Anda di halaman 1dari 26

KEL.

C1

KENAPA SENDI JARI


TANGAN SAYA SELALU
NYERI ?
PLENO 3
ANGGOTA KELOMPOK
1. DIMAS ALIF SYAHPUTRA 15060
2. YULIYANAH 19001
3. HARVEHANANDAR 19055
4. ADITYA PUTRA HARTANTO 20004
5. AFIFAH INAYATI ROSYADA 20006
6. AYU PUSPITA 20022
7. MEGA YULIANA YUSUF 20070
8. NAURA WALIYA MAHARANI 20136
9. RB. ARYO PUTU PINANDITO 20101
10. SHAFIRA PRAMESYA SULIANTO 20148
11. TIARA IRSIANANDA
20111
12. VIKA SAGITA 20115
SKENARIO

Judul: Kenapa sendi jari tangan saya selalu nyeri?


Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke poliklinik umum RS dengan keluhan nyeri
sendi di kedua tangan sejak 2 bulan. Keluhan nyeri dirasakan hilang timbul di sendi jari
telunjuk, jari tengah, jari manis di kedua tangan. Nyeri sendi dirasakan memberat terutama
saat pagi hari dan mereda saat siang hari. Keluhan disertai rambut rontok, sariawan,
kemerahan di kulit wajah, lemas dan nafsu makan berkurang. Pasien sudah pernah berobat
ke puskesmas beberapa kali namun keluhan tidak membaik. Riwayat DM dan hipertensi
disangkal. Tidak ada riwayat DM dan hipertensi di keluarga
Pemeriksaan Fisik: Paru: Inspeksi: simetris statis dan dinamis
Palpasi: fremitus kanan dan kiri sama
Tampak sakit ringan, compos mentis Perkusi: Sonor
Tekanan darah: 120/80 mmHg Auskultasi: Vesikuler, ronkhi -/-,
Denyut nadi: 88x/menit wheezing -/-
Jantung: Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat
Napas: 20x/menit
Palpasi: Iktus kordis teraba 2 jari
Suhu: 36,70C
medial midklavikula
Kepala: rambut mudah dicabut, malar rash Perkusi: Batas jantung dalam batas
(+) normal
Mulut: ulkus dangkal (+) di mukosa mulut Auskulutasi: Bunyi Jantung I-II reguler,
Mata: Konjungtiva pucat (-), sklera ikterik murmur (-), gallop (-)
(-) Abdomen: datar, lemas, bising uSUS normal
Leher: peningkatan JVP (-) Ekstremitas atas: tidak ada pembengkakan dan
kemerahan pada sendi jari-jari tangan.
Pemeriksaan Laboratorium

Hb: 12,1 gr/dl


Ht: 39%
Leukosit : 5500/µL
Trombosit : 200.000/µL
LED 25 mm/jam
SGOT : 24 U/L
SGPT : 26 U/L
GDS : 124 mg/dl
Ureum : 33 mg/dl
Cr : 0,8 mg/dl
Rheumatoid Factor : negatif
ANA : positif Kata kunci: nyeri sendi, malar rash, ANA
KLARIFIKASI ISTILAH

ANA : anti nuclear antibodi, merupakan autoantibodi


Malar Rash : bercak kemerahan pada lupus yg
spesifik yang memiliki kemampuan untuk berikatan dan
ditandai dgn kemerahan yg melintas di atas hidung
1 dan menyebar ke kedua pipi yg gambarannya
5 menghancurkan struktur sel beserta organelnya,
termasuk permukaan sel, sitoplasma, nukleus dan
menyerupai kupu”
nukleolus.

Sariawan : luka atau peradangan di bibir atau di Auto Antibodi : antibodi yg dibentuk sebagai respons
2 dalam mulut yang dapat menimbulkan rasa sakit & 6 terhadap dan bereaksi melawan suatu konstituen
tidak nyaman antigenik jaringan itu sendiri

Hipertensi : tingginya tekanan darah arteri secara Gallop : kelainan bunyi jantung yg ditandai bila
3 Persisten
7 pengisian darah ventrikel terhambat selama diastol

RA factor : suatu antibodi yang ditemukan pd


4 pasien RA
IDENTIFIKASI MASALAH

1. perempuan 25 thn datang dengan keluhan nyeri sendi di kedua tangan sejak 2 bulan
2. keluhan nyeri dirasakan hilang tibmbul di sendi jari telunjuk, tengah, dan manis di kedua
tangan, dan nyeri sendi dirasakan memberaat saat pagi hari dan mereda saat siang hari
3. keluhan disertai rambut rontok, sariawan, kemerahan dikulit wajah, lemas, dan nafsu makan
berkurang
4. pasien pernha berobat di puskesmas beberapa kali, namun keluhan tidak membaik
5. riwayat DM dan hiperteensi disangkal, tidak ada riwayat DM dan hipertensi di keluarga
BRAINSTORMING
Perempuan 25
thn

