PRINSIP-PRINSIP FARMAKOLOGI
DAN TERAPI KLINIK
Evi Oktavia Marpaung (21344001) Rafina (21344049)
Syahromi (21344004) Elpita Saragih (21344039)
Gunawan Eko Rezki B (21344006) Ning Ratih Handayani (21344003)
Elisabet Lusitania (21344005) Melisa (21344002)
Kelompok 1 Kelas D
Program Studi Profesi Apoteker
Institut Sains dan Teknologi Nasional
2021
A. Pendahuluan
Penggunaan obat rasional bermula sejak akhir abad ke-19 dan dikaitkan dengan
3 perkembangan berbeda, yaitu :
1
Lahirnya kimia organic sintetis
2
Penjelasan cara kerja bahan kimia melalui eksperimen
pada hewan dan manusia.
Tujuannya ,
Secara umum adalah studi
ilmiah tentang obat-obatan pada
manusia.
A. Pendahuluan
Aspek Farmakodinamika meliputi studi tentang efek obat pada tubuh dan
mode yang mendasari cara kerja
farmakologi
klinis Toksikologi adalah aspek farmakologi yang berhubungan dengan
efek samping obat yang digunakan dalam terapi dan zat kimia
digunakan di rumah tangga, di industri, atau ditemukan di
lingkungan.
Untuk alasan Politik, ini adalah gambaran farmakologi klinis yang paling
sering ditampilkan kepada publik
A. Pendahuluan
• Tujuan:
• Menilai efek obat, dan
• Metode statistik untuk mengevaluasi hasilnya
A. Pendahuluan
Tujuan terapi
• Untuk menghasilkan efek terapeutik
yang diinginkan dengan efek samping
yang minimal
B. Konsep Dasar Aksi Obat
Sifat Fisikokimia Obat
Tiga Sifat Fisikokimia Obat Yang Paling Penting
Kelarutan dalam
1 Lemak
3 Ukuran Molekul
2 Derajat Ionisasi
B. Konsep Dasar Aksi Obat
Penentu utama kemampuan obat untuk melintasi membran dinding sel baik
itu dari saluran pencernaan, tubulus ginjal, atau sawar darah-otak
Dimana :
Ka adalah konstanta disosiasi.
pKa adalah logaritma negatif dari Ka
Tabel 1 Sifat farmakologis utama dari beberapa obat
penghambat beta-adrenoseptor
Aktivitas simpatomimetik Aktivitas stabilisasi Log koefisien Partisi
Obat Kardio-selektif
Intrinsik membran oktanol/air
Asebutolol ± + + 1.87
Aprenolol _ + + 2.61
Atenolol + _ _ 0.23
Metoprolol + _ ± 2.15
Nadolol _ _ _ 0.71
Oxprenolol _ + + 2.18
Pindolol _ ++ + 1.75
Practonolo + + _ 0.79
Propranolol _ _ + 3.65
Sotalol _ _ _ 0.79
Timolol _ _ + 2.10
Gambar 1. Distribusi obat asam lemah (misalnya warfarin) antara Plasma dan getah lambung. Angka – angka
dalam kurung mengacu pada konrelatif konsentrasi warfarin di semua unit.
Transformasi logaritma dari persamaan (2) memberikan hasil:
pH = pKa – log10 (3)
Dari sini, dapat dilihat bahwa perubahan pH di belakang pKa obat seperti fenobarbiton (pKa 7,4) akan
menimbulkan perubahan yang dapat dipertimbangkan dalam tingkat ionisasinya. Hal ini secara klinis digunakan pada
pasien yang overdosis fenobarbiton dimana urin dapat dibuat menjadi basa dengan pemberian natrium bikarbonat
untuk memfasilitasi ekskresinya. Pada pH urin 8, lebih dari 95 % fenobabiton akan terionisasi dan dengan demikian
tidak akan diserap kembali di ginjal.
Untuk obat dasar, mis. Amfetamin atau quinidine, (diwakili sebagai BH), persamaan (3) diatur ulang
sehingga :
pH = pKa – log 10 (4)
Dengan argument yang sama seperti di atas, pengasaman urin akan mendorong eliminasi obat – obatan dan ini
juga dapat digunakan untuk mengobati overdosis.
Derajat ionisasi obat berimplikasi pada absorbs obat dari
saluran cerna.