Anda di halaman 1dari 15

IJTIHAD

Oleh:
Dr. H. Chaerul Shaleh, M.Ag
Dosen Tamu/Tidak Tetap HTN FSH UIN Alaudin Makasar

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


UIN ALAUDIN MAKASAR
TAHUN 2021
OPRASIONALISASI IJTIHAD

DALIL SYARA’
AL-QURAN DAN HADITS

Metode Masail

HUKUM SYARA BIN DILALATI ALSYAR`I


Ijtihad Secara Bahasa

‫االجتهاد في اللغة هو استفراغ الوسع في تحقيق أمر من‬


‫األمور مستلزم للكلفة والمشقة‬

Ijtihad dlm pengertian bahasa adalah mengerahkan


kesanggupan dlm mewujudkan suatu perkara yg
mengharuskan adanya beban dan kesulitan.
Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ilal Ushul, hlm. 257
Ijtihad Secara Bahasa
1. Ijtihad adalah masdar dari fiil madzi ijtihada. Penambahan hamzah dan
ta’ pada kata ja-ha-da menjada ijtihad pada wajan if-ta-a’-la, “usaha itu
lebih sungguh-sungguh”
2. Sebaliknya, suatu usaha yang dilakukan tidak maksimal dan tidak
menggunakan daya upaya yang keras tidak disebut ijtihad, melainkan
daya nalar biasa, ar-ra’y atau at-tafkir
3. Menurut Dr. Wahabah az-Zuhaili , ijtihad adalah perbuatan istimbath
hukum syari’at dari segala dalil-dalilnya yang tearperinci di dalam
syari’at. Imam Al-Gahzali, mendefinisikan dengan “usaha sungguh-
sungguh dari seorang mujtahid dalam rangka mengetahui hukum-
hukum syari’at”. Sedangkan menurut Imam Syafi’i, arti sempit ijtihad
adalah qiyas
4. Mengarahkan segala kesanggupan yang dimiliki untuk dapat meraih
hukum yang mengandung nilai-nilai syari’ah
Ijtihad dan Jihad
1. Kata “ijtihad” dipakai mengikuti wazan ifti’al yang berarti
“bersangatan dalam pekerjaan”. Oleh karena itu, kata
“ijtihad” berarti mencurahkan segala kemampuan dalam
segala perbuatan. Dengan demikian, kata “jihad” dan ijtihad
berasal dari kata yang sama. Hanya saja, kata “ijtihad”
bergerak dalam lapangan pemikian dan penelitian,
sedangkan kata “jihad” bergerak dalam ruang lingkup
perbuatan dan tingkah laku dalam skala yang luas.
2. Pada prinsipnya, ijtihad adalah manifestasi pemikiran
kefilsafatan. Oleh sebab itu, ijtihad merupakan kerja akal
yang memperoleh bimbingan syara’ sehingga hasil ijtihad
itu merupakan bagian dari hasil kerja keras akal manusia
Ijtihad Secara Istilah

‫وأم ا ف ي اص طالح األص وليين فمخص وص باس تفراغ‬


‫الوسع في طلب الظن بشيء من األحكام الشرعية على‬
‫وجه ُيحس من النفس العجز عن المزيد فيه‬

Menurut istilah ulama ushul fiqih, ijtihad adalah


mengerahkan segala kesanggupan dalam mencari hukum
syara’ yang zhanni (bersifat dugaan) sampai batas dia
merasa tak mampu lagi menambah kesanggupannya.
Atha bin Khalil, Taisir Al Wushul Ilal Ushul, hlm. 257
Lapangan Ijtihad

1. Dalili-dalil yang qath’i wurudlnya


tetapi dhani dalalah-nya,
2. Dhani wurudl-nya qath’i dalalah-nya,
3. Dhani wurud-lnya dan dalalah-nya
4. Kasus-kasus yang tidak ada hukumnya
Macam-Macam Ijtihad
Dr. Dawalibi membagi ijtihad menjadi tiga bagian, yang
sebagiannya sesuai dengan pendapat Asy-Syatibi dalam kitab
Al-Muwafaqat, yaitu:
1.Al-Ijthadul Bayani, yaitu menjelaskan (bayan) hukum-
hukum syari’ah dari nash-nash syar’i.
2.Al-Ijtihadul Qiyasi, yaitu meletakkan (wadl’an) hukum-
hukum syari’ah untuk kejadian/peristiwa yang tidak terdapat
dalam Al-qur’an dan Sunnah, dengan jalan menggunakan
qiyas atas apa yang terdapat dalam nash-nash hukum syar’i.
3.Al-Ijtihadul Isthishlahi, yaitu meletakkan hukum-hukum
syari’ah untuk kejadian/peristiwa yang terjadi dan tidak
terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah menggunakan ar-ra’yu
yang disandarkan atas istishlah.
Macam-Macam Ijtihad
Taqiyu Al-Hakim dengan mengemukakan beberapa
alasan, di antaranya jami’ wal mani. Menurutnya,
ijtihad itu dapat dibagi menjadi dua bgian saja yaitu:

