SJ tanggal 29-1-2016 (dua puluh sembilan Januari dua ribu enam belas)
perihal Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el) Berlaku Seumur Hidup, yang
berkaitaan dengan Pasal 64 ayat (7) huruf a dan pasal 101 huruf c Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Kartu Tanda Penduduk
Ekelktronik ditetapkan berlaku Seumur Hidup meskipun tertulis masa
berlakunya pada Kartu Tanda Penduduk.
- Untuk sementara berada di Kabupaten Maros; ------------------------------------
Contoh Komparisi kalau Penghadap bertindak selaku
kuasa berdasarkan Kuasa Notaril
 
1. Tuan DIPONEGORO .lahir di, Panciro .pada tanggal 31-12-1987 (tiga
puluh satu Desember seribu sembilan ratus delapan puluh tujuh), Warga
Negara Indonesai Pengusaha, beralamat atau bertempat tinggal di Jalan
Gurun Pasir Rukun Tetangga 001 .Rukun Warga 002, Kelurahan Bukit
Samata ,Kecamatan Mawang Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi
Selatan Pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP) Nomor Induk
Kependudukan 737113112870001 .yang masa berlakunya SEUMUR
HIDUP.----
- Menurut keterangannya (Penghadap) dalam hal ini bertindak :
a. Untuk diri sendiri;
b. selaku kuasa dari , dan demikian bertindan untuk dan atas nama
serta sah mewakili :
Contoh Komparisi kalau Penghadap bertindak selaku
kuasa berdasarkan Kuasa Notaril
- Nyonya RA KARTINI .lahir di, Panciro .pada tanggal 31-12-1987
(tiga puluh satu Desember seribu sembilan ratus delapan puluh tujuh),
Warga Negara Indonesai Pengusaha, beralamat atau bertempat tinggal
di Jalan Gurun Pasir Rukun Tetangga 001 .Rukun Warga 002,
Kelurahan Bukit Samata ,Kecamatan Mawang Kabupaten Gowa
Provinsi Sulawesi Selatan Pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Nomor Induk Kependudukan 737113112870001 .yang masa
berlakunya SEUMUR HIDUP.----

- Demikian berdasarkan Akta Kuasa Nomor 10/2021 tertanggal, 10-10-


2021 (sepuluh Oktober dua ribu dua puluh satu) yang dibuat dihadapan
Marakarma, Sarjana Hukum Magister Kenotariatan, Notaris di Kabupaten
Maros, asli salinan akta tersebut diperlihatkan kepada saya, Notaris dan
fotokopi sesuai asli dilekatkan pada minuta akta ini.---------------------------
Contoh Komparisi kalau Penghadap bertindak selaku
kuasa berdasarkan Legalisasi

 1. Tuan DIPONEGORO .lahir di, Panciro .pada tanggal 31-12-


1987 (tiga puluh satu Desember seribu sembilan ratus delapan
puluh tujuh), Warga Negara Indonesai Pengusaha, beralamat
atau bertempat tinggal di Jalan Gurun Pasir Rukun Tetangga 001
.Rukun Warga 002, Kelurahan Bukit Samata ,Kecamatan
Mawang Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan Pemegang
Kartu Tanda Penduduk (KTP) Nomor Induk Kependudukan
737113112870001 .yang masa berlakunya SEUMUR
HIDUP.----
- Menurut keterangannya (Penghadap) dalam hal ini bertindak :
a. Untuk diri sendiri;
b. selaku kuasa dari , dan demikian bertindan untuk dan atas
nama serta sah mewakili :
Contoh Komparisi kalau Penghadap bertindak selaku
kuasa berdasarkan Legalisasi
 - Nyonya RA KARTINI .lahir di, Panciro .pada tanggal 31-12-1987
(tiga puluh satu Desember seribu sembilan ratus delapan puluh tujuh),
Warga Negara Indonesai Pengusaha, beralamat atau bertempat tinggal di
Jalan Gurun Pasir Rukun Tetangga 001 .Rukun Warga 002, Kelurahan
Bukit Samata ,Kecamatan Mawang Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi
Selatan Pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP) Nomor Induk
Kependudukan 737113112870001 .yang masa berlakunya SEUMUR
HIDUP.----
- Demikian berdasarkan Surat Kuasa di bawah tangan, tertanggal, 10-10-
2021 (sepuluh Oktober dua ribu dua puluh satu) bermeterai cukup, yang
telah dilegalisasi oleh Gajah Mada, Sarjana hukum Magister
Kenotariatan, Notaris di Kota Makassar, Nomor 10/2021 3 ( tiga)
rangkap tertanggal 10-10-2021 (sepuluh Oktober dua ribu dua puluh
satu) , keabsahan surat kuasa tersebut tanggung jawab Penghadap
sepenuhnya dan aslinya dilekatkan pada minuta akta ini.--
Komparisi kalau mewakili Direksi
- Tuan AAA,lahir di Bandung, Direktur Utama dari Perseroan yang akan disebut,
dst.---------------------------------------------------------------
- Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut dan
karenanya sah mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama
Perseroan Terbatas PT. Utara Barat Timur Selatan, berkedudukan di Kabupaten
Maros, berkantor di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 6, yang Anggaran Dasarnya
dimuat dalam Akta Pendirian PT. Utara Barat Timur Selatan, tertanggal 31-12-
1990 (tiga puluh satu Desember seribu sembilan ratus sembilan puluh) Nomor
10, yang dibuat di hadapan saya, Notaris, akta mana telah mendapatkan
Pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
sebagaiamana ternyata dalam Surat Keputusannya tertanggal 02-02-1991 (dua
Februari seribu sembilan ratus sembilan puluh satu) Nomor AHU-1234. AH.01.01
Tahun 1991
- Menurut keterangannya untuk melakukan perbuatan hukum ini telah
mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris. ----------------
Catatan
 Diisi Komparisi dari Para Pendiri Perseroan, baik mereka yang hadir
sendiri, melalui kuasa atau dalam jabatan/kedudukan tertentu.
Perseroan didirikan minimal 2 (dua) orang pendiri (kecuali Perseroan
Perorangan), baik oleh perorangan maupun oleh Badan Hukum.
 Dalam membuat komparisi ini harus benar-benar diperhatiakn
tentang kecakapan dan kewenangan dari para Penghadap untuk
melakukan perbuatan hukum sesuai ketentuan UUJN dan ketentuan
peraturan perundang-undangan lainnya.
 Sebelum penandatanganan Akta Pendirian, terlebih dahulu
dipersiapkan semua dokumen yang berkaitan dengan pendirian
Perseroan Terbatas sesuai dengan proses dan prosedur Sebelum,
pada saat dan setelah akta dibuat.
Premisse standar
- Para Penghadap bertindak untuk diri sendiri dan
dalam kedudukannya sebagaimana tersebut di atas
dengan ini menerangkan, bahwa dengan tidak
mengurangi izin dari pihak yang berwenang, telah
sepakat dan setuju untuk bersama-sama mendirikan
suatu Perseroan Terbatas dengan anggaran dasar
sebagaimana yang termuat dalam akta pendirian ini,
(untuk selanjutnya cukup disingkat dengan
"Anggaran Dasar") sebagai berikut :
------------------------------------------------------
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
1. Perseroan Terbatas ini bernama :--------------------
“ PT. TIMUR UTARA BARAT SELATAN”
(selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup
disingkat dengan “Perseroan”), berkedudukan
di Kota Makassar. -------------------------------------
2. Perseroan dapat membuka Kantor Cabang atau
Kantor Perwakilan, baik di dalam maupun di luar
wilayah Republik Indonesia sebagaimana yang
ditetapkan oleh Direksi. -------------------------------
JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN
Pasal 2
Perseroan didirikan untuk jangka waktu tidak
terbatas. ----------------------------------------------------

