Anda di halaman 1dari 189

Mata Kuliah:Farmakologi

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk


memahami konsep dasar Farmakologi, Farmakodinamik, Farmakokinetik,
obat-obat tradisonal, penggolongan obat, prinsip pemberian obat, bentuk
kemasan sediaan obat, peran kolaboratif perawat dalam menyiapkan dan
memberikan obat.

RELEVANSI

M
ateri dalam modul Keperawatan Dasar ini di berikan pada semester 2 berkaitan
dengan Mata Kuliah Farmakologi sebagai dasar untuk memahami
Asuhan Keperawatan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-
spiritual.

1
Mata Kuliah:Farmakologi

T TUJUAN PEMBELAJARAN

 Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu


memahami Konsep Dasar Farmakologi.

PETUJUK BELAJAR

M
odul keperawatan dasar ini terdiri dari 4 modul yang berisi
materi beserta latihan, rangkuman, tes formatif, dan glosarium.
Untuk bisa mengerjakan latihan dan menjawab tes formatif,
pelajarilah setiap pokok bahasan dengan seksama.

2
Mata Kuliah:Farmakologi

KONSEP DASAR FARMAKOLOGI,


FARMAKODINAMIK DAN
FARMAKOKINETIK
 50 Menit

PENDAHULUAN
A
pakah Anda sudah mengetahui hal-hal yang termasuk konsep dasar Farmakologi?
Kalau Anda belum mengetahuinya maka bacalah modul ini.
Modul 1 ini berisikan materi tentang teori Konsep Farmakologi, Farmakodinaik
dan Farmakokinetik meliputi: Pengertian Farmakologi, Farmakodinamik dan
Farmakokinetik, Konsep Farmakologi, Farmakodamik dan Konsep
Farmakokinetik.

TUJUAN (KD)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menjelaskan
konsep dasar farmakologi, farmakodinamik, farmakokinetik.

3
Mata Kuliah:Farmakologi

SUB POKOK BAHASAN


A. Pengertian Farmakologi
B.Pengertian Farmakodinamik
C.Pengertian Farmakokinetik
D. Konsep Farmakologi
E. Konsep Farmakodinamik
F. Konsep Farmakokinetik

INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Farmakologi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian farmakodinamik
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Farmakokinetik
4. Mahasiswa mampu menjleaskan Konsep Farmakologi
5. Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Farmakodinamik
6. Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Farmakokinetik

URAIAN MATERI

KONSEP DASAR FARMAKOLOGI, FARMAKODINAMIK


DAN FARMAKOKINETIK
A. Pengertian Farmakologi
Adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh
aspeknya, baik sifat kimiawi, fisika, kegiatan fisiologi, resorpsi dan
nasibnya dalam organisme hidup.

4
Mata Kuliah:Farmakologi

B. Pengertian Farmakodinamik
Mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup terutama cara dan
mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terafi yang ditimbulkan
(Pengaruh Obat terhadap tubuh).
C. Pengertian Farmakokinetik
Farmakokinetika merupakan aspek farmakologi yang mencakup nasib obat
dalam tubuh yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya
(ADME). Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara
pemberian umunya mengalami absorpsi, distribusi, dan pengikatan untuk
sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian dengan atau
tanpa biotransformasi, obat diekskresi dari dalam tubuh.
D. Konsep Farmakologi
Farmakologi berasal dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu
pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
obat dan cara kerjanya pada system biologis. Farmakognosi adalah ilmu
yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat
digunakan sebagai obat. Farmasi (English: pharmacy, Latin: pharmacon)
adalah bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu
kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan
efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Profesional bidang farmasis
disebut farmasis atau apoteker. Farmakologi Klinik adalah ilmu
farmakologi yang mempelajari pengaruh kondisi klinis pasien terhadap
efikasi obat, misalkan kondisi hamil dan menyusui, neonates dan anak,
geriatrik, inefisiensi ginjal dan hepar. Farmakologi Terapi atau sering
disebut farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari pemanfaatan obat

5
Mata Kuliah:Farmakologi

untuk tujuan terapi. Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-


pengaruh bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup.
E. Konsep Farmakodinamik
Farmakodinamika mempelajari efek obat dalam tubuh atau jaringan hidup
atau memelajari pengeruh obat terhadap fisiologi tubuh.
1. Mekanisme Obat
Efek obat terjadi karena interaksi fisiko-kimiawi antara obat atau
metabolit aktif dengan reseptor atau bagian tertentu dalam tubuh. Obat
bekerja melalui mekanisme sebagai berikut:
 Interaksi obat-reseptor
Obat+Reseptor memberikan efek farmakologi, disebut agonis.
Contoh: agonis reseptor kolinergik/muskarinik a.l. carbakol,
arecolin, methakolin, pilokarpin. Obat+Reseptor menghalangi
obat lain memberikan efek farmakologi, disebut antagonis.
Contoh: antagonis reseptor kolinergik a.l. atropine, ipatropium,
skopolamin.
 Interaksi obat-enzim
Contoh: obat penghambat enzim asetil kolin esterase (ACE)
sehingga memberikan efek kolinergik a.l. neostigmin,
parathion.
 Kerja non-spesifik (tanpa ikatan dengan reseptor atau enzim)
Contoh: Na-bikarbonas (merubah pH cairan tubuh), alcohol
(denaturasi protein), norit (mengikat racun atau bakteri)
2. Reseptor Obat
Reseptor dapat berupa protein, asam nukleat, enzim, karbohidrat atau

6
Mata Kuliah:Farmakologi

lemak yang merupakan bagian dari sel, ribosom, atau bagian lain.
Semakin banyak obat yang menduduki reseptor, berbanding lurus
dengan kadar obat dalam plasma. Reseptor yang umumnya dikenal a.l.
reseptor kolinergik/muskarinik, reseptor alfa-adrenergik (alfa-1 & alfa-
2), reseptor beta-adrenergik (beta-1 & beta-2).
3. Transmisi Sinyal Obat
Interaksi obat dengan reseptor mengasilkan bisa menghasilkan efek
agonis, agonis parsial, antagonis kompetitif dan antagonis non-
kompetitif.
4. Interaksi Obat-Reseptor
Interaksi obat-reseptor sering dianalogikan sebagai Gembok-Kunci.
Obat adalah Kunci, Reseptor adalah Gembok. Kecocokan obat dengan
reseptor tertentu tergantung pada struktur molekulnya.
5. Kerja Obat yang Tidak Diperantarai Reseptor disebut juga Kerja Non
Spesifik.
F. Konsep Farmakokinetik
Farmakokinetik merupakan penjelasan mengenai perjalanan obat dalam
tubuh. Dalam Farmakokinetik meliputi ADME ( Adsorbsi, Distribusi,
Metabolisme, dan Eksresi).
1. Adsorbsi merupakan proses berpindahnya molekul obat dari ilium ke
pembuluh darah, sebab ilium terdapat pembuluh darah yang paling
banyak. Biasanya adsorbsi disebut pula sebagai proses penyerapan
obat. Cara berpindah obat terdiri dari dua macam yaitu adsorbsi aktif
dan pasif. Proses pasif menggunakan proses difusi tanpa memerlukan

7
Mata Kuliah:Farmakologi

energi namun aktif membutuhkan carier pembawa biasanya


menggunakan protein dan enzim dengan melawan gradient konsentrasi
menggunakan sistem berpindah dari konsentrasiu rendah ke tinggi.
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi Adsorbsi :
 Lemak : terdapat beberapa macam obat, ada obat yang dapat
larut dalam lemak namun ada pula yang tidak dapat larut dalam
lemak. Pada obat yang larut dalam lemak akan mudah
teradsorbsi dibandingkan yang tidak, yang tidak akan
membutuhkan carrier agar dapat diadsorbsi oleh tubuh.
 Aliran Darah : jika aliran darah tubuh baik maka proses
adsorbsi akan baik pula, namun sebaliknya jika aliran darah
mengalami hambatan maka proses adsorbsi akan mengalami
gangguan.
 Rasa nyeri : nyeri dapat menghambat proses adsorbsi sebab jika
terdapat nyeri maka proses kerja pinositosis akan terhambat.
Dimana pinositosis berperan dalam proses adsorbsi obat dalam
tubuh.
 Stres : stres akan mempengaruhi otak dalam melekukan
perintah adsorbssi obat.
 Kelaparan : dalam kondisi lapar usus tidak dapat melakukan
proses peristaltik sehingga proses adsorbsi akan tidak
berlangsung.
 Makanan dalam usus : jika dalam suatu volume usus
mengalami keadaan yang berlebihan maka proses perpindahan
obat untuk diabsrobsi akan terhambat.

8
Mata Kuliah:Farmakologi

 pH : keasaman dalam usus akan mempengaruhi absorbsi obat,


jika terlalu asam maka obat akan hancur.
2. Distribusi merupakan proses yang dialami obat setelah masuk kedalam
cairan tubuh pada pembuluh darah. Perjalanan obatnya obat masuk
dalam pembuluh darah kemudian terikat dengan protein secara in aktif
(tidak bekerja), kemudian masuk dalam jaringan tubuh dan adapula
obat yang bebas, didalam plasma kebanyakan obat yang terikat dengan
protein, jika makin rendah kadar yang bebas maka ikatan dengan
protein akan makin rendah. Jika terdapat abses, eksudat, kelenjar dan
tumor akan menggagu proses distribusi obat sebab dapat merusak
butiran–butiran darah menjadi abses.
3. Metabolisme merupakan proses menghancurkan obat yang terjadi
didalam hati, hati ini berperan dalam menghancurkan obat jika obat
telah menyelesaikan fungsinya. Metabolisme ini dilakukan dengan cara
inaktif oleh enzim–enzim hati kemudian diekskresikan. Proses
pengeluarannya dipengaruhi oleh disfungsi hati seperti serosis,
hepatitis.
4. Eliminasi merupakan proses sekresi obat dalam tubuh menuju keluar
tubuh yang diperankan oleh ginjal, dimana ginjal mensekresi molekul
obat yang mampu larut dalam air. Dalam metabolisme bahan–bahan
obat yang telah dihancurkan akan dilarutkan dalam air kemudian
dikirim ke ginjal untuk disekresi keluar tubuh melalui alat–alat
perkemihan. Sekresi atau pengeluaran obat ini tidak hanya berupa
urine tetapi dapat pula keluar memlaui keringat, feses (jika molekul
obsat tidak dapat larut dalam air, maka akan dikirim ke usus untuk

9
Mata Kuliah:Farmakologi

disekresi), paru–paru melalui pengeluaran karbondioksida, saliva, dan


ASI bagi ibu yang menyusui, oleh karena itu ibu yang menyusui
dilarang meminum obat yang dapat memberikan efek samping pada
bayinya sebab molekul bahan obat dapat keluar melalui ASI.

LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka lakukanlah


kegiatan berikut ini.

1. Menjelaskan pengertian farmakologi.


2. Menjelaskan pengertian farmakodinamik.
3. Menjelaskan pengertian farmakokinetik.
Selamat Mengerjakan

RANGKUMAN
Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan
cara kerjanya pada system biologis. Farmakognosi adalah ilmu yang
mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat
digunakan sebagai obat. Farmasi (English: pharmacy, Latin: pharmacon)
adalah bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu
kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan
efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Profesional bidang farmasis
disebut farmasis atau apoteker. Farmakologi Klinik adalah ilmu
farmakologi yang mempelajari pengaruh kondisi klinis pasien terhadap

10
Mata Kuliah:Farmakologi

efikasi obat, misalkan kondisi hamil dan menyusui, neonates dan anak,
geriatric, inefisiensi ginjal dan hepar. Farmakologi Terapi atau sering
disebut farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari pemanfaatan obat
untuk tujuan terapi. Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-
pengaruh bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup.

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I. Selanjutnya kerjakan soal
berikut ini.
Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar
jawaban yang telah disediakan!
1. Ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik
sifat kimiawi, fisika, kegiatan fisiologi, resorpsi dan nasibnya dalam
organisme hidup adalah....
a. Farmakologi
b. Farmakoterapi
c. Farmakokinetik
d. Farmakognosi
e. Farmakodinamik
Jawaban: A
2. Ilmu yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan, mineral dan hewan yang
merupakan sumber obat.....
a. Farmakologi
b. Farmakoterapi

11
Mata Kuliah:Farmakologi

c. Farmakokinetik
d. Farmakognosi
e. Farmakodinamik
Jawaban: D
3. Segala proses yang dilakukan tubuh terhadap obat berupa absorpsi,
distribusi, metabolisme dan ekskresi…
a. Farmakologi
b. Farmakoterapi
c. Farmakokinetik
d. Farmakognosi
e. Farmakodinamik
Jawaban: C
4. Ilmu yang mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup terutama
cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terafi yang
ditimbulkan.....
a. Farmakologi
b. Farmakoterapi
c. Farmakokinetik
d. Farmakognosi
e. Farmakodinamik
Jawaban: E
5. Ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau
gejalanya....
a. Farmakologi
b. Farmakoterapi

12
Mata Kuliah:Farmakologi

c. Farmakokinetik
d. Farmakognosi
e. Farmakodinamik
Jawaban: B
6. Transfer suatu obat dari tempat pemberian ke dalam aliran darah..
a. Transformasi
b. Absorpsi
c. Metabolisme
d. Biotransformasi
e. Distribusi
Jawaban: B

DAFTAR PUSTAKA

 Apt, Paul. 2014. DASAR-DASAR ILMU FARMASI :: Ilmu Farmasi Dan


Perkembangannya.
 Dewi, Rani. 2013. Farmakologi.
 Ekawati, Zullies. 2014. My Books.
 Fauzi. 2013. Penggolongan Obat.
 Hengky, Bue. 2011. Makalah Farmakologi.
http://akper143.blogspot.com/2011/08/makalah-farmakologi.html
 Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi. Jakarta: EGC.
 Kamus Kesehatan. Farmakologi.
http://kamuskesehatan.com/arti/farmakologi/

13
Mata Kuliah:Farmakologi

 Liem, Sulasri. 2012. Konsep Farmakologi Secara Umum.


http://sulastriliem.blogspot.com/2012/09/konsep-farmakologi-secara-
umum_7.html

14
Mata Kuliah:Farmakologi

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk


memahami konsep dasar Penggolongan Obat berdasarkan pendistribusian/
perdagangan.

RELEVANSI

M
ateri dalam modul Keperawatan Dasar ini diberikan pada semester 2 berkaitan
dengan Mata Kuliah Farmakologi sebagai dasar untuk memahami
Asuhan Keperawatan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-
spiritual.

T TUJUAN PEMBELAJARAN

Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu


memahami Konsep Dasar Penggolongan Obat.

15
Mata Kuliah:Farmakologi

PETUJUK BELAJAR

M
odul keperawatan dasar ini terdiri dari 4 modul yang berisi
materi beserta latihan, rangkuman, tes formatif, dan glosarium.
Untuk bisa mengerjakan latihan dan menjawab tes formatif,
pelajarilah setiap pokok bahasan dengan seksama.

16
Mata Kuliah:Farmakologi

KONSEP DASAR
PENGGOLONGAN OBAT
 50 Menit

PENDAHULUAN
A
pakah Anda sudah mengetahui hal-hal yang termasuk konsep dasar Farmakologi?
Kalau Anda belum mengetahuinya maka bacalah modul ini.
Modul 2 ini berisikan materi tentang teori konsep dasar penggolongan obat
berdasarkan pendistribusian obat/ perdagangan, meliputi: Obat bebas, obat bebas
terbatas, obat keras, obat daftar G, obat lain sesuai golongan.

TUJUAN (KD)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menguasai/
memahami mengenal konsep dasar penggolongan obat berdasarkan
pendistribusian/ perdagangan.

SUB POKOK BAHASAN


A. Obat bebas
B.Obat bebas terbatas
C.Obat keras

17
Mata Kuliah:Farmakologi

D. Obat daftar G
E. Obat lain sesuai golongan

INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menguasai dan memahami konsep dasar
penggolongan obat berdasarkan pendistribusian/ perdagangan

URAIAN MATERI

KONSEP DASAR PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN


PENDISTRIBUSIAN/PERDAGANGAN

A. Obat Bebas
Peratuan daerah Tingkat II tangerang yakni Perda Nomor 12 Tahun
1994 tentang izin Pedagang Eceran Obat memuat pengertian obat bebas
adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter,
tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras, obat bebas
terbatas dan sudah terdaftar di Depkes RI.
Contoh : Minyak Kayu Putih, Tablet Parasetamol, tablet Vitamin C, B
Compleks, E dan Obat batuk hitam.
Penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK Menkes RI Nomor
2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk untuk obat bebas dan
untuk obat bebas terbatas. Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan
berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam,

18
Mata Kuliah:Farmakologi

B. Obat Bebas Terbatas


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan obat-
obatan kedalam daftar obat “W” (Waarschuwing) memberikan pengertian
obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada
pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya
atau pembuatnya.
2. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan
tanda peringatan. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam,berukuran
panjang 5 cm,lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih.
C. Obat Keras
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang
menetapkan/memasukkan obat-obatan kedalam daftar obat keras,
memberikan pengertian obat keras adalah obat-obat yang ditetapkan
sebagai berikut:
1. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan
bahwa obat itu hanya boleh diserahkan denagn resep dokter.
2. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk
dipergunakan secara parenteral.
3. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah
dinyatakan secara tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan
kesehatan manusia. Contoh : Andrenalinum, Antibiotika,
Antihistaminika, dan lain-lain.

19
Mata Kuliah:Farmakologi

Adapun penandaannya diatur berdasarkan keputusan Menteri


Kesehatan RI No. 02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus Obat
Keras daftar G adalah “Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi
berwarna hitam dengan hurup K yang menyentuh garis tepi”.
D. Obat Daftar G
Adalah obat yang hanya bisa dibeli dengan menggunakan resep dokter,
misal antibiotik (biasanya ditandai dengan lingkaran warna biru tua
bergaris tepi hitam dan tanda peringatan pada kemasannya).
E. Obat lain sesuai golongannya
1. Obat Wajib Apotek
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
apoteker di apotek tanpa resep dokter.Menurut keputusan mentri kesehatan
RI Nomor 347/Menkes/SK/VIII/1990 yang telah diperbaharui Mentri
Kesehatan Nomor 924/Menkes/Per/X/1993 dikeluarkan dengan
pertimbangan sebagai berikut:
 Pertimbangan utama untuk obat wajib apotek ini sama dengan
pertimbangan obat yang diserahkan tanpa resep dokter, yaitu
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya
sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dengan  meningkatkan
pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional.
 Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkatkan peran apoteker
di apotek dalam pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi serta
pelayanan obat kepada masyarakat.
 Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang
dibutuhkan untuk pengobatan sendiri. Obat yang termasuk kedalam

20
Mata Kuliah:Farmakologi

obat wajib apotek misalnya : obat saluran cerna (antasida),


ranitidine, clindamicin cream dan lain-lain.
2. Obat Psikotropika dan Narkotika
Psikotropika adalah Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak
atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan
perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi,
gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan
ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para
pemakainya. Jenis –jenis yang termasuk psikotropika adalah Ecstasy dan
Sabu-sabu.
Sedangkan, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang
menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh
tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat,
halusinasi/timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek
ketergantungan bagi pemakainya. Macam-macam narkotika, yaitu Opiod
(Opiat) seperti {Morfin, Heroin (putaw), Codein, Demerol (pethidina),
Methadone} Kokain, Cannabis (ganja) dan lainnya. Ciri-cirinya : Dulu
dikenal obat daftar O (Golongan Opiat/Opium) Logonya berbentuk seperti
palang ( + ) Obat ini berbahaya bila terjadi penyalahgunaan dan dalam
penggunaannya diperlukan pertimbangan khusus, dan dapat menyebabkan
ketergantungan psikis dan fisik oleh karena itu hanya boleh digunakan
dengan dasar resep dokter.

21
Mata Kuliah:Farmakologi

LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka lakukanlah


kegiatan berikut ini.

1. Menjelaskan pengertian obat bebas.


2. Menjelaskan pengertian obat bebas terbatas.
3. Menjelaskan pengertian obat keras.
4. Menjelaskan pengertian obat daftar G.
Selamat Mengerjakan

RANGKUMAN
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan,
hewan,mineral maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk
mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan atau
menyembuhkan penyakit. Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau
khasiatnya bisa kita dapatkan.Penggolongan obat menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 917/Menkes/Per/X /1993 yang kini telah
diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/ VI/2000
penggolongan obat dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan
ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi.
Penggolongan obat ini terdiri dari : obat bebas, obat bebas terbatas, obat
wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.

