Anda di halaman 1dari 28

TRANSFUSI DARAH

DAN PRODUK
DARAH

Ns Munzir
TUJUAN

Semua Perawat Dapat


Mengelola Pemberian Darah
Dan Produk Darah Secara Aman
PENDAHULUAN
PMK RI NOMOR 91 TAHUN 2015
TENTANG STANDAR PELAYANAN
TRASFUSI DARAH
Pelayanan transfusi darah sebagai salah
satu upaya kesehatan dalam rangka
penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan sangat membutuhkan
ketersediaan darah atau komponen
darah yang cukup, aman, mudah
diakses dan terjangkau oleh masyarakat
PP No.7/2011 tentang Pelayanan
Darah terkait Pemberian Darah
• Merupakan acuan kebijakan dalam melaksanakan
pelayanan darah termasuk di dalamnya tentang
pemberian transfusi darah.

• PP No7/2011 menekankan:
• Bahwa pemberian darah harus dilaksanakan
melalui uji silang serasi sebelumnya
• Pemberian transfusi harus dilaksanakan oleh
dokter yang memiliki kompetensi
• Dan kewenangan di fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

4
• Pasal 16 dari PP No. 7/2011 : tindakan medis
pemberian darah dan/atau komponennya kepada
pasien dilaksanakan sesuai kebutuhan medis
secara rasional
• Kebutuhan medis secara rasional adalah :
• bahwa pemberian transfusi darah harus atas
indikasi klinis pasien
• hanya jenis darah atau komponen darah yang
dibutuhkan yang ditransfusikan
• dan volume transfusi yang diberikan harus sesuai
dengan kondisi klinis pasien

• Pasal 17 dari PP No. 7/2011: tenaga kesehatan


yang memberikan pelayanan transfusi darah
harus membuat rekam medis pasien.

5
PENGERTIAN
PMK RI NOMOR 91 TAHUN 2015
Pelayanan transfusi darah adalah
upaya pelayanan kesehatan yang
meliputi perencanaan, pengerahan
dan pelestarian pendonor darah,
penyediaan darah, pendistribusian
darah, dan tindakan medis pemberian
darag kepada pasien untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan
pemulihan pasien
• PP No. 7/2011 pemberian darah adalah memberikan
darah asal donor darah yang telah ditentukan jenis
golongan darahnya, hasil uji saring infeksinya non reaktif,
penyimpanan dan distribusinya sesuai standar, serta uji
silang serasi kompatibel
• Pemberian darah dilaksanakan untuk tujuan
penyembuhan penyakit dan atau pemulihan kesehatan
pasien
• Jadi darah donor tidak boleh dipergunakan untuk tujuan
selain tersebut di atas
• Pemberian transfusi darah dilaksanakan intravena
dengan mempergunakan blood set sesuai jenis
komponennya dan selama serta sesudah transfusi
dilakukan pengawasan atas ada atau tidaknya reaksi
transfusi.

7
TAHAPAN PEMBERIAN
TRANFUSI
 Informen Consent
 Form permintaan darah
 Menyiapkan sampel darah
 Penyiapan darah di BDRS
 Penerimaan darah dari BDRS
 Pemberian Tranfusi
 Pengawasan atas adanya reaksi
transfuse
 Pencatatan dan pelaporan kegiatan
ALUR PEMBERIAN TRANFUSI

PMK RI NOMOR 91 TAHUN 2015


Permintaan darah

ALUR KERJA
Tidak Form permintaan Ya
& sampel pasien
lengkap ?
PEMBERIAN DARAH
Batalkan Penyediaan darah di BDRS

Tidak Ya
Kompatibel ?

Batalkan Distribusi darah dari BDRS

Tidak terpenuhi Terpenuhi


Suhu transportasi ?

Batalkan Persiapan darah di bangsal

Tidak sesuai Sesuai


Label ?
Kondisi darah ?
Batalkan
Penyiapan pasien

Tidak ada Informed Ada


consent ?

Batalkan Transfusi darah

Tidak Ada
Reaksi Transfusi?

Lanjutkan Stop Transfusi


transfusi Lacak
INFORMED CONSENT PASIEN

• Informed:
• Pasien telah diberikan informasi
tertulis tentang indikasi transfusi,
risiko transfusi dan proses transfusi
• Consent:
• Pasien telah membaca/menerima
informasi secara tertulis dan lisan,
telah memahami dan setuju untuk
mendapatkan transfusi
• Persetujuan melalui
penandatanganan formulir informed
consent
PERMINTAAN TRANSFUSI
• Harus atas permintaan dokter
• Harus tertulis dan ditanda tangani oleh dokter
• Dituangkan pada formulir permintaan darah ke
UDD (Gunakan Formulir dg Identitas RS)
• Harus Jelas :
• Identitas pasien
• Identitas ruang perawatan dan RS
• Indikasi klinis
• Jenis komponen darah yang diminta
• Volume darah yang dibutuhkan
• Nama dokter
PENYIAPAN SAMPEL PASIEN

• Sampel pasien diambil minimal 5 ml oleh petugas


berwenang (analis laboratorium atau perawat)
• Sampel pasien ditampung di dalam tabung (bukan
di dalam injection syringe)
• Sampel pasien tidak lisis
• Tabung sampel diberi label, berisi nama pasien
(minimal dua nama), ruangan perawatan, tanggal
pengambilan sampel
• Sampel pasien harusnya dibawa di dalam
kontainer berpendingin (suhu 4 + 2 0C)
• Sampel pasien tidak boleh terpisah dari formulir
permintaan darah
PENYIAPAN DARAH DI BDRS
• Periksa identitas pasien dan contoh darah
pasien
• Periksa golongan darah ABO dan Rhesus pasien
• Mencocokan data2 yang ditemukan dg data
sebelumnya
• Mencari darah donor yang sesuai golongan ABO
dan Rhesus dengan pasien
• Periksa ulang golongan ABO dan Rhesus donor
• Uji silang serasi
• Melabel darah donor
PENOLAKAN SAMPEL ???

Alasan penolakan:
1.Kesalahan/keraguan informasi
sampel
2.Kualitas sampel tidak sesuai standar
3.Sampel tanpa label
PENERIMAAN DARAH DARI BDRS/UTD

• Darah dikemas dan ditransportasikan sesuai syarat,


kontainer dilengkapi termometer
• Penerimaan darah dari BDRS sebaiknya satu demi satu
kantong
• Mencocokkan nama dan gol darah pasien pada label
darah dengan nama pasien dan gol darah pada formulir
permintaan
• Menanda tangani formulir serah terima darah
• Sebelum digunakan darah di ruang perawatan tetap
disimpan pada suhu seharusnya
PEMBERIAN TRANSFUSI

• Mencocokkan nama dan golongan darah pasien dengan nama


dan gol darah yang tertera pada label darah (caranya pasien /
penunggu ditanya siapa nama pasiennya)
• Menggunakan blood set yang sesuai (WB/PRC set atau
trombosit set)
• Lakukan dengan higienis dan lakukan desinfeksi lengan pasien
• Menghitung jumlah tetesan per-menitnya
• Darah harus ditransfusikan maksimal 30 menit setelah keluar
dari suhu penyimpanannya
• Lamanya transfusi
• 1 unit WB dan PRC harus selesai dalam waktu maksimal 4 jam
• 1 unit TC harus selesai dalam waktu maksimal 15menit
• 1 unit FFP ditransfusikan maksimal 30 menit setelah thawing
• Darah tidak dihangatkan, kecuali pada transfusi masif
DARAH HARUS DIBUANG JIKA

• Telah keluar dari tempat penyimpanannya lebih


dari 30 menit
• Ada tanda-tanda kantong darah telah dibuka
• Ada tanda-tanda hemolisis
PENGAWASAN TRANSFUSI
• Dilakukan 30 menit pertama transfusi
• Pengawasan diulang setiap 30 menit berikutnya
• Yang harus diawasi:
• Tanda vital (apakah pasien sesak, berkeringat
dingin, kesadaran menurun, demam)
• Suhu
• Keluhan gatal
• Keluhan lainnya
REAKSI TRANSFUSI

Immunologic Incidence Etiology


Acute Febrile Hemolytic 1:38,000 to 70,000 Red Cell incompatibility
(< 24 hour) Febrile Non Hemolytic RBC 1:200 to 17 Ab to donor white blood cell
Plt 1: 100 to 3 Accumulated cytokine in platelet unit
Urticaria 1:100 to 33 Ab to donor plasma protein
Anaphylactic 1:20,000 to 50,000 Ab to donor plasma protein
TRALI 1: 5,000 to190,000 Ab WBC donor/recipient
Delayed Alloimmunization, 1:100 Immune response to foreign
(> 24 hour) RBC Antigen antigens on RBCs, or WBCs,
and platelet (HLA)
Alloimmunization, 1:10
HLA Antigen
Hemolytic 1:11,000 to 5,000 Anamnestic immune response to RBC
antigens

GVHD Rare Donor lymphocytes engraft in recipient


and mount attack on host tissue
Post Tx purpura Rare Recipient Plt Ab (apparent alloantibody,
usually anti-HPA-1) destroy autologous
Platelet
Immunomodulation Unknown Incomplete understood
Infection Vary viral/bacterial contamination blood