Catatan :
Dalam Anggaran Dasar juga dapat ditetapkan
jangka waktu pendirian Perseroan Terbatas ada
yang 50 (lima puluh) tahun ada juga yang 75
(tujuh puluh lima ) tahun, tergantung pada
kesepakatan Para Pendiri/Para Pemegang Saham.
MAKSUD DAN TUJUAN PERSEROAN
Pasal 3
1. Maksud dan Tujuan dari Perseroan ini adalah : -------------------------------------
(Di isi 1 digit dari KBLI Tahun 2020)
Perdagangan Besar Dan Eceran Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor;
------------------------------------------------------------------------------------------
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan Perseroan tersebut di atas, Perseroan dapat
melaksanakan/melakukan kegiatan-kegiatan usaha sebagai berikut
( untuk ayat 2 diisi dengan 5 digit ).---------------------------------------------------

• Kelompok ini mencakup usaha reparasi dan perawatan mobil, seperti reparasi
mekanik, reparasi elektrik, reparasi sistem injeksi elektronik, servis regular, reparasi
badan mobil, reparasi bagian kendaraan bermotor, penyemprotan dan pengecatan,
reparasi kaca dan jendela dan reparasi tempat duduk kendaraan bermotor.
Termasuk reparasi, pemasangan atau penggantian ban dan pipa, perawatan anti
karat, pemasangan bagian dan aksesori yang bukan bagian dari proses pembuatan
dan usaha perawatan lainnya;
-------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan
Pada bagian Maksud dan Tujuan Perseroan diisi
dengan KBLI 2020 1 (satu) digit.
Pada bagian Kegiatan Usaha diisi dengan KBLI
2020 5 (lima) digit.
Perhatikan ketentuan mengenai OSS RBA pada
saat pendaftaran Nomor Induk Berusaha (NIB).
NIB dapat dibantu daftarkan oleh Notaris dapat
pula dilakukan sendiri oleh Pendiri atau oleh
Dinas Perizinan di tiap-tiap Kabupaten/Kota.
MODAL
Pasal 4
a. Modal Dasar Disetor Penuh 100 %
1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) terbagi atas 1.000 (seribu) lembar saham, masing-masing
saham bernilai nominal Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah). --------
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor seluruhnya
atau sebesar 100% (seratus persen) atau sejumlah 500 (lima ratus)
lembar saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah) oleh para pendiri yang telah mengambil
bagian saham dengan rincian dan nilai nominal saham yang
disebutkan pada akhir, sebelum penutup akta. ----------------------
3. Saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh Perseroan
menurut keperluan modal Perseroan, dengan persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham. -------------------------------------------------------
MODAL
Pasal 4
b. Modal Dasar belum Disetor Penuh
1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) terbagi atas 1.000 (seribu) lembar saham, masing-masing
saham bernilai nominal Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).
-------------------------------------------------------
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 50% (lima
puluh persen) atau sejumlah 500 (lima ratus) lembar saham dengan
nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima
puluh juta rupiah) oleh para pendiri yang telah mengambil bagian
saham dengan rincian dan nilai nominal saham yang disebutkan pada
akhir, sebelum penutup akta. ------------------------------------------------
3. Saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh Perseroan
menurut keperluan modal Perseroan, dengan persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham. --------------------
MODAL
Pasal 4
c. Modal Dasar dengan Saham Klasifikasi

1. Modal Dasar Perseroan berjumlah Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah),


terbagi atas 5000 (lima ribu) lembar saham, yaitu 3000 (tiga ribu) lembar saham
Seri A dan 2000 (dua ribu) lembar saham Seri B, masing-masing saham bernilai
Nominal Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).-----------
2. Dari Modal Dasar tersebut, telah Ditempatkan dan Disetor seluruhnya atau
sebesar 100 % (seratus persen) atau sejumlah 5000 (lima ribu) lembar saham,
yaitu 3000 (tiga ribu) lembar saham Seri A dan 2000 (dua ribu) lembar saham
Seri B, dengan nilai Nominal seluruhnya Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah)
oleh para Pendiri yang telah mengambil bagian saham, dengan rincian serta nilai
Nominal saham yang disebutkan pada akhir akta
ini-----------------------------------------------------------
3. Saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh Perseroan menurut
keperluan modal Perseroan, dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.
---------------------------------------------------------------------------
MODAL
Pasal 4
b. Modal Dasar belum Disetor Penuh
1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) terbagi atas 1.000 (seribu) lembar saham, masing-masing
saham bernilai nominal Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).
-------------------------------------------------------
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 50% (lima
puluh persen) atau sejumlah 500 (lima ratus) lembar saham dengan
nilai nominal seluruhnya sebesar Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima
puluh juta rupiah) oleh para pendiri yang telah mengambil bagian
saham dengan rincian dan nilai nominal saham yang disebutkan pada
akhir, sebelum penutup akta. ------------------------------------------------
3. Saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh Perseroan
menurut keperluan modal Perseroan, dengan persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham. --------------------
catatan
 UUPT menentukan bahwa Modal Dasar Perseroan minimal
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) kecuali Perseroan
Perorangan (pasca berlakunya UUCK)
 Pasal 4 ayat (1) mengatur mengenai besarnya Modal Dasar,
jumlah lembar saham, dan nilai nominal saham per lembar.
 Besanya nilai nominal saham tergantung kesepakatan para
pendiri/pemegang saham.
 Biasanya besarnya nilai nominal per lembar saham itu ada
yang Rp. 1.000.000,-, Rp. 500.000,- atau Rp. 250.000,-.
Yang jelas bahwa besaran nilai itu ditentukan dan atas
kehendak para penghadap bukan oleh Notaris.
catatan
 Pasal 4 ayat (2) mengatur mengenai besarnya Modal Ditempatkan
dan Modal Disetor oleh Para Pendiri atau Modal yang diambil bagian
oleh para pendiri.
 Sesuai ketentuan Pasal 33 ayat (1) UUPT besarnya Modal
Ditempatkan dan Disetor paling sedikit sebesar 25 % (dua puluh lima)
persen dari Modal Dasar.
 Pada bagian ini juga diisi dengan Klasifikasi Saham (Seri saham),
apakah Seri A, B, C, D, E berikut pemegang sahamnya dan jumlahnya.
 Penyetoran Modal Disetor dibuktikan dengan bukti setoran yang sah
yang disetor ke rekening Perseroan.
 Contoh redaksi “ Setor saham atas nama Tuan AA pada PT. Timur
Utara Barat Selatan sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah)”
SAHAM
Pasal 5

1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah Saham atas


nama..-----------------------------------------------------------------------------
2. Yang boleh memiliki dan mempergunakan hak atas saham adalah Warga
Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia. --------
3. Bukti pemilikan saham dapat berupa surat saham. --------------------
4. Dalam hal Perseroan tidak menerbitkan surat saham, pemilikan saham
dapat dibuktikan dengan surat keterangan atau catatan yang dikeluarkan
oleh Perseroan.-------------------------------------------
5. Jika dikeluarkan surat saham, maka untuk setiap surat saham diberi
sehelai surat saham. --------------------------------------------------
6. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua)
atau lebih saham yang dimiliki oleh seorang pemegang
saham.-----------------------------------------------------------------------------
catatan
Untuk ketentuan Pasal 5 ayat (2), apabila PT.
PMA maka syarat ini harus diubah misalnya
menjadi “Yang boleh memiliki dan
mempergunakan hak atas saham adalah Warga
Negara Indonesia, Badan Hukum Indonesia,
Warga Negara Asing dan/atau Badan Hukum
Asing.”
Atau dapat juga dilakukan dengan
menghilangkan ketentuan dalam ayat ini.
SAHAM
Pasal 5