22
Mata Kuliah:Farmakologi

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I. Selanjutnya kerjakan soal
berikut ini.
Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar
jawaban yang telah disediakan!
1. Penandaan obat bebas diatur dalam ?
a. S.K. MENKES RI Nomor 2380 / A/ SK / VI /1983
b. S.K MENKES RI Nomor 2345 / A / SK / IV / 1987
c. S.K MENKES RI Nomor  2435 / A /SK / VI / 1983
d. S.K MENKES RI Nomor 2380 / A / SK / VI / `1987
e. S.K MENKES RI Nomor 2458 /A / SK / VI / 1932
Jawaban: A
2. Contoh obat bebas ?
a. Tablet paracetamol
b. Povidone Iodine
c. Suppositoria
d. Amonia
e. Anti Histamin
Jawaban: A
3. Obat bebas terbatas masuk dalam daftar “w”  menurut bahasa belanda ”
w” berarti?
a. Waarshuwing
b. Waarsearch

23
Mata Kuliah:Farmakologi

c. Waarschuwing
d. Waarshuwwing
e. Warschuwing
Jawaban: C
4. Arti dari kata OWA?
a. Obat Wajib Ancur
b. Obat Wajib Apotik
c. Obat Wajib Asam
d. Obat Wajib Amnesia
e. Obat Wajib Absen
Jawaban: B
5. “ Obat keras yang dapat di berikan / di serahkan oleh apoteker di apotek
tanpa resep dokter”dari pengertian di atas adalah penjelasan dari obat?
a. Bebas
b. Keras bersyarat
c. Narkotika
d. OWA
e. Bebas terbatas
Jawaban: C

24
Mata Kuliah:Farmakologi

DAFTAR PUSTAKA

 Apt, Paul. 2014. DASAR-DASAR ILMU FARMASI :: Ilmu Farmasi Dan


Perkembangannya.
 Dewi, Rani. 2013. Farmakologi.
 Ekawati, Zullies. 2014. My Books
 Fauzi. 2013. Penggolongan Obat.
 Hengky, Bue. 2011. Makalah Farmakologi.
http://akper143.blogspot.com/2011/08/makalah-farmakologi.html
 Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi. Jakarta: EGC.
 Kamus Kesehatan. Farmakologi.
http://kamuskesehatan.com/arti/farmakologi/
 Liem, Sulasri. 2012. Konsep Farmakologi Secara Umum.
http://sulastriliem.blogspot.com/2012/09/konsep-farmakologi-secara-
umum_7.html

25
Mata Kuliah:Farmakologi

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memahami definisi, etiologi , jenis-jenis, tanda-gejala, asuha keperawatan
pada klien dengan syock.

RELEVANSI

M
ateri dalam modul Keperawatan Dasar ini di berikan pada semester 2 berkaitan
dengan Mata Kuliah Farmakologi sebagai dasar untuk memahami
Asuhan Keperawatan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-
spiritual.

T TUJUAN PEMBELAJARAN

Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu


menjelaskan Asuhan Keperawatan Pada Pemberian Obat.

26
Mata Kuliah:Farmakologi

 PETUJUK BELAJAR

M
odul keperawatan dasar ini terdiri dari modul yang berisi materi
beserta latihan, rangkuman , tes formatif, dan glosarium. Untuk
bisa mengerjakan latihan dan menjawab tes formatif, pelajarilah
setiap pokok bahasan dengan seksama.

27
Mata Kuliah:Farmakologi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PEMBERIAN OBAT
 50 Menit

PENDAHULUAN

A
pakah Anda sudah mengetahui hal-hal yang termasuk Asuhan
Keperawatan pada pemberian obat? Kalau Anda belum
mengetahuinya maka bacalah modul ini.
Modul 3 ini berisikan materi tentang teori Asuhan Keperawatan Pada Pemberian
Obat meliputi: Peran kolaboratif dalam pelaksanaan prinsip farmakologi, peran
mandiri, peran kolaboratif, peran kedaruratan.

TUJUAN (KD)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menjelaskan
Asuhan Keperawatan pada Pemberian Obat.

28
Mata Kuliah:Farmakologi

SUB POKOK BAHASAN


A. Peran kolaboratif dalam pelaksanaan prinsip
farmakologi
A. Peran mandiri
B. Peran kolaboratif
C. Peran kedaruratan

INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Asuhan Keperawatan pada
pemberian Obat

URAIAN MATERI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PEMBERIAN OBAT

A. Peran kolaboratif dalam pelaksanaan prinsip farmakologi


Farmakologi dalam prospek pengorganisasian tindakan kolaboratif
hendaknya terlebih dahulu dapat difahami pengertian farmakologi itu
sendiri oleh seorang perawat.
Tujuan pengorganisasi farmakologi adalah agar dokter dan perawat
dapat memiliki dan menggunakan obat secara rasional dengan
memperhatikan kemanjuran dan keamanannya.
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang
aman. Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah

29
Mata Kuliah:Farmakologi

pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap


atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang
direkomendasikan . Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka
memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat
tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien . Sekali obat
telah diberikan , perawat bertanggung jawab pada efek obat yang diduga
bakal terjadi. Buku-buku referensi obat seperti , Daftar Obat Indonesia
( DOI ) ,  Physicians‘ Desk Reference (PDR), dan sumber daya manusia ,
seperti ahli farmasi , harus dimanfaatkan perawat  jika merasa tidak jelas
mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan , kontraindikasi , dosis , efek
samping yang mungkin terjadi , atau reaksi yang merugikan dari
pengobatan.
Pengumpulan data sebelum pengobatan yang meliputi :
 Diagnosa Medis
 Riwayat Penyakit
 Hasil Pemeriksaan Laborat ( yang berkaitan )
 Jenis obat yang digunakan ,dosis,waktu pemberian
 Program terapi yang lain
 Mengkombinasi obat dengan terapi Modalitas
 Pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga tentang pentingnya
minum obat secara   teratur dan penanganan efek samping obat.
 Monitoring efek samping penggunaan obat

30
Mata Kuliah:Farmakologi

B. Peran mandiri
1. Perawat yang membagi obat harus bekerja dengan penuh konsentrasi
dan tenang.
2. Setelah mengecek perintah pengobatan, bacalah tabel tiga kali ketika
mempersiapkan obat :
 Saat mengambil obat
 Saat membuka/menuang atau mencampur
 Saat mengembalikan.
3. Obat yang sudah lama, lebih-lebih yang sudah hilang etiketnya atau
tidak jelas jangan dipakai.
4. Cara pemberian obat harus memperhatikan prinsip 12 benar
5. Perhatikan pasien waktu minum obat, jangan meninggalkan obat
diatas meja.
6. Jangan sekali-kali memberikan obat-obatan yang telah disiapkan
orang lain, kecuali jelas ditugaskan kepada kita.
7. Perhatikan reaksi pasien setelah minum obat.
8. Mencatat atau membubuhkan paraf pada waktu atau pada status pasien
setelah memberikan obat.
9. Obat-obatan harus disimpan sesuai dengan syarat-syarat penyimpanan
masing-masing obat, misalnya : Lemari es, tempat yang sejuk, gelap
dan lain-lain.
10. Obat-obat yang dibeli sendiri oleh pasien harus disimpan dalam lemari
obat pada tempat khusus, dengan etiket nama yang jelas.
11. Menuangkan obat-obatan cair, jangan pada sisi yang ada etiketnya dan
sejajar dengan mata.

31
Mata Kuliah:Farmakologi

12. Setiap kali selesai mengambil obat, tempat obat ditutup kembali.
13. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat harus segera dilaporkan
kepada yang bertanggung jawab.
14. Usahakan agar tangan selalu bersih, ketika akan memberikan obat-
obatan.
C. Peran kolaboratif
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat–obatan yang
aman. Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah
pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap
atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang
direkomendasikan . Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka
memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat
tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Sekali obat
telah diberikan, perawat bertanggung jawab pada efek obat yang diduga
bakal terjadi. Buku-buku referensi obat seperti, Daftar Obat Indonesia
(DOI),  Physicians‘ Desk Reference (PDR), dan sumber daya manusia,
seperti ahli farmasi, harus dimanfaatkan perawat  jika merasa tidak jelas
mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan, kontraindikasi, dosis, efek
samping yang mungkin terjadi, atau reaksi yang merugikan dari
pengobatan.
D. Peran kedaruratan
Pemberian obat menjadi salah satu tugas seorang perawat yang
paling penting. Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses
pemberian obat kepada pasien. Perawat bertanggung jawab pada obat itu
diberikan dan memastikan bahwa obat tersebut benar. Obat yang diberikan
kepada pasien, menjadi bagian integral dari rencana keperawatan. Perawat

32
Mata Kuliah:Farmakologi

yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap


pengobatan. Misalnya, pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak
dapat minum obat karena alasan tertentu. Faktor gangguan visual,
pendengaran, intelektual atau motorik, yang mungkin menyebabkan pasien
tidak bias mengkonsumsi obat juga harus diperhatikan. Rencana tindakan
keperawatanan harus mencangkup rencana pemberian obat, pengetahuan
tentang kerja dan interaksi obat, efek samping, lama kerja obat dan
program dari dokter.
Tugas seorang perawat sebelum memberikan obat adalah harus
memeriksa identitas pasien yang meliputi : papan identitas di tempat tidur,
gelang identitas atau ditanyakan langsung kepada pasien dan keluarganya.
Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat
dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup
mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari
cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada
keluarganya. Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat
dengan nama dagang harus diperiksa nama generiknya sebelum obat
tersebut diberikan oleh perawat. Sebelum memberi obat kepada pasien,
label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat
membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label
botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke
rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan Tugas
seorang perawat adalah harus mengembalikan ke bagian farmasi.
Setelah obat diberikan, tugas seorang perawat adalah mendokumentasikan,
dosis, cara/rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan.

33
Mata Kuliah:Farmakologi

Bila pasien menolak diberikan obat, atau obat itu tidak dapat dapat
diberikan karena alasan tertentu, perawat harus mencatat alasannya dan
dilaporkan kepada dokter untuk tindakan selanjutnya.

LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka lakukanlah


kegiatan berikut ini.

1. Menjelaskan Asuhan keperawatan dalam pemberian obat.


Selamat Mengerjakan

RANGKUMAN
Pemberian obat menjadi salah satu tugas seorang perawat yang
paling penting. Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses
pemberian obat kepada pasien. Perawat bertanggung jawab pada obat itu
diberikan dan memastikan bahwa obat tersebut benar. Obat yang diberikan
kepada pasien, menjadi bagian integral dari rencana keperawatan. Perawat
yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap
pengobatan. Misalnya, pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak
dapat minum obat karena alasan tertentu. Faktor gangguan visual,
pendengaran, intelektual atau motorik, yang mungkin menyebabkan pasien
tidak bias mengkonsumsi obat juga harus diperhatikan.

34
Mata Kuliah:Farmakologi

Rencana tindakan keperawatanan harus mencangkup rencana


pemberian obat, pengetahuan tentang kerja dan interaksi obat, efek
samping, lama kerja obat dan program dari dokter.
Tugas seorang perawat sebelum memberikan obat adalah harus memeriksa
identitas pasien yang meliputi : papan identitas di tempat tidur, gelang
identitas atau ditanyakan langsung kepada pasien dan keluarganya. Jika
pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat
dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup
mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari
cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada
keluarganya. Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat
dengan nama dagang harus diperiksa nama generiknya sebelum obat
tersebut diberikan oleh perawat. Sebelum memberi obat kepada pasien,
label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat
membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label
botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke
rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan tugas
seorang perawat adalah harus mengembalikan ke bagian farmasi.

35
Mata Kuliah:Farmakologi

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I. Selanjutnya kerjakan soal
berikut ini.
Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar
jawaban yang telah disediakan!

1. Penandaan obat bebas diatur dalam ?


a. S.K. MENKES RI Nomor 2380 / A/ SK / VI /1983
b. S.K MENKES RI Nomor 2345 / A / SK / IV / 1987
c. S.K MENKES RI Nomor  2435 / A /SK / VI / 1983
d. S.K MENKES RI Nomor 2380 / A / SK / VI / `1987
e. S.K MENKES RI Nomor 2458 /A / SK / VI / 1932
Jawaban: A
2. Contoh obat bebas ?
a. Tablet paracetamol
b. Povidone Iodine
c. Suppositoria
d. Amonia
e. Anti Histamin
Jawaban: A

36
Mata Kuliah:Farmakologi

3. Obat bebas terbatas masuk dalam daftar “w”  menurut bahasa belanda ”
w” berarti?
a. Waarshuwing
b. Waarsearch
c. Waarschuwing
d. Waarshuwwing
e. Warschuwing
Jawaban: C
4. Arti dari kata OWA?
a. Obat Wajib Ancur
b. Obat Wajib Apotik
c. Obat Wajib Asam
d. Obat Wajib Amnesia
e. Obat Wajib Absen
Jawaban: B
5. “ Obat keras yang dapat di berikan / di serahkan oleh apoteker di apotek
tanpa resep dokter”dari pengertian di atas adalah penjelasan dari obat?
a. Bebas
b. Keras bersyarat
c. Narkotika
d. OWA
e. Bebas terbatas
Jawaban: C

37
Mata Kuliah:Farmakologi

DAFTAR PUSTAKA

 Apt, Paul. 2014. DASAR-DASAR ILMU FARMASI :: Ilmu Farmasi Dan


Perkembangannya.
 Dewi, Rani. 2013. Farmakologi.
 Ekawati, Zullies. 2014. My Books
 Fauzi. 2013. Penggolongan Obat.
 Hengky, Bue. 2011. Makalah Farmakologi.
http://akper143.blogspot.com/2011/08/makalah-farmakologi.html
 Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi. Jakarta: EGC.
 Kamus Kesehatan. Farmakologi.
http://kamuskesehatan.com/arti/farmakologi/
 Liem, Sulasri. 2012. Konsep Farmakologi Secara Umum.
http://sulastriliem.blogspot.com/2012/09/konsep-farmakologi-secara-
umum_7.html

38
Mata Kuliah:Farmakologi

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memahami penggolongan obat berdasarkan bentuk dan kemasan.

RELEVANSI

M
Ateri dalam modul Keperawatan Dasar ini diberikan pada semester 2 berkaitan
dengan Mata Kuliah Farmakologi sebagai dasar untuk memahami
Asuhan Keperawatan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-
spiritual.

T TUJUAN PEMBELAJARAN

Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu


memahami penggolongan obat berdasarkan bentuk dan kemasan.

39
Mata Kuliah:Farmakologi

PETUJUK BELAJAR

M
odul keperawatan dasar ini terdiri dari modul yang berisi materi
beserta latihan, rangkuman, tes formatif, dan glosarium. Untuk
bisa mengerjakan latihan dan menjawab tes formatif, pelajarilah
setiap pokok bahasan dengan seksama.

40
Mata Kuliah:Farmakologi

PENGGOLONGAN OBAT
BERDASARKAN BENTUK DAN
KEMASAN
 50 Menit

PENDAHULUAN

A
pakah Anda sudah mengetahui apa saja penggolongan obat
berdasarkan bentuk dan kemasan? Kalau Anda belum mengetahuinya
maka bacalah modul ini.
Modul ini berisikan materi tentang teori pengglongan obat berdasarkan bentuk dan
kemasan meliputi : tablet, akpsul, kaplet, bubuk/ puyer, suspensi/ larutan, sirup
dan tetes, inhalasi, krim, gel, linimen, lotion, salep, pasta, transdermal patch,
ticture, bethadin, suppositoria.

TUJUAN (KD)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu memahami
penggolongan obat berdasarkan bentuk dan kemasan.

SUB POKOK BAHASAN


A. T a b l e t , K a p l e t , K a p s u l , B u b u k / p u y e r
B. S u s p e n s i / l a r u t a n , S i r u p d a n t e t e s , I n h a l a s i

41
Mata Kuliah:Farmakologi

C. K r i m , g e l ( j e l l y ) , l i n i m e n , l o t i o n , s a l e p ,
pasta, transdermal patch, tincture, bethadin

D. S u p p o s i t o r i a
INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menguasai dan memahami penggolongan
obat berdasarkan bentuk dan kemasan.

URAIAN MATERI

PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN BENTUK DAN


KEMASAN

A. Tablet, Kaplet, Kapsul, Bubuk/ puyer


1. Tablet
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau
cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa
bahan tambahan. Macam-macam tablet :
 Tablet Kempa : Paling banyak digunakan, ukuran dapat
bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design
cetakan.
 Tablet Cetak : Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada
massa lembab dalam lubang cetakan.
 Tablet Trikurat : Tablet kempa atau cetak bentuk kecil
umumnya silindris. Sudah jarang ditemukan

42
Mata Kuliah:Farmakologi

 Tablet Hipodermik : Dibuat dari bahan yang mudah larut atau


melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan
injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.

 Tablet Sublingual : Dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati).


Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
 Tablet Bukal : Digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan
gusi.
 Tablet Efervescen : Tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam
wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket
tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.
 Tablet Kunyah : Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan
sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak
meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.
2. Kaplet
Kaplet adalah Sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan
berbagai pembawa (bahan tambahan) pembuatanya dengan cara
memberikan tekanan (kompresi) massa seperti tablet tetapi bentuknya
seperti kapsul.
3. Kapsul
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut.
Keuntungan:
 Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
 Menghindari kontak langsung dengan udara
dan sinar matahari
 Lebih enak dipandang

43
Mata Kuliah:Farmakologi

 Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income


fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang
lebih kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam
kapsul yang lebih besar.

 Mudah ditelan.
Kekurangan :
 Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap karena
pori-pori
 kapsul tidak dapat menahan penguapan.
 Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap
lembab)
 Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan
cangkang Kapsul
 Tidak dapat diberikan untuk balita.
 Tidak bisa dibagi-bagi.
4. Bubuk/ puyer
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau bahan kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
Macam serbuk :
 Serbuk terbagi (pulveres) merupakan bahan atau campuran yang
homogen dari bahan-bahan yang diserbukkan dan relatif kering.
 Serbuk tak terbagi (pulvis) adalah serbuk yang dibuat untuk
pemakaian dalam maupun pemakaian luar.
B. Suspensi/ larutan, Sirup dan tetes, Inhalasi
1. Suspensi

44
Mata Kuliah:Farmakologi

Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak


larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi
oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada
kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik,
suspensi sirup kering.

2. Larutan
Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena
bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak
dimasukkan dalam golongan produk lainnya (Ansel). Dapat juga
dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya
yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
3. Sirup
Merupakan sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa,
kecuali disebutkan lain kadar sakarosanya antara 64%r sampai 66%.
Kerugian :
 Tidak semua obat ada di pasaran bentuk sediaan sirup.
 Sediaan sirup jarang yang isinya zat tungggal, pada umumnya
campuran
 atau kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang
sebetulnya
 tidak dibutuhkan pasien tersebut. Sehingga dokter anak lebih
menyukai
 membuat resep puyer racikan individu untuk pasien tersebut.

45
Mata Kuliah:Farmakologi

 Tidak sesuai bahan obat yang rasanya tidak enak misal sangat pahit
(sebaiknya dibuat kapsul), rasanya asin (biasanya dibentuk tablet
effervescent) .

 Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya
dibuat suspensi atau eliksir). Eliksir kurang disukai oleh dokter
anak karena mengandung alkohol, suspensi stabilitasnya lebih
rendah tergantung formulasi dan suspending egent yang digunakan.
 Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (oily, biasanya
dibentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi juga lebih rendah dan
tergantung formulasi serta emulsifying agent yang digunakan).
 Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan
(biasanya dibuat sirup kering yang memerlukan formulasi khusus,
berbentuk granul, stabilitas setelah dilarutkan hanya beberapa hari).
 Harga relatif mahal karena memerlukan formula khusus dan
kemasan yang khusus pula.
4. Tetes
Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi,
dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara
meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan. Sediaan
obat tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris
(tetes mulut), Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes
hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).
5. Inhalasi
Yaitu untuk di hirup.

46
Mata Kuliah:Farmakologi

 Obat dapat diberikan melalui inhalasi nasal,oral, selang yang


dipasang ke dalam trakea
 Obat inhalasi dapat menimbulkan efek lokal
 Obat seperti oksigen & anestesi umum menghasilkan efek sistemik
umum.

