Anda di halaman 1dari 26

SYSTEMIC LUPUS

ERYTHEMATOSUS
By Kelompok 7
Angel Meliala Evelia
Trisnawaty Dernita
Esfran Rifky
Cintia
APA SIH ITU LUPUS ?
 SLE ( Systemic Lupus Erythematosus ) merupakan
penyakit yang menyebabkan peradangan atau inflamasi
multisistem yang disebabkan banyak faktor dan
dikarakterisasi oleh adanya gangguan disregulasi sistem
imun berupa peningkatan sistem imun dan produksi
autoantibody yang berlebihan.
Pasti ga paham
kan?

Singkatnya, Lupus merupakan salah


satu penyakit autoimun yang mana
penyakit ini timbul akibat patahnya
toleransi kekebalan diri.

Jadi imun tubuh kita bukannya


melindungi malah menyerang
sistem dalam tubuh kita.
ANATOMI SLE
 Menurut kalian Lupus menyerang sistem apa dalam
tubuh ?
APA AJA SIH TANDA DAN GEJALANYA?
EFEK LUPUS PADA KULIT DAN RAMBUT
PATOFISIOLOGI
 Patofisiologi SLE terdiri dari tiga fase, yaitu fase inisiasi, fase propagasi,
dan fase puncak (flares).

Inisiasi lupus dimulai dari kejadian yang


menginisiasi kematian sel secara apoptosis
dalam konteks proimun

Fase profagase ditandai dengan aktivitas


autoantibodi dalam menyebabkan cedera
jaringan

Fase puncak merefleksikan memori imunologis,


muncul sebagai respon untuk melawan sistem
imun dengan antigen yang pertama muncul
MANIFESTASI KLINIS
 SLE memiliki perjalanan penyakit yang sangat bervariatif dan memiliki
resiko kematian yang cukup tinggi.

1.Manifestasi Konstitusional
 Kelelahan, nafsu makan menurun, demam dan menurunnya berat badan
merupakan gejala awal atau bahkan komplikasi dari penyakitnya.
2.Manifestasi Kulit
 Fotosensitivitas, diskoid LE, Subacute Cutaneous Lupus Erythematosus
(SCLE), lupus profundus/paniculitis, dan alopecia merupakan kelainan kulit
yang dapat dijumpai pada SLE.
 Selain itu dapat juga berupa fenomena Raynaud’s, vaskulitis, atau bercak
eritema yang menonjol berwarna putih perak dan dapat pula ditemukan
bercak eritema pada palatum mole dan durum, bercak atrofi, eritema atau
depigmentasi pada bibir.
3.Manifestasi Muskuloskeletal
 Lebih dari 90% penderita SLE mengalami keluhan muskuloskeletal. Nyeri sendi
(artralgia), nyeri otot (mialgia), atau suatu peradangan pada sendi (artritis)
merupakan keluhan yang sering muncul.

4.Manifestasi Ginjal
 Komplikasi pada ginjal merupakan salah satu komplikasi yang serius pada
penderita SLE sebab akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas penderita SLE.
Komplikasi nefritis lupus sering terjadi secara diam-diam dan gejala dini sering
tidak terdeteksi.

5.Manifestasi Paru
 Paru dapat terlibat dalam aktivitas penyakit SLE, diantaranya adalah pleuritis,
pneumonitis, emboli paru, hipertensi pulmonum, perdarahan paru, dan shrinking
lung syndrome.

6.Manifestasi Kardiovaskular
 Manifestasi kardiovaskular pada SLE dapat berupa penyakit perikardial, misalnya
perikarditis ringan, efusi perikardial, sampai penebalan perikardial. Miokarditis
dapat ditemukan pada 15% kasus, ditandai oleh takikardia, aritmia, interval PR
yang memanjang, kardiomegali, sampai gagal jantung.
7.Manifestasi Gastrointestinal
 Komplikasi gastrointestinal bisa berupa kelainan pada esofagus, vaskulitis
mesenterika, radang pada usus, pankreatitis, hepatitis dan peritonitis.

8. Manifestasi Hepar
 Manifestasi pada hati relatif lebih sering terjadi dibandingkan pada gastrointestinal,
manifestasi pada hati berupa: hepatitis kronik aktif, hepatitis granulomatosa, hepatitis
kronik persisten dan steatosis. Ditemukan adanya peningkatan enzim SGOT/SGPT dan
alkali-fosfatase.

9.Manifestasi Hematologic
 Sitopenia termasuk di dalamnya anemia, trombositopenia, limfopenia, leukopenia
sering terjadi pada penderita SLE.