7. Pada surat saham harus dicantumkan sekurangnya :


------------------------------------------
a. Nama dan alamat pemegang saham; --------------------------------------------------------
b. Nomor surat saham; ----------------------------------------------------------------------- ------
c. Nilai nominal saham; -----------------------------------------------------------------------------
d. Tanggal pengeluaran surat saham. -----------------------------------------------------------
8. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan : -----------------------------
a. Nama dan alamat pemegang saham; --------------------------------------------------------
b. Nomor surat kolektif saham; ------------------------------------------------------------------
c. Nomor surat saham dan jumlah saham; ----------------------------------------------------
d. Nilai nominal saham; ---------------------------------------------------------------------------
e. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham. ------------------------------------------------
9. Surat saham dan surat kolektif saham harus ditandatangani oleh Direksi. -------------
PENGGANTIAN SURAT SAHAM
Pasal 6
1.Jika surat saham rusak atau tidak dapat dipakai, maka atas permintaan mereka
yang berkepentingan, Direksi akan mengeluarkan surat saham pengganti, setelah
surat saham yang rusak atau tidak dapat dipakai tersebut diserahkan kembali
kepada Direksi. ------------------------------------------------------------------------------
2.Surat saham sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
dimusnahkan dan dibuat berita acara oleh Direksi untuk dilaporkan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya.
----------------------------------------------------------------
3.Jika surat saham hilang, maka atas permintaan mereka yang
berkepentingan, Direksi akan mengeluarkan surat saham pengganti
setelah menurut pendapat Direksi kehilangan tersebut cukup
dibuktikan dan dengan jaminan yang dipandang perlu oleh Direksi
untuk tiap peristiwa yang khusus.
---------------------------------------------------------------------
PENGGANTIAN SURAT SAHAM
Pasal 6
4.Setelah surat saham pengganti tersebut dikeluarkan, maka
asli surat saham yang dinyatakan hilang tersebut, tidak
berlaku lagi terhadap Perseroan. ------------------------
5.Semua biaya yang berhubungan dengan
pengeluaran surat saham pengganti, itu ditanggung
oleh pemegang saham yang berkepentingan.
-------------------------------------------
6. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5), mutatis-
mutandis juga berlaku bagi pengeluaran surat
kolektif saham pengganti. -------------------------------
PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
Pasal 7
1. Pemindahan hak atas saham, harus berdasarkan akta pemindahan hak
yang ditandatangani oleh yang memindahkan dan yang menerima
pemindahan atau kuasanya yang sah. ------------------------
2. Pemindahan hak atas saham harus mendapatkan persetujuan dari
Rapat Umum Pemegang Saham.--------------------------------------------
3. Pemegang saham yang hendak memindahkan hak atas saham, harus
menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham lain dengan
menyebutkan harga serta persyaratan penjualan dan memberitahukan
kepada Direksi secara tertulis tentang penawaran tersebut.
--------------------------------------------------------------------------
4. Pemindahan hak atas saham harus mendapat persetujuan dari instansi
yang berwenang, jika peraturan perundang-undangan mensyaratkan
hal tersebut. -------------------------------------------------
PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
Pasal 7
5. Mulai hari pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham
sampai dengan hari dilaksanakan Rapat Umum
Pemegang Saham pemindahan hak atas saham tidak
diperkenankan. ---------------------------------
6. Apabila karena warisan, perkawinan atau sebab lain
saham tidak lagi menjadi milik warga negara Indonesia
atau badan hukum Indonesia, maka dalam jangka waktu 1
(satu) tahun orang atau badan hukum tersebut wajib
memindahkan hak atas sahamnya kepada Warga Negara
Indonesia atau badan hukum Indonesia, sesuai ketentuan
Anggaran Dasar. ------------
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 8
1. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah : --------------------
a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan; ------------------------------------------------------
b. Rapat Umum Pemegang Saham lainnya, yang dalam Anggaran Dasar ini disebut
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. ----------------------------------------------------
2. Istilah Rapat Umum Pemegang Saham dalam Anggaran Dasar ini berarti keduanya,
yaitu : Rapat Umum Pemegang Saham tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa, kecuali dengan tegas ditentukan lain. ------------------------------------------------
3. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan : ------------------------------------------------
a. Direksi menyampaikan : ----------------------------------------------------------------------------
-Laporan tahunan yang telah ditelaah oleh Dewan Komisaris untuk mendapat
persetujuan RUPS; -------------------------------------------------------------------------------
- Laporan keuangan untuk mendapat pengesahan rapat; ----------------------------------
catatan
o Pasal ini mengatur mengenai macam-macam RUPS,
Agenda RUPS Tahunan dan RUPSLB.
o Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 78 ayat (1)
UUPT bahwa RUPS Tahunan wajib diselenggarakan
dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan
setelah tahun buku berakhir.
o Kewajiban untuk menyelenggarakan RUPS Tahunan
dalam jangka waktu tersebut sebaiknya ditegaskan
di dalam Anggaran Dasar Perseroan.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 8
b. Ditetapkan penggunaan laba, jika Perseroan mempunyai saldo laba yang
positif.---------------------------------------------------------------
c.Diputuskan mata acara RUPS lainnya yang telah diajukan sebagaimana
mestinya dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar.
----------------------------------------------------------------
4. Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan oleh RUPS
tahunan berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab
sepenuhnya kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan
pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan
tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan.
---------------------------
5. RUPS luar biasa dapat diselenggarakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan
untuk membicarakan dan memutuskan mata acara rapat kecuali mata acara
rapat yang dimaksud pada ayat (3) huruf a dan huruf b, dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan serta Anggaran Dasar.
-----------------------------------------------------------
TEMPAT, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 9
1. Rapat Umum Pemegang Saham diadakan di tempat
kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan
kegiatan usaha. ----------------------------------------------------------
2. Rapat Umum Pemegang Saham diselenggarakan dengan
melakukan pemanggilan terlebih dahulu kepada para
pemegang saham dengan surat tercatat dan/atau dengan
iklan dalam surat kabar. -----------------------------------------------
3. Pemanggilan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari
sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham diadakan
dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan
tanggal Rapat Umum Pemegang Saham diadakan. ------------
Catatan
• Pasal ini mengatur mengenai Tempat pelaksanaan RUPS, Panggilan
RUPS dan Ketua RUPS, dengan memperhatikan ketentuan yang
diatur di dalam Pasal 76 sampai dengan 83 UUPT.
• Pasal 76 ayat (4) UUPT menentukan jika dalam RUPS hadir
dan/atau diwakili semua pemegang saham dan semua pemegang
saham menyetujui diadakannya RUPS dengan agenda tertentu,
RUPS dapat diadakan di manapun, sepanjang terletak di dalam
