Oleh : Kelompok 1
Nama Anggota
1. Alvira Riza Umammy 2013453002
2. Ananda Zahra Salsabilla 2013453003
3. Anlaily Rahmadia 2013453004
4. Friska Dinda Belia 2013453005
5. Ghalda Ayu Latifah 2013453006
6. Gracia Erni Putri 2013453007
7. Hanifah Kurniati 2013453008
8. Abuzar Alqhofari Chaniago 2013453021
9. Sampot Pradana 2013453045
1. Pengertian Lupus Eritematosis Sistemik (LES)
3. Faktor Lingkungan
4. Gejala penyakit Lupus
Meski gejala SLE bervariasi, tetapi ada tiga gejala Sakit dada;
utama yang umumnya selalu muncul, yaitu: Hilang ingatan;
1. Rasa Lelah yang Ekstrem
Napas pendek akibat inflamasi paru-paru,
2. Ruam pada Kulit
dampak ke jantung, atau anemia.
3. Nyeri pada Persendian
Tubuh menyimpan cairan berlebihan, sehingga
Ada beragam gejala lain yang dapat muncul selain terjadi gejala, seperti pembengkakan pada
yang gejala di atas. Berikut ini beberapa gejala SLE pergelangan kaki
lain yang mungkin dialami pengidapnya: Jari-jari tangan dan kaki yang memutih atau
Sariawan yang terus muncul; membiru jika terpapar hawa dingin atau
Demam tinggi (38 derajat Celsius atau lebih); karena stres (fenomena Raynaud).
Tekanan darah tinggi;
Pembengkakan kelenjar getah bening;
Sakit kepala;
Rambut rontok;
Mata kering;
5. Diagnosa Penyakit Lupus
Faktanya, penyedia layanan kesehatan tidak memiliki suatu metode pasti untuk mendiagnosis lupus.
Beberapa hal yang dinilai adalah tanda dan gejala yang timbul dan mengesampingkan kondisi potensial
lainnya yang dapat menjadi penyebab penyakit ini. Namun, beberapa antibodi yang spesifik berhubungan
dengan lupus, termasuk ds-DNA dan antibodi Smith (Sm). Antibodi Sm sendiri kerap dihubungkan dengan
penyakit ginjal terkait LES.
• Penghitungan sel darah lengkap (complete blood count). Penderita lupus dapat mengalami anemia
sehingga dapat diketahui melalui pemeriksaan sel darah lengkap. Selain terjadinya anemia, penderita lupus
juga dapat mengalami kekurangan sel darah putih atau trombosit.
• Analisis urine. Urine pada penderita lupus dapat mengalami kenaikan kandungan protein dan sel darah
merah. Kondisi ini menandakan bahwa lupus menyerang ke ginjal.
• Pemeriksaan ANA (antinuclear antibody). Pemeriksaan ini digunakan untuk memeriksa
keberadaan sel antibodi tertentu dalam darah dimana kebanyakan pengidap SLE memilikinya.
Sekitar 98% penderita lupus memiliki hasil positif jika dilakukan tes ANA sehingga ini merupakan
metode yang paling sensitif dalam memastikan diagnosis.
• Pemeriksaan imunologi. Di antaranya adalah anti-dsDNA antibody, anti-Sm antibody,
antiphospholipid antibody, syphilis, lupus anticoagulant, dan Coombs’ test. Pemeriksaan
imunologi tersebut merupakan salah satu kriteria dalam penentuan diagnosis SLE.
• Tes komplemen C3 dan C4. Komplemen adalah senyawa dalam darah yang membentuk sebagian
sistem kekebalan tubuh. Level komplemen dalam darah akan menurun seiring aktifnya SLE.
Pemindaian
• Ekokardiogram. Ekokardiogram berfungsi mendeteksi aktivitas jantung dan denyut
jantung menggunakan gelombang suara. Kerusakan katup dan otot jantung pada
penderita lupus, dapat diketahui melalui ekokardiogram.
• Foto rontgen. Lupus dapat menyebabkan peradangan pada paru-paru, ditandai
dengan adanya cairan pada paru-paru. Pemeriksaan Rontgen dapat mendeteksi
adanya cairan paru-paru tersebut.
6. Patogenesis
Gangguan ginjal: Peradangan yang timbul akibat penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal
dan bahkan gagal ginjal.
Darah atau pembuluh darah: Lupus dapat terjadi akibat peradangan yang terjadi pada pembuluh
darah, disebut juga vaskulitis. Selain itu, lupus juga mampu menyebabkan masalah pada
perdarahan atau pembekuan darah.
Penyakit jantung: Saat peradangan akibat lupus terjadi pada jantung dan jaringan di sekitarnya,
seseorang berisiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung, serangan jantung, hingga stroke.
Paru-paru: Radang paru-paru akibat lupus dapat menyebabkan nyeri saat bernapas.
Sistem saraf: Saat lupus menyerang otak, pengidapnya dapat mengalami pusing, sakit kepala, atau
bahkan kejang.
8. Pengobatan