C. Krim, gel (jelly), linimen, lotion, salep, pasta, transdermal patch,


tincture, bethadin
1. Krim
Sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air,
dimaksudkan untuk pemakaian luar. Digunakan pada daerah yang peka
dan mudah dicuci. Krim cocok untuk kondisi inflamasi kronis dan
kurang merusak jaringan yang baru terbentuk. Contoh : salep. Ada 2
jenis tipe krim yaitu :
 Tipe emulsi minyak dalam air O/W: lebih sesuai untuk
digunakan pada daerah lipatan .
 Tipe emulsi air dalam minyak W/O: efek lubrikasi lebih baik.
2. Gel (jelly)
Jernih & tembus cahaya yang mengandungzat-zat aktif dalam
keadaan terlarut. Lebih encer dari salep, mengandung sedikit atau tidak
lilin. Digunakan pada membran mukosa dan untuk tujuan pelicin atau
sebagai basis bahan obat, dan umumnya adalah campuran sederhana
dari minyak dan lemak dengan titik leleh rendah. Dapat dicuci karena
mengandung mucilago, gum atau bahan pensuspensi sebagai basis. Gel
adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari
zarah kecil senyawaan organik atau makromolekul senyawa organik,
masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan. Adapun

47
Mata Kuliah:Farmakologi

bahan – bahan yang diformulasikan untuk membuat Gel (Lubicating


Jelly) yaitu meliputi Methocel 90 H.C. 4000 , Carbopol 934 ,
Propylene Glycol , Methyl Paraben , Sodium Hydroxide,qs ad , dan
Purified Water.

3. Liniment
Linimen atau pasta pendingin ialah campuran cairan, bedak dan salep.
Indikasi: dermatosis yang subakut.
Kontraindikasi: dermatosis madidans
4. Lotion
5. Salep
Salep ialah bahan berlemak (dasar hidrokarbon) atau seperti lemak,
yang pada suhu kamar berkonsistensi seperti mentega dan lengket.
Bahan dasar biasanya vaselin, tetapi dapat pula lanolin atau minyak
(Digunakan untuk obat larut air bahan emulsi). Salep mempunyai daya
serap yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan krim.
Salep mempunyai sifat lubrikasi, proteksi, dan emolien, yaitu
menahan penguapan air dari kulit. Indikasi: dermatosis yang kering dan
kronik, dermatosis yang dalam dan kronik dan dermatosis yang
bersisik dan berkrusta, dan ulkus bersih. Bersifat proteksi pada ruam
popok, inkontinensia alvi, sariawan, dan kolostomi.Kontraindikasinya:
adalah dermatitis madidans. Jika kelainan kulit terdapat pada bagian
badan yang berambutdan lipatan tubuh, penggunaan salep tidak
dianjurkan.
Kelemahan dari salep adalah rasa lengket yang ditimbulkan (tapi
mudah dibersihkan - Lanolin anhidros, petroleum hidrofilik) serta rasa

48
Mata Kuliah:Farmakologi

warna kuning akibat petroleum kuning yang menyebabkan noda pada


pakaian.

6. Pasta
Sediaan setengah padat berupa massa lembek (lebih kenyal dari
salep) yang dimaksudkan untuk pemakaian luar (dermatologi).
Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk
serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau
dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol,
mucilago atau sabun.
7. Transdermal patch
Transdermal adalah salah satu cara administrasi obat dengan
bentuk sediaan farmasi/obat berupa krim, gel atau patch (koyo) yang
digunakan pada permukaan kulit, namun mampu menghantarkan obat
masuk ke dalam tubuh melalui kulit (trans = lewat; dermal = kulit).
Umumnya penggunaan transdermal adalah pada obat-obatan hormon,
misalnya estrogen. Yang paling umum ditemui mungkin koyo untuk
menghilangkan kecanduan rokok, atau menghilangkan nafsu makan
(berfungsi sebagai pelangsing). Bentuk transdermal menjadi pilihan
terutama untuk obat-obat yang apabila diberikan secara oral bisa
memberi efek samping yang tidak diinginkan. Misalnya efek
penggumpalan darah akibat estrogen oral, atau iritasi lambung pada
obat-obat antiinflamasi non steroid dan aspirin/asetosal(Lucida, 2008).

49
Mata Kuliah:Farmakologi

Patch adalah salah satu rute pemberian obat secara perkutan yang
ditujukan untuk pemakain luar dengan sistem kontak dengan kulit
secara tertutup. Sediaan patch dibedakan menjadi 2 yaitu trasdermal
lokal dan transdermal sistemik.

Transdermal path adalah sediaan farmasi yang fleksibel dalam


persiapannya dari berbagai ukuran yang mengandung satu atau lebih
zat aktif. Patch di terapkan pada kulit agar dapat memberikan zat aktif
ke sistemik setelah melewati penghalang kulit. Patch transdermal
biasanya terdiri dari lapisan luar yang mendukung persiapan yang
berisi substansi aktif.
Banyak sediaan –utamanya pada kosmetik dan sediaan dermatologi
— yang ditujukan untuk  pemakaian melalui kulit karena berbagai
alasan. Sediaan tersebut misalnya lotio, salep, kirim, suspense, emulsi,
dan lain-lain. Meskipun pada umumnya dimaksudkan untuk
pengobatan penyakit kulit dan kalaupun ditujukan agar obat menembus
permukaan kulit dihindari permeasi ke sirkulasisistemik tentu ada
beberapa pengecualian, akan tetapi jika obat telah berhasil menembus
epidermis, akan tetap ada kemungkinan obat tersebut menembus
sirkulasi sistemik. Adanya obat yang sampai ke sirkulasi sistemik dapat
dibuktikan dengan pemeriksaan kadar obat dalam darah atau dalam
urin. Tetapi untungnya, biasanya kadar obat yang “tidak sengaja”
menembus sirkulasi sistemik berjumlah kecil sehingga efeknya tidak
dirasakan oleh pasien
8. Tincture

50
Mata Kuliah:Farmakologi

Adalah kohesi larutan sangat kental yang larut dalam alcohol,


biasanya berasal dari tumbuhan dan dalam dosis kecil. Tingtur adalah
sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia
nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam
pelarut yang tertera pada masing-masing monografi.

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, tingtur adalah larutan


yang mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan
tumbuhan atau senyawa kimia. Jumlah obat dalam tingtur yang
berbeda tidak selalu seragam, tetapi bervariasi sesuai dengan masing-
masing standard yang telah ditetapkan. Secara tradisional, tingtur dari
tumbuhan berkhasiat obat menunjukkan aktivitas 10 gram obat dalam
tiap 100 ml tingtur. Potensi ditetapkan setelah dilakukan penetapan
kadar. Sebagian tingtur tumbuhan lain mengandung 20 gram bahan
tumbuhan dalam tiap 100 ml tingtur.
9. Bethadin
Betadine adalah nama merek dagang produk antiseptik yang dijual
bebas, dengan bahan aktif Povidon-iodin. Di Indonesia Betadine
diproduksi dan dipasarkan oleh PT Mahakam Beta Farma di bawah
lisensi dari Mundipharma sebagai pemilik merek global. Berdasarkan
data Indonesia Total Market Audit (ITMA) 2015 Betadine tercatat
sebagai antiseptik nomor satu di Indonesia. Di Indonesia sendiri,
Betadine memiliki empat kategori produk, yakni perawatan luka,
perawatan area kewanitaan, perawatan kesehatan rongga mulut serta
produk sabun antiseptik untuk memenuhi berbagai kebutuhan
pelanggan untuk mengatasi infeksi.

51
Mata Kuliah:Farmakologi

D. Suppositoria
Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak
atau melarut pada suhu tubuh.

LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka lakukanlah


kegiatan berikut ini.

1. Menjelaskan pengertian tablet, kaplet, kapsul, bubuk/ puyer.


2. Menjelaskan pengertian suspensi, larutan.
. Menjelaskan pengertian krim, gel, liniment, lotion, salep, pasta,
transdermal, tincture, bethadin.
Selamat Mengerjakan

RANGKUMAN
Obat yang diberikan melalui kulit dan membrane mukosa pada
prinsipnya menimbulkan efek local. Pemberian topical dilakukan dengan
mengoleskannya di suatu daerah kulit, memasang balutan lembab,
merendam bagian tubuh dengan larutan, atau menyediakan air mandi yang
dicampur obat.
Selain dikemas dalam bentuk untuk diminum atau diinjeksikan ,
berbagai jenis obat dikemas dalam bentuk obat luar seperti lotion,

52
Mata Kuliah:Farmakologi

liniment, pasta dan bubuk yang biasanya dipakai untuk pengobatan


ganggaun dermatologis misalnya gatal-gatal , kulit kering, infeksi dan lain-
lain.Obat topical juga dikemas dalam bentuk obat tetes (instilasi) yang
dipakai untuk tetes mata, telinga, atau hidung serta dalam bentuk untuk
irigasi baik mata, telinga, hidung, vagina, maupun rectum.

Dalam memberikan pengobatan kita sebagai perawat harus mengingat dan


memahami prinsip enam benar agar kita dapat terhindar dari kesalahan
dalam memberikan obat, namun ada sebaiknya kita mengetahui peran
masing-masing profesi yang terkait dengan upaya pengobatan.

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I. Selanjutnya kerjakan soal
berikut ini.
Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar
jawaban yang telah disediakan!
1. Sediaan larutan yang harus diberi label “kocok dahulu” adalah......
a. Potio
b. Suspensi
c. Sirup
d. Lotions
e. Injeksi
Jawaban: B
2. Sedian setengah padat ditunjukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau
selaput lendir, disebut ?
a. Larutan

53
Mata Kuliah:Farmakologi

b. Pu;vis
c. Pasta
d. Salep
e. semuanya salah
Jawaban: D

3. Salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe yang
dapat dicuci di air, ialah pemngertian dari?
a. Unguenta
b. Cream
c. Pasta
d. Gel
e. Cerata
Jawaban: B
4. Sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditunjukan untuk pemakaian topical pengertian dari ?
a. Pasta
b. Cream
c. Salep padat
d. Unguenta
e. Gel
Jawaban: A
5. Bentuk sediaan stengah padat, mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai pengertian dari ?
a. Salep
b. Unguenta
c. Krim
d. Semuanya benar

54
Mata Kuliah:Farmakologi

e. Pasta
Jawaban: C

DAFTAR PUSTAKA

 Apt, Paul. 2014. DASAR-DASAR ILMU FARMASI :: Ilmu Farmasi Dan


Perkembangannya.
 Dewi, Rani. 2013. Farmakologi.
 Ekawati, Zullies. 2014. My Books.
 Fauzi. 2013. Penggolongan Obat.
 Hengky, Bue. 2011. Makalah Farmakologi.
 Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi. Jakarta: EGC.
 Kamus Kesehatan. Farmakologi.
 Liem, Sulasri. 2012. Konsep Farmakologi Secara Umum.

55
Mata Kuliah:Farmakologi

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memahami peran kolaboratif perawat dalam meyiapkan, memberikan obat
dan menyimpan obat.

RELEVANSI

M
Ateri dalam modul Keperawatan Dasar ini di berikan pada semester 2 berkaitan
dengan Mata Kuliah Farmakologi sebagai dasar untuk memahami
Asuhan Keperawatan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-
spiritual.

T TUJUAN PEMBELAJARAN

56
Mata Kuliah:Farmakologi

Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa


mampu memahami peran kolaboratif perawat dalam meyiapkan,
memberikan obat dan menyimpan obat.

PETUJUK BELAJAR

M
odul keperawatan dasar ini terdiri dari 4 modul yang berisi materi beserta
latihan, rangkuman, tes formatif, dan glosarium. Untuk bisa mengerjakan latihan
dan menjawab tes formatif, pelajarilah setiap pokok bahasan dengan seksama.

57
Mata Kuliah:Farmakologi

PERAN KOLABORATIF PERAWAT


DALAM MENYIAPKAN,
MEMBERIKAN DAN MENYIMPAN
OBAT

 50 Menit

PENDAHULUAN

A
pakah Anda sudah mengetahui hal-hal yang termasuk peran
kolaboratif perawat dalam meyiapkan, memberikan obat dan
menyimpan obat? Kalau Anda belum mengetahuinya maka
bacalah modul ini.
Modul ini berisikan materi tentang teori peran kolaboratif perawat
dalam meyiapkan, memberikan obat dan menyimpan obat, meliputi :
pemberian obat oral, topikal, parenteral, suppositoria, inhalasi, tetes. Peran
kolaboratif perawat dalam menyiapkan/ meracik, menyimpan dan
memberikan obat oral, topikal, parenteral, suppositoria, tetes, inhalasi.

TUJUAN (KD)
58
Mata Kuliah:Farmakologi

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu memahami peran


kolaboratif pemberian obat oral, topikal, parenteral, suppositoria, inhalasi,
tetes. Peran kolaboratif perawat dalam menyiapkan/ meracik, menyimpan
dan memberikan obat oral, topikal, parenteral, suppositoria, tetes, inhalasi.

SUB POKOK BAHASAN


A. Peran kolaboratif pemberian obat oral, topikal, parenteral,
suppositoria, inhalasi, tetes
B. Peran kolaboratif perawat dalam menyiapkan/meracik,
menyimpan dan memberikan obat oral, topikal, parenteral,
suppositoria, tetes, inhalasi.

INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menguasai/memahami peran kolaboratif
perawat dalam menyiapkan dan memberikan obat,
penyimpanan obat.

URAIAN MATERI

PERAN KOLABORATIF PERAWAT DALAM MEYIAPKAN,


MEMBERIKAN OBAT DAN MENYIMPAN OBAT

1. Peran kolaboratif pemberian obat oral, topikal, parenteral,


suppositoria, inhalasi, tetes

59
Mata Kuliah:Farmakologi

1. Benar Klien
 Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan
memeriksa gelang identifikasi dan meminta menyebutkan namanya
sendiri.
 Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
 Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat

 Membedakan klien dengan dua nama yang sama


2. Benar Obat
 Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan
 Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat
 Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label
obat minimal tiga kali:
Pada saat melihat botol atau kemasan obat,
Sebelum menuang/menghisap obat
Setelah menuang/ mengisap obat
 Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah
 Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
 Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa
3. Benar Dosis Obat
 Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
 Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk
obat yang bersangkutan.
 Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis
yang akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai

60
Mata Kuliah:Farmakologi

berikut: tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan/ diminta,


pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu
dosisi obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.
 Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
4. Benar Waktu Pemberian
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

 Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari.


Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari
dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat
dipertimbangkan.
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat
yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan
untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa
kali sehari pada selang waktu tertentu.
 Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau
sesudah makan atau bersama makanan.
 Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat
mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan makanan.
 Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien
telah dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah
puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.
5. Benar Cara Pemberian (rute)
 Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan
memadai.

61
Mata Kuliah:Farmakologi

 Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum


memberikan obat-obat peroral
 Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui
rute parenteral
 Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama
dengan klien sampai obat oral telah ditelan.

 rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :


oral (melalui mulut): cairan , suspensi ,pil , kaplet , atau kapsul . ;
sublingual (di bawah lidah untuk absorpsi vena)
bukal (diantara gusi dan pipi)
topikal (dipakai pada kulit)
inhalasi (semprot aerosol) ;
instilasi (pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina) ;
parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan intravena.
6. Benar Dokumentasikan
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah
sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang
telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan.
7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang
berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan
obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek

62
Mata Kuliah:Farmakologi

samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan
obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dsb.
8. Hak klien untuk menolak
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus
memberikan Inform consent dalam pemberian obat.

9. Benar pengkajian TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat


Perawat selalu memeriksa ttv sebelum pemberian obat.
10. Benar evaluasi
Perawat selalu melihat/ memantau efek kerja dari obat setelah
pemberiannya.
11. Benar reaksi terhadap makanan
Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika
obat itu harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk
memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum
makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus
diminum setelah makan misalnya indometasin.
12. Benar reaksi dengan obat lain
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan
omeprazol penggunaan pada penyakit kronis.
2. Peran kolaboratif perawat dalam menyiapkan/ meracik, menyimpan
dan memberikan obat oral, topikal, parenteral, suppositoria, tetes,
inhalasi.
1. Pemberian Obat Oral

63
Mata Kuliah:Farmakologi

a. Pengertian
Menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien melalui mulut
dan selanjutnya ditelan.
b. Tujuan
Memberikan obat melalui mulut secara tepat dn benar sesuai
dengan program pengobatan.

c. Pemberian Obat Oral


 Persiapan pasien
 Mengadakan pendekatan pada klien/anak/keluarga dengan
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
 Menjelaskan pada klien
d. Prosedur pemberian obat oral
Persiapan alat-alat:
 Meja/baki
 Obat-obatan yang diberikan dalam tempatnya (puyer, sirup,
tablet)
 Gelas/ sendok obat
 Lap kerja/ tissue
 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien,
usia, register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal
pemberian
Pelaksanaan:
 Siapkan meja atau baki obat lengkap dengan
obat dan gelas obat sesuai dengan kebutuhan

64
Mata Kuliah:Farmakologi

 Jelaskan tentang tindakan yang akan


dilakukan
 Siapkan obat dan ukur dengan alat yang
tepat
 Berikan obat langsung kepada pasien dan
ditunggu sampai obat ditelan habis
 Observasi reaksi pemberian obat
 Alat-alat dibereskan

 Setiap pemberian obat harus dicatat pada


lembar catatan pemberian obat
Catatan:
 Dapatkan riwayat alergi obat
 Gunakan 6 benar dalam pemberian (benar: obat, dosis, waktu,
rute, pasien, dokumentasi)
 Jelaskan pada keluarga efek obat yang harus diantisipasi dan
tanda-tanda reaksi alergi
2. Pemberian Obat Topikal
a. Pengertian
Pemberian obat dengan cara dioleskan
b. Kerja - Efek lokal
c. Pemberian Obat Topikal
Persiapan alat-alat:
 Meja/baki
 Obat-obatan yang diberikan dalam tempatnya (zalf kulit)
 Handschoon
65
Mata Kuliah:Farmakologi

 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien,


usia, register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal
pemberian.
Pelaksanaan:
 Cuci tangan, pasang hanscoon
 Sebelumnya daerah yang akan diobati dibersihkan
 Obati permukan kulit, tipis dan merata sesuai keperluan
 Observasi reaksi pemberian obat

 Alat-alat dibereskan
 Cuci tangan setelah tindakan
 Setiap pemberian obat harus dicatat pada lembar catatan
pemberian obat
3. Pemberian Obat Parenteral
1. Pengertian
Memasukkan obat tertentu kedalam jaringan tubuh dengan cara
menyuntikkan, dilakukan pada pasien yang memerlukan reaksi
cepat, pasien yang tidak dapat diberikan obat melalui mulut dan
pasien dengan penyakit ttt yang harus mendapatkan pengobatan
dengan penyuntikan.
2. Tujuan
 Mempercepat reaksi obat ke dalam tubuh
 Melaksanakan uji coba obat (mantouq test, skin test)
 Melaksanakan tindakan diagnostik
3. Prosedur pemberian obat parenteral
Persiapan pasien:
66
Mata Kuliah:Farmakologi

 Mengadakan pendekatan pada anak / keluarga dengan


menjelaskan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan berkomunikasi.
Persiapan Alat:
 Kapas alkohol dalam tempatnya
 Alkohol dalam tempatnya (spray)
 Kapas kering dalam tempatnya
 Bengkok

 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien,


usia, register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal
pemberian
 Kontainer untuk membuang benda tajam
4. Pemberian obat Suppositoria
a. Pengertian
Memberikan sejumlah obat ke dalam rektum dalam bentuk
supositoria.
b. Tujuan
b. Melunakkan feses sehingga mudah dikeluarkan
c. Memberikan efek lokal maupun sistemik
c. Prosedur pemberian obat suppositoria
Persiapan alat
 Obat supositoria
 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien,
usia, register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal
pemberian.
Pelaksanaan:

67
Mata Kuliah:Farmakologi

 Siapkan meja atau baki obat lengkap dengan obat sesuai dengan
kebutuhan
 Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
 Cuci tangan sebelum tindakan
 Atur posisi : sim, anjurkan klien menarik nafas panjang dan
tidak mengedan

 Masukkan obat dengan perlahan


 Minta klien menahan posisinya selama 5 ‘
 Observasi reaksi pemberian obat
 Bereskan alat, cuci tangan dan catat dibuku/status klien
5. Pemberian Obat Tetes
Adalah obat cair yang biasanya diberikan sebagai tetes dalam bentuk-
bentuk berikut : tetes mata, salep mata, tetes telinga.
1. Pemberian Obat melalui Mata
a. Pengertian
Menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien melalui mata
dengan cara meneteskan, mengoleskan.
b. Tujuan
Melaksanakan tindakan pengobatan mata sesuai program
pengobatan.
c. Prosedur pemberian obat tetes
Persiapan pasien
 Mengadakan pendekatan pada anak/keluarga dengan
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.