Wilayah Negara Republik Indonesia.
• Berkaitan dengan Pimpinan Rapat, dapat juga ditentukan bahwa
yang memimpin Rapat adalah Komisaris Utama Perseroan, apabila
Komisaris Utama tidak ada maka RUPS dipimpin oleh Komisaris,
dan dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak ada maka
RUPS dipimpin oleh Direktur Utama.
TEMPAT, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 9
1. Rapat Umum Pemegang Saham diadakan di tempat kedudukan
Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan kegiatan usaha. -----
2. Rapat Umum Pemegang Saham diselenggarakan dengan melakukan
pemanggilan terlebih dahulu kepada para pemegang saham dengan
surat tercatat dan/atau dengan iklan dalam surat kabar. ----------------
3. Pemanggilan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum
tanggal Rapat Umum Pemegang Saham diadakan dengan tidak
memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat Umum
Pemegang Saham diadakan. ---------------------------------------
4. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham tidak diperlukan dalam
hal semua Pemegang Saham hadir dan semua menyetujui agenda
Rapat dan Keputusan disetujui dengan suara bulat.-------
5. Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh Direktur Utama. ----
TEMPAT, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 9
6. Jika Direktur Utama tidak ada atau berhalangan karena sebab apapun yang
tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga Rapat Umum Pemegang Saham
dipimpin oleh Wakil Direktur Utama. ------------------------------------------------
7. Jika wakil Direktur Utama atau wakil Presiden Direktur tidak ada atau
berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada
pihak ketiga Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang
Direktur yang ditunjuk oleh Direktur Utama atau wakil Direktur Utama. ----
8. Dalam semua Ditektur tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun
yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Umum Pemegang
Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris.----------------
9. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan
karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga,
Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan
diantara mereka yang hadir dalam Rapat.----------------------------
TEMPAT, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 9
7. Jika semua Direktur tidak hadir atau berhalangan
karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan
kepada pihak ketiga Rapat Umum Pemegang Saham
dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris.
---------------------------------------------------------
8. Jika semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau
berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Umum Pemegang
Saham dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan
diantara mereka yang hadir dalam rapat. -----
KUORUM, HAK SUARA, DAN KEPUTUSAN RAPAT
UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 10
1. a. Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilangsungkan apabila dihadiri
oleh pemegang saham yang mewakilinya lebih dari 2/3 (dua per tiga)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang
telah dikeluarkan Perseroan kecuali apabila ditentukan lain dalam
Anggaran Dasar ini; ---------------------------------
b. Dalam hal Kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) a tidak
tercapai, maka dapat diadakan pemanggilan Rapat Umum Pemegang
Saham Kedua; ----------------------
c. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) b harus
dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum
Pemegang Saham diselenggarakan tidak termasuk tanggal panggilan
dan tanggal Rapat Umum Pemegang Saham; --------------------
KUORUM, HAK SUARA, DAN KEPUTUSAN RAPAT
UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 10
d. Rapat Umum Pemegang Saham Kedua diselenggarakan paling
cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu)
hari terhitung sejak tanggal Rapat Umum Pemegang Saham
Pertama; ---------------------------
e. Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak
mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh
Pemegang Saham yang mewakili sedikitnya 1/3 (satu per tiga)
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah;
-------------------------------------
f. Dalam hal kuorum Rapat Umum Pemgang Saham kedua tidak
tercapai, maka atas permohonan Perseroan kuorum yang
ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Negeri wilayahnya meliputi
tempat kedudukan Perseroan; ------
KUORUM, HAK SUARA, DAN KEPUTUSAN RAPAT
UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 10
2. Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengubah Anggaran Dasar dapat
dilangsungkan apabila : -------------------------------------------------
a. Dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili lebih dari 2/3 (dua per tiga)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah
dikeluarkan Perseroan, dan keputusan adalah sah jika disetujui paling
sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan sah
dalam Rapat Umum Pemegang Saham;
------------------------------------------------------------
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) a tidak tercapai,
maka dapat diadakan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham
Kedua; ---------------------------------------------------
c. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) b harus dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham
diselenggarakan tidak termasuk tanggal panggilan dan tanggal Rapat
Umum Pemegang Saham; -------------
KUORUM, HAK SUARA, DAN KEPUTUSAN RAPAT
UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 10
d. Rapat Umum Pemegang Saham Kedua diselenggarakan paling cepat
10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung
sejak Rapat Umum Pemegang Saham Pertama; -------------
e. Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak
mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang
saham yang mewakili sedikitnya 3/5 (tiga per lima) dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah, dan keputusannya adalah
sah jika disetujui paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham;
-----------------------------------------------------
f. Dalam hal kuorum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tidak
tercapai, maka atas permohonaan Perseroan kuorum ditetapkan oleh
Ketua Pengadilan Negeri yang diwilayahnya meliputi tempat
kedudukan Perseroan. --------------------------------------------------------
KUORUM, HAK SUARA, DAN KEPUTUSAN RAPAT
UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 10
3. Pemegang Saham dapat diwakili oleh Pemegang Saham lain atau
orang lain dengan surat kuasa. ------------------------------------------------
4. Ketua Rapat Umum Pemegang Saham berhak meminta agar surat
kuasa untuk mewakili Pemegang Saham diperlihatkan kepadanya
pada waktu Rapat Umum Pemegang Saham diadakan. -----------------
5. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham, tiap saham memberikan
hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.
----------------
6. Anggota Direksi, Anggota Komisaris dan karyawan Perseroan
boleh bertindak selaku kuasa dalam Rapat Umum Pemegang
Saham, namun suara yang mereka keluarkan selaku dalam Rapat
Umum Pemegang Saham tidak dihitung dalam pemungutan suara.
-----------
KUORUM, HAK SUARA, DAN KEPUTUSAN RAPAT
UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 10
7. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan suara
tertutup yang tidak ditandatangani dan mengenai hal lain secara
lisan, kecuali apabila Ketua Rapat Umum Pemegang Saham
menentukan lain tanpa ada keberatan dari Pemegang Saham yang
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
-----------------------------------------------------
8. Suara blanko atau suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak
dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham. ----------
9. Rapat Umum Pemegang Saham dapat mengambil keputusan