10.Manifestasi Neuropsikiatrik
 Manifestasi neuropsikiatrik akibat SLE sulit ditegakkan karena gambaran klinis yang
begitu luas. Kelainan ini dikelompokkan menjadi manifestasi neurologik dan
psikiatrik. Diagnosis lebih banyak didasarkan pada temuan klinis dengan
menyingkirkan kemungkinan lain seperti sepsis, uremia dan hipertensi berat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium Dasar


 Darah perifer lengkap (DPL) dan laju endap darah (LED). Nilai normal
0-20mm/jam (wanita) < 50 thn, leukosit 3.500-10.500sel/Ul, trombosit 150rb-
450rb mcL, 3,9-5,1 jt/mcL, hematokrit 34,9-44,5%

 Urine Lengkap
 SGOT : 5-40 IU/L
 SGPT : 7-56 IU/L

2. Pemeriksaan Autoantibodi
 Antibodi antinuklear (ANA)
 Antibodi anti double stranded DNA (anti dsDNA)
 Antibodi Anti- Ro SSa dan Anti- La
 Antibodi antifosfolipid (APL)
KOMPLIKASI

Lupus Mielitis mengarah Nefritis lupus (NL) adalah


pada disfungsi dari sumsum komplikasi ginjal pada lupus
tulang belakang. eritematosus sistemik (SLE).

Komplikasi lain yang dapat terjadi


adalah stroke, emboli paru-paru,
perikarditis, dan miokarditis.
TINJAUAN KASUS

 Contoh kasus :
 Anak berinisial An.A pada bulan Maret demam tinggi suhu tidak diukur
kemudian diperiksakan di puskesmas dan mendapat obat paracetamol. An.A
mulai bengkak dibagian mata dan perut lalu diperiksakan ke di RS Advent
Medan dandianjurkan rawat inap selama 4 hari dan mendapat tranfusi PRC,
dilakukan USG abdomen dengan hasil asites minimal, efusi pleura
sinistra.Karena tidak adaperbaikan, anak kemudian di rujuk ke RS SARI
MUTIARA LUBUK PAKAM dengan keluhan An. A demamdan sesak
nafas.
 PENGKAJIAN

 Identitas Klien
 Nama : An. A
 Umur : 16 thn
 Jenis kelamin :Prempuan
 Alamat : Jl Kapten Muslim
 Status :Anak
 Agama :Kristen
 Suku :Batak
 Pendidikan :SMA
 Pekerjaan : pelajar
 Tanggal masuk RS :15-03-2023
 Tanggal pengkajian :15-03-2023
 DX Medis :SLE (systhemic lupus erythematosus)
 Identitas Penanggung Jawab
 Nama : Ny. A
 Umur : 35 thn
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Jl. Kapten Muslim
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan :Karyawan swasta
 Hubungan : Ibu kandung klien

 Riwayat Penyakit

 Riwayat penyakit Sekarang


 Demam yang naik turun, sesak nafas, Kulit wajah menjadi kemerahan diikuti dengan
munculnya vesikel dan bula terutama di bagian pipi dan leher. Pasien juga
mengeluhkan rambutrontok diikuti dengan bengkak seluruh bagian tubuh. Bengkak
hilang timbul danberpindahpindah dari satu bagian tubuh kebagiantubuh lain, dimulai
dari kaki sebelah kanan.
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat Kesehatan An. A pada bulan Maret demam tinggi suhu tidakdiukur kemudian
diperiksakan dipuskesman dan mendapat obat paracetamol. An.A mulai bengkak
dibagian mata dan perut lalu diperiksakan ke di RS Advent dandianjurkan rawat inap
selama 4 hari dan mendapat tranfusi PRC, dilakukan USGabdomen dengan hasil asites
minimal, efusi pleura sinistra.
 Riwayat Alergi
 Tidak ada

 Hasil laboratorium :
 Hb 9,8/DL, AL 7730, AT 142.000,
 MDT :anemia,
 Albumin 1,72,
 SGOT 22,
 Creatinin 0,6,
 BUN 20,2,
 leukosit 27,92 g/dl.
 Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Compos mentis
 Kepala : normal
 Rambut : hitam tipis
 mata : cekung, nampak palpebranormal,
konjungtiva anemis, sclera
anikterik
 wajah : ruam kemerahan sampai dari pipi ke leher
ekstremitas
 atas : normal
 bawah : terdapat edema mulai dari tungkai hingga paha

 Pemeriksaan TTV
 TD : 130/78 mmHg
 RR : 29 x/i
 HR : 86
 Suhu : 36.6 – 38,3 C
 ANALISA DATA

 DIAGNOSA
 Dari hasil pengkajian diatas didapatkan diagnosa keperawatan masalah autoimun SLE,
Ketidakefektifan pola nafas dengan sekresi yang tertahan, Risiko Infeksi berhubungan
dengan imunosupresi, Keletihan berhubungan dengan penyakit, Defisit perawatan diri
mandi dan kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi.
 INTERVENSI KEPERAWATAN
 IMPLEMENTASI
Hari/
Implementasi Evaluasi Formatif Paraf
Tgl
1 2 3 4
Selasa/ [8.00 wib] DS : Pasien mengatakan sudah bisa
15-03-23 - pemberian cairan RL tpm20 beristirahat dgn tenang dan tidak
- dilakukan tindakankeperawatan timbul sesak nafas
selama 3x24 jam diharapkan risk DO : Pasien menunjukkan
control dengan kriteria hasil kemampuan untuk mencegah
pasienbebas dari tanda dan gejala timbulnya infeksi, jumlah leukosit
infeksi. dalam batas normal 4.50-11.50
[15.00] DS : keluarga pasien mengatakan
- pemberian obat oral dan pasien sering demam,demam pasien
antibiotic anjuran dokter naik turun
[22.00] DO : suhu pasien 38,3°C, leukosit
- pemberian obat anjuran dokter 27,92
-penambahan cairan infus DS : keluarga pasien mengatakan
badan pasien panas
DO : suhu badan pasien 37,8°C
Note : masalah belum teratasi,
intervensi dilanjutkan

