Anda di halaman 1dari 47

KESELAMATAN DAN DINAS KESEHATAN

PROVINSI KALIMANTAN
KESEHATAN KERJA DI SELATAN
TAHUN 2019
PUSKESMAS
LATAR BELAKANG
Resiko Kerja

PUSKESMAS Fasilitas yan das Fisik

1.Virus Kimia
2.Bakteri
3.Jamur Biologi
4.Protozoa
5.Parasit Ergonomi
6.Pengerat Psikososial
7.Dll
Kasus Infeksi akibat tusukan jarum yang terkontaminasi virus :
 1. Hepatitis B sebanyak 21 juta (32 % dari semua infeksi baru)
 2. Hepatitis C sebanyak 2 juta ( 40 % dari semua infeksi baru )
 3. HIV sebanyak 260 ribu ( 5 % dari seluruh infeksi baru )

( WHO, 2000)
Masalah kesehatan kerja yang
paling sering muncul pada pekerja di fasilitas kesehatan secara
berturut ialah :

 gangguan terkait muskuloskeletal (54%),


 memar (11%),
 sakit tanpa alasan yang jelas (10%),
 patah tulang (5%),
 luka berulang (3%),
 terpotong atau tertusuk (3%),
 dan luka-luka lainnya (14%)
(Bureau of Labor Statistics USA, 2011).
Potensi Bahaya umum

No Potensial Bahaya Jenis Bahaya Masalah K3


1 Fisik 1. Pencahayaan 1. Gang. Mata
2. Suhu/Kelembaban 2. Kepanasan/dingin
3. Ventilasi 3. Pengap
2 Biologi Lalat, Kecoa, tikus, Nyamuk, Kucing Diare, Pes, Malaria, DBD, Typhoid,
TORCH
3 Ergonomi 1. Posisi duduk terlalu lama Gang. MSd
2. Posisi berdidri (> 4 jam)
4 Psikosial 1. Hubungan Sesama Petugas 1. Stress
2. Beban Kerja 2. Kelelahan
3. Shift Kerja
4. Kesejahteraan
5 Sanitasi 1. Sampah non medis 1. Pencemaran Lingkungan
2. Air Bersih 2. Penularan Peny. Infeksius
3. Jamban
6 Gaya Hidup 1. Pola makan 1. Gang. Gizi ( Obes)
2. Kurang aktivitas fisik 2. PTM
3. Merokok 3. Kecelakaan Kerja
4. Perilaku Kerja
7 Konstruksi bangunan 1. Bangunan 1. Terbentur, tertabrak
2. Pintu 2. Kecelakaan
3. Tata letak ruangan 3. Kenyamanan terganggu
4. Ukuran ruangan 4. Kesetrum
5. Listrik 5. kebakaran
Potensi bahaya khusus
Lokasi Potensi bahaya Jenis Bahaya Masalah K3
Poli Umum Kecelakaan Kerja Brnda tajam,Alat medis Tertusuk,Tersayat,cidera
Biologi Microorganisme Penularan infeksi
Kimia Desinfektan,Merkuri Gang. SSP ( sus. Syaraf
Ergonomi Posisi Janggal pst)
MSDs
Poli gigi Kecelakaan kerja Benda tajam, alat medis Tertusuk,tersayat,cidera
Fisik Getaran, kebisingan Raynaud syndrome,
Kimia Merkuri,silikat,chlorin telinga
Biologi Bakteri, virus Gang. SSP,Ginjal,
Ergonomi Posisi janggal, dermatitis
Psikososial genggaman berulang Infeksi bakteri dan virus
Bekerja yg monoton MSDs
Stress Kerja
Potensi luar gedung

No Jenis Kegiatan Potensi bahaya Masalah K3


1 Pusling Kendaraaan Kecelakaan Transportasi
Alat medis Penyakit Infeksi
Gang. Psikososial Stress Kerja
2 Taman Biologi Cacingan, Inf. Bakteri
Kimia Keracunan
3 Kunjungan rumah Biologi Penya. Infeksi
Kendaraan Kecelakaan
4 UKBM ( posyandu,Pos Kendaraan Kecelakaan
UKK,dll) Biologi Peny. Infeksi
5 Fogging Kimia Gang. Pernafasan
Keracunan
Luka bakar
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PELUANG TERJADINYA INSIDEN