berdasarkam musyawarah untuk mufakat atau berdasarkan suara
setuju dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham sebagaimana ditentukan dalam undang-undang.
-------------
KUORUM, HAK SUARA, DAN KEPUTUSAN RAPAT
UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 10
10. Pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa
mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan ketentuan semua
Pemegang Saham telah diberitahu dan memberikan persetujuan mengenai
usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan
tersebut. ------------------------------------
11. Pemegang Saham dapat juga berpartisipasi dalam Rapat Umum Pemegang
Saham dengan menggunakan konferensi telepon/teleconference atau alat
komunikasi lain yang serupa dengan cara semua Pemegang Saham dapat
mendengar satu sama lainnya, dimana partisipasi tersebut merupakan
kehadiran dari setiap anggota Pemegang Saham dalam Rapat Umum
Pemegang Saham tersebut. ---------------------------------------------------------------
- Berita Acara rapat dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang
mengunakan konferensi telepon atau alat komunikasi lain yang serupa
harus dituangkan secara tertulis diantara Pemegang Saham untuk
diperiksa, disetujui dan ditandatangani.
DIREKSI
Pasal 11
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari 1 (satu) orang anggota
Direksi atau lebih. --------------------------------------------------------------
2. Jika diangkat lebih dari seorang Direktur, maka seorang diantaranya dapat diangkat
sebagai Direktur Utama. -------------------------------------------
3. Anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham, berdasarkan usulan
dari Pemegang Saham Seri A untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dengan tidak
mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikannya sewaktu-
waktu.---------------------------
4. Anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham, untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk
memberhentikannya sewaktu-waktu. ----------------
5. Jika oleh suatu sebab apapun jabatan seorang atau lebih atau semua anggota Direksi
lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi lowongan harus
diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham, untuk mengisi lowongan itu dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar.
---------------------------
DIREKSI
Pasal 11
Pasal ini mengatur mengenai :
a. Direksi Perseroan;
b. Jangka Waktu Jabatan Direksi;
c. Pemberhentian Direksi;
d. Keadaan jika Direksi lowong;
e.Pengunduran diri anggota Direksi dan berakhirnya jabatan
Direksi.
 Dalam pengisian Direksi harus diperhatikan ketentuan mengenai
Ketenagkerjaan dan Undang-Undang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat .
Kalau mengangkat Direksi dari WNA maka harus memperhatikan
syarat dan ketentuan Ketenagakerjaan.
DIREKSI
Pasal 11
 Pasal 94 ayat (3) UUPT menentukan Anggota
Direksi diangkat untuk jangka waktu tertentu
dan dapat diangkat kembali.
Dengan demikian Anggota Direksi dapat
diangkat untuk jangka waktu 3 (tiga), 5 (lima),
atau 10 (sepuluh) tahun, sesuai jangka waktu
yang ditetapkan di dalam Anggaran Dasar
Perseroan.
DIREKSI
Pasal 11
5. Jika oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, untuk
sementara Perseroan diurus oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh
Rapat Dewan Komisaris. ----------------------------------------------------------
6. Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan paling kurang 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. ---------------------------------
7. Jabatan anggota Direksi berakhir, jika : -------------------------------------------------
a. Mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat (6) ; -----------------------------------
b. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan; ----------------------
c. Meninggal dunia; ---------------------------------------------------------------------
d. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. --
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
Pasal 12
1. Direksi berhak mewakili Perseroan didalam dan diluar
Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian,
mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan
Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang
mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi
dengan pembatasan bahwa untuk : -----------------------
a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan
(tidak termasuk mengambil uang Perseroan di bank);
---------------------------------------------------------------
b. Membeli atau dengan cara apapun juga memperoleh barang
tidak bergerak termasuk hak atas tanah atau perusahaan-
perusahaan; -----------------------------------------
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
Pasal 12
c.Menjual atau dengan cara apapun juga
mengalihkan atau melepaskan barang tidak
bergerak termasuk hak atas tanah atau
perusahaan-perusahaan Perseroan;---------------
d.Mengikat Perseroan sebagai penjamin; -----------
e.Mendirikan suatu usaha baru atau turut serta
pada perusahaan lain baik di dalam maupun di
luar negeri. -----------------------------------------------
- Harus dengan persetujuan Dewan Komisaris. ---
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
Pasal 12
2. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan
jaminan utang seluruh atau sebagian besar harta kekayaan Perseroan dalam satu
tahun buku, baik dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri
ataupun yang berkaitan satu sama lain harus mendapat persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki
paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara yang sah dan disetujui oleh paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari
jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat.
--------------------------------------------
3.a. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi
serta mewakili Perseroan. -------------------------------------------------------
b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun
juga, yang tidak perlu dibuktikan kepada Pihak Ketiga, maka salah seorang anggota
Direksi lainnya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi
serta mewakili Perseroan. ----------------------------------
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
Pasal 12
3.Dalam hal hanya ada seorang anggota Direksi maka segala tugas dan
wewenang yang dberikan kepada Direktur Utama atau anggota Direksi yang
lain dalam Anggaran Dasar ini berlaku pula baginya.------
4.Untuk mengalihkan Perseroan atau menyediakan jaminan utang kekayaan
Perseroan yang merupakan lebih dari 50 % (lima puluh persen) jumlah
kekayaan bersih Perseroan yang tercantum dalam Laporan Keuangan
Perseroan yang terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik dalam 1
(satu) transaksi atau lebih, yang berkaitan satu sama lain atau yang tidak
berkaitan satu sama lain wajib mendapat Persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham. ----------------
5.Tanpa mengurangi tanggung jawabnya, Direksi berhak untuk perbuatan
tertentu mengangkat seorang kuasa atau lebih untuk bertindak atas nama
Direksi, dengan syarat dan ketentuan yang ditentukan oleh Direksi dalam
suatu Surat Kuasa Khusus.--------------
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
Pasal 12
Kewenangan yang diberikan tersebut harus dilaksanakan sesuai
dengan Anggaran Dasar ini dan ketentuan peraturan
perundang-undangan dengan mengindahkan ketentuan dalam
ketentuan peraturan perundang-
undangan.-------------------------------------------
6. Pembagian tugas dan wewenang pengurusan diantara anggota
Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham. Dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham
tidak menetapkan, pembagian tugas dan wewenang anggota
Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat Direksi sesuai
dengan ketentuan dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan. ------------------------------------------
Catatan