68
Mata Kuliah:Farmakologi

Persiapan alat-alat:
 Meja/baki
 Obat-obatan yang diberikan dalam tempatnya (zalf / tetes mata)
 Kapas basah steril dalam tempatnya
 Pinset steril dalam tempatnya
 Bengkok
 Kasa steril dalam tempatnya

 Plester dan gunting


 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien,
usia, register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal
pemberian.
Pelaksanaan:
 Siapkan meja atau baki obat lengkap dengan obat dan gelas obat
sesuai dengan kebutuhan
 Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
 Siapkan obat yang tepat sesuai kebutuhan
 Cuci tangan sebelum tindakan
 Sebelumnya daerah yang akan diobati dibersihkan dengan kassa
steril.
2. Pemberian Obat Melaui Telinga
a. Pengertian
Memberikan obat pada telinga melalui kanal eksternal, dalam
bentuk cair.
b. Tujuan

69
Mata Kuliah:Farmakologi

 Memberikan efek terapi lokal (mengurangi peradangan,


membunuh mikroorganisme)
 Menghilangkan nyeri
 Melunakkan serumen agar mudah diambil
c. Prosedur pemberian obat
Persiapan alat
 Botol obat dengan penetes steril

 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien,


usia, register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal
pemberian.

LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka lakukanlah


kegiatan berikut ini.

1. Menjelaskan peran kolaboratif perawat dalam pemberian obat.


2. Menjelaskan peran kolaboratif perawat dalam menyiapkan obat.
Selamat Mengerjakan

RANGKUMAN
Kesalahan dapat terjadi pada instruksi, pembagian, penamaan dan
pengintrepretasian instruksi sesuai dengan penatalaksanaan obat. Obat
harus tidak diberikan perawat tanpa membawa resep tertulis kecuali pada

70
Mata Kuliah:Farmakologi

saat kegawatan. Tanggung jawab ini hanya bisa dilimpahkan dengan


persetujuan dari petugas yang memiliki wewenang.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian
obat pada klien merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan
ketrampilan teknik dan pertimbangan terhadap perkembangan klien.
Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan mempunyai
pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian
obat.

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I. Selanjutnya kerjakan soal
berikut ini.
Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar
jawaban yang telah disediakan!
1. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat
diletakkan di bawah lidah adalah …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: C
2. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat
diletakkan di antara pipi dan gusi adalah …
a. Oral
c. Bukal

71
Mata Kuliah:Farmakologi

d. Sublingual
e. Subkutan
f. Intamuskular
Jawaban: B

3. Pak Somad mengidap penyakit Diabetes Melitus tipe 1, pengobatannya


dengan cara penyuntikan insulin di bawah kulit, penyuntikan di bawah
kulit termasuk rute pemberian …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E
4. Penyuntikan dilakukan dalam otot dan biasanya bagian pantat atau
lengan atas termasuk rute pemberian obat secara …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E
5. Rute pemberian obat dengan bentuk sediaan suppositoria adalah …
a. Inhalasi
b. Rektal

72
Mata Kuliah:Farmakologi

c. Intravaginal
d. Intranasal
e. Perkutan         
Jawaban: B

DAFTAR PUSTAKA

 Apt, Paul. 2014. DASAR-DASAR ILMU FARMASI :: Ilmu Farmasi Dan


Perkembangannya.
 Dewi, Rani. 2013. Farmakologi.
 Ekawati, Zullies. 2014. My Books.
 Fauzi. 2013. Penggolongan Obat.
 Hengky, Bue. 2011. Makalah Farmakologi.
 Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi. Jakarta: EGC.
 Kamus Kesehatan. Farmakologi.
 Liem, Sulasri. 2012. Konsep Farmakologi Secara Umum.

73
Mata Kuliah:Farmakologi

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memahami cara menyiapkan obat oral dan mampu memberikan dengan
tepat.

RELEVANSI

M
Ateri dalam modul farmakologi ini diberikan pada semester 2 berkaitan dengan
Mata Kuliah Farmakologi sebagai dasar untuk memahami Asuhan
Keperawatan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual.

74
Mata Kuliah:Farmakologi

T TUJUAN PEMBELAJARAN

Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu


mempraktikkan peran kolaboratif perawat dalam pemberian obat.

 PETUJUK BELAJAR

M
odul farmakologi ini terdiri dari modul yang berisi materi
beserta latihan, rangkuman, tes formatif, dan glosarium. Untuk
bisa mengerjakan latihan dan menjawab tes formatif, pelajarilah
setiap pokok bahasan dengan seksama.

75
Mata Kuliah:Farmakologi

PERAN KOLABORATIF
PERAWAT DALAM PEMBERIAN
OBAT
 50 Menit

PENDAHULUAN

A
pakah Anda sudah mengetahui cara menyiapkan obat oral dan cara
pemberiannya? Kalau Anda belum mengetahuinya maka bacalah
modul ini.
Modul ini berisikan materi tentang teori cara menyiapkan obat oral dan cara
pemberiannya meliputi : cara menyiapkan obat oral, cara penyimpanan, cara
mengenal etiket obat, cara menganalisa resep.

76
Mata Kuliah:Farmakologi

TUJUAN (KD)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu mempraktikkan
peran kolaboratif perawat dalam pemberian obat.

SUB POKOK BAHASAN


A. Cara menyiapkan obat oral
B. Cara penyimpanan obat
C. Cara membaca etiket obat
D. Cara menganalisa resep

INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu mempraktikkan peran kolaboratif perawat
dalam pemberian obat.

URAIAN MATERI

PERAN KOLABORATIF PERAWAT DALAM PEMBERIAN


OBAT

A. Cara menyiapkan obat oral


1. Pengertian
Menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien melalui mulut dan
selanjutnya ditelan.
2. Tujuan

77
Mata Kuliah:Farmakologi

Memberikan obat melalui mulut secara tepat dn benar sesuai dengan


program pengobatan.
3. Pemberian Obat Oral
Persiapan pasien
 Mengadakan pendekatan pada klien/anak/klg dengan menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan
 Menjelaskan pada klien

Persiapan alat-alat:
 Meja/baki
 Obat-obatan yang diberikan dalam tempatnya (puyer, sirup,
tablet)
 Gelas/ sendok obat
 Lap kerja/tissue
 Buku/catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien, usia,
register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal pemberian
Pelaksanaan:
 Siapkan meja atau baki obat lengkap dengan
obat dan gelas obat sesuai dengan kebutuhan
 Jelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan

78
Mata Kuliah:Farmakologi

 Siapkan obat dan ukur dengan alat yang


tepat
 Berikan obat langsung kepada pasien dan
ditunggu sampai obat ditelan habis
 Observasi reaksi pemberian obat
 Alat-alat dibereskan
 Setiap pemberian obat harus dicatat pada
lembar catatan pemberian obat
Catatan:
 Dapatkan riwayat alergi obat
 Gunakan 6 benar dalam pemberian (benar: obat, dosis, waktu, rute,
pasien, dokumentasi)
 Jelaskan pada keluarga efek obat yang harus diantisipasi dan tanda-
tanda reaksi alergi

B. Cara penyimpanan obat


1. Cara Penyimpanan Obat  Secara Umum
Cara penyimpanan obat yang secara umum perlu diketahui oleh
masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/ kemasan
b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
b. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung.
c. Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab.
d. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar
tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.

79
Mata Kuliah:Farmakologi

e. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.


f. Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu
lama.
g. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
Peralatan penyimpanan obat secara umum memerlukan :
a. Lemari/rak yang rapi dan terlindung dari debu, kelembaban dan
cahaya yang berlebihan
b. Lantai dilengkapi dengan palet
2. Cara Penyimpanan Obat Secara Khusus
Penyimpanan obat yang secara khusus juga perlu diketahui oleh
masyarakat adalah sebagai berikut :
a.  Sediaan obat vagina dan ovula
Sediaan obat untuk vagina dan anus (ovula dan suppositoria)
disimpan di lemari es karena dalam suhu kamar akan mencair.

b. Sediaan Aerosol/Spray
Sediaan obat jangan disimpan di tempat yang mempunyai suhu
tinggi karena dapat menyebabkan ledakan.
Peralatan yang digunakan untuk penyimpanan obat dengan kondisi khusus
diantaranya :
a. Lemari pendingin dan AC untuk obat yang termolabil
b. Fasilitas peralatan penyimpanan dingin harus divalidasi secara
berkala
c. Lemari penyimpanan khusus untuk narkotika dan obat psikotropika

80
Mata Kuliah:Farmakologi

d. Peralatan untuk penyimpanan obat, penanganan dan pembuangan


limbah sitotoksik dan obat berbahaya harus dibuat secara khusus
untuk menjamin keamanan petugas, pasien dan pengunjung
Beberapa obat perlu disimpan pada kondisi dan tempat yang khusus untuk
memudahkan pengawasan, yaitu :
a. Obat golongan narkotika dan psikotropika masing-masing disimpan
dalam lemari khusus dan terkunci.
b. Obat-obat seperti vaksin dan supositoria harus disimpan dalam
lemari pendingin untuk menjamin stabilitas sediaan.
c. Beberapa cairan mudah terbakar seperti aseton, eter dan alkohol
disimpan dalam lemari yang berventilasi baik, jauh dari bahan yang
mudah terbakar dan peralatan elektronik. Cairan ini disimpan
terpisah dari obat-obatan. 

C. Cara membaca etiket obat


1. Obat Bebas
Logo :Lingkaran hitam mengelilingi bulatan hijau Obat ini disebut
juga obat Over-The-Counter (OTC) yang artinya tersedia di pasaran
(apotik, warung, toko obat) tanpa perlu menggunakan resep dokter.
Obat golongan ini memiliki range dosis berbahaya yang aman,
sehingga aman dikonsumsi tanpa memerlukan peresepan oleh dokter.
Dalam obat disertai brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat
berkhasiat, indikasi , dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor
registrasi, nama dan alamat pabrik serta cara penyimpanannya. Contoh
81
Mata Kuliah:Farmakologi

obat ini adalah golongan vitamin atau multivitamin, pereda nyeri dan
demam golongan paracetamol, oralit, obat sakit maag golongan
antasida, dan lain-lain.
2. Obat Bebas Terbatas
Logo : Lingkaran hitam mengelilingi bulatan biru
Obat golongan ini juga tersedia bebas di pasaran (apotik, warung, toko
obat) dan dapat dibeli tanpa perlu menggunakan resep dokter. Obat
golongan ini memiliki range dosis berbahaya yang cukup aman
sehingga dapat digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang
dapat dikenali penderita sendiri tanpa resep dokter dengan catatan
konsumsi harus mengikuti aturan pakai serta sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5
November 1975 harus terdapat tanda peringatan P. No.1 sampai
P.No.6  berupa kotak hitam atau kotak putih bertepian hitam berisi
tulisan berikut :

 P. No. 1. Awas! Obat Keras, Bacalah Aturan Memakainya


 P No. 2, Awas! Obat Keras, Hanya Untuk Kumur, Jangan Ditelan
 P.No. 3. Awas! Obat keras. Hanya Untuk Bagian Luar Badan
 P.No. 4. Awas! Obat keras. Tidak Boleh Ditelan
 P.No. 5. Awas! Obat keras. Hanya untuk luka bakar
 P.No. 6. Awas! Obat keras. Obat Wasir, Jangan Ditelan
Obat harus ditandai dengan etiket atau brosur yang menyebutkan
nama obat yang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah
yang digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi,
nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara

82
Mata Kuliah:Farmakologi

pemakaian, peringatan serta kontraindikasi. Contoh dari obat golongan


ini adalah obat batuk, demam, common cold/flu.
3. Obat Keras
Logo : Lingkaran hitam mengelilingi bulatan merah dengan huruf K
berwarna hitam di dalamnya. Obat golongan ini merupakan obat
berbahaya jika penggunaannya salah dan dalam penggunaannya
memerlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu berdasarkan kondisi
penderita, sehingga penggunaannya harus berdasarkan resep dokter.
Contoh obat golongan ini adalah golongan antibiotik, obat hipertensi,
obat asma, obat jantung, dan lain-lain termasuk obat-obat yang
digunakan melalui jalur parenteral (tidak melalui mulut).
4. Golongan Narkotika dan Psikotropika
Logo : berbentuk palang (+). Obat golongan ini berbahaya jika
disalahgunakan dan penggunaannya memerlukan pertimbangan-
pertimbangan tertentu, sehingga penggunaannya memerlukan resep
dokter. Penyalahgunaan obat ini dapat menyebabkan ketergantungan
psikis dan fisik.
Apapun jenis obat yang akan dikonsumsi, sebaiknya harus
mengikuti aturan pakai yang terdapat pada bungkus atau brosur obat atau
sesuai dengan petunjuk dokter.
D. Cara menganalisa resep
Sebuah resep yang lengkap harus memuat identitas dokter, tanggal dan
tempat penulisan resep (Inscriptio), Tanda R/ pada bagian kiri setiap
penulisan resep (Invocatio), nama obat, jumlah dan cara membuat
(Praescriptio/Ordonatio), aturan pakai tertulis (signatura), paraf/tanda
tangan dokter penulis resep (Subcriptio), dan identitas pasien. Apabila
perlu cantumkan tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang
mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal.

83
Mata Kuliah:Farmakologi

Sedangkan untuk sebuah etiket obat harus tercantum nama dan alamat
apotek, nama dan nomor SIK APA, nomor dan tanggal pembuatan, nama
pasien, aturan pakai, dan tanda/keterangan lain yang diperlukan.
Untuk copyresep harus mencantumkan nama dan alamat apotek, nama
dan nomor izin apoteker pengelola apotik, tanda tangan/paraf APA, tanda
det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan dan tanda nedet (nedetur)
untuk obat yang belum diserahkan, pada resep dengan tanda iter …x diberi
tanda detur orig/detur …x, dan nomor resep dan tanggal pembuatan

LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka lakukanlah


kegiatan berikut ini.

1. Mempraktikkan peran kolaboratif perawat dalam pemberian obat.


Selamat Mengerjakan

RANGKUMAN

84
Mata Kuliah:Farmakologi

Simpan obat sesuai dengan cara penyimpanan yang terdapat pada kemasan
agar mutu obat tetap terjaga. Perhatikan masa simpan setelah kemasan dibuka,
simpan obat pada tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak. 

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I. Selanjutnya kerjakan soal
berikut ini.
Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar
jawaban yang telah disediakan!

1. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat


diletakkan di bawah lidah adalah …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: C
2. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat
diletakkan di antara pipi dan gusi adalah …
a. Oral

85
Mata Kuliah:Farmakologi

b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: B
3. Pak Somad mengidap penyakit Diabetes Melitus tipe 1, pengobatannya
dengan cara penyuntikan insulin di bawah kulit, penyuntikan di bawah
kulit termasuk rute pemberian …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E

4. Penyuntikan dilakukan dalam otot dan biasanya bagian pantat atau


lengan atas termasuk rute pemberian obat secara …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E
5. Rute pemberian obat dengan bentuk sediaan suppositoria adalah …
a. Inhalasi
b. Rektal

86
Mata Kuliah:Farmakologi

c. Intravaginal
d. Intranasal
e. Perkutan         
Jawaban: B

DAFTAR PUSTAKA

 Apt, Paul. 2014. DASAR-DASAR ILMU FARMASI :: Ilmu Farmasi Dan


Perkembangannya.
 Dewi, Rani. 2013. Farmakologi.
 Ekawati, Zullies. 2014. My Books.
 Fauzi. 2013. Penggolongan Obat.
 Hengky, Bue. 2011. Makalah Farmakologi.
 Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi. Jakarta: EGC.
 Kamus Kesehatan. Farmakologi.

87
Mata Kuliah:Farmakologi

 Liem, Sulasri. 2012. Konsep Farmakologi Secara Umum.

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memahami cara mempraktikkan meracik dan membungkus obat.

RELEVANSI

88
Mata Kuliah:Farmakologi

M
Ateri dalam modul Keperawatan Dasar ini di berikan pada semester 2 berkaitan
dengan Mata Kuliah Farmakologi sebagai dasar untuk memahami
Asuhan Keperawatan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-
spiritual.

T TUJUAN PEMBELAJARAN

Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu


mempraktikkan cara meracik dan membungkus obat.

 PETUJUK BELAJAR

89
Mata Kuliah:Farmakologi

M
odul keperawatan dasar ini terdiri dari modul yang berisi materi
beserta latihan, rangkuman , tes formatif, dan glosarium. Untuk
bisa mengerjakan latihan dan menjawab tes formatif, pelajarilah
setiap pokok bahasan dengan seksama.

MERACIK DAN
MEMBUNGKUS OBAT
90
Mata Kuliah:Farmakologi

 50 Menit

PENDAHULUAN

A pakah Anda sudah mengetahui cara meracik dan membungkus obat?


Kalau Anda belum mengetahuinya maka bacalah modul ini.
Modul ini berisikan materi tentang teori cara meracik dan membungkus obat.

TUJUAN (KD)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu mempraktikkan
peran kolaboratif perawat dalam pemberian obat.

SUB POKOK BAHASAN


Cara meracik dan membungkus obat

INDIKATOR PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu mempraktikkan cara meracik dan
membungkus obat.

URAIAN MATERI

MERACIK DAN MEMBUNGKUS OBAT

A. Cara menyiapkan obat oral


Pengertian

91
Mata Kuliah:Farmakologi

Menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien melalui mulut dan


selanjutnya ditelan.
Tujuan
Memberikan obat melalui mulut secara tepat dn benar sesuai dengan
program pengobatan.
Pemberian Obat Oral
Persiapan pasien
 Mengadakan pendekatan pada klien/anak/klg dengan menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan
 Menjelaskan pada klien
Persiapan alat-alat:
 Meja/baki
 Obat-obatan yang diberikan dalam tempatnya (puyer, sirup,
tablet)
 Gelas / sendok obat
 Lap kerja/ tissue
 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien, usia,
register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal pemberian
Pelaksanaan:
 Siapkan meja atau baki obat lengkap dengan
obat dan gelas obat sesuai dengan kebutuhan

 Jelaskan tentang tindakan yang akan


dilakukan
 Siapkan obat dan ukur dengan alat yang
tepat

92
Mata Kuliah:Farmakologi

 Berikan obat langsung kepada pasien dan


ditunggu sampai obat ditelan habis
 Observasi reaksi pemberian obat
 Alat-alat dibereskan
 Setiap pemberian obat harus dicatat pada
lembar catatan pemberian obat
Catatan:
 Dapatkan riwayat alergi obat
 Gunakan 6 benar dalam pemberian (benar: obat, dosis, waktu, rute,
pasien, dokumentasi)
 Jelaskan pada keluarga efek obat yang harus diantisipasi dan tanda-
tanda reaksi alergi
Cara penyimpanan obat
1. Cara Penyimpanan Obat  Secara Umum
Cara penyimpanan obat yang secara umum perlu diketahui oleh
masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/ kemasan
b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
h. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung.
i. Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab.
j. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar
tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.

k. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.


l. Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu
lama.

93
Mata Kuliah:Farmakologi

m. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.