• Berapa kali situasi terjadinya


• Berapa orang yang terpapar
• Keterampilan dan pengalaman orang yang terkena
• Berbagai karakteristik khusus personel yang terlibat
• Durasi paparan
• Pengaruh posisi seseorang terhadap bahaya
• Jumlah paparan atau tingkat paparan
• Distraksi, tekanan waktu, kondisi tempat kerja
• Kondisi lingkungan
• Kondisi peralatan

Kemenkes RI. (2007). KMK No. 038/Menkes/SK/I/2007 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Kerja pada Puskesmas
Kawasan/Sentra Industri.
Nilai Kekerapan
1 Jarang terjadi
2 Kadang-kadang terjadi
3 Sering
KemenPU RI. (2014). PermenPU
No. 05/PRT/M/2014 tentang Tingkat Keparahan Keterangan
Pedoman Sistem Manajemen Ringan Tidak ada injuri, injuri yang hanya memerlukan first aid
Keselamatan dan Kesehatan Sedang Injuri yang memerlukan penanganan/perawatan medis lebih
lanjut atau injuri yang menimbulkan cacat sementara
Kerja (SMK3) Konstruksi
Berat Injuri yang menimbulkan cacat tetap atau kematian
Bidang Pekerjaan Umum.

Tingkat Risiko K3 Keparahan/Kerugian/Dampak


1 2 3
Minor Moderate Major
Kekerapan 1 1 2 3
Jarang Risiko Rendah Risiko Rendah Risiko Sedang
2 2 4 6
Kadang-Kadang Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
3 3 6 9
Sering Risiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Tinggi
Tingkat Risiko Rekomendasi Tindakan Perbaikan
Rendah Dapat diterima - Tidak diperlukan tindakan pengendalian
- Harus dilakukan review sesering mungkin terhadap hasil penilaian risiko untuk memastikan tidak terjadi
perubahan dan masih relevan pada periode waktu tertentu
Sedang Moderate - Perlu dilakukan evaluasi untuk memastikan tingkat risiko dapat dikurangi seoptimal mungkin pada
periode waktu tertentu
- Alternatif tindakan pengendalian dapat dipilih dengan mempertimbangkan hirarki pengendalian yang
mungkin diterapkan
- Perlu perhatian pihak manajemen
Tinggi Tidak dapat diterima - Tingkat risiko tinggi harus direduksi menjadi level risiko yang lebih rendah
- Alternative pengendalian yang dapat diterapkan tidak dianjurkan hanya mengandalkan pada penggunaan
APD. Jika memungkinkan perlu dipikirkan apakah bahaya dapat dieliminasi
- Diperlukan intervensi dari pihak manajemen

KemenPU RI. (2014). PermenPU No. 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
JOB SAFETY ANALYSIS
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Penilaian RIsiko Pengendalian Sisa RIsiko
&
PIC
Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko Kekerapan Keparahan Tingkat Risiko
Pelaksanaan k3 di puskesmas
TAHAP PERENCANAAN
 1. KOMITMEN DAN KEBIJAKAN K3 PUSKESMAS------ DIBIKIN
TERTULIS
(SK R.LINGKUP PELAKS K3 DI PUSK)
 2. PEMBENTUKAN TIM K3 DI PUSKESMAS---SK TIM KE PUSK---
TUPOKSI
 3. PERENCANAAN K3 DI PUSK --------- IDENTIFIKASI BAHAYA
(FORM BAHAYA KHUSUS)
--------- BUAT PERENCANAAN SELAMA 1
TAHUN
Pelaksanaan k3 di puskesmas
TAHAP PELAKSANAAN
 1. MENYUSUN SPO K3
 2. PEMANFAATAN SPO ---- PEMBUDAYAAN K3
 3. PENYEDIAN SARPRAS YG MENUNJANG / MENDUKUNG K3----
APAR,APD,VAKSIN,DLL
 4. YANKESJA DAN TANGGAP DARURAT ---- PEMERIKSAAN KES
 5. PENGELOLAAN ALAT
 6. PENGELOLAAN LIMBAH
 7. PENINGK. SDM
 8. MONEV----- INSPEKSI DAN PENGUJIAN
 9. PENGENDALIAN RESIKO -----PROMOTIF, PREVNTIF,KURATIF,
REHABILITATIF
KEWASPADAAN STANDAR DI PUSKESMAS---
PENCEGAHAN PENULARAN PENY. INF.
CUCI TANGAN SARUNG
1. Ct RUTIN
2. Ct ASEPTIK TANGAN DAN
3. Ct BEDAH APD LAINNYA