Pasal ini mengatur mengenai kewenangan Direksi mewakili Perseroan


dan pembatasannya (jika ada) serta mengatur anggota Direksi yang
berhak mewakili Direksi.
Hal-hal yang membatasi kewenangan Direksi ini dituangkan
berdasarkan kesepakatan para pendiri. Jadi pembatasan ini dapat
ditiadakan dan dapat juga ditambah sesuai kesepakatan para pendiri.
Persetujuan untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum tersebut
dapat ditentukan harus dengan persetujuan Dewan Komisaris atau
Rapat Umum Para Pemegang Saham.
Dalam hal persetujuan tersebut harus diberikan oleh Dewan
Komisaris maka ketentuan ini tidak dapat diubah menjadi
:persetujuan dari Komisaris Utama atau Komisaris Perseroan” oleh
karena Dewan Komisaris bersifat “Majelis”
RAPAT DIREKSI
Pasal 13
1.Penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu
apabila dipandang perlu : --------------------------------------------
a. Oleh seorang atau lebih anggota Direksi; -----------------------
b. Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota
Dewan Komisaris; atau ----------------------------------------------
c.Atas permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang
saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau
lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
----------------------------------------------------
2. Panggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang
berhak bertindak untuk dan atas nama Direksi menurut ketentuan
Pasal 12 Anggaran Dasar ini. ---------------------------
RAPAT DIREKSI
Pasal 13
3.Panggilan Rapat Direksi disampaikan dengan surat tercatat atau dengan
surat yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan
mendapat tanda terima paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat
diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan
tanggal rapat. ---------------------------------------------------
4.Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu, dan
tempat rapat. ----------------------------------------------------------------------
5.Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat
kegiatan usaha Perseroan. -------------------------------------------------------
Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, panggilan terlebih
dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan
dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan
mengikat. -----------------------------------------------------------------
RAPAT DIREKSI
Pasal 13
6.Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama dalam hal Direktur Utama
tidak dapat hadir atau berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada
Pihak Ketiga, Rapat Direksi dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang
dipilih oleh dan dari antara anggota Direksi yang hadir. ---------------------
7.Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh
anggota Direksi lainnya berdasarkan surat kuasa. -----------------------------
8.Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang
mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah anggota Direksi
hadir atau diwakili dalam rapat. -----------------------------------------
9.Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat. Apabila tidak tercapai maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit lebih dari 1/2
(satu per dua) dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat.
-----------------------------------------------------------------------------------
RAPAT DIREKSI
Pasal 13
10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang maka Ketua Rapat Direksi
yang akan menentukan. -----------------------------------------------------------------------------
11.a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan
1 (satu) suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya. ----
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa
tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara
lisan kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir. -----
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan
dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang
dikeluarkan. ------------------------------------------------------------------------------------------
12. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi,
dengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua
anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis
dengan menandatangani persetujuan tersebut. ------------------------------------------------
Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama
dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi. -------------------
DEWAN KOMISARIS
Pasal 14
1. Dewan Komisaris terdiri dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris,
apabila diangkat lebih dari seorang anggota Dewan Komisaris, maka seorang
diantaranya dapat diangkat sebagai Komisaris Utama.
----------------------------------------------------------------
2. Yang boleh diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris hanya Warga Negara
Indonesia yang memenuhi persyaratan yang ditentukan peraturan Perundang-
undangan yang berlaku. -----------------------------
3.Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum
Pemegang Saham untuk memberhentikan sewaktu-waktu.
------------------------------------------------------------------
4. Jika oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus
diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan itu
dengan memperhatikan ketentuan ayat (2) Pasal ini.
-----------------------------------------------------------------------
Catatan
 Pasal ini mengatur mengenai Dewan Komisaris Perseroan, jangka waktu jabatan
Dewan Komisaris, pemberhentian, keadaan jika Dewan Komisaris lowong,
pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dan berakhirnya jabatan Dewan
Komisaris.
 Dalam pengisian jabatan Dewan Komisaris Perseroan harus diperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan terkait dengan Ketenagakerjaan dan
Undang-Undang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
 Jika dimaksudkan untuk dapat mengangkat orang asing sebagai anggota Dewan
Komisaris atau jika Perseroan merupakan PT. PMA maka ketentuan ini ditiadakan
atau diubah menjadi “Yang boleh diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris
adalah Warga Negara Indonesia dan/atau Warga Negara Asing yang memenuhi
persyaratan yang ditentukan peraturan perundang-undangan.”
 Sesuai ketentuan Pasal 111 ayat (3) UUPT, anggota Dewan Komisaris diangkat
untuk jangka waktu tertentu dan dapat diangkat kembali. Jadi anggota Dewan
Komisaris dapat diangkat untuk jangka waktu 3 (tiga), 5 (lima) atau 10 (sepuluh)
tahun, sesuai jangka waktu yang ditetapkan di dalam Anggaran Dasar Perseroan.
DEWAN KOMISARIS
Pasal 14
5.Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari
jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai
maksud tersebut kepada Perseroan sekurangnya 30 (tiga puluh) hari
sebelum tanggal pengunduran dirinya. --------------------------------------
6.Jabatan anggota Komisaris berakhir apabila : -------------------------------
a. Kehilangan kewarganegaraan Indonesia; --------------------------------
b. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat (5);-----------------
c.Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang
berlaku;----------------------------------------------------------------------------
d. Meninggal dunia; ---------------------------------------------------------------
e. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham.----------------------------------------------------------------------------
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS
Pasal 15
1.Dewan Komisaris dalam rangka pengawasan dan pemberian
nasihat kepada Direksi setiap waktu dalam jam kerja kantor
Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau
tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh
Perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat
dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan
uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala
tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi. ------
2.Dalam menjalankan tugas Dewan Komisaris berhak
memperoleh penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan
oleh Dewan Komisaris. ---------------------------
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS
Pasal 15
3. Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus Perseroan
sementara, apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan
sementara dan Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota
Direksi maka untuk sementara . Dalam hal demikian Dewan
Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara
kepada seorang atau lebih di antara anggota Dewan Komisaris
atas tanggungan Dewan Komisaris.
----------------------------------------------------------------
4. Dalam hal ini hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris,
segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Komisaris
Utama atau anggota Dewan Komisaris dalam anggaran dasar ini
berlaku pula baginya. -------------------------
RAPAT DEWAN KOMISARIS
Pasal 16