Peralatan penyimpanan obat secara umum memerlukan :
c. Lemari/rak yang rapi dan terlindung dari debu, kelembaban dan
cahaya yang berlebihan
d. Lantai dilengkapi dengan palet
2. Cara Penyimpanan Obat Secara Khusus
Penyimpanan obat yang secara khusus juga perlu diketahui oleh
masyarakat adalah sebagai berikut :
a.  Sediaan obat vagina dan ovula
Sediaan obat untuk vagina dan anus (ovula dan suppositoria)
disimpan di lemari es karena dalam suhu kamar akan mencair.
b. Sediaan Aerosol / Spray
Sediaan obat jangan disimpan di tempat yang mempunyai suhu
tinggi karena dapat menyebabkan ledakan.
Peralatan yang digunakan untuk penyimpanan obat dengan kondisi khusus
diantaranya :
e. Lemari pendingin dan AC untuk obat yang termolabil
f. Fasilitas peralatan penyimpanan dingin harus divalidasi secara
berkala
g. Lemari penyimpanan khusus untuk narkotika dan obat psikotropika
h. Peralatan untuk penyimpanan obat, penanganan dan pembuangan
limbah sitotoksik dan obat berbahaya harus dibuat secara khusus
untuk menjamin keamanan petugas, pasien dan pengunjung
Beberapa obat perlu disimpan pada kondisi dan tempat yang khusus untuk
memudahkan pengawasan, yaitu :

94
Mata Kuliah:Farmakologi

d. Obat golongan narkotika dan psikotropika masing-masing disimpan


dalam lemari khusus dan terkunci.
e. Obat-obat seperti vaksin dan supositoria harus disimpan dalam
lemari pendingin untuk menjamin stabilitas sediaan.
f. Beberapa cairan mudah terbakar seperti aseton, eter dan alkohol
disimpan dalam lemari yang berventilasi baik, jauh dari bahan yang
mudah terbakar dan peralatan elektronik. Cairan ini disimpan
terpisah dari obat-obatan
Contoh obat golongan ini adalah golongan antibiotik, obat hipertensi,
obat asma, obat jantung, dan lain-lain termasuk obat-obat yang
digunakan melalui jalur parenteral (tidak melalui mulut).
5. Golongan Narkotika dan Psikotropika
Logo : berbentuk palang (+). Obat golongan ini berbahaya jika
disalahgunakan dan penggunaannya memerlukan pertimbangan-
pertimbangan tertentu, sehingga penggunaannya memerlukan resep
dokter. Penyalahgunaan obat ini dapat menyebabkan ketergantungan
psikis dan fisik.
Apapun jenis obat yang akan dikonsumsi, sebaiknya harus
mengikuti aturan pakai yang terdapat pada bungkus atau brosur obat atau
sesuai dengan petunjuk dokter.

Cara menganalisa resep


Sebuah resep yang lengkap harus memuat identitas dokter, tanggal dan
tempat penulisan resep (Inscriptio), Tanda R/ pada bagian kiri setiap
penulisan resep (Invocatio), nama obat, jumlah dan cara membuat
(Praescriptio/Ordonatio), aturan pakai tertulis (signatura), paraf/tanda

95
Mata Kuliah:Farmakologi

tangan dokter penulis resep (Subcriptio), dan identitas pasien. Apabila


perlu cantumkan tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang
mengandung obat yang jumlahnya melebihi dosis maksimal.
Sedangkan untuk sebuah etiket obat harus tercantum nama dan alamat
apotek, nama dan nomor SIK APA, nomor dan tanggal pembuatan, nama
pasien, aturan pakai, dan tanda/keterangan lain yang diperlukan.
Untuk copyresep harus mencantumkan nama dan alamat apotek, nama
dan nomor izin apoteker pengelola apotik, tanda tangan/paraf APA, tanda
det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan dan tanda nedet (nedetur)
untuk obat yang belum diserahkan, pada resep dengan tanda iter …x diberi
tanda detur orig/detur …x, dan nomor resep dan tanggal pembuatan

LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka lakukanlah


kegiatan berikut ini.

Mempraktikkan cara meracik dan membungkus obat.


Selamat Mengerjakan

RANGKUMAN
Simpan obat sesuai dengan cara penyimpanan yang terdapat pada kemasan
agar mutu obat tetap terjaga. Perhatikan masa simpan setelah kemasan dibuka,
simpan obat pada tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak. 

96
Mata Kuliah:Farmakologi

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I. Selanjutnya kerjakan soal
berikut ini.
Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar
jawaban yang telah disediakan!
1. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat
diletakkan di bawah lidah adalah …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: C

2. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat


diletakkan di antara pipi dan gusi adalah …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: B

97
Mata Kuliah:Farmakologi

3. Pak Somad mengidap penyakit Diabetes Melitus tipe 1,


pengobatannya dengan cara penyuntikan insulin di bawah kulit,
penyuntikan di bawah kulit termasuk rute pemberian …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E
4. Penyuntikan dilakukan dalam otot dan biasanya bagian pantat atau
lengan atas termasuk rute pemberian obat secara …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E

5. Rute pemberian obat dengan bentuk sediaan suppositoria adalah …


a. Inhalasi
b. Rektal
c. Intravaginal
d. Intranasal
e. Perkutan         
Jawaban: B

98
Mata Kuliah:Farmakologi

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
 Apt, Paul. 2014. DASAR-DASAR ILMU FARMASI :: Ilmu Farmasi Dan
Perkembangannya.
 Dewi, Rani. 2013. Farmakologi.
 Ekawati, Zullies. 2014. My Books.
 Fauzi. 2013. Penggolongan Obat.
 Hengky, Bue. 2011. Makalah Farmakologi.
 Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi. Jakarta: EGC.
 Kamus Kesehatan. Farmakologi.
 Liem, Sulasri. 2012. Konsep Farmakologi Secara Umum.

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

99
Mata Kuliah:Farmakologi

Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk


memahami penggolongan obat berdasarkan penggunaan terapi/ khasiat obat.

RELEVANSI

M
Ateri dalam modul Keperawatan Dasar ini di berikan pada semester 2 berkaitan
dengan Mata Kuliah Farmakologi sebagai dasar untuk memahami
Asuhan Keperawatan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-
spiritual.

T TUJUAN PEMBELAJARAN

Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu


memahami penggolongan obat berdasarkan penggunaan terapi/ khasiat obat.

PETUJUK BELAJAR

100
Mata Kuliah:Farmakologi

M
odul keperawatan dasar ini terdiri dari 4 modul yang berisi materi beserta
latihan, rangkuman , tes formatif, dan glosarium. Untuk bisa mengerjakan latihan
dan menjawab tes formatif, pelajarilah setiap pokok bahasan dengan seksama.

101
Mata Kuliah:Farmakologi

PENGGOLONGAN OBAT
BERDASARKAN PENGGUNAAN
TERAPI/ KHASIAT OBAT
 150 Menit

PENDAHULUAN

A
pakah Anda sudah mengetahui apa saja penggolongan obat
berdasarkan penggunaan terapi/ khasiat obat? Kalau Anda belum
mengetahuinya maka bacalah modul ini.
Modul 1 ini berisikan materi tentang teori penggolongan obat
berdasarkan penggunaan terapi/ khasiat obat ,meliputi: Obat Antibiotik,
Obat Analgetik, Obat Antipiretik, Obat Antihipertensi, Obat Inotropik, Obat
Antiangina, Obat Antianemia, Obat Antiemetik, Obat laksative, Antidiare.

TUJUAN (KD)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu memahami
penggolongan obat berdasarkan penggunaan terapi/ khasiat obat.

102
Mata Kuliah:Farmakologi

SUB POKOK BAHASAN


A. Obat Antibiotik
B. Obat Analgetik
C. Obat Antipiretik
D. Obat Antihipertensi
E. Obat Inotropik
F. Obat Antiangina
G. Obat Antianemia
H. Obat Antiemetik
I. Obat laksative
J. Antidiare

INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu memahami penggolongan obat berdasarkan
penggunaan terapi/ khasiat obat.

URAIAN MATERI

PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN PENGGUNAAN


TERAPI/ KHASIAT OBAT
A. Obat Antibiotik
Anti biotik adalah obat yang dipergunakan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Obat ini telah digunakan untuk
melawan infeksi berbagai bakteri pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Anti biotik di kategorikan berdasarkan struktur kimia adalah sebagai
berikut :

103
Mata Kuliah:Farmakologi

1. Penisilin (Penicillins)
Penisilin atau antibiotik beta-laktam adalah kelas antibiotik yang
merusak dinding sel bakteri saat bakteri sedang dalam proses
reproduksi. Penisilin adalah kelompok agen bakterisida yang terdiri
dari penisilin G, penisilin V, ampisilin, tikarsilin, kloksasilin,
oksasilin, amoksisilin, dan nafsilin. Antibiotik ini digunakan untuk
mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata, telinga,
saluran pernapasan, dan lain-lain. ). Adapun contoh obat yang
termasuk dalam golongan ini antara lain : Ampisilin dan Amoksisilin.
2. Sefalosporin (Cephalosporins)
Obat golongan ini barkaitan dengan penisilin dan digunakan untuk
mengobati infeksi saluran pencernaan bagian atas (hidung dan
tenggorokan) seperti sakit tenggorokan, pneumonia, infeksi telinga,
kulit dan jaringan lunak, tulang, dan saluran kemih (kandung kemih
dan ginjal). Sefalosporin terdiri dari beberapa generasi, yaitu :  
 Sefalosporin generasi pertama, untuk  infeksi saluran kemih.
 Sefalosporin generasi kedua, untuk sinusitis
 Sefalosporin generasi ketiga, untk meningitis
 Adapun contoh obat yang termasuk dalam golongan ini antara
lain : Sefradin, Sefaklor, Sefadroksil, Sefaleksin.
6. Aminoglikosida (Aminoglycosides)Jenis anti biotik  ini menghambat
pembentukan protein bakteri. Adapun contoh obat yang termasuk
dalam golongan ini antara lain : amikasin, gentamisin, neomisin
sulfat, netilmisin.

104
Mata Kuliah:Farmakologi

7. Makrolid (Macrolides)
Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas bagian atas seperti
infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian
bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak,
untuk sifilis, dan efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang
ditularkan oleh serdadu sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien
yang alergi terhadap penisilin. 
Adapun contoh obat yang termasu dalam golongan ini antara
lain: Eritromisin, Azitromisin, Klaritromisin.
8. Sulfonamida (Sulfonamides)
Obat ini efektif mengobati infeksi ginjal, namun sayangnya memiliki
efek berbahaya pada ginjal. Untuk mencegah pembentukan Kristal
obat, pasien harus minum sejumlah besar air. Adapun contoh obat
yang termasuk dalam golongan ini antara lain : gantrisin.
9. Fluoroquinolones
Fluoroquinolones adalah satu-satunya kelas antibiotic yang secara
langsung menghentikan sintesis DNA bakteri.
10. Tetrasiklin (Tetracyclines)
Obat golongan ini digunakan untuk mengobati infeksi jenis yang
sama seperti yang diobati penisilin dan juga untuk infeksi lainnya
seperti kolera, demam berbintik Rocky Mountain, syanker,
konjungtivitis mata, dan amubiasis intestinal. Dokter ahli kulit
menggunakannya pula untuk mengobati beberapa jenis
jerawat. Adapun contoh obat yang termasuk  dalam golongan ini
antara lain : Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Oksitetrasiklin

105
Mata Kuliah:Farmakologi

11. Polipeptida (Polypeptides)


Polipeptida dianggap cukup beracun sehingga terutama digunakan
pada permukaan kulit saja. Ketika disuntikan ke dalam kulit,
polipeptida bisa menyebabkan efek samping seperti kerusakan ginjal
dan saraf. Adapun contoh obat yang termasuk  dalam golongan ini
antara lain : gentamisin dan karbenisilin.
B. Obat Analgetik-Antipiretik
Obat saraf dan otot golongan analgesik atau obat yang dapat
menghilangkan rasa sakit/ obat nyeri sedangkan obat antipiretik adalah
obat yang dapat menurunkan suhu tubuh. Analgesik sendiri dibagi dua
yaitu :
 Analgesik opioid / analgesik narkotika Analgesik
opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti
opium atau morfin. Golongan obat ini terutama digunakan untuk
meredakan atau menghilangkan rasa nyeri. Tetap semua analgesik
opioid menimbulkan adiksi/ketergantungan, maka usaha untuk
mendapatkan suatu analgesik yang ideal masih tetap diteruskan
dengan tujuan mendapatkan analgesik yang sama kuat dengan
morfin tanpa bahaya adiksi.
 Analgesik lainnya, Seperti golongan salisilat seperti aspirin,
golongan para amino fenol seperti paracetamol, dan golongan
lainnya seperti ibuprofen, asam mefenamat, naproksen/naproxen
dan banyak lagi.

106
Mata Kuliah:Farmakologi

1. Paracetamol/acetaminophen
Merupakan derivat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan
parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan
penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak
digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati
analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis
lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasi
dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektivitasnya tanpa
perlu meningkatkan dosisnya.
2. Ibuprofen
Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan
banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi
yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin.
Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan
menyusui.
3. Asam mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat
sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan
obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran
cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap
mukosa lambung.
4. Tramadol
Tramadol adalah senyawa sintetik yang berefek seperti morfin.
Tramadol digunakan untuk sakit nyeri menengah hingga parah.
Sediaan tramadol pelepasan lambat digunakan untuk menangani nyeri
menengah hingga parah yang memerlukan waktu yang lama.

107
Mata Kuliah:Farmakologi

Minumlah tramadol sesuai dosis yang diberikan, jangan minum


dengan dosis lebih besar atau lebih lama dari yang diresepkan dokter.
Jangan minum tramadol lebih dari 300 mg sehari.
5. Benorylate
Benorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat
ini digunakan sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk
pengobatan demam pada anak obat ini bekerja lebih baik dibanding
dengan parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah.
Karena obat ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak boleh
digunakan untuk anak yang mengidap Sindrom Reye.
6. Fentanyl
Fentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik
narkotika digunakan sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan
injeksi IM (intramuskular) Fentanyl digunakan untuk menghilangkan
sakit yang disebabkan kanker. Menghilangkan periode sakit pada
kanker adalah dengan menghilangkan rasa sakit secara menyeluruh
dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang persisten/menetap.
Obat Fentanyl digunakan hanya untuk pasien yang siap menggunakan
analgesik narkotika. Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat
untuk menghilangkan rasa sakit. Beberapa efek samping juga
disebabkan oleh aksinya di dalam sistem syaraf pusat. Pada
pemakaian yang lama dapat menyebabkan ketergantungan tetapi tidak
sering terjadi bila pemakaiannya sesuai dengan aturan.

108
Mata Kuliah:Farmakologi

Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara


mendadak. Sehingga untuk mencegah efek samping tersebut perlu
dilakukan penurunan dosis secara bertahap dengan periode tertentu
sebelum pengobatan dihentikan.
7. Naproxen
Naproxen termasuk dalam golongan antiinflamasi nonsteroid.
Naproxen bekerja dengan cara menurunkan hormon yang
menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri di tubuh.
8. Obat lainnya
9. Metamizol, Aspirin (asetosal / asam asetil salisilat), Dyprone /
Methamipron, Floctafenine, Novaminsulfonicum dan Sufentanil.
C. Obat Antihipertensi
Anti hipertensi digunakan untuk menurunkan mortalitas dan
morbiditas cardiovascular. Obat anti hipertensi di bagi menjadi 5
kelompok, yaitu :
1. Obat Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida
sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler.
Contohnya : Hidroklorotiazid
2. Obat Penghambat Adrenergik
Penghambat adrenergik atau adrenolitik ialah golongan obat yang
menghambat perangsangan adrenergik. Berdasarkan cara kerjanya
obat ini dibedakan menjadi :

109
Mata Kuliah:Farmakologi

 Penghambat adrenoseptor (adrenoseptor bloker) yaitu obat


yang menduduki adrenoseptor baik alfa (a) maupun beta (b)
sehingga menghalanginya untuk berinteraksi dengan obat
adrenergic.
 Penghambat saraf adrenergik yaitu obat yang mengurangi
respons sel efektor terhadap perangsangan saraf adrenergik.
Obat ini bekerja dengan cara menghambat sintesis,
penyimpanan, dan pelepasan neurotransmitter. Obat yang
termasuk penghambat saraf adrenergik adalah
guanetidinbetanidin, guanadrel, bretilium, dan reserpin.
Semua obat golongan ini umumnya dipakai sebagai
antihipertensi.
 Penghambat adrenergik sentral atau adrenolitik sentral yaitu
obat yang menghambat perangsangan adrenergik di SSP.
4. Vasolidator
Vasolidator berfungsi untuk mengendurkan otot polos arteri,
menyebabkan mereka untuk membesar dan dengan demikian
mengurangi resistensi terhadap aliran darah. Contoh : hydralazine dan
minoxidil
5. Penghambat Angiotensin-Converting Enzime (ACE-inhibitor) dan
Antagonis
 Reseptor Angiotensin II (Angitensin Receptor Blocker, ARB)
 Angiotensin converting enzyme (ACE) berfungsi untuk
memblokir aksi hormon angiotensin II, yang mempersempit
pembuluh darah. Contoh : captopril, enalapril, perindopril,
ramipril, quinapril dan lisinopril

110
Mata Kuliah:Farmakologi

 Angiotensin receptor blocker berperilaku dengan cara yang


sama seperti ACE inhibitor. Contoh : candesartan, irbesartan,
telmisartan, eprosartan.
 Antagonis Kalsium: Antagonis Kalsium berfungsi untuk
menghambat influx kalsium pada sel otot polos pembuluh
darah dan miokard. Contoh : nifedipin
D. Obat Antiaritmia
Aritmia disebabkan karena aktivitas pacu jantung yang abnormal atau
penyebaran impuls abnormal. Jadi, pengobatan aritmia bertujuan
mengurangi aktivitas pacu jantung ektopik dan memperbaiki hantaran atau
pada sirkuit reentry yang membandel ke pergerakan melingkar yang
melumpuhkan. Mekanisme utama untuk mencapai tujuan adalah:
 Hambatan saluran natrium
 Hambatan efek otonom simpatis pada jantung
 Perpanjangan periode refrakter yang efektif
 Hambatan pada saluran kalsium
Klasifikasi Obat Antiaritmia
1. Obat yang memiliki aktivitas antiaritmia dengan cara merubah konduksi
secara langsung melalui beberapa jalan. Obat tersebut dapat menekan
impuls otomatis dari sel pacu jantung abnormal dengan menurunkan
kemiringan fase 4 depolarisasi dan/atau meningkatkan potensi aksi. Obat
ini dapat merubah karakteristik konduksi dari jalur masuk reentrant.
2. Sitem klasifikasi yang sering digunakan adalah yang diusulkan oleh
Vaughan Williams. obat tipe Ia menurunkan kecepatan konduksi,
memperlambat refraktori dan menurunkan impuls otomatis dari jaringan

111
Mata Kuliah:Farmakologi

konduksi yang tergantung natrium (normal atau sakit). Tipe Ia ini


merupakan antiaritmia dengan spektrum yang luas. Efektif untuk
supraventrikular dan aritmia ventrikular.
3. Walaupun dikategorikan terpisah obat tipe Ib ini kemungkinan berlaku
seperti tipe Ia, kecuali pada tipe Ib lebih efektif pada aritmia ventrikular
dari pada supraventrikular.
4. Tipe Ic dapat memperlambat kecepatan konduksi tapi tidak berpengaruh
pada sifat refraktorinya. Walaupun tipe ini efektif untuk aritmia ventrikular
dan supraventrikular. Penggunanan untuk artimia ventrikular diibatasi
karena dapat mengakibatkan proaritmia.
5. Pada umumnya obat tipe I dapat dakatakan sebagai blocker saluran
natrium. Prinsip reseptor antiaritmia saluran natrium merupakan kombinasi
obat aditif (contoh : quinidin dan mexiletin) dan antagonis (contoh :
flekainidin dan lidokain), sama potensialnya dengan antidot untuk blokade
saluran natrium (contoh natrium bikarbonst, propanolol).
6. Obat yang termasuk tipe II adalah antagonis b-adrenergik; mekanisme
yang relefan secara klinis berasal dari kerja antiadrenerjiknya. B-blocker
sangat berguna untuk takikardia yang jaringan nodusnya otomatis
abnormal atau merupakan bagian dari suatu loop reentrant. Obat ini dapat
membantu memperlambat respon ventrikular pada takikardia atrium
(contoh, fibrilasi atrium) melalui efek di nodus AV.
7. Obat tipe III secara spesifik memperlambat refraktori pada serabut atrium
dan ventrikular, ke dalam golongan ini termasuk obat ini sangat berbeda
yang juga memiliki effek umum yaitu menunda repolarisasi dengan
memblok saluran kalium.