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Lab


Nyeri sendi di kedua
tangan sejak 2 bulan.
nyeri hilang timbul di Tidak ada
sendi jari pembengkakan dan LED : Rheumatoid factor
kemerahan pada jari jari ANA : Positif
telunjuk,tengah dan Meningkat (-)
manis tangan

Rambut rontok Rambut mudah Definisi


Kriteria diagnosis SLE
di cabut (alopesia)
menurut ACR
etiologi
Kemerahan di kulit
wajah Malar Rash (+) epidemiologi
Diagnosis kerja : SLE klasifikasi

sariawan Ulkus dangkal manifestasi kinis


di mukosa mulut
komplikasi
Lemas dan nafsu makan tatalaksana
berkurang
prognosis

Diagnosis Banding Patogenesis


Rheumatoid Atritis
LEARNING OBJECTIVE
1. Menjelaskan definisi SLE
2. Menjelaskan etiologi SLE
3. Menjelaskan epidemiologi SLE
4. Menjelaskan Patogenesis SLE
5. Menjelaskan klasifikasi SLE
6. Menjelaskan manifestasi klinis SLE
7. Menjelaskan komplikasi SLE
8. Menjelaskan prognosis SLE
9. Menjelaskan diagnosis banding SLE
10. Menjelaskan tatalaksana SLE
11. Scoring SLE
12. Derajat SLE
13. Menjelaskan edukasi dan konseling SLE
1. DEFINISI SLE

penyakit autoimun kronis yang ditandai dengan


adanya inflamasi multi sistem dan autoantibodi
yang bersirkulasi
2. ETIOLOGI SLE

disebabkan oleh faktor genetik, infeksi, dan lingkungan

sistem imun tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antigen dari sel dan jaringan tubuh
sendiri. terjadi penyimpangan reaksi imunologi yang menghasilkan antibodi secara terus menerus.
antibodi yang berperan dalam pembentukan kompleks imun akan memicu penyakit inflamasi imun
sistemik dengan kerusakan multiorgan

faktor lingkungan :

sinar ultraviolet, stress, faktor obat-obatan,pemakaian antibiotik,stress mental atau fisik. ,


3. EPIDEMIOLOGI SLE

di seluruh dunia insiden SLE 1,9-8,7 per 100.000 dan pravelensinya bervariasi dari 19,3-207
per 100.000. prevalensi di Amerika antara 10-400 per 100.000 tergantung pada ras dan gender.
pada anak dan remaja prevalensi SLE di Amerika 1-6 per 100.000, lebih rendah dibandingkan
dengan dewasa yaitu 20-70 per 100.000. SLE yang terutama sekali dialami perempuan,
dengan rasio 5:1 sebelum pubertas, pada usia reproduktif menjadi 9 : 1, dan mendekati rasio
prepubertas pada masa pasca menopause.SLE pada anak jarang pada usia sebelum 5 tahun dan
biasanya diagnosis ditegakkan pada remaja. kurang dari 20% semua individu dengan SLE
yang didiagnosis sebelum usia 16 tahun
4. KLASIFIKASI SLE
5. MANIFESTASI KLINIS SLE

● imunologi
● psikiatri
● pleuritis
● hematologi
● muskuloskeletal
● deformitas tangan
● butterfly rush
● purpura
● percarditis
● gagal jantung kongestiff
● dispepsia
6. KOMPLIKASI SLE

PENYEBAB KOMPLIKASI

Hepatitis Lupus,penyakit hati autoimummne, sirosis bilier


Hati ( Paling sering ) primer cholangitis sclerosis primer, hepatitis akibat virus,
steatohepatitis & fatty liver.

systemik vaskulitis, penyakit antibody,


anti basement membrane,obat- obat yang menyebabkan
gangguan sistemik
vaskulitis ,sindrome anti fosfolipid koagulopati,
Trombositopenia dan

Ginjal Gagal ginjal, infeksi ginjal

- penggunaan corticosteroid jangka lama : osteoporosis,


vaskular nekrosis, glaucoma
Dipicu oleh Pengobatan
- penggunaan hydroxychloroquine jangka lama :
maculopathy, retinopathy

kecemasan dan depresi.


7. PROGNOSIS SLE

Prognosis penyakit ini sangat tergantung pada organ mana yang terlibat.Apabila mengenai organ
vital, mortalitasnya sangat tinggi.Mortalitas pada pasien dengan
SLE telah menurun selama 20 tahun terakhir.Sebelum 1955, tingkat kelangsungan hidup penderita
pada 5 tahun pada SLE kurang dari 50%. Saat ini,tingkat kelangsungan hidup penderita pada 10
tahun terakhir rata-rata melebihi 90% dan tingkat kelangsungan hidup penderita pada 15 tahun
terakhir adalah sekitar 80%.