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


13 mutatis mutandis berlaku bagi rapat Dewan
Komisaris. --------------------------------------------------
RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN
LAPORAN TAHUNAN
Pasal 17
1. Direksi menyampaikan rencana kerja yang memuat juga
anggaran tahunan Perseroan kepada Dewan Komisaris untuk
mendapat persetujuan, sebelum tahun buku dimulai.
2. Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum
dimulainya tahun buku yang akan datang. -----------------------
3. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari
sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember. Pada
akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup.
Untuk pertama kalinya buku Perseroan dimulai pada tanggal
dari akta pendirian ini dan ditutup pada tanggal 31 (tiga
puluh satu) Desember 2021(dua ribu dua puluh satu).
RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN
LAPORAN TAHUNAN
Pasal 17
4. Direksi menyusun laporan tahunan dan menyediakannya di kantor
Perseroan untuk dapat diperiksa oleh para pemegang saham terhitung
sejak tanggal panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
--------------------------------
5.Persetujuan laporan Tahunan, termasuk pengesahan laporan keuangan
tahunan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris dan
keputusan penggunaan laba ditetapkan oleh Rapat Umujm Pemegang
Saham.--------------
6. Pengesahan neraca perhitungan laba rugi oleh Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan berarti memberikan pembebasan
sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Dewan Komisaris dan Direksi
dari tanggung jawab atas tindakan mereka dalam bidang masing-
masing dalam tahun buku yang bersangkutan, sepanjang tindakan-
tindakan tersebut ternyata dalam buku Perseroan.------------------------
PENGGUNAAN LABA, PEMBAGIAN LABA DAN
PEMBAGIAN DIVIDEN
Pasal 18
1.Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum
dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan merupakan saldo laba
yang positif, dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. -----------------------------
2.Jika perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan
kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, maka
kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan
laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak
mendapat laba selama kerugian yang tercatat dan dimasukkan dalam
perhitungan laba rugi itu belum sama sekali tertutup. --------
3. Perseroan dapat membagikan Diividen interim sebelum tahun buku
Perseroan berakhir.--------------------------------------------------------
PENGGUNAAN LABA, PEMBAGIAN LABA DAN
PEMBAGIAN DIVIDEN
Pasal 18
4. Pembagian Dividen Interim sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat
dilakukan apabila jumlah kekayaan bersih Perseroan tidak menjadi lebih
kecil daripada jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor ditambah dengan
cadangan wajib.----------------------------------------------
5.Pembagian Dividen Interim sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak
boleh mengganggu atau menyebabkan Perseroan tidak dapat memenuhi
kewajibannya pada kreditor atau mengganggu kegiatan
Perseroan.-----------------------------------------------------------------------------
6.Pembagian Dividen Interim ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi
setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris, dengan
memperhatikan ketentuan pada ayat (2) dan ayat (3).--------------------
7.Dalam hal setelah tahun buku berakhir, ternyata Perseroan menderta
kerugian, Dividen Interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh
Pemegang Saham kepada Perseroan. -----------------------------------
PENGGUNAAN CADANGAN
Pasal 19
1. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai mencapai 20 % (dua
puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor hanya boleh
dipergunakan untuk menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain.
-----------------------------------------
2. Jika jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20 % (dua puluh persen), Rapat
Umum Pemegang Saham dapat memutuskan agar jumlah kelebihannya
digunakan bagi keperluan Perseroan. ------------
3. Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum dipergunakan
untuk menutup kerugian dan kelebihan cadangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) yang penggunaannya belum ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham harus dikelola oleh Direksi dengan cara yang tepat menurut
pertimbangan Direksi, setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dan
memperhatikan peraturan perundang-undangan agar memperoleh laba.
---------------------------------------------------------------------------------
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur
dalam Anggaran Dasar ini, akan diputus dalam Rapat
Umum Pemegang Saham. ------------
Akhirnya, Para Penghadap bertindak dalam
kedudukannya sebagaimana tersebut di atas
menerangkan bahwa : ----------------------------------
1. Modal ditempatkan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2) telah diambil bagian dan disetor
penuh dengan uang tunai melalui kas Perseroan
oleh para pendiri : -----------------------
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
- Tuan Aria Kamandanu tersebut, sebanyak 1.500
(seribu lima ratus) lembar saham atau dengan
nilai nominal seluruhnya sebesar –--- Rp. 1.500.000.000,-
(satu miliar lima ratus juta rupiah);--------------------------------
- Tuan Aria Dwipangga tersebut, sebanyak 1.000
(seribu) lembar saham atau dengan nilai--------
nominal seluruhnya sebesar –----------- Rp. 1.000.000.000,-
(satu miliar rupiah);--------------------------------------------------
Sehingga seluruhnya berjumlah 2.500 (dua ribu lima ratus)
lembar saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar
Rp. 2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta rupiah).-------
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
- PT. XXX tersebut, sebanyak 1.500 (seribu
lima ratus) lembar yang terdiri atas :
- 1000 (seribu) lembar saham seri A
dengan nilai nominal Rp. 1.000.000,-
(satu juta rupiah) atau seluruhnya
sebesar-----------------------------------------------------Rp. 1.000.000.000,-
(satu miliar rupiah)--------------------
- 250 (dua ratus lima puluh) lembar saham seri B
dengan nilai nominal Rp. 500.000,-
(lima ratus ribu rupiah) atau seluruhnya
sebesar-----------------------------------------------------Rp. 125.000.000,-
(seratus dua puluh lima juta rupiah)--------------------
- 250 (dua ratus lima puluh) lembar saham seri C
dengan nilai nominal Rp. 250.000,-(dua ratus
lima puluh ribu rupiah) atau seluruhnya
sebesar-----------------------------------------------------Rp. 62.500.000,-
(enam puluh dua juta lima ratus ribu rupiah)--------------------
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
- Tuan XYZ tersebut, sebanyak 1.250 (seribu
dua ratus lima puluh) lembar yang terdiri atas :
- 1000 (seribu) lembar saham seri B
dengan nilai nominal Rp. 500.000,-
(lima ratus ribu rupiah) atau seluruhnya
sebesar-----------------------------------------------------Rp. 500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah)-------------------------------
- 250 (dua ratus lima puluh) lembar saham seri D
dengan nilai nominal Rp. 250.000,-(dua ratus
lima puluh ribu rupiah) atau seluruhnya
sebesar-----------------------------------------------------Rp. 62.500.000,-
(enam puluh dua juta lima ratus ribu rupiah)--------------------
Sehingga seluruhnya berjumlah 2.750 (dua ribu tujuhratus lima puluh) lembar
saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar
Rp. 1.750.000.000,- (satu miliar tujuh ratus lima puluh juta rupiah).-----
Catatan
 Pengisian mengenai jumlah saham harus
disesuaikan dengan jumlah Modal yang
Ditempatkan dan Disetor, siapa yang
mengambil bagaian atas saham-saham
tersebut, berapa jumkahnya dan besarnya
nilai nominal saham-saham tersebut.
 Isi juga klasifikasi atau Seri Saham yang dimiliki
oleh masing-masing Pemegang Saham.
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
2. Menyimpang dari ketentuan Pasal 11 ayat (3) dan Pasal
(14) ayat (3) Anggaran Dasar ini, mengenai tata cara
pengangkatan anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris, telah diangkat sebagai :---------------------------
- Direksi
Direktur : Tuan Majapahit tersebut.--------------
- Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Tuan Fatahillah, lahir di ------------
Makassar, dst.---------------------------
Komisaris : Nyonya Mantili tersebut.-------------
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
- Pengangkatan anggota Direksi dan Dewan
Komisaris tersebut telah diberitahukan dan
diterima oleh masing-masing yang
bersangkutan.------------------------------------------
- Akta ini diselesaikan pukul 10.00 Wita
(sepuluh nol-nol Waktu Indonesia Tengah).-----
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
---------------------------------------DEMIKIANLAH AKTA INI---------------------------------
- Dibuat sebagai minuta dan diselesaikan di (tempat kedudukan/di luar tempat
kedudukan), pada hari dan tanggal seperti disebutkan pada bagian awal akta ini,
dengan dihadiri oleh : -----------------------------------------------------------------------------------
1. Nona Besse, Lahir di Makassar pada tanggal 09-05-1994 (sembilan Mei seribu
sembilan ratus sembilan puluh empat), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor
Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah, bertempat tinggal di Jalan Pahlawan ., Rukun
Tetangga 01, Rukun Warga 02, Kelurahan Merdekaya, Kecamatan Merdeka,
Kabupaten Maros, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor :
7371131090519940001. –-----------------------------------------------------------------
2. Nyonya Karsa, Lahir di Maros pada tanggal 09-05-1994 (sembilan Mei seribu
sembilan ratus sembilan puluh empat), Warga Negara Indonesia, Pegawai Kantor
Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah, bertempat tinggal di Raja., Rukun Tetangga
01, Rukun Warga 02, Kelurahan Kesultanan., Kecamatan Kerisidenan, Kabupaten
Maros, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor : 7371131090519940004 --------
Keduanya adalah Pegawai saya, Notaris, dan dikenal sebagai saksi-saksi. -------------------
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20

- Isi akta ini telah diberitahukan dan dijelaskan kepada para penghadap
(penghadap).----------------------------------------------------------
- Para penghadap (penghadap) menerangkan sebelum dilangsungkannya
pembuatan akta ini mereka terlebih dahulu (atau “telah menerima
konsep akta ini dan”) telah membaca sendiri,mengetahui, memahami
isinya dan mereka menghendaki agar isi akta ini tidak perlu dibacakan
secara lengkap.---------------------
- Segera setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris secara terbatas
mengenai kepala akta, komparisi, penjelaan pokok akta secara singkat
dan jelas, serta penutup akta kepada Para Penghadap dan saksi-saksi,
maka pada ketika itu juga pada tiap halaman dari akta ini dibubuhi
paraf dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh para
penghadap,para saksi, dan saya, Notaris..--------------------------------------
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20