112
Mata Kuliah:Farmakologi

8. Bretylium memperlambat repolarisasi melalui penghambatan konduktasi


kalium yang tidak bergantung pada sistem syaraf simpatetik,
meningkatkan ambang VF dan tampaknya memiliki efek antifibrilasi
selektif tapi tidak takikardi. Bretylium efektif pada VF tetapi umumnya
menjadi tidak efektif pada VT.
9. Sebaiknya, amiodaron dan sotalol efektif pada kebanyakan takikardia.
Amiodaron menunjukan karakteristik elektrofisiologi yang konsisten
dengan masing-masing tipe obat antiaritmia. Tipe obat tersebut adalah
penghambatan saluran natrium yang memiliki kinetik on-off kinetics
relatif cepat, memiliki kerja pemblokan-b non selektif, blokade saluran
kalium dan mempunyai aktivitas antagonis kalsium rendah. Efek yang
mengesankan dan redahnya potensial proaritmia dari amiodaron telah
menantang anggapan bahwa blokade saluran ion selektif lebih disukao.
Sotalol merupakan inhibitor yang potensi pergerakan keluarnya kalium
selama repolarisasi dan juga memiliki kerja pemblokan-b ibutilid dan
dofetilid memblok komponen cepat dari delayed potassium rectifier
current.
10. Obat tipe IV menginhibisi masuknya kalsium ke dalam sel yang dapat
memperlambat konduksi, memperlambat refaktori dan menurunkan
otomatisitas nodus SA dan AV. Antagonis saluran kalsium efektif untuk
takikardia otomatis atau reetrant yang berasal dari atau menggunakan
nodus SA atau AV.
E. Obat Inotropik
Obat inotropik positif bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot
jantung(miokardium).

113
Mata Kuliah:Farmakologi

Indikasi : gagal jantung, keadaan jantung gagal untuk memompa darah


dalam volume yang dibutuhkan tubuh. Keadaan tersebut terjadi karena
jantung bekerja terlalu berat (kebocoran katup jantung, kekakuan katub,
atau kelainan sejak lahir di mana sekat jantung tidak terbentuk dengan
sempurna ) atau karena suatu hal otot jantung menjadi lemah.
Ada 2 jenis obat inotropik positif, yaitu :
 Glikosida jantung adalah alkaloid yang berasal dari tanaman Digitalis
purpureayang kemudian diketahui berisi digoksin dan digitoksin.
 Penghambat fosfodiesterase merupakan penghambat enzim fosfodiesterase
yang selektif bekerja pada jantung. Hambatan enzim ini menyebabkan
peningkatan kadar siklik AMP (cAMP) dalam sel miokard yang akan
meningkatkan kadar kalsium intrasel. Contoh : Milrinon ,  Aminiron
F. Obat Antiangina
Yaitu serangan nyeri substernal, retrosternal yang biasa berlangsung
beberapa menit setelah gerak badan dan menjalar ke bagian lain dari badan
dan hilang setelah istirahat.
Angina pectoris merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh aliran
darah ke arteri miokard berkurang sehingga ketidakseimbangan terjadi
antara suplay O2 ke miokardium yang dapat menimbulkan iskemia, yang
dapat menimbulkan nyeri yang kemungkinan akibat dari perubahan
metabolisme aerobik menjadi anaerob yang menghasilkan asam laktat
yang merangsang timbulnya nyeri.
Obat Anti Angina
1. Vasodilator Koroner
Cara Kerja : berkhasiat relaksasi otot pembuluh darah, bronkus,
saluran empedu, lambung dan usus serta saluran kemih.

114
Mata Kuliah:Farmakologi

2. Beta Bloker
Cara Kerja: zat ini memperlambat pukulan jantung (bradikardi, efek
kronotrop negatif). Di samping itu juga dapat meningkatkan
peredaran darah karena bradikardi akan memperpanjang waktu
diastole.
3. Antagonis Kalsium
Cara Kerja: zat ini memblok Calcium-channels di otot polos arterial
dan menimbulkan relaksasi dan vasodilatasi perifer (efek kronotrop
negatif).
G. Obat Antianemia
Hematinika atau obat-obat pembentuk darah yaitu obat-obat yang
khusus digunakan untuk merangsang atau memperbaiki proses
pembentukan sel darah merah (erythropoesis).
Sel darah merah dibentuk dalamn sumsum tulang yang pipih. Untuk itu
dibutuhkan zat besi, vitamin B12 dan asam folat.
Zat besi untuk membentuk hemoglobin, vitamin B12 dan asam folat untuk
membentuk sel darah merah. Zat tersebut diperoleh dari makanan dan
ditimbun dalam jaringan, terutama hati dan sumsum tulang. Vitamin
B12 dapat disintesa dalam usus besar dalam bakteri tetapi tidak dapat untuk
memenuhi kebutuhan tubuh, sebab vitamin ini terikat dengan protein dan
penyerapannya berlangsung dalam ileum.
Zat-zat Anti Anemia
1. Asam Folat
Sumbernya sayuran berwarna hijau, hati, ragi, buah-buahan. Dalam
bahan makanan tersebut asam folat terdapat dalam senyawa konjugasi

115
Mata Kuliah:Farmakologi

(poligutamat). Senyawa ini dalam hati akan diuraikan oleh enzim dan
direduksi menjadi zat aktifnya (tetrahidro folic acid). Zat ini untuk
sintesis DNA dan RNA serta pembelahan sel.
2. Zat Besi (Fe)
Dalam makanan, zat besi terikat sebagai ferri kompleks, tetapi dalam
lambang diubah menjadi ferro klorida. Resorpsi hanya berlangsung
dalam duodenum, dalam lingkungan asam netral garam ferro lebih
mudah larut. Setalah diserap sebagai darah, maka akan bergabung
dalam protein menjadi ferritin yang disimpan sebagai cadangan,
sebagian diangkut ke sumsum tulang, hati dan sel-sel lain untuk
sintesa hemoglobin dan enzim zat besi (metalo enzim). Kebutuhan zat
besi sehari 1-2 mg. Gejala kekurangan zat besi seperti anemi
hipokrom, yaitu pucat, letih dan lesu, jari-jari dingin, jantung
berdebar, nyeri lidah, kuku dan kulit keriput. Defisiensi ini dapat
diobati dengan pemberian garam-garam ferro per-oral, misalnya ferro
fumarat, ferro sulfat, ferro klorida, dan lainnya.
Pemberian parenteral hanya bila ada kelainan lambung( pendarahan)
atau rangsangan yang hebat. Lagipula ada bahaya over dosis,
sedangkan peroral tidak akan terjadi over dosis sebab ada rintangan
kontrol usus, kecuali pada anak-anak dimana kontrol usus belum
sempurna.
3. Vitamin B12 (Cyanocobalamin)
Sumber vitamin ini adalah makanan dari hewan: hati, daging, telur,
susu, dalam bentuk ikatan dengan protein. Kebutuhan orang sehari 2-
5 mcg. Dalam lambung vitamin B12 dilepas dari ikatan kompleksnya

116
Mata Kuliah:Farmakologi

dengan protein oleh HCL yang segera diikat oleh glukoprotein yang
disebut intrinsik factor (Castle 1929) yang dihasilkan oleh mukosa
lambung bagian dasar. Dengan pengikatan ini zat tersebut baru dapat
diserap oleh reseptor spesifik di usus halus (ileum). Setelah diserap
vitamin B12 diangkut dan ditimbun dalam hati yang secara bertahap
dilepas sesuai kebutuhan tubuh. Defisiensi vitamin B12 dengan
gejala-gejala menglobaster, nyeri lidah, degenerasi otak, sumsum
tulang dan depresi psikis. Pengobatan terutama dengan injeksi, oral
vitamin B12 dengan kombinasi intrinsic factor (serbuk pylorus).
H. Obat Antiemetik
Anti emetik atau obat mual adalah obat yang digunakan untuk
mengatasi rasa mual dan muntah. Antiemetik secara khusus digunakan
untuk mengatasi mabuk perjalanan dan efek samping dari analgesik
golongan opiat, anastesi umum, dan kemoterapi yang digunakan untuk
melawan kanker, juga untuk mengatasi vertigo (pusing) dan migrain.
Anti emetik terbagi atas beberapa golongan sebagai berikut :
1. Golongan Antagonis Reseptor 5HT3-
Obat anti emetik ini menghambat reseptor serotonin pada sistem saraf
serebral dan saluran pencernaan. Sehingga obat golongan ini dapat
digunakan untuk mengobati mual dan muntah setelah operasi dan
penggunaan obat sitoksik.Obat ini terbagi atas 3 yakni,
 Granisteron
Obat jenis ini tersedis dalam bentuk tablet dan sirup untuk
diminum secara oral. Untuk pencegahan mual dan muntah
pada kemoterapi. Granisteron biasanya diminum satu jam
sebelum kemoterapi dijalankan.

117
Mata Kuliah:Farmakologi

Dosis kedua diberikan setelah 12 jam dari dosis pertama.


Konsumsi obat ini harus sesuai dengan resep dokter. Tidak
boleh kuang maupun lebih.
 Ondansentron
Obat ini diperuntukkan untuk mencegah mual dan muntah
yang disebabkan kemoterapi kanker atau setelah operasi.
Ondansentron bekerja dengan memblokade hormon serotonin
yang menyebabkan muntah. Selain itu, obat ini juga
digunakan pada klien pecandu alkohol. Obat ini digunakan
sebelum atau sesudah makan. Obat ini juga dapat diminum
bersama antasida.
 Tropisetron
Obat jenis ini digunakan pada mual karena kemoterapi atau
muntah pada anak. Indikasi dari obat ini adalah mencegah
mual pasca operasi.
2. Golongan Antagonis Dopamin
Golongan obat ini di otak dan digunakan untuk mengobati rasa mual
dan muntah karena penyakit kanker, sakit akibat radiasi, obat
golongan opiat, obat sitotoksik dan anstesi umum. Selain dopamin,
ada juga obat yang disebut Metoclopramide yang juga bekerja pada
salura pencernaan sebagai prokinetik namun kurang berguna pada
rasa ingin muntah karena sitotoksik dan anastesi umum.Yang harus
diperhatikan sebelum mengkonsumsi metoclopramid adalah:
 Konsultasikan ke dokter mengenai obat resep dan non-resep
yang anda konsumsi yang mengandung amobarbital, insulin,
narkotika, phenobarbital, sedative, transquilizer, dan vitamin.

118
Mata Kuliah:Farmakologi

 Kemukakan pada dokter bila anda pernah mengidap atau


masih mengidap tumor adrenal, penyakit kejiwaan, parkinson,
hipertensi, penyakit hati, liver atau ginjal.
 Kemukakan pada dokter tentang kehamilan maupun rencana
kehamilan dan menyusui anda.
 Saat anda masa operasi termasuk operasi dentist, kemukakan
pada sentist tersebut mengenai konsumsi metoclopramid anda.
 Obat ini menekan saraf sadar anda sehingga dapat
menyebabkan kantuk, jadi usahakan untuk tidak
berktivitas berkendara selama mengkonsumsi obat ini dan
jangan mengkonsumsi alkohol bersama obat ini.
3. Golongan Antihistamines
Golongan antihistamin ini juga disebut golongan antagonis reseptor
H1 histamin. Obat ini efektif untuk beberapa kondisi seperti mabuk
perjalanan dan rasa mual di pagi hari pada ibu hamil.
 Dimenhydramine ® selain sebagai anti emetik juga mengatasi
vertigo.
 Pyrathiazine
 Promethazine ® pada penderita penyakit jantung atau
kegagalan fungsi hati perlu pengawasan yang ketat sewaktu
minum obat ini atau bila tidak perlu, dianjurkan untuk tidak
meminum obat ini. Selain itu anak-anak juga dianjurkan tidak
meminum obat ini karena dapat menyebabkan Sindron Reye
dan dapat menyebabkan konvulsi, halusinasi bahkan
kematian pada anak. Obat ini juga menyebabkan kantuk dan
tidak dianjurkan pada BUMIL dan Ibu Menyusui.

 Betahistine
119
Mata Kuliah:Farmakologi

Betahistin dihidroklorida adalah obat yang sangat mirip


senyawa histamin alami. Betahistine bekerja secara langsung
berikatan dengan reseptor histamin yang terletak pada
dinding aliran darah, termasuk didalam telinga. Dengan
mengaktifkan reseptor ini dapat menyebabkan vasokontraksi.
Dengan peningkatan sirkulasi darah, mengurangi tekanan di
telinga. Betahistine fungsi utamanya sebagai obat
penyakit Meniere. Obat ini mwmbantu menghilangkan
tekanan didalam telingan dan mengurangi frekuensi dan
keparahan serangan mual dan pusing. Betahistine juga
mengurangi bunyi mendenging di telinga (tinitus) dan
membantu fungsi pendengaran menjadi normal.
4. Penghambat Channel Kalsium
Penghambat channel kalsium atau Flunarizine adalah penghambat
masuknya kalsium dengan cara ikatan calmudolin dan aktivitas
hambatan histamin H1. Obat ini efektif untuk mencegah migren,
penyakit vaskular periferal terbuka, vertigo, dan sebagai terapi
tambahan pada pasien epilepsi.
I. Obat laksative
Laksatif atau pencahar adalah makanan atau obat-obatan yang
diminum untuk membantu mengatasi sembelit dengan membuat kotoran
bergerak dengan mudah di usus. Dalam operasi pembedahan, obat ini juga
diberikan kepada pasien untuk membersihkan usus sebelum operasi
dilakukan. Laksatif merupakan obat bebas. obat yang biasanya digunakan
untuk mengatasi konstipasi atau sembelit.

Biasanya obat ini hanya digunakan saat mengalami konstipasi atau


sembelit saja karena mempunyai efek samping.

120
Mata Kuliah:Farmakologi

Penggolongan obat pencahar:


1. Bulking Agents
2. Pelunak Tinja
3. Minyak Mineral
4. Bahan-bahan Osmotik
5. Pencahar Perangsang.
J. Anti Diare
Diare adalah kondisi yang ditandai keluarnya feses secara abnormal
dalam interval waktu yang sangat singkat. Kondisi ini disebabkan oleh
berbagai sebab di antaranya perubahan diet, intoleransi makanan seperti
laktosa, gangguan inflamasi pada usus karena mengonsumsi obat seperti
antibiotik, kandungan magnesium dalam antasida, infeksi bakteri
(keracunan obat) atau infeksi virus (rotavirus pada anak-anak). Diare
khususnya pada anak-anak dan orang tua, lebih cepat menimbulkan
dehidrasi. Dehidrasi ini bersifat fatal dan perlu penanganan medis
secepatnya (MIMS Indonesia, 2009).
Diare adalah keadaan dimana buang air dengan banyak cairan
(mencret) dan merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu atau
gangguan lainnya, berasal dari bahasa Yunani yaitu diarrea yang berarti
“mengalir melalui”. Pada diare terdapat gangguan dari resorpsi sedangkan
sekresi getah lambung-usus dan motilitas usus meningkat. Menurut teori
klasik, diare disebabkan oleh meningkatnya peristaltik usus, hingga
pelintasan chymus sangat dipercepat dan masih mengandung banyak air
pada saat meninggalkan tubuh sebagai tinja. Penelitian dalam tahun-tahun
terakhir menunjukkan bahwa penyebab utamanya adalah bertumpuknya
cairan di usus akibat terganggunya resorpsi air atau terjadinya hipersekresi.
Biasanya resorpsi melebihi sekresi, tetapi karena sesuatu sebab sekresi

121
Mata Kuliah:Farmakologi

menjadi lebih besar daripada resorpsi, maka terjadilah diare (Obat-Obat


Penting, 2002).
Penggolongan Obat Anti Diare:
1. Kemoterapeutika; untuk terapi kausal yakni memberantas bakteri
penyebab diare, cont: antibiotika, sulfonamida, dan senyawa kinolon

2. Obstipansia; untuk terapi simtomatis yang menghentikan diare


dengan beberapa cara.
3. Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot
yang mengakibatkan nyeri perut pada diare. Cont: Papaverin
               

LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka lakukanlah


kegiatan berikut ini.

a. Menjelaskan tentang Obat Antibiotik


b. Menjelaskan tentang Obat Analgetik
c. Menjelaskan tentang Obat Antipiretik
d. Menjelaskan tentang Obat Antihipertensi
e. Menjelaskan tentang Obat Inotropik
f. Menjelaskan tentang Obat Antiangina
g. Menjelaskan tentang Obat Antianemia
h. Menjelaskan tentang Obat Antiemetik
i. Menjelaskan tentang Obat laksative

j. Menjelaskan tentang Anti Diare

122
Mata Kuliah:Farmakologi

Selamat Mengerjakan

RANGKUMAN
   Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda, begitu
pila dengan obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat  juga
mempunyai efek sampingnya masing-masing, dan sebagai perawat kita semua
harus bisa memahami tentang obat.

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I. Selanjutnya kerjakan soal
berikut ini.
Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar
jawaban yang telah disediakan!
1. Dibawah ini adalah antimikroba, kecuali....
a. Tetrasiklin
b. Kotrimoksazol
c. Amoksisilin
d. Siprofloksasin
e. Omeprazole
Jawaban: E

2. Pada penyakit demam tipoid, yang menjadi antimikroba pilihan pertama


adalah....
123
Mata Kuliah:Farmakologi

a. Klorampenikol
b. Amoksisilin
c. Antasida
d. Gentamisin
e. Kanamisin
Jawaban: A
3. Dosis dewasa klorampenikol pada penyakit demam tipoid adalah....
a. 4 x 500mg selama 2-3 minggu
b. 3 x 100mg selama 3-4 hari
c. 2 x 350mg selama 11-20 hari
d. 5 x 245mg selama 12-15 hari
e. 4 x 500mg selama 3 hari
Jawaban: A
4. Di bawah ini adalah golongan obat yang digunakan untuk terapi hipertensi,
kecuali.....
a. Diuretik
b. Beta Bloker
c. Simpatomimetik
d. Antagonis Kalsium
e. Alpa Bloker
Jawaban: C
5. Furosemid adalah obat....
a. Diuretik
b. Antasid

c. Digitalis
d. Antihistamin

124
Mata Kuliah:Farmakologi

e. Anti Psikosis
Jawaban: A

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
 Apt, Paul. 2014. DASAR-DASAR ILMU FARMASI :: Ilmu Farmasi Dan
Perkembangannya.
 Dewi, Rani. 2013. Farmakologi.
 Ekawati, Zullies. 2014. My Books.
 Fauzi. 2013. Penggolongan Obat.
 Hengky, Bue. 2011. Makalah Farmakologi.
 Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi. Jakarta: EGC.
 Kamus Kesehatan. Farmakologi.
 Liem, Sulasri. 2012. Konsep Farmakologi Secara Umum.

PENDAHULUAN
125
Mata Kuliah:Farmakologi

Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memahami prinsip pemberian obat.

RELEVANSI

M
Ateri dalam modul Keperawatan Dasar ini di berikan pada semester 4 berkaitan
dengan Mata Kuliah Farmakologi sebagai dasar untuk memahami
Asuhan Keperawatan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-
spiritual.

T TUJUAN PEMBELAJARAN

Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu


memahami prinsip pemberian obat.

126
Mata Kuliah:Farmakologi

PETUJUK BELAJAR

M
odul keperawatan dasar ini terdiri dari 4 modul yang berisi
materi beserta latihan, rangkuman , tes formatif, dan glosarium.
Untuk bisa mengerjakan latihan dan menjawab tes formatif,
pelajarilah setiap pokok bahasan dengan seksama.

127
Mata Kuliah:Farmakologi

PRINSIP PEMBERIAN
OBAT
 150 Menit

PENDAHULUAN

A pakah Anda sudah mengetahui prinsip pemberian obat? Kalau Anda belum
mengetahuinya maka bacalah modul ini.
Modul 1 ini berisikan materi tentang prinsip pemberian obat meliputi:
obat oral, obat parenteral, obat tetes.

TUJUAN (KD)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu memahami prinsip
pemberian obat.

SUB POKOK BAHASAN


A. Obat Oral
B. Obat Parenteral
C. Obat tetes

128
Mata Kuliah:Farmakologi

INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip pemberian obat.