Terdapat beberapa indeks untuk menilai akitifitas penyakit SLE antara lain menggunakan ECLAM
(European Consensus Lupus Activity Measurement); LAI (Lupus Activity Index); SLAM (Systemic
Lupus Activity Measure); BILAG (British Isles Lupus Assessment Group); dan SLEDAI (Systemic Lupus
Erythematosus Disease Activity Index). Ketiga indeks penilaian terakhir terbukti valid dan memiliki
korelasi yang sangat kuat terhadap aktifitas penyakit.Indeks tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan
gambaran tingkat keparahan aktifitas penyakit pada SLE
PROGNOSIS SLE

Prognosis pasien dengan SLE lebih buruk apabila disertai dengan atau pada keadaan penyakit renal
(terutama glomerulonefritis proliferatif difus), hipertensi, antibodi anti fosfolipid positif, aktivitas penyakit
yang tinggi. Penyebab mortalitas pada beberapa tahun pertama adalah penyakit yang aktif (misal penyakit
sistem saraf pusat atau ginjal) atau infeksi yang berhubungan dengan imunosupresi. Penyebab kematian di
tahun-tahun selanjutnya adalah akibat komplikasi SLE (misal penyakit ginjal stadium akhir), komplikasi
terapi, penyakit kardiovaskuler. Pasien SLE memiliki risiko kematian 3 kali lipat lebih besar dibanding
populasi umum.
8. DIAGNOSIS BANDING SLE

Beberapa penyakit atau kondisi di bawah ini seringkali mengacaukan diagnosis akibat gambaran klinis yang
mirip atau beberapa tes laboratorium yang serupa, yaitu:

● Undifferentiated connective tissue disease


● Sindroma Sjögren primer
● Sindroma antibodi antifosfolipid (APS)
● Fibromialgia (ANA positif )
● Purpura trombositopenik idiopatik
● Lupus imbas obat
● Artritis reumatoid dini
● Vaskulitis
● penyakit tiroid autoimun
● infeksi (TB, HIV, Morbus Hansen/MH)
9. TATALAKSANA SLE

PRINSIP STRATEGI

● menekan inflamasi dengan


● edukasi dan konseling
mereduksi renisi
● terapi
● mempertahankan remisi dan
● rehabilitas dan pencegahan
memelihara
● menekan aktivitas aktivasi
● mengatasi atau mencegah
toksisitas
10. Tatalaksana SLE
11. SCORING SLE
12. Derajat SLE

Kriteria untuk dikatakan SLE ringan adalah


1. Secara klinis tenang
2. Tidak terdapat tanda atau gejala yang mengancam nyawa
3. Fungsi organ normal atau stabil, yaitu: ginjal, paru, jantung, gastrointestinal, susunan saraf
pusat, sendi, hematologi dan kulit.
Contoh SLE dengan manifestasi arthritis dan kulit.

Penyakit SLE dengan tingkat keparahan sedang manakala ditemukan:


1. Nefritis ringan sampai sedang ( Lupus nefritis kelas I dan II)
2. Trombositopenia (trombosit 20-50x103/mm3)
3. Serositis mayor
Derajat SLE

Penyakit SLE berat atau mengancam nyawa apabila ditemukan keadaan sebagaimana
tercantum di bawah ini, yaitu :
a. Jantung: endokarditis Libman-Sacks, vaskulitis arteri koronaria, miokarditis, tamponade
jantung, hipertensi maligna.
b. Paru-paru: hipertensi pulmonal, perdarahan paru, pneumonitis, emboli paru, infark paru,
ibrosis interstisial, shrinking lung.
c. Gastrointestinal: pankreatitis, vaskulitis mesenterika.
d. Ginjal: nefritis proliferatif dan atau membranous.
e. Kulit: vaskulitis berat, ruam difus disertai ulkus atau melepuh (blister).
f. Neurologi: kejang, acute confusional state, koma, stroke, mielopati transversa, mononeuritis,
polineuritis, neuritis optik, psikosis, sindroma demielinasi.
g. Hematologi: anemia hemolitik, neutropenia (leukosit <1.000/mm3), trombositopenia <
20.000/mm3 , purpura trombotik trombositopenia, trombosis vena atau arteri.
13. EDUKASI DAN KONSELING SLE
DAFTAR PUSTAKA

● Diagnosis dan pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. Perhimpunan Reumatologi


Indonesia. 2011
● Diagnosis dan pengelolaan Lupus Eritematosus Sistemik. Perhimpunan Reumatologi
Indonesia. 2019
● Schwarz, Marvin. A deadly complication of Systemic Lupus Erythematosus. The
Journal of Rheumatology. 2019;41(8):1571.
● Aru W. Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi kelima. Jakarta.
Interna Publishing
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai