Pengertian Ijtihad Ijtihad berasal dari kata Al jahdu yang berarti daya upaya untuk memperoleh sesuatu Ijtihad adalah pengerahan segala kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang sulit. Ijtihad berarti berusaha keras untuk mencapai atau memperoleh sesuatu. Dalam istilah fiqih, ijtihad berarti berusaha keras untuk mngetahui hukum sesuatu melalui dalil-dalil Al-qur’an dan Al hadist. Sedangkan orang yang melakukan ijtihad disebut mujtahid. Cont… Memnurut ushul fiqih, ijtihad identik dengan istinbath. Kata istinbath berasal dari kata nabth artinya air yang mula-mula memancar keluar dari sumur yang digali. Istinbath menurut bahasa berarti mengeluarkan sesuatu dari persembunyiannya. Sedangkan pengertian istinbath menurut istilah menggali hukum syara’ yang belum ditegaskan secara langsung oleh nash Al-Qur’an dan As Sunnah. Tidak semua orang dapat melakukan ijtihad , sebab tingkat kemampuan sesorang tidaklah sama, begitu juga tingkatan sikap dalam memahami sesuatu kebutuhan suatu hukum tidaklah sama. Setiap perkara akan mempunyai hukum yang berbeda-beda dan setiap orang yang akan melaksanakan syariat dengan cara yang berbeda-beda menurut ijtihadnya sendiri. Untuk menghindari kesalahan dalam berijtihad dan masuknya kepentingan probadi atau pihak tertentu yang akan mempengaruhi hasil ijtihad, maka ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh sesorang apa bila hendak melakukan ijtihad. Dr . Yusuf qardlawi mengemukakan syarat-syarat mujtahid yang sudah disepakati oleh para ulama : 1. Menguasai Al-Qur’an dan ilmunya (ulumul Qur’an) 2. Menguasai Al Hadist dan ilmuya (ulumul Hadist) 3. Menguasai bahasa arab 4. Mengetahui tema-tema yang sudah di ijma’ 5. Menguasai ushul fiqih 6. Memahami sejarah 7. Mengenal manusia , alam, dan lingkungannya 8. Mempunyai sifat adil dan taqwa. Kemudian ada beberapa ulama yang menambahkan syarat-syarat , antara lain : 1. Mengetahui ilmu Uahuluddin 2. Mengetahui ilmu Manthiq (logika) 3. Mengetahui cabang – cabang fiqih
Ilmu – ilmu tersebut sangat penting untuk
menetapkan suatu hukum tertentu. Bahkan dalam menerjemahkan suatu ayat atau hadist bisa kacau karena kurangnya kemampuan dan pengetahuan. Oleh sebab itu dengan penguasaan ilmu-ilmu tersebut diatas, kesalahan bisa terhindari.