URAIAN MATERI

PRINSIP PEMBERIAN OBAT

A. Obat Oral
1. Pemberian Obat Oral
a. Pengertian: Menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien
melalui mulut dan selanjutnya ditelan.
b. Tujuan: memberikan obat melalui mulut secara tepat dn benar
sesuai dengan program pengobatan.
c. Pemberian Obat Oral
 Persiapan pasien
 Mengadakan pendekatan pada klien/anak/klg dengan
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
 Menjelaskan pada klien
d. Prosedur pemberian obat oral
Persiapan alat-alat:
 Meja/baki
 Obat-obatan yang diberikan dalam tempatnya (puyer, sirup,
tablet)
 Gelas / sendok obat
 Lap kerja/ tissue

129
Mata Kuliah:Farmakologi

 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien,


usia, register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal
pemberian
Pelaksanaan:
 Siapkan meja atau baki obat lengkap dengan
obat dan gelas obat sesuai dengan kebutuhan
 Jelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan
 Siapkan obat dan ukur dengan alat yang
tepat
 Berikan obat langsung kepada pasien dan
ditunggu sampai obat ditelan habis
 Observasi reaksi pemberian obat
 Alat-alat dibereskan
 Setiap pemberian obat harus dicatat pada
lembar catatan pemberian obat
Catatan:
 Dapatkan riwayat alergi obat
 Gunakan 6 benar dalam pemberian (benar: obat, dosis, waktu,
rute, pasien, dokumentasi)
 Jelaskan pada keluarga efek obat yang harus diantisipasi dan
tanda-tanda reaksi alergi
B. Obat Parenteral
1. Pengertian : memasukkan obat tertentu kedalam jaringan tubuh
dengan cara menyuntikkan, dilakukan pada pasien yang memerlukan
reaksi cepat, pasien yang tidak dapat diberikan obat melalui mulut dan
pasien dengan penyakit ttt yang harus mendapatkan pengobatan
dengan penyuntikan
130
Mata Kuliah:Farmakologi

2. Tujuan:
 Mempercepat reaksi obat ke dalam tubuh
 Melaksanakan uji coba obat (mantouq test, skin test)
 Melaksanakan tindakan diagnostik
3. Prosedur pemberian obat parentera
Persiapan pasien:
 Mengadakan pendekatan pada anak / keluarga dengan
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan berkomunikasi.
Persiapan Alat:
 Kapas alkohol dalam tempatnya
 Alkohol dalam tempatnya (spray)
 Kapas kering dalam tempatnya
 Bengkok
 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien,
usia, register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal
pemberian
 Kontainer untuk membuang benda tajam
C. Obat tetes
Pengertian Obat Tetes: adalah obat cair yang biasanya diberikan sebagai
tetes dalam bentuk-bentuk berikut : tetes mata, salep mata, tetes telinga.
1. Pemberian Obat melalui Mata
a. Pengertian: Menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien
melalui mata dengan cara meneteskan, mengoleskan.
b. Tujuan: Melaksanakan tindakan pengobatan mata sesuai program
pengobatan.

131
Mata Kuliah:Farmakologi

c. Prosedur pemberian obat tetes


Persiapan pasien
 Mengadakan pendekatan pada anak / keluarga dengan
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
Persiapan alat-alat:
 Meja/baki
 Obat-obatan yang diberikan dalam tempatnya (zalf / tetes mata)
 Kapas basah steril dalam tempatnya
 Pinset steril dalam tempatnya
 Bengkok
 Kasa steril dalam tempatnya
 Plester dan gunting
 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien,
usia, register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal
pemberian.
Pelaksanaan:
 Siapkan meja atau baki obat lengkap dengan obat dan gelas obat
sesuai dengan kebutuhan
 Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
 Siapkan obat yang tepat sesuai kebutuhan
 Cuci tangan sebelum tindakan
 Sebelumnya daerah yang akan diobati dibersihkan dengan kassa
steril.
2. Pemberian Obat Melaui Telinga
a. Pengertian: Memberikan obat pada telinga melalui kanal eksternal,
dalam bentuk cair.
132
Mata Kuliah:Farmakologi

b. Tujuan
 Memberikan efek terapi lokal (mengurangi peradangan,
membunuh mikroorganisme)
 Menghilangkan nyeri
 Melunakkan serumen agar mudah diambil
c. Prosedur pemberian obat
Persiapan alat
 Botol obat dengan penetes steril
 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien,
usia, register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal
pemberian.

LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka lakukanlah


kegiatan berikut ini.

1. Menjelaskan cara pemberian obat oral.


2. Menjelaskan cara pemberian obat parenteral.
3. Menjelaskan cara pemberian obat tetes.
Selamat Mengerjakan

133
Mata Kuliah:Farmakologi

RANGKUMAN
Kesalahan dapat terjadi pada instruksi, pembagian, penamaan dan
pengintrepretasian instruksi sesuai dengan penatalaksanaan obat. Obat
harus tidak diberikan perawat tanpa membawa resep tertulis kecuali pada
saat kegawatan. Tanggung jawab ini hanya bisa dilimpahkan dengan
persetujuan dari petugas yang memiliki wewenang.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian
obat pada klien merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan
ketrampilan teknik dan pertimbangan terhadap perkembangan klien.
Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan mempunyai
pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian
obat.

134
Mata Kuliah:Farmakologi

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I. Selanjutnya kerjakan soal
berikut ini.
Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar
jawaban yang telah disediakan!
1. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat
diletakkan di bawah lidah adalah …
f. Oral
g. Bukal
h. Sublingual
i. Subkutan
j. Intamuskular
Jawaban: C
2. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat
diletakkan di antara pipi dan gusi adalah …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: B

135
Mata Kuliah:Farmakologi

3. Pak Somad mengidap penyakit Diabetes Melitus tipe 1, pengobatannya


dengan cara penyuntikan insulin di bawah kulit, penyuntikan di bawah
kulit termasuk rute pemberian …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E
4. Penyuntikan dilakukan dalam otot dan biasanya bagian pantat atau
lengan atas termasuk rute pemberian obat secara …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E
5. Rute pemberian obat dengan bentuk sediaan suppositoria adalah …
a. Inhalasi
b. Rektal
c. Intravaginal
d. Intranasal
e. Perkutan         
Jawaban: B

136
Mata Kuliah:Farmakologi

DAFTAR PUSTAKA

 Apt, Paul. 2014. DASAR-DASAR ILMU FARMASI :: Ilmu Farmasi Dan


Perkembangannya.
 Dewi, Rani. 2013. Farmakologi.
 Ekawati, Zullies. 2014. My Books.
 Fauzi. 2013. Penggolongan Obat.
 Hengky, Bue. 2011. Makalah Farmakologi.
 Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi. Jakarta: EGC.
 Kamus Kesehatan. Farmakologi.
 Liem, Sulasri. 2012. Konsep Farmakologi Secara Umum.

137
Mata Kuliah:Farmakologi

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memahami mengerjakan perhitungan dosis obat.

RELEVANSI

M
Ateri dalam modul Keperawatan Dasar ini di berikan pada semester 2 berkaitan
dengan Mata Kuliah Farmakologi sebagai dasar untuk memahami
Asuhan Keperawatan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-
spiritual.

T TUJUAN PEMBELAJARAN

Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu


mengerjakan perhitungan dosis obat.

138
Mata Kuliah:Farmakologi

PETUJUK BELAJAR

M
odul keperawatan dasar ini terdiri dari 4 modul yang berisi materi beserta
latihan, rangkuman , tes formatif, dan glosarium. Untuk bisa mengerjakan latihan
dan menjawab tes formatif, pelajarilah setiap pokok bahasan dengan seksama.

139
Mata Kuliah:Farmakologi

PERHITUNGAN DOSIS
OBAT
 50 Menit

PENDAHULUAN

A pakah Anda sudah bagaimana perhitungan dosis obat? Kalau Anda belum
mengetahuinya maka bacalah modul ini.
Modul 1 ini berisikan materi tentang perhitungan dosis obat meliputi :
perhitungan dosis obat oral, injeksi (IM, IV, SC, IC), obat tetes.

TUJUAN (KD)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu mengerjakan
perhitungan dosis obat.

SUB POKOK BAHASAN


A. Perhitungan dosis Obat Oral
B. Perhitungan dosis obat Injeksi
C. Perhitungan dosis Obat Tetes

140
Mata Kuliah:Farmakologi

INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu mengerjakan perhitungan dosis obat oral.
2. Mahasiswa mampu mengerjakan perhitungan dosis obat
injeksi.
3. Mahasiswa mampu mengerjakan dosis obat tetes.

URAIAN MATERI

PERHITUNGAN DOSIS OBAT


A. Perhitungan dosis Obat

no rumus perhitungan

berdasarkan
1
berat badan

berdasarkanbody
surface area /
2
luas permukaan
tubuh

dosis clark  
3 berdasarkan
berat badan
 
4 rumus
berdasarkan
 

141
Mata Kuliah:Farmakologi

BSA
 

rumus young
 
5 anak(anak 1-
8thn)
 

rumus cowling  
6 anak(anak 8-12
thn)
 

 
7 rumus bastedo

rumus  
8 dilling(anak  > 8
thn)
 

rumus fried  
9
untuk bayi
**

LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka lakukanlah


kegiatan berikut ini.
Jelaskan cara perhitungan dosis obat.
Selamat Mengerjakan

142
Mata Kuliah:Farmakologi

RANGKUMAN
Kesalahan dapat terjadi pada instruksi, pembagian, penamaan dan
pengintrepretasian instruksi sesuai dengan penatalaksanaan obat. Obat
harus tidak diberikan perawat tanpa membawa resep tertulis kecuali pada
saat kegawatan. Tanggung jawab ini hanya bisa dilimpahkan dengan
persetujuan dari petugas yang memiliki wewenang.

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I. Selanjutnya kerjakan soal
berikut ini.
Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar
jawaban yang telah disediakan!

1.Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat diletakkan


di bawah lidah adalah …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: C

143
Mata Kuliah:Farmakologi

2. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat


diletakkan di antara pipi dan gusi adalah …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: B
3. Pak Somad mengidap penyakit Diabetes Melitus tipe 1, pengobatannya
dengan cara penyuntikan insulin di bawah kulit, penyuntikan di bawah
kulit termasuk rute pemberian …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E
4. Penyuntikan dilakukan dalam otot dan biasanya bagian pantat atau
lengan atas termasuk rute pemberian obat secara …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E

144
Mata Kuliah:Farmakologi

5. Rute pemberian obat dengan bentuk sediaan suppositoria adalah …


a. Inhalasi
b. Rektal
c. Intravaginal
d. Intranasal
e. Perkutan         
Jawaban: B

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
 Apt, Paul. 2014. DASAR-DASAR ILMU FARMASI :: Ilmu Farmasi Dan
Perkembangannya.
 Dewi, Rani. 2013. Farmakologi.
 Ekawati, Zullies. 2014. My Books.
 Fauzi. 2013. Penggolongan Obat.
 Hengky, Bue. 2011. Makalah Farmakologi.
 Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi. Jakarta: EGC.
 Kamus Kesehatan. Farmakologi.
 Liem, Sulasri. 2012. Konsep Farmakologi Secara Umum.

145
Mata Kuliah:Farmakologi

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mampu


mengerjakan Asuhan Keperawatan dalam persiapan pemberian obat.

RELEVANSI

M
Ateri dalam modul Keperawatan Dasar ini di berikan pada semester 2 berkaitan
dengan Mata Kuliah Farmakologi sebagai dasar untuk memahami
Asuhan Keperawatan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-
spiritual.

T TUJUAN PEMBELAJARAN

Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu


memahami Asuhan Keperawatan dalam persiapan pemberian obat.

146
Mata Kuliah:Farmakologi

PETUJUK BELAJAR

M
odul keperawatan dasar ini terdiri dari 4 modul yang berisi materi beserta
latihan, rangkuman , tes formatif, dan glosarium. Untuk bisa mengerjakan latihan
dan menjawab tes formatif, pelajarilah setiap pokok bahasan dengan seksama.

147
Mata Kuliah:Farmakologi

ASUHAN KEPERAWATAN
PEMBERIAN OBAT
 150 Menit

PENDAHULUAN

A pakah Anda sudah mengetahui asuhan keperawatan pemberian obat?


Kalau Anda belum mengetahuinya maka bacalah modul ini.
Modul 1 ini berisikan materi tentang teori asuhan keperawatan pemberian obat
meliputi : Pemberian obat oral, injeksi , obat tetes.

TUJUAN (KD)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu mengerjakan
asuhan keperawatan dalam persiapan pemberian obat.

SUB POKOK BAHASAN


A. Persiapan pemberian obat oral
B. Persiapan pemberian obat Injeksi (IM, IV, SC,
IC)

148
Mata Kuliah:Farmakologi

C. Persiapan pemberian obat tetes

INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu mengerjakan asuhan keperawatan dalam
pemberian obat oral.
2. Mahasiswa mampu mengerjakan asuhan keperawatan dalam
pemberian obat injeksi.
3. Mahasiswa mampu mengerjakan asuhan keperawatan dalam
pemberian obat tetes.

URAIAN MATERI

ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PERSIAPAN


PEMBERIAN OBAT
A. Persiapan pemberian obat oral
1. Pemberian Obat Oral
a. Pengertian: Menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien
melalui mulut dan selanjutnya ditelan.
b. Tujuan: memberikan obat melalui mulut secara tepat dn benar
sesuai dengan program pengobatan.
c. Pemberian Obat Oral
d. Persiapan pasien
e. Mengadakan pendekatan pada klien/anak/klg dengan menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan
f. Menjelaskan pada klien
g. Prosedur pemberian obat oral

149
Mata Kuliah:Farmakologi

Persiapan alat-alat:
 Meja/baki
 Obat-obatan yang diberikan dalam tempatnya (puyer, sirup,
tablet)
 Gelas / sendok obat
 Lap kerja/ tissue
 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien,
usia, register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal
pemberian
Pelaksanaan:
 Siapkan meja atau baki obat lengkap dengan
obat dan gelas obat sesuai dengan kebutuhan
 Jelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan
 Siapkan obat dan ukur dengan alat yang
tepat
 Berikan obat langsung kepada pasien dan
ditunggu sampai obat ditelan habis
 Observasi reaksi pemberian obat
 Alat-alat dibereskan
 Setiap pemberian obat harus dicatat pada
lembar catatan pemberian obat
Catatan:
 Dapatkan riwayat alergi obat

150
Mata Kuliah:Farmakologi

 Gunakan 6 benar dalam pemberian (benar: obat, dosis, waktu,


rute, pasien, dokumentasi)
 Jelaskan pada keluarga efek obat yang harus diantisipasi dan
tanda-tanda reaksi alergi

B. Persiapan pemberian obat Injeksi (IM, IV, SC, IC)


1. Pengertian : memasukkan obat tertentu kedalam jaringan tubuh
dengan cara menyuntikkan, dilakukan pada pasien yang memerlukan
reaksi cepat, pasien yang tidak dapat diberikan obat melalui mulut
dan pasien dengan penyakit ttt yang harus mendapatkan pengobatan
dengan penyuntikan
 Tujuan:
 Mempercepat reaksi obat ke dalam tubuh
 Melaksanakan uji coba obat (mantouq test, skin test)
 Melaksanakan tindakan diagnostik
 Prosedur pemberian obat parentera
Persiapan pasien:
 Mengadakan pendekatan pada anak / keluarga dengan
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan berkomunikasi.
Persiapan Alat:
 Kapas alkohol dalam tempatnya
 Alkohol dalam tempatnya (spray)
 Kapas kering dalam tempatnya
 Bengkok

151
Mata Kuliah:Farmakologi

 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien,


usia, register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal
pemberian
 Kontainer untuk membuang benda tajam

C. Persiapan pemberian obat tetes


Pengertian Obat Tetes: adalah obat cair yang biasanya diberikan sebagai
tetes dalam bentuk-bentuk berikut : tetes mata, salep mata, tetes telinga.
1. Pemberian Obat melalui Mata
a. Pengertian: Menyiapkan dan memberikan obat kepada pasien
melalui mata dengan cara meneteskan, mengoleskan.
b. Tujuan: Melaksanakan tindakan pengobatan mata sesuai program
pengobatan.
c. Prosedur pemberian obat tetes
Persiapan pasien
 Mengadakan pendekatan pada anak / keluarga dengan
menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
Persiapan alat-alat:
 Meja/baki
 Obat-obatan yang diberikan dalam tempatnya (zalf / tetes mata)
 Kapas basah steril dalam tempatnya
 Pinset steril dalam tempatnya
 Bengkok
 Kasa steril dalam tempatnya
 Plester dan gunting

152
Mata Kuliah:Farmakologi

 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien,


usia, register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal
pemberian.

Pelaksanaan:
 Siapkan meja atau baki obat lengkap dengan obat dan gelas obat
sesuai dengan kebutuhan
 Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan
 Siapkan obat yang tepat sesuai kebutuhan
 Cuci tangan sebelum tindakan
 Sebelumnya daerah yang akan diobati dibersihkan dengan kassa
steril.
2. Pemberian Obat Melaui Telinga
a. Pengertian: Memberikan obat pada telinga melalui kanal
eksternal, dalam bentuk cair.
b. Tujuan
 Memberikan efek terapi lokal (mengurangi peradangan,
membunuh mikroorganisme)
 Menghilangkan nyeri
 Melunakkan serumen agar mudah diambil
c. Prosedur pemberian obat
Persiapan alat
 Botol obat dengan penetes steril

153
Mata Kuliah:Farmakologi

 Buku/ catatan pengobatan yang mencantumkan nama pasien,


usia, register, no TT, jenis/nama obat, dosis dan jadwal
pemberian.

LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka lakukanlah


kegiatan berikut ini.

a. Menjelaskan cara pemberian obat oral


b. Menjelaskan Persiapan pemberian obat Injeksi (IM, IV, SC, IC)
c. Menjelaskan cara Persiapan pemberian obat tetes
Selamat Mengerjakan

RANGKUMAN
   Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda,
begitu pila dengan obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat  juga
mempunyai efek sampingnya masing-masing,

154
Mata Kuliah:Farmakologi

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I. Selanjutnya kerjakan soal
berikut ini.
Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar
jawaban yang telah disediakan!
1. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat diletakkan
di bawah lidah adalah …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: C
2. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat diletakkan
di antara pipi dan gusi adalah …
a. Oral
b. Bukal

155
Mata Kuliah:Farmakologi

c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: B

3. Pak Somad mengidap penyakit Diabetes Melitus tipe 1, pengobatannya


dengan cara penyuntikan insulin di bawah kulit, penyuntikan di bawah kulit
termasuk rute pemberian …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E
4. Penyuntikan dilakukan dalam otot dan biasanya bagian pantat atau lengan
atas termasuk rute pemberian obat secara …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E
5. Rute pemberian obat dengan bentuk sediaan suppositoria adalah …
a. Inhalasi
b. Rektal
c. Intravaginal

156
Mata Kuliah:Farmakologi

d. Intranasal
e. Perkutan         
Jawaban: B

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
 Apt, Paul. 2014. DASAR-DASAR ILMU FARMASI :: Ilmu Farmasi Dan
Perkembangannya.
 Dewi, Rani. 2013. Farmakologi.
 Ekawati, Zullies. 2014. My Books.
 Fauzi. 2013. Penggolongan Obat.
 Hengky, Bue. 2011. Makalah Farmakologi.
 Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi. Jakarta: EGC.
 Kamus Kesehatan. Farmakologi.
 Liem, Sulasri. 2012. Konsep Farmakologi Secara Umum.

157
Mata Kuliah:Farmakologi

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk


memahami menjelaskan konsep terapi intravena.

RELEVANSI

M
Ateri dalam modul Keperawatan Dasar ini di berikan pada semester 4 berkaitan
dengan Mata Kuliah Farmakologi sebagai dasar untuk memahami
Asuhan Keperawatan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-
spiritual.

T TUJUAN PEMBELAJARAN

158
Mata Kuliah:Farmakologi

Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu


menjelaskan konsep terapi intravena.

PETUJUK BELAJAR

M
odul keperawatan dasar ini terdiri dari 4 modul yang berisi materi beserta
latihan, rangkuman , tes formatif, dan glosarium. Untuk bisa mengerjakan latihan
dan menjawab tes formatif, pelajarilah setiap pokok bahasan dengan seksama.

159
Mata Kuliah:Farmakologi

TERAP
INTRA
VENA

KONS
EP
I
 50 Menit
N
A
U

U
H
A
D
N
L

E
P

A
pakah Anda sudah mengetahui hal-hal yang termasuk konsep
terapi intavena? Kalau Anda belum mengetahuinya maka bacalah
modul ini. Modul 1 ini berisikan materi tentang teori konsep
terapi intravena, meliputi: perubahan volume cairan,
keseimbangan asam basa, gangguan keseimbangan elektrolit, resiko penambahan
obat dalam larutan intravena.