PENGELOLAA PENATALAKS
N JARUM DAN ANAAN
ALAT TAJAM PERALATAN
Pelaksanaan K3 di Puskesmas
TAHAP PENGAWASAN
1. DILAKUKAN SECARA BERKALA
2. YANG DIPANTAU : KEPATUHAN SPO, APD, SARPRAS,
YANKESJA, DLL
3. DILAKUKAN SECARA INTERNAL OLEH TIM K3
SETIAP TAHUN
4. HASIL EVALUASI DIGUNAKAN UNTUK
PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN SELANJUTNYA
TARGET INDIKATOR RENSTRA
TAHUN 2015-2019
INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019 SATUAN
Persentase Puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan 40% 50% 60% 70% 80% Puskesmas
kerja dasar
Jumlah pos UKK yang
Pos UKK
terbentuk di daerah PPI / TPI 230 355 480 605 730

Persentase fasilitas pemeriksaan


kesehatan TKI yang memenuhi 100% 100% 100% 100% 100% Fasilitas
standar
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan kegiatan
kesehatan olahraga pada 20% 30% 40% 50% 60% Persentase
kelompok masyarakat di
wilayah kerjanya
D O I N D I K AT O R R E N S T R A

Mid Term Evaluation


INDIKATOR DO 2015-2016 USULAN REVISI DO 2017-2019

Persentase Puskesmas Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan


Puskesmas yang diberi pengetahuan
yang menyelenggarakan kerja dasar dan atau, memberikan pelayanan
kesehatan kerja
kesehatan kerja dasar kesehatan terhadap pekerja di wilayah kerjanya.

Jumlah pos UKK yang


Jumlah pos UKK yang dibentuk dan dibina Jumlah Pos UKK di TPI/PPI yang
terbentuk di daerah
masyarakat yang difasilitasi oleh Puskesmas memiliki Kit Pos UKK
PPI / TPI
Rumah Sakit atau klinik utama yang ditetapkan
Menteri Kesehatan dan telah dibina oleh
Persentase fasilitas
kementerian kesehatan yang dapat
pemeriksaan kesehatan
menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan Tidak ada Perubahan
TKI yang memenuhi
calon TKI sesuai standar pemeriksaan yang
standar
ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan
RI.

Persentase Puskesmas
yang melaksanakan Puskemas yang menyelenggarakan upaya
kegiatan kesehatan kesehatan olahraga melalui pembinaan Puskesmas yang diberi kesehatan
olahraga pada kelompok kelompok olahraga dan atau pelayanan olahraga
masyarakat di wilayah kesehatan olahraga di wilayah kerjanya.
kerjanya
DEFINISI OPERASIONAL (LBKP)

DATA KESEHATAN KERJA DEFINISI OPERASIONAL


Pekerja sakit yang dilayani Jumlah kunjungan pekerja yang datang ke puskesmas
untuk kesehatannya dalam periode 1 bulan berjalan per
pekerja. (Apabila dalam 1 bulan berkunjung 2 kali maka
dihitung 2x berkunjung)
Kasus penyakit umum pada Jumlah kasus pada pekerja yang terdiagnosis penyakit
pekerja biasa, seperti flu, batuk, diare dan lain-lain (yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan). (satu pekerja bisa lebih
dari 1 kasus penyakit)
Kasus diduga penyakit akibat Jumlah kasus penyakit yang diduga akibat kerja pada
kerja pada pekerja pekerja yaitu penyakit yang mempunyai penyebab spesifik
atau asosiasi kuat dengan pekerjaan yang pada umumnya
terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui
Kasus penyakit akibat kerja Jumlah kasus penyakit akibat kerja pada pekerja yang
pada pekerja dibuktikan dengan diagnosis klinis Penyakit Akibat Kerja
Kasus kecelakaan akibat kerja Jumlah semua kecelakaan yang terjadi pada peerja yang
pada pekerja terjadi berhubungan dengan kerja, demikian pula
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat kerja
dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah
melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui
DEFINISI OPERASIONAL (LBKP)

DATA KESEHATAN KERJA DEFINISI OPERASIONAL


Jumlah Pos UKK yang di bina Jumlah Pos UKK yang dibentuk dan dibina masyarakat yang
difasilitasi oleh Puskesmas.
Dibagi menjadi pada pekerja di masyarakat nelayan di
wilayah PPI/TPI dan pekerja sektor informal lainnya

Persentase (%) petugas Petugas yang berada di tempat berisiko berdasarkan hasil
puskesmas yang menggunakan identifikasi risiko menggunakan alat pelindung diri (APD)
APD (masker dan handscoon)
sesuai standar
MANFAAT DARI PENCATATAN LBKP

1 DATA LBKP SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM PENCATATAN DI PUSKESMAS


2 DATA LBKP DAPAT DIGUNAKAN OLEH PUSKESMAS UNTUK :
a. Perencanaan dalam pengembangan program di Puskesmas
b. Evaluasi kinerja Puskesmas
c. PERENCANAAN PUSKESMAS DALAM MELAKUKAN INTERVENSI
3 DATA LBKP DAPAT DIMANFAATKAN OLEH KABUPATEN UNTUK :
a. Menilai kinerja Puskesmas
b. Menilai Pencapaian program di tingkat kabupaten
c. Merencanakan pembinaan Puskesmas
4 Data LBKP dan LBKO dapat menjadi sumber data untuk survei.
Grafik LBKP sd april 2017
Terima Kasih
assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
PEMBENTUKAN POS UKK

Pos UKK adalah Wadah upaya kesehatan berbasis


masyarakat pekerja sektor informal, dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh untuk masyarakat pekerja
melalui pemberian pelayanan kesehatan dengan
pendekatan utama promotif, preventif disertai kuratif
dan rehabilitatif sederhana/terbatas

Pos UKK Terintgrasi adalah Pos UKK yang dalam


pelaksanaan kegiatan dan substansinya dipadukan
dengan program dan kegiatan kesehatan lainnya.
MENGAPA DIPERLUKAN POS UKK
• Jumlah pekerja informal yang besar
• Banyak pekerja yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan
• Banyak tempat kerja yang jauh dari pelayanan
kesehatanmendekatkan pelayanan kesehatan kepada pekerja
• Meningkatnya kasus PAK dan KAK
• Memperkecil risiko terkena PAK dan KAK
Syarat Pembentukan Pos UKK
• Keinginan masyarakat pekerja sendiri
• Dari jenis pekerjaan yang sama
• Dalam kelompok pekerja sejenis berjumlah 10 -50 orang
• Kader Pos UKK minimal 10% dari jumlah pekerja
• Kader berasal dari kelompok pekerja atau masyarakat
• Kegiatan terintegrasi
SUMBERDAYA POS UKK


Kader
TENAGA ●
Petugas kesehatan

SARANA DAN Prasarana : Meja, kursi, tempat tidur, alat tulis, buku panduan, KIE


Peralatan: Timbangan badan, alat ukur tinggi badan, tensi meter
digital, alat ukur lingkar perut, lampu senter, P3K kit, obat bebas,
PRASARANA contoh APD


Dana sehat pekerja (iuran pekerja)

Sumbangan yang bersifat tidak mengikat (donator)
PEMBIAYAAN ●
APBN, APBD

Sumber lain
KEGIATAN DI POS UKK

 PROMOTIF
 PREVENTIF
 KURATIF SEDERHANA
 REHABILITATIF SEDERHANA
KEGIATAN PROMOTIF

 Penyebarluasan informasi: Penyuluhan, konseling


kesehatan
 Pengukuran TB dan penimbangan BB
 Aktivitas kebugaran
 Sarasehan
 Pencatatan dan pelaporan
KEGIATAN PROMOTIF
KEGIATAN PREVENTIF
 Inventarisasi jenis pekerjaan
 Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja
 Penyediaan contoh APD
 Perbaikan lingkungan kerja
 Deteksi dini penyakit
 Imunisasi TT
 Pemberian TTD
Penggunaan APD

Sebelum dibina Setelah dibina


KEGIATAN KURATIF

 Pertolongan pertama pada kecelakaan


 Pertolongan pertama pada penyakit
PEMBINAAN, PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
Penilaian
PEMBINAAN Penilaian
Kelembag
Pembinaan Program Program
aan

Jumlah kader aktif ●
Tersedianya sarana

Frekuensi kegiatan ●
Setiap Puskesmas
promotif, preventif minimal
dan kuratif mempunyai 1 Pos
Tim Petugas ●
Pembinaan UKK binaan
Kesehatan Setiap bulan 1X terintegrasi ●
Jumlah kelompok
Puskesmas ●
Pelatihan kader pekerja yang

Pembinaan min 1x mempunyai Pos
sebulan UKK
TERIMA KASIH
A S S A L A M U ’ A L A I K U M WA R A H M AT U L L A H I
WA B A R A K AT U H

Anda mungkin juga menyukai