Note: di setiap pelaksanaan monitoring infeksi pd pasien perawat selalu mencuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan tindakan keperawatan, dan menganjurkan keluarga pasien untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah menyentuh pasien.
Hari/
Implementasi Evaluasi Formatif Paraf
Tgl
1 2 3 4
Rabu/ [7.00 wib] DS : keluarga pasien mengatakan
16-03-23 - monitor resiko infeksi dilanjutkan badan pasien panas
- pemberian obat antibiotic dan oral DO : suhu badan pasien 38°C
(sesudah sarapan) DS : keluarga pasien mengatakan
[15.00] badanpasien panas, dan merasa
-monitor dilanjutkan lemas
- pemberian obat oral dari dokter DO : suhu badan pasien 38,8°C,
-penambahan cairan infus 20 tpm wajah kemerahan
[22.00] DS: keluarga pasien mengatakan
-monitor dilanjutkn badan pasien tidak terlalu panas
-pemberian antibiotic dan dan timbul sesak selama 10 menit
mengajarkan teknik nafas dalam DO: suhu badan pasien 37,6°C, RR
26x/i
Note: masalah teratasi sebagian,
intervensi dilanjutkan
Kamis/ [9.00 wib] DS: keluarga pasien mangatakan
17-03-23 -lanjutkan monitoring resiko infeksi pasien tampak lemas
-pemberian obat anjuran dokter DO: suhu pasien 37C, pasien
- mengganti cairan infuse menjadi tampak sedikit pucat
NaCl 20 tpm DS: pasien mengatakan sudah
[15.00] mendingan
-lanjutkan monitoring DO: pasien Nampak sudah duduk
-pemberian obat dari dokter di tempat tidur sambl memakan
[22.00] buah
-lanjutkn monitoring DS: keluarga pasien mengatakan
-pemberian antibiotic Nampak jauh lebih baik
DO: Pasien tidak pucat lagi, dapat
tertidur lelap
Note: masalah teratasi, intervensi
dilanjutkan mandiri oleh keluarga

Jum’at/ [8.00] DS: Pasien mengatakan sudah


18-03-23 - up infus merasa jauh lebih baik dari
- edukasi keluarga dan pasien sebelumnya dan sudah bisa
untuk tetap melanjutkan menghandle sesaknya
intervensi di rumah dan tetap DO: Pasien tampak lebih cerah,
mengonsumsi obat anjuran dokter. bercak dibagian pipi dan leher
- kontrak untuk medical check up menghilang, suhu normal, TTV
selanjutnya secara rutin. normal.
Note: Pasien discharge planning
 EVALUASI

Hari/tanggal
Evaluasi Paraf
Jam

Hari ke- 4 S: Keluarga mengatakan pasien sudah membaik


9.00 wib
O :-Suhu tubuh pasien 36,3°C
-Leukosit 11,20 g/dl

A : Masalah Risiko Infeksi teratasi Sebagian

P : Lanjutkan Intervensi
1. Monitor tanda dan gejala
infeksi(rubor,kalor,dolor,tumor,fungsiolaesa)
2. berikan antibiotik bila perlu
3. cuci tangan sebelum dan sesudahmelakukan tindakan keperawatan
4. anjurkan keluarga pasien untuk mencucitangan sebelum dan sesudah
ke pasien,
5. kelola pemberian antibiotik denganDokter; Eritromisin
300mg/6jam/oral, Cefotaxime 1500mg/12jam/IV, Vitamin D
10ml/12jam/oral
6.Kontrak untuk medical check up selanjutnya
PEMBAHASAN

Penyakit Systemic Lupus


Penyakit ini tidak memandang
Erythematosus (SLE)
usia, biasanya usia rentan yang
merupakan penyakit radang atau
diserang penyakit ini yaitu usia
inflamasi multisystem yang
15-40 tahun dimana itu adalah
disebabkan oleh banyak faktor
usia produktif seseorang. Dan
dan di karakterisasi oleh adanya
kebanyakan kasus yang terjadi di
gangguan disregulasi sistem
dalam maupun luar negeri
imun berupa peningkatan sistem
adalah wanita.
imun dan produksi autoantibodi
yang berlebihan.

Penyakit ini belum diketahui obat penyembuhan totalnya, orang yang mengidap lupus
disebut dengan ODAPUS dan biasanya akan membutuhkan obat seumur hidup untuk
bertahan.
CONTOH KASUS LUPUS
THANK YOU : )

Anda mungkin juga menyukai