Anda di halaman 1dari 19

REAKSI REDOKS &

ELEKTROKIMIA
PENENTUAN BILOKS, PENYETARAAN REAKSI REDOKS (METODE BILOKS DAN
ION ELECTRON) PADA MEDIA ASAM DAN BASA

Annisa Nur Asifa, S.Pd


Penentuan Biloks ( bilangan Oksidasi) : hal dasar yang
WAJIB dipahami sebelum penyetaraan R.redoks
Penentuan biloks mengacu pada ketentuan-ketentuan berikut:

1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1


0. atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom)
sesuai dengan jenis muatan ionnya.
Unsur bebas terbagi menjadi dua, yaitu
unsur bebas berbentuk atom, seperti C, Ca, Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+,
Cu, Na, Fe, Al, Ne dan unsur bebas dan Al3+ berturut-turut adalah +1, +2, dan
berbentuk molekul, seperti H2, O2, Cl2, P4, +3.
S8. Kesemua unsur-unsur tersebut akan
memiliki bilangan oksidasi 0. Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+, SO42-,
dan PO43- berturut-turut adalah +1, -2, dan
-3.
3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan 5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur
logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan yang membentuk ion = jumlah
golongannya. muatannya.
IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1. Contoh:
IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2. NH4+ = +1
IIIA = B, Al, Ga, In, Tl = +3 6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur
yang membentuk senyawa = 0.
4. Bilangan oksidasi unsur golongan
transisi (golongan B) lebih dari satu Contoh:
• Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2. • H2 O = 0
• Bilangan oksidasi Au = +1 dan +3. • Biloks H = +1. Atom H memiliki indeks
• Bilangan oksidasi Sn = +3 dan +4. 2, sehingga biloks H dikalikan dengan
indeks H = +1 x 2 = +2. Agar jumlah
biloks H dan O sama dengan 0, maka
biloks O harus bernilai -2. 
7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila 9. Biloks F dalam senyawa selalu -1
berikatan dengan logam = -1. Bila H
berikatan dengan non-logam = +1. Ex. NaF, HF, ClF3

Biloks H dalam AlH3 = -1.


8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam
senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi
O dalam senyawa non-peroksida = -2.
Contoh: 
• O dalam OF2 biloks = +2
• O dalam H2O2 (peroksida) = -1
• O dalam Na2O2 (superoksida) = - 1/2
Konsep Reaksi Reduksi dan Oksidasi
A. Berdasarkan Oksigen
B. Berdasarkan Elektron
C. Berdasarkan Kenaikan Biloks
PENYETARAAN REAKSI REDOKS

1. Penyetaraan Secara Langsung

Untuk reaksi-reaksi redoks sederhana, penyetaraan dilakukan melalui


penambahan koefisien reaksi
2. Penyetaraan Reaksi Dengan Metode Ion Electron
(1/2 Reaksi )
Tahap penentuannya:
1. Tentukan senyawa yang mengalami • Dalam media basa
reaksi redoks
- Tambahkan H2O pada sisi yang
2. Penulisan reaksi oksidasi dan reduksi kelebihan O
secara terpisah
- Tambahkan OH- pada sisi yang
3. Penyetaraan atom H dan O
kekurangan H
• Dalam media asam :
4. Samakan muatan dengan
- tambahkan H2O pada sisi yang menambahkan e- (electron) di daerah
kekurangan O yang muatannya lebih besar
- Tambahkan H+ pada sisi yang kekurangan 5. Tulis reaksi redoks lengkap
H
a. Penyetaraan R. Oksidasi dan R. Reduksi dalam
media asam
B. Penyetaraan R.Redoks Dalam Media Asam
C. Penyetaraan R.Redoks Media Basa
3. Penyetaraan R. Redoks dengan menggunakan
metode biloks (bilangan oksidasi)
Tahap penyetaraan menurut R.
Tahap penyetaraan menurut R. Ion Molekul
1. Cari unsur yang mengalami redoks
2. Setarakan jumlah atom unsur yang 1. Penentuan biloks dan jumlah
mengalami redoks electron yang terlibat
3. Penyetaraan jumlah electron yang terlibat 2. Penyetaraan jumlah electron yang
terlibat
- Tambahkan H+ diruas yang muatanya lebih
kecil (media ASAM) 3. Penyetaraan jumlah atom-atom yang
- Tambahkan OH- diruas yang muatannya sesuai
lebih besar (media BASA)
4. Setarakan jumlah atom H dengan
menambahkan H2O diruas yang kekurangan H
Penyetaraan R. Redoks dengam menggunakan metode kenaikan biloks
4. Reaksi Autoredoks / disproporsionasi
Reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi) adalah reaksi redoks di mana satu unsur
mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus.

Anda mungkin juga menyukai