- Selanjutnya Para Penghadap membubuhkan sidik


jari jempol tangan kanan pada lembaran
tersendiri dihadapan saya, Notaris dan saksi-
saksi, yang dilekatkan pada minuta akta ini. ------
- Dibuat dengan tanpa perubahan. -------------------
- Minuta akta ini telah ditandatangani dengan
sempurna. -------------------------------------------------
- Diberikan sebagai SALINAN yang sama bunyinya.
--------------------------------------------------
Catatan
Pembacaan dan penandatanganan Akta dapat juga
dilakukan di luar tempat kedudukan Notaris
sepanjang masih berada di dalam wilayah jabatan
Notaris.
Sesuai ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf c UUJN,
Notaris wajib melekatkan sidik jari penghadap (para
penghadap) pada Minuta Akta.
Diisi perubahan yang terjadi dalam pembuatan Akta
tersebut sesuai ketentuan Pasal 48, Pasal 49 dan
Pasal 50 UUJN.
BEBERAPA CATATAN PENTING
(J. Satrio : Perseroan Terbatas Bagian Pertama)
 Periode pendirian P.T. adalah saat para calon pendiri P.T. menuangkan
sepakat mereka untuk mendirikan P.T. ke dalam akta Notaris. (Pasal 7 ayat (1)
UUPT).
 Suatu P.T. berdiri setelah mendapatkan status Badan Hukum. Hal ini berarti
bahwa sejak saat itu mereka yang mendirikan P.T. tidak lagi disebut “calon
pendiri”, tetapi telah menjadi “para pendiri P.T.
 Pada saat P.T. sudah didirikan tetapi belum mendapat pengesahan sebagai
Badan Hukum, ada kemungkinan dan memang biasanya, perseroan itu
sudah harus bergerak melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu “atas
nama” perseroan.
 Penggunaan kata “p” pada “perseroan” masih menggunakan huruf “p”
karena perseroan yang didirikan belum memperoleh status sebagai badan
hukum; apabila sudah memperoleh status sebagai badan hukum maka
penggunaan kata “P” pada perusahaan harus “Perseroan”.
BEBERAPA CATATAN PENTING
(J. Satrio : Perseroan Terbatas Bagian Pertama
 Perlu dibedakan antara perbuatan hukum calon pendiri “untuk
kepentingan” P.T. yang akan didirikan (Pasal 13 ayat (1) UUPT dengan
perbuatan hukum “atas nama” P.T. dalam pendirian (Pasal 14 ayat (1)
UUPT, yang dilakukan oleh para “pendiri” P.T.
 Undang-Undang membedakan antara perbuatan hukum “untuk
kepentingan” dan “atas nama” P.T. dalam pendirian.
 Perhatikan pembedaan antara “calon pendiri” (Pasal 13 ayat (1)) dan
“para pendiri” (Pasal 14 ayat (1)) UUPT.
 Peristiwa yang disebutkan dalam Pasal 13 ayat (1) yang bertindak disebut
“calon pendiri” P.T., karena belum ada tindakan mendirikan P.T..
Mereka pada saat itu tidak bisa bertindak “atas nama” P.T. yang akan
didirikan, karena belum ada tindakan pendirian P.T. “P.T.” nya belum
didirikan.
BEBERAPA CATATAN PENTING
(J. Satrio : Perseroan Terbatas Bagian Pertama
 Pada Peristiwa yang disebutkan dalam Pasal 14 ayat (1) P.T. sudah
didirikan dan karenanya para pendiri bisa bertindak atas nama “PT
dalam pendirian”.
 Disini “P.T.” nya sudah didirikan, tetapi belum memperoleh status
sebagai badan hukum.
 Pasal 14 mengatur hubungan extern (para) pendiri atas nama P.T.
dengan Pihak Ketiga.
Ternyata hal ini dapat dilakukan, sekalipun “P.T. dalam pendirian”
belum merupakan suatu “PT” sampai ia mendapatkan status
sebagai badan hukum (lihat Pasal 1 ayat (1) jo Pasal 7 ayat (4) UUPT.
 Jadi menurut UUPT ternyata bisa ada perbuatan “atas nama”
perseroan, sekalipun “P.T.” itu belum ada (Pasal 14 ayat (1) UUPT.
BEBERAPA CATATAN PENTING
(J. Satrio : Perseroan Terbatas Bagian Pertama
 Kalau pendiri bertindak untuk “kepentingan” perseroan yang
akan didirikan seperti yang diatur dalam Pasal 13 UUPT itu masih
mudah untuk diterima. Yang menjadi permasalahan adalah,
apakah orang bisa bertindak “atas nama P.T.” yang belum ada ?.
 Orang memang bisa bertindak “atas nama” perseroan yang
belum menjadi badan hukum, dan tindakan seperti itu seperti
pada perseroan Firma dan perseroan komanditer, dianggap
sebagai tindakan atas nama semua pesero.
 Kalau menurut Pasal 14 ayat (1) UUPT, tindakan “atas nama”
perseroan harus dilakukan oleh semua anggota Direksi, bersama-
sama dengan semua pendiri dan semua anggota Dewan
Komisaris.
BEBERAPA CATATAN PENTING
(J. Satrio : Perseroan Terbatas Bagian Pertama
Kewenangan untuk bertindak atas nama Perseroan yang nantnya bisa
mengikat Perseroan hanya diberikan kepada 2 (dua) kelompok orang, yaitu :
1.Tindakan hukum atas nama P.T (dalam pendirian) yang dilakukan oleh
semua anggota Direksi, bersama-sama semua pendiri serta semua
anggota Dewan Komisaris Perseroan;
2.Tindakan hukum atas nama P.T. (dalam pendirian) yang dilakukan oleh
pendiri yang memenuhi syarat Pasal 14 ayat (4) UUPT.
Untuk nomor 1 di atas, syaratnya cukuo berat, karena harus dilakukan oleh
semua anggota Direksi, bersama-sama dengan semua pendiri serta semua
anggota Dewan Komisaris Perseroan, karena tindakan itu atas nama
perseroan, maka AKIBAT HUKUM PERBUATAN ITU, berdasarkan Pasal 14
ayat (3) UUPT DEMI HUKUM MENGIKAT DAN MENJADI TANGGUNG JAWAB
P.T (setelah menjadi Badan Hukum).
BEBERAPA CATATAN PENTING
(J. Satrio : Perseroan Terbatas Bagian Pertama
Untuk nomor 2 hanya mensyaratkan, bahwa yang bertindak atas
nama Perseroan (dalam pendirian) adalah “pendiri” Perseroan.
Maksudnya orang yang turut menandatangani akta pendirian P.T.
di hadapan Notaris.
Dalam hal ini dapat saja pendiri P.T. tidak mengambil bagian
menjabat sebagai Pengurus Perseroan apakah sebagai anggota
Direksi atau anggota Dewan Komisaris.
Yang disebutkan oleh nomor urut 2 adalah tindakan para pendiri
atas nama P.T (dalam pendirian), jadi yang diatur adalah untuk
periode terbatas saja, yaitu mengenai tindakan pada waktu P.T.
sudah didirikan tetapi belum mendapatkan status sebagai Badan
Hukum.
BEBERAPA CATATAN PENTING
(J. Satrio : Perseroan Terbatas Bagian Pertama
Apa akibat hukum dari nomor urut 1 di atas ?
Akibat hukum yang timbul dari perbuatan hukum yang
dilakukan atas nama Perseroan yang belum memperoleh
status badan hukum, yang dilakukan oleh semua mereka
yang nantinya menajdi anggota Direksi, para pendiri dan
semua orang yang nantinya menajdi Komisaris dalam P.T.
yang bersangkutan, selama P.T. belum berdiri mengikat
bersama-sama secara tanggung renteng (tanggung
menanggung).
Akibat hukum itu demi hukum menjadi tanggung jawab P.T.
kalau P.T. nanti memperoleh status sebagai badan hukum.
BEBERAPA CATATAN PENTING
(J. Satrio : Perseroan Terbatas Bagian Pertama
Apa akibat hukum dari nomor urut 2 di atas ?
Pada asasnya perbuatan hukum pendiri atas nama
perseroan yang belum memperolh status sebagai
badan hukum, Tidak Mengikat P.T.
Akibat hukum yang timbul dari perbuatan hukum
yang dilakukan atas nama Perseroan, baru mengikat
P.T., sesudah P.T., mendapat pengakuan sebagai
badan hukum, kalau dalam RUPS P.T yang pertama
semua pemegang saham menyetujui perbuatan
hukum tersebut.
BEBERAPA CATATAN PENTING
(J. Satrio : Perseroan Terbatas Bagian Pertama
 Kesimpulannya adalah :
a. Apabila perbuatan hukum itu dilakukan oleh seluruh anggota
Direksi bersama-sama dengan semua pendiri serta semua
anggota Dewan Komisaris, MAKA, akibat hukumnya DEMI
HUKUM MENGIKAT P.T. SETELAH MENDAPAT PENGESAHAN
SEBAGAI BADAN HUKUM (Pasal 14 ayat (3) UUPT).
b. Apabila perbuatan hukum itu dilakukan oleh Pendiri
Perseroan saja, MAKA, akibat hukumnya, PERBUATAN ITU
MENGIKAT P.TP. (setelah mendapatkan pengakuan sebagai
badan hukum), kalau PERBUATAN HUKUM ITU DISETUJUI
OLEH SEMUA PEMEGANG SAHAM DALAM RUPS YANG
DIHADIRI OLEH SEMUA PEMEGANG SAHAM.

Anda mungkin juga menyukai