20
Non- Immunologic Incidence Etiology
Acute Tx associated sepsis Dependent on clinical Inhibited metabolism of bradikinin
(< 24 hour) setting with infusion of bradikinin
(negatively charge filter) or
activators to prokallikrein

Hypotension assc with < 1% Volume overload


ACE inhibitors Circulatory
overload
Nonimmune hemolisys Rare Physical or chemical destruction
of blood
Air embolus Rare Air infusion via line
Hypocalcemia Dependent on clinical Rapid citrate infusion
setting
Hypothermia Dependent on clinical Rapid infusion of cold blood
setting
Delayed Iron overload Typically after > 100 Multiple Tx with obligate iron
(> 24 hour) unit of Rocs load in Tx dependent patients

21
PENANGANAN
REAKSI TRANSFUSI AKUT
Jika terjadi reaksi transfusi akut:
• Hentikan segera transfusi komponen darah.
• Nilai:
• Waktu terjadinya reaksi transfusi (kurang atau lebih
dari 24 jam setelah transfusi)
• Beratnya reaksi transfusi
• Lamanya reaksi transfusi
• Verifikasi bahwa kantong darah yang benar diberikan
kepada pasien yang benar.
• Jaga akses IV dan perhatikan bahwa output urin harus
mencukupi dengan pemberian cairan kristaloid atay
koloid.
• Jaga tekanan darah dan nadi
• Berikan ventilasi yang mencukupi
• Beritahu dokter yang merawat dan Bank Darah
22
TINDAK LANJUT REAKSI TRANSFUSI

Jika reaksi hemolitik intravaskuler telah


terkonfirmasi:
• Monitor status fungsi ginjal: BUN, kreatinin
• Lakukan diuresis.
• Hindari overload cairan jika terdapat gagal ginjal.
• Analisa urin atas kemungkinan hemoglobinurea.
• Monitor status koagulasi: PT, aPTT, fibrinogen, jumlah
trombosit.
• Monitor atas tanda-tanda hemolisis: LDH, bilirubin,
haptoglobin, hemoglobin plasma.
• Monitor hemoglobin dan hematokrit
• Ulang uji silang serasi
• Konsultasi dengan dokter di Bank Darah untuk transfusi
selanjutnya
Jika kontaminasi bakteri dicurigai:
• Lakukan kultur darah pasien.
• Kembalikan kantong darah atau kantong darah
yang sudah kosong ke Bank Darah untuk kultur
atau pewarnaan gram.
• Jaga sirkulasi dan output urin.
• Berikan antibiotika spektrum luas dengan tepat;
perbaiki jenis antibiotika sesuai hasil
mikrobiologi dari kultur.
• Monitor tanda-tanda DIC, kegagalan ginjal, dan
kegagalan pernafasan.

24
PENCATATAN DAN PELAPORAN
REAKSI TRANSFUSI

• Lakukan pencatatan:
• Waktu terjadinya reaksi transfusi
• Beratnya reaksi transfusi
• Lamanya reaksi transfusi
• Penanganan yang dilakukan
• Buat laporan
• Jika reaksi transfusi berat bisa dibahas di
dalam sidang klinik
RISIKO TRANSFUSI

• Reaksi transfusi darah terjadi pada sekitar 10%


penerima transfusi
• Transfusi hanya dilaksanakan jika keuntungan jelas
melebihi risiko
• Pasien harus diberitahu atas kemungkinan reaksi
transfusi yang dapat terjadi, keuntungan, alternatif dan
konsekuensi dari penolakan transfusi.
• Persetujuan pasien berupa penanda tanganan informed
consent
• Kebanyakan reaksi transfusi yang mengancam nyawa
terjadi pada awal transfusi, oleh karena itu pasien harus
dimonitor dengan seksama selama transfusi
• Setiap reaksi transfusi terjadi, perlu dilakukan
penanganan dengan tepat dan pelacakan atas darah dan
komponen darah yang bersangkutan
26
PENUTUP

• Transfusi merupakan tindakan medis penyelamat nyawa


namun berisiko
• Persiapan darah dan pemberian transfusi harus dilakukan
secara profesional
• Transfusi hanya diberikan jika indikasi klinis jelas dan harus
rasional
• Penanganan reaksi transfusi harus cepat dan tepat
• Semua rangkaian pemberian transfusi harus tercatat dan
terdokumentasikan
• Pemberian transfusi darah merupakan tindakan medis berisiko
• Transfusi dibawah tanggung jawab dokter dan perawat
kompeten
• Transfusi darah hanya dapat dilakukan di RS
TERIMA KASIH
☺☺☺☺☺

Ns Munzir Tamam,

Anda mungkin juga menyukai