1.Ijtihad Al-Aqli, yaitu ijtihad yang hujjahnya


didasarkan pada akal, tidak menggunakan dalili syara’.
Mujtahid dibebaskan untuk berpikir, dengan mengikuti
kaidah-kaidah yang pasti.
2.Ijtihad syari’, yaitu ijtihad yang didasarkan pada
syara’, termasuk dalam pembagian ini adalah ijma’,
qiyas, istihsan, istishlah, ‘urf, istishhab, dan lain-lain.
Syarat Ijtihad
1. Menguasai dan mengetahui arti ayat-ayat hukum yang terdapat
dalam Al-Qur’an, baik menurut bahasa maupun syari’ah.
2. Menguasai dan mengetahui hadist-hadist tentang hukum, baik
menurut bahasa maupun syari’ah.
Prof. Dr. Rachmat Syafei’i. MA. Ilmu Ushul Fiqh. Bandung. CV Pustaka Setia.
2010. Hlm 104

Menurut Imam Taqiyuddin An Nabhani dalam At Tafkiir syarat ijtihad ada 3


(tiga), yaitu :
1. Memahami fakta masalah yang akan dihukumi
2. Memahami pengetahuan bahasa Arab (al ma’arif al lughawiyah) spt
nahwu, sharaf, dll
3. Memahami pengetahuan syariah (al ma’arif al syar’iyah) spt Ushul
Fiqih, Ulumul Qur`an, Mustholah Hadits, dll
Wilayah Ijtihad
Ijtihad hanya bisa dilakukan dalam wilayah / masalah:
1. Hukum syara’ yang berbentuk perbuatan fisik dan
furu’ (cabang)
2. Uqubat (sistem sanksi) dan muamalah yang
nashnya bersifat zhanni (tidak pasti). Kalau
perkara uqubat dan muamalah yg nashnya qathi
(pasti) maka tidak bisa dilakukan ijtihad.
*Ijtihad dilakukan pada perkara yg nashnya zhanni dan
bukan wilayah aqidah.
*hasil ijihad dari perkara zhanni bisa banyak, maka
diperlukan Tarjih.
Alasan Ijtihad
1. Munculnya masalah-masalah baru yang tidak ada
nashAl-Qur`an dan As-Sunnah
2. Dalil-dalil wajibnya terikat dengan hukum syara’ QS
5:49; QS 4:65, dll.
3. Maka ijtihad menjadi wajib, berdasarkan kaidah
maa laa yatimmul wajibu illa bihi fahuwa wajib,
(kewajiban yang tak terlaksana kecuali dgn
sesuatu, maka sesuatu itu menjadi wajib pula
hukumnya).
4. ijtihad wajib, jika hukum tidak dapat ditemukan
kecuali dengan cara berijtihad
Larangan Ijtihad
1. Akidah (keyakinan) (ushuluddin)
2. Hukum Syara’ yang ada nashnya, dan
nashnya itu qath’I (pasti).
3. Perkara-perkara yang tidak bisa di qiyaskan
(tidak dianalogikan) yaitu: hukum
makanan, minuman, pakaian, ibadah,
akhlak.
Landasan Ijtihad

1. Sunnah Qauliyah : “Jika seorang hakim berijtihad


dan benar maka dia mendapat dua pahala, dan jika dia
berijtihad dan salah, maka dia mendapat satu pahala.”
(HR Bukhari dan Muslim).
2.Sunnah Taqriiriyyah : Setelah selesai Perang
Khandaq, Nabi SAW memerintahkan kaum muslimin
mengejar Yahudi hingga ke Bani Quraizhah. Maka Nabi
SAW bersabda,”Janganlah seorangpun shalat Ashar
hingga dia sampai di Bani Quraizhah. Sebagian
memahami sabda itu apa adanya dan shalat Ashar di
kampung Bani Quraizhah meski sudah masuk maghrib.
Oprasionalisasi Ijtihad
Menurut Syekh Atha bin Khalil, ada tiga langkah
dalam berijtihad :

1. Memahami fakta masalah yang akan dihukumi

2. Mengkaji nash-nash syara’ yang terkait dengan


masalah tsb

3. Mengistinbath hukum syara’ dari nash-nash syara’


tsb.

Anda mungkin juga menyukai