C1
Sariawan : luka atau peradangan di bibir atau di Auto Antibodi : antibodi yg dibentuk sebagai respons
2 dalam mulut yang dapat menimbulkan rasa sakit & 6 terhadap dan bereaksi melawan suatu konstituen
tidak nyaman antigenik jaringan itu sendiri
Hipertensi : tingginya tekanan darah arteri secara Gallop : kelainan bunyi jantung yg ditandai bila
3 Persisten
7 pengisian darah ventrikel terhambat selama diastol
1. perempuan 25 thn datang dengan keluhan nyeri sendi di kedua tangan sejak 2 bulan
2. keluhan nyeri dirasakan hilang tibmbul di sendi jari telunjuk, tengah, dan manis di kedua
tangan, dan nyeri sendi dirasakan memberaat saat pagi hari dan mereda saat siang hari
3. keluhan disertai rambut rontok, sariawan, kemerahan dikulit wajah, lemas, dan nafsu makan
berkurang
4. pasien pernha berobat di puskesmas beberapa kali, namun keluhan tidak membaik
5. riwayat DM dan hiperteensi disangkal, tidak ada riwayat DM dan hipertensi di keluarga
BRAINSTORMING
Perempuan 25
thn
sistem imun tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antigen dari sel dan jaringan tubuh
sendiri. terjadi penyimpangan reaksi imunologi yang menghasilkan antibodi secara terus menerus.
antibodi yang berperan dalam pembentukan kompleks imun akan memicu penyakit inflamasi imun
sistemik dengan kerusakan multiorgan
faktor lingkungan :
di seluruh dunia insiden SLE 1,9-8,7 per 100.000 dan pravelensinya bervariasi dari 19,3-207
per 100.000. prevalensi di Amerika antara 10-400 per 100.000 tergantung pada ras dan gender.
pada anak dan remaja prevalensi SLE di Amerika 1-6 per 100.000, lebih rendah dibandingkan
dengan dewasa yaitu 20-70 per 100.000. SLE yang terutama sekali dialami perempuan,
dengan rasio 5:1 sebelum pubertas, pada usia reproduktif menjadi 9 : 1, dan mendekati rasio
prepubertas pada masa pasca menopause.SLE pada anak jarang pada usia sebelum 5 tahun dan
biasanya diagnosis ditegakkan pada remaja. kurang dari 20% semua individu dengan SLE
yang didiagnosis sebelum usia 16 tahun
4. KLASIFIKASI SLE
5. MANIFESTASI KLINIS SLE
● imunologi
● psikiatri
● pleuritis
● hematologi
● muskuloskeletal
● deformitas tangan
● butterfly rush
● purpura
● percarditis
● gagal jantung kongestiff
● dispepsia
6. KOMPLIKASI SLE
PENYEBAB KOMPLIKASI
Prognosis penyakit ini sangat tergantung pada organ mana yang terlibat.Apabila mengenai organ
vital, mortalitasnya sangat tinggi.Mortalitas pada pasien dengan
SLE telah menurun selama 20 tahun terakhir.Sebelum 1955, tingkat kelangsungan hidup penderita
pada 5 tahun pada SLE kurang dari 50%. Saat ini,tingkat kelangsungan hidup penderita pada 10
tahun terakhir rata-rata melebihi 90% dan tingkat kelangsungan hidup penderita pada 15 tahun
terakhir adalah sekitar 80%.
Terdapat beberapa indeks untuk menilai akitifitas penyakit SLE antara lain menggunakan ECLAM
(European Consensus Lupus Activity Measurement); LAI (Lupus Activity Index); SLAM (Systemic
Lupus Activity Measure); BILAG (British Isles Lupus Assessment Group); dan SLEDAI (Systemic Lupus
Erythematosus Disease Activity Index). Ketiga indeks penilaian terakhir terbukti valid dan memiliki
korelasi yang sangat kuat terhadap aktifitas penyakit.Indeks tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan
gambaran tingkat keparahan aktifitas penyakit pada SLE
PROGNOSIS SLE
Prognosis pasien dengan SLE lebih buruk apabila disertai dengan atau pada keadaan penyakit renal
(terutama glomerulonefritis proliferatif difus), hipertensi, antibodi anti fosfolipid positif, aktivitas penyakit
yang tinggi. Penyebab mortalitas pada beberapa tahun pertama adalah penyakit yang aktif (misal penyakit
sistem saraf pusat atau ginjal) atau infeksi yang berhubungan dengan imunosupresi. Penyebab kematian di
tahun-tahun selanjutnya adalah akibat komplikasi SLE (misal penyakit ginjal stadium akhir), komplikasi
terapi, penyakit kardiovaskuler. Pasien SLE memiliki risiko kematian 3 kali lipat lebih besar dibanding
populasi umum.
8. DIAGNOSIS BANDING SLE
Beberapa penyakit atau kondisi di bawah ini seringkali mengacaukan diagnosis akibat gambaran klinis yang
mirip atau beberapa tes laboratorium yang serupa, yaitu:
PRINSIP STRATEGI
Penyakit SLE berat atau mengancam nyawa apabila ditemukan keadaan sebagaimana
tercantum di bawah ini, yaitu :
a. Jantung: endokarditis Libman-Sacks, vaskulitis arteri koronaria, miokarditis, tamponade
jantung, hipertensi maligna.
b. Paru-paru: hipertensi pulmonal, perdarahan paru, pneumonitis, emboli paru, infark paru,
ibrosis interstisial, shrinking lung.
c. Gastrointestinal: pankreatitis, vaskulitis mesenterika.
d. Ginjal: nefritis proliferatif dan atau membranous.
e. Kulit: vaskulitis berat, ruam difus disertai ulkus atau melepuh (blister).
f. Neurologi: kejang, acute confusional state, koma, stroke, mielopati transversa, mononeuritis,
polineuritis, neuritis optik, psikosis, sindroma demielinasi.
g. Hematologi: anemia hemolitik, neutropenia (leukosit <1.000/mm3), trombositopenia <
20.000/mm3 , purpura trombotik trombositopenia, trombosis vena atau arteri.
13. EDUKASI DAN KONSELING SLE
DAFTAR PUSTAKA