TUJUAN (KD)

160
Mata Kuliah:Farmakologi

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menjelaskan


konsep terapi intravena.

SUB POKOK BAHASAN


A. Perubahan Volume Cairan
B. Keseimbangan Asam Basa
C. Gangguan Keseimbangan Elektrolit
D. Resiko Penambahan Obat dalam Larutan Intravena

INDIKATOR PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep terapi intravena.

URAIAN MATERI

KONSEP TERAPI INTRAVENA

A. Perubahan Volume Cairan


Perubahan cairan tubuh dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu :
1. Defisit volume
Defisit volume cairan ekstraselular merupakan perubahan cairan
tubuh yang paling umum. Penyebab paling umum adalah
kehilangan cairan di gastrointestinal akibat muntah, penyedot
nasogastrik, diare dan drainase fistula. Penyebab lainnya dapat
berupa kehilangan cairan pada cedera jaringan lunak, infeksi,
inflamasi jaringan, peritonitis, obstruksi usus, dan luka bakar.
Keadaan akut, kehilangan cairan yang cepat akan menimbulkan
tanda gangguan pada susunan saraf pusat dan jantung. Pada

161
Mata Kuliah:Farmakologi

kehilangan cairan yang lambat lebih dapat ditoleransi sampai defisi


volume cairan ekstraselular yang berat terjadi.
2. Dehidrasi
Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi
serum dari natrium menjadi isonatremik (130-150 mEq/L),
hiponatremik (<139 mEq/L) atau hipernatremik (>150 mEq/L).

Dehidrasi isonatremik merupakan yang paling sering terjadi (80%),


sedangkan dehidrasi hipernatremik atau hiponatremik sekitar 5-
10% dari kasus.
3. Kelebihan volume
Kelebihan volume cairan ekstraselular merupakan suatu kondisi
akibat iatrogenic (pemberian cairan intravena seperti NaCl yang
menyebabkan kelebihan air dan NaCl ataupun pemberian cairan
intravena glukosayang menyebabkan kelebihan air) ataupun dapat
sekunder akibat insufisiensi renal (gangguan pada GFR), sirosis,
ataupun gagal jantung kongestif.9,10 Kelebihan cairan intaseluler
dapat terjadi jika terjadi kelebihan cairan tetapi jumlah NaCl tetap
atau berkurang.10
B. Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan hal yang
umum terjadi pada pasien bedah karena kombinasi dari faktor-faktor
preoperatif, intraoperatif dan postoperatif.
1. Faktor-faktor preoperative
a. Kondisi yang telah ada
b. Prosedur diagnostic
c. Pemberian obat

162
Mata Kuliah:Farmakologi

d. Preparasi bedah
e. Penanganan medis terhadap kondisi yang telah ada
f. Restriksi cairan preoperatif
g. Defisit cairan yang telah ada sebelumnya

2. Faktor-faktor intraoperatif
a. Induksi anestesi
b. Kehilangan darah yang abnormal
c. Kehilangan abnormal cairan ekstraselular ke third space
(contohnya kehilangan cairan ekstraselular ke dinding dan
lumen usus saat operasi)
d. Kehilangan cairan akibat evaporasi dari luka operasi (biasanya
pada luka operasi yang besar dan prosedur operasi yang
berkepanjangan)
3. Faktor-faktor postoperatif
a. Stres akibat operasi dan nyeri pasca operasi
b. Peningkatan katabolisme jaringan
c. Penurunan volume sirkulasi yang efektif
d. Risiko atau adanya ileus postoperatif

LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka lakukanlah


kegiatan berikut ini.

a. Menjelaskan perubahan volume cairan di terapi intravena.

163
Mata Kuliah:Farmakologi

b. Menjelaskan keseimbangan asam basa pada terapi intravena.


c. Menjelaskan gangguan keseimbangan elektrolit pada terapi
intravena.
d. Menjelaskan resiko penambahan obat dalam larutan intravena.
Selamat Mengerjakan

RANGKUMAN
Tubuh mengandung 60 % air yang disebut juga cairan tubuh. Cairan tubuh
didalamnya terkandung nutrisi-nutrisi yang amat penting peranannya dalam
metabolisme sel, sehingga amat penting dalam menunjang kehidupan.
Dalam pembedahan, tubuh kekurangan cairan karena perdarahan selama
pembedahan ditambah lagi puasa sebelum dan sesudah operasi. Gangguan dalam
keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan hal yang umum terjadi pada pasien
bedah karena kombinasi dari faktor-faktor preoperatif, perioperatif dan
postoperatif.
Terapi cairan parenteral digunakan untuk mempertahankan atau
mengembalikan volume dan komposisi normal cairan tubuh. Dalam terapi cairan
harus diperhatikan kebutuhannya sesuai usia dan keadaan pasien, serta cairan
infus itu sendiri. Jenis cairan yang bisa diberikan untuk terapi cairan adalah cairan
kristaloid dan cairan koloid.

164
Mata Kuliah:Farmakologi

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I. Selanjutnya kerjakan soal
berikut ini.
Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar
jawaban yang telah disediakan!

1. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat diletakkan


di bawah lidah adalah …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: C
2. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat diletakkan
di antara pipi dan gusi adalah …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual

165
Mata Kuliah:Farmakologi

d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: B

3. Pak Somad mengidap penyakit Diabetes Melitus tipe 1, pengobatannya


dengan cara penyuntikan insulin di bawah kulit, penyuntikan di bawah
kulit termasuk rute pemberian …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E
4. Penyuntikan dilakukan dalam otot dan biasanya bagian pantat atau lengan
atas termasuk rute pemberian obat secara …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E
5. Rute pemberian obat dengan bentuk sediaan suppositoria adalah …
a. Inhalasi
b. Rektal
c. Intravaginal
d. Intranasal

166
Mata Kuliah:Farmakologi

e. Perkutan         
Jawaban: B

DAFTAR PUSTAKA

 Apt, Paul. 2014. DASAR-DASAR ILMU FARMASI :: Ilmu Farmasi Dan


Perkembangannya.
 Dewi, Rani. 2013. Farmakologi.
 Ekawati, Zullies. 2014. My Books.
 Fauzi. 2013. Penggolongan Obat.
 Hengky, Bue. 2011. Makalah Farmakologi.
 Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi. Jakarta: EGC.
 Kamus Kesehatan. Farmakologi.
 Liem, Sulasri. 2012. Konsep Farmakologi Secara Umum.

167
Mata Kuliah:Farmakologi

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT

Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mampu


mengerjakan asuhan keperawatan pemberian obat intravena.

RELEVANSI

M
Ateri dalam modul Farmakologi ini diberikan pada semester berkaitan dengan
Mata Kuliah Farmakologi sebagai dasar untuk memahami Asuhan
Keperawatan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual.

168
Mata Kuliah:Farmakologi

T TUJUAN PEMBELAJARAN

Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu


mengerjakan asuhan keperawatan pemberian obat intravena.

PETUJUK BELAJAR

M
odul keperawatan dasar ini terdiri dari 4 modul yang berisi materi beserta
latihan, rangkuman, tes formatif, dan glosarium. Untuk bisa mengerjakan latihan
dan menjawab tes formatif, pelajarilah setiap pokok bahasan dengan seksama.

169
Mata Kuliah:Farmakologi

TERAP

KEPER
ERIAN
INTRA
VENA

PEMB

ASUH
AWAT
AN

AN
I

 50 Menit
N
A
U

U
H
A
D
N
L

E
P

A
pakah Anda sudah mengetahui asuhan keperawatan pemberian
obat intravena? Kalau Anda belum mengetahuinya maka bacalah
modul ini. Modul 1 ini berisikan materi tentang asuhan
keperawatan pemberian obat terapi intravena, meliputi: prinsip

170
Mata Kuliah:Farmakologi

sterilisasi, benar (obat, dosis, pasien, cara, waktunya, administrasinya), evaluasi


dan tidak lanjut.

TUJUAN (KD)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menjelaskan askep
pemberian terapi intravena.

SUB POKOK BAHASAN


A. Prinsip Sterilisasi
B. Benar (obat, dosis, pasien, cara, waktunya, administrasinya)
C. Evaluasi dan tindak lanjut

INDIKATOR PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep terapi intravena.

URAIAN MATERI

ASUHAN KEPERAWATAN PEMBERIAN TERAPI


INTRAVENA

A. Sterilisasi

171
Mata Kuliah:Farmakologi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua,
baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan
pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencernaan organisme luar, pada
bidang bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan
makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran
oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini
juga penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh
kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat
perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan
panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat,
sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2), dan radiasi
ionnisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
 Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih
berfungsi

 Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang
jelas dengan menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan
sterilisasi
 Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
 Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai
 Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
 Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila
terbuka harus dilakukan sterilisasi ulang.
B. Benar (obat, dosis, pasien, cara, waktunya, administrasinya)
1. Benar Klien

172
Mata Kuliah:Farmakologi

 Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan


memeriksa gelang identifikasi dan meminta menyebutkan namanya
sendiri.
 Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
 Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat
 Membedakan klien dengan dua nama yang sama
2. Benar Obat
 Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan
 Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat
 Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label
obat minimal tiga kali:
Pada saat melihat botol atau kemasan obat,
Sebelum menuang/menghisap obat
Setelah menuang/ mengisap obat

 Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah


 Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
 Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa
3. Benar Dosis Obat
 Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
 Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk
obat yang bersangkutan.
 Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis
yang akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai

173
Mata Kuliah:Farmakologi

berikut: tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan/ diminta,


pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu
dosisi obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.
 Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
4. Benar Waktu Pemberian
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
 Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari.
Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari
dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat
dipertimbangkan.
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat
yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan
untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa
kali sehari pada selang waktu tertentu.
 Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau
sesudah makan atau bersama makanan.

 Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat


mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan makanan.
 Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien
telah dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah
puasa yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.
5. Benar Cara Pemberian (rute)
 Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan
memadai.
 Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum
memberikan obat-obat peroral

174
Mata Kuliah:Farmakologi

 Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui


rute parenteral
 Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama
dengan klien sampai obat oral telah ditelan.
 rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :
oral ( melalui mulut ): cairan , suspensi ,pil , kaplet , atau kapsul . ;
sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena )
bukal (diantara gusi dan pipi)
topikal ( dipakai pada kulit )
inhalasi ( semprot aerosol ) ;
instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina ) ;
parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan intravena.
6. Benar Dokumentasikan
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah
sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang
telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan.

7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien


Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang
berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan
obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek
samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan
obat dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dsb.
8. Hak klien untuk menolak

175
Mata Kuliah:Farmakologi

Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus


memberikan Inform consent dalam pemberian obat.
9. Benar pengkajian TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat
Perawat selalu memeriksa ttv sebelum pemberian obat.
10. Benar evaluasi
Perawat selalu melihat/ memantau efek kerja dari obat setelah
pemberiannya.
11. Benar reaksi terhadap makanan
Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika
obat itu harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk
memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum
makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus
diminum setelah makan misalnya indometasin.
12. Benar reaksi dengan obat lain
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan
omeprazol penggunaan pada penyakit kronis.

LATIHAN

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka lakukanlah


kegiatan berikut ini.

a. Menjelaskan prinsip sterilisasi.


b. Menjelaskan benar (obat, dosis, pasien, cara, waktu,
administrasinya)
c. Menjelaskan evaluasi dan tindak lanjut dari pemberian terapi
intravena.

176
Mata Kuliah:Farmakologi

Selamat Mengerjakan

RANGKUMAN
Kesalahan dapat terjadi pada instruksi, pembagian, penamaan dan
pengintrepretasian instruksi sesuai dengan penatalaksanaan obat. Obat
harus tidak diberikan perawat tanpa membawa resep tertulis kecuali pada
saat kegawatan. Tanggung jawab ini hanya bisa dilimpahkan dengan
persetujuan dari petugas yang memiliki wewenang.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian
obat pada klien merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan
ketrampilan teknik dan pertimbangan terhadap perkembangan klien.
Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan mempunyai
pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian
obat.

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan I. Selanjutnya kerjakan soal
berikut ini.
Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar
jawaban yang telah disediakan!

1. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat diletakkan


di bawah lidah adalah …
177
Mata Kuliah:Farmakologi

a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: C

2. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat diletakkan


di antara pipi dan gusi adalah …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: B

3. Pak Somad mengidap penyakit Diabetes Melitus tipe 1, pengobatannya


dengan cara penyuntikan insulin di bawah kulit, penyuntikan di bawah
kulit termasuk rute pemberian …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E

178
Mata Kuliah:Farmakologi

4. Penyuntikan dilakukan dalam otot dan biasanya bagian pantat atau lengan
atas termasuk rute pemberian obat secara …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E

5. Rute pemberian obat dengan bentuk sediaan suppositoria adalah …


a. Inhalasi
b. Rektal
c. Intravaginal
d. Intranasal
e. Perkutan         
Jawaban: B

DAFTAR PUSTAKA

 Apt, Paul. 2014. DASAR-DASAR ILMU FARMASI :: Ilmu Farmasi Dan


Perkembangannya.
 Dewi, Rani. 2013. Farmakologi.
 Ekawati, Zullies. 2014. My Books.
 Fauzi. 2013. Penggolongan Obat.
 Hengky, Bue. 2011. Makalah Farmakologi.
 Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi. Jakarta: EGC.

179
Mata Kuliah:Farmakologi

 Kamus Kesehatan. Farmakologi.


 Liem, Sulasri. 2012. Konsep Farmakologi Secara Umum.

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memahami menjelaskan konsep perjalanan obat dalam tubuh.

RELEVANSI

180
Mata Kuliah:Farmakologi

M
Ateri dalam modul Farmakologi ini diberikan pada semester 2 berkaitan dengan
Mata Kuliah Farmakologi sebagai dasar untuk memahami Asuhan
Keperawatan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual.

T TUJUAN PEMBELAJARAN

Ujuan pembelajaran : Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu


menjelaskan konsep perjalanan obat dalam tubuh.

PETUJUK BELAJAR

M
181
Mata Kuliah:Farmakologi

odul keperawatan dasar ini terdiri dari 4 modul yang berisi materi beserta
latihan, rangkuman, tes formatif, dan glosarium. Untuk bisa mengerjakan latihan
dan menjawab tes formatif, pelajarilah setiap pokok bahasan dengan seksama.

TERAP
INTRA
VENA

KONS
EP
I

182
Mata Kuliah:Farmakologi

 50 Menit

N
A
U

U
H
A
D
N
L

E
P
A
pakah Anda sudah mengetahui hal-hal yang termasuk konsep
perjalanan obat dalam tubuh? Kalau Anda belum mengetahuinya
maka bacalah modul ini. Modul ini berisikan materi tentang teori
perjalanan obat dalam tubuh, meliputi: cara kerja obat dalam
tubuh, efek samping obat, komplikasi pemberian obat pada tubuh.

TUJUAN (KD)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menjelaskan konsep
perjalanan obat dalam tubuh.

SUB POKOK BAHASAN


A. Cara kerja obat dalam tubuh
B. Efek samping obat
C. Komplikasi pemberian obat pada tubuh

INDIKATOR PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep perjalanan obat dalam tubuh.

183
Mata Kuliah:Farmakologi

URAIAN MATERI

KONSEP PERJALANAN OBAT DALAM TUBUH

A. Cara kerja obat dalam tubuh


Obat yang diberikan pada pasien, akan banyak mengalami proses sebelum
tiba padatempat aksi atau jaringan sasaran. Secara garis besar proses-proses
ini dapat dibagi menjadi tiga tingkat atau fase, yaitu fase biofarmasetik
atau farmasi, fasefarmakokinetik, dan fase farmakodinamik. Untuk
menghasilkan efek farmakologi atau efek terapi, obat harus mencapai
tempat aksinya dalam kosentrasi yang cukup untuk menimbulkan
respon. Tercapainya kosentrasi obat tergantung dari jumlah obat yang
diberikan, tergantung pada keadaan dan kecepatan obat diabsorbsi dari
tempat pemberian dan distribusinya oleh aliran darah ke bagian lain dari
badan. Efekkarakteristik dari obat akan hilang, apabila obat telah
Bergerak ke luar dari badandan konsekuens i dari letak aksinya baik dalam
bentuk yang tidak berubah atausetelah mengalami metabolisme obat
dan terjadi metabolit yang dikeluarkan melalui proses ekskresi. Oleh karena
itu sangat penting diketahui bagaimana cara badan telah menangani obat
dengan proses absorbs, distribusi, metabolism dan ekskresi.

B. Efek samping obat


Reaksi-reaksi efek samping obat yang berat jarang ditemukan, meskipun
efek-efek toksik yang berbahaya sering terjadi pada penggunaan beberapa
golongan obat. Mekanisme reaksi obat dibagi dalam dua kategori utama.

184
Mata Kuliah:Farmakologi

Termasuk gologan pertama sering muncul sebagai manifestasi efek


farmakologi yang berlebihan,karna itu dapat diramalkan. Golongan kedua
yang dapat merupakan reaksi imunologik atau mekanisme yang belum
diketahui,umumnya merupakan hal yang tidak dikehendaki dan tidak dapat
ditemukan sampai suatu obat dipasarkan untuk waktu lama. Oleh karena itu
toksisitas ini biasanya ditemukan oleh para dokter. Dalam hal ini termasuk
waspada terhadap reaksi-reaksi yang diperantai Ig E seperti anafilaksis,
urtikaria, angioedema.Tipe reaksi lain yang diperantai Ig G atau Ig M dari
penyakit tipe lupus eritemaosis, respon yang diperantai oleh Ig G tipe
penyakit serum termasuk vaskulitis dan alergi yang diperantai sel-sel yang
terlibat yang terlibat dalam dermatitis kontak.
Efek samping obat mencakup setiap pengaruh obat yang tidak
dikehendaki, yang merugikan atau membahayakan pasien dalam dosis
terapetik untuk pencegahan atau pengobatan penyakit. Sadar akan adanya
efek samping obat, maka banyak studi dilakukan untuk menilai efek
samping obat.

LATIHAN

185
Mata Kuliah:Farmakologi

Untuk mengetahui pemahaman Anda terhadap isi modul maka lakukanlah


kegiatan berikut ini.

1. Menjelaskan cara kerja obat dalam tubuh.


2. Menjelaskan efek samping obat.
3. Menjelaskan komplikasi pemberian obat pada tubuh.
Selamat Mengerjakan

RANGKUMAN
   Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda,
begitu pila dengan obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat  juga
mempunyai efek sampingnya masing-masing,

TES
FORMATIF
Setelah anda membaca seluruh materi kegiatan di atas selanjutnya kerjakan soal
berikut ini.

186
Mata Kuliah:Farmakologi

Petunjuk Soal : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu option jawaban yang benar pada lembar
jawaban yang telah disediakan!

1. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat diletakkan


di bawah lidah adalah …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: C

2. Cara pemberian melalui mukosa di rongga mulut dengan obat diletakkan


di antara pipi dan gusi adalah …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: B

3. Pak Somad mengidap penyakit Diabetes Melitus tipe 1, pengobatannya


dengan cara penyuntikan insulin di bawah kulit, penyuntikan di bawah
kulit termasuk rute pemberian …
a. Oral
b. Bukal
187
Mata Kuliah:Farmakologi

c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E

4. Penyuntikan dilakukan dalam otot dan biasanya bagian pantat atau lengan
atas termasuk rute pemberian obat secara …
a. Oral
b. Bukal
c. Sublingual
d. Subkutan
e. Intamuskular
Jawaban: E

5. Rute pemberian obat dengan bentuk sediaan suppositoria adalah …


a. Inhalasi
b. Rektal
c. Intravaginal
d. Intranasal
e. Perkutan         
Jawaban: B

DAFTAR PUSTAKA

188
Mata Kuliah:Farmakologi

 Apt, Paul. 2014. DASAR-DASAR ILMU FARMASI :: Ilmu Farmasi Dan


Perkembangannya.
 Dewi, Rani. 2013. Farmakologi.
 Ekawati, Zullies. 2014. My Books.
 Fauzi. 2013. Penggolongan Obat.
 Hengky, Bue. 2011. Makalah Farmakologi.
 Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1996. Farmakologi. Jakarta: EGC.
 Kamus Kesehatan. Farmakologi.
 Liem, Sulasri. 2012. Konsep Farmakologi Secara Umum.

189

Anda mungkin juga menyukai