Anda di halaman 1dari 18

Kegemilangan Aceh Masa Lalu sebagai

Inspirasi Membangun Masa Depan

Oleh:
Mawardi Umar
(Ketua MSI Aceh)
Kegemilangan Aceh Masa Kesultanan
 Kegemilangan Aceh masa Kesultanan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
saling berhubungan, baik faktor
bentang alam (posisi geografis)
maupun faktor manusia yang
mendiami wilayah tersebut.
 Secara geografis, letak Aceh di pintu
gerbang Selat Malaka sangat
menguntungkan, karena merupakan
jalur utama pelayaran dunia.
 Adanya Angin Muson (Timur dan Barat)
menyebabkan wilayah Aceh paling
sering disinggahi para pedagang dan
pelancong dari berbagai bangsa di
dunia.
• Angin Muson Timur

• Angin Muson Barat


• Penaklukan-penaklukan yang
dilakukan oleh Sultan Iskandar
Muda, menjadikan Aceh sebagai
penguasa Pantai Barat dan
Timur Sumatera dan Sebagian
Semenanjung Malaya.
• Berdasarkan informasi dari
Beaulieu yang pernah
berkunjung ke Aceh, Denys
Lombard menulis tentang Aceh
“pada abad ke-17 Sultan Aceh
adalah raja Pulau Sumatera yang
tak ada tandingnya; tidak hanya
pantai-pantai yang dikuasainya,
tetapi juga hampir seluruh
perniagaan dikendalikannya….”
Bidang Ekonomi
• Politik ekonomi Sultan Iskandar Muda • ISKANDAR MUDA RAJA PEDAGANG
yang mewajibkan perdagangan “le prince est marchand” (Beaulieu)
komoditas utama dengan pedagang • “Barangsiapa hendak membeli lada harus
asing di ibukota, telah menjadikan datang dan memakannya dari tanganku”
Bandar Aceh Darussalam menjadi • Kemewahan istana Kesultanan Aceh
Bandar yang ramai dan kesejahteraan Darussalam “Sekeliling balai ditaburi
warganya meningkat. dindingnya dan ditikari lantainya dengan
• Dalam bidang ekonomi Aceh menjelma permadani Turki. Sejumlah tiga puluh
menjadi pusat perdagangan penting di wanita masing-masing dengan batil perak
Lautan Hindia sejak awal abad ke-17. yang besar bawaannya….Di atas batil
dikembangkan sapu tangan bertenun
• Dengan keuntungan geografi yang emas. Di sepanjang tabir berkilauan
dimiliki, Aceh saat itu menjadi pemain hiasannya batu permata indah”.
aktif dalam perdagangan internasional,
terutama untuk komoditas lada.
• Kesibukan Bandar Aceh Darussalam Menurut
laporan John Davis: Sketsa Bandar Aceh Darussalam Menurut
1. Politik ekonomi monopoli dan sentralisasi Francois Valentijn (1724-1726)
perdagangan di pusat kerajaan telah membuat
Bandar Aceh Darussalam menjadi ramai
melebihi semua kota pelabuhan lainnya di
pantai timur maupun pantai barat Sumatera.
2. Di kota initerdapat sejumlah pedagang asing
yang terdiri atas berbagai bangsa, seperti: Cina,
Gujarat (India), Portugis, Arab, Benggala, dan
Pegu.
3. Komoditas yang diperdagangkan di Bandar
Aceh Darussalam yang menarik minat
pedagang asing tersebut adalah lada, timah,
emas, sutera, minyak, kapur barus, kemenyan,
daging, pinang, dan gajah.
4. Selain itu, di Bandar ini juga diperdagangkan
barang-barang yang didatangkan dari luar
negeri seperti rempah-rempah dari Maluku,
pakaian dari India, dan porselin dari Cina.
Lambang Kota Salem di Amerika
Serikat
• Pada abad ke-18 dan 19 Aceh
juga berdagang secara intensif
dengan Amerika Serikat
• Perdagangan ini membawa
kemajuan Kota Salem, di
Massachusetts
• Motto Kota Salem “To
the Farthest Ports of the
Rich East,”
"Untuk Pelabuhan Terjauh yang kaya di Timur“
Bidang Pemerintahan
• Iskandar Muda juga telah mengadakan
perundang-undangan yang terkenal
dengan “Adat Meukuta Alam”.
• Perundang-undangan yang dijiwai oleh
Islam ini telah menjadi inspirasi yang
melahirkan perundang-undangan di
beberapa kerajaan Islam di Nusantara
dan Asian Tenggara, seperti Brunai.
• Dalam administrasi, Kesultanan Aceh
sudah modern karena sudah
menggunakan stempel (Cap
Sikureung)
Bidang Diplomasi
• Bidang diplomasi, Aceh juga sudah sangat
modern.
• Sejak awal abad ke-17, Aceh sudah menerapkan
sistem diplomasi dengan pengiriman utusan
(duta) diplomasi ke negara lain.
• Utusan diplomasi pertama Aceh dikirim ke
Belanda tahun 1602 terdiri atas 3 orang di
bawah pimpinan Tuanku Abdul Hamid untuk
mengakui kemerdekaan Belanda atas Spanyol
melalui perang 80 tahun.
• Utusan ini menjadi duta Asia Tenggara pertama
yang dikirim ke Eropa.
• Pentingnya peran utusan Aceh ini membuat
Dowwes Dekker memprotes pemerintah
Belanda saat hendak menyerang Aceh tahun
1873.
Surat Emas Sultan
Iskandar Muda
• Selain diplomasi dengan utusan
duta besar, Aceh juga sudah
mengenal sistem diplomasi melalui
surat-menyurat.
• Diplomasi surat menyurat terutama
dilakukan dengan patronnya, Turki
Usmani, maupun dengan dua
kekeuatan Eropa yang berperan
penting di Nusantara, yaitu Inggris
dan Belanda.
Bidang Intelektual dan Sastra
• Dalam bidang intelektual dan sastra,
Aceh saat itu telah melahirkan,
menerima dan menampung limpahan
pengarang dan pemikir besar.
• Mereka itu ada yang berasal dari
Aceh sendiri seperti: Hamzah
Fansury, Syamsuddin As-Sumatrany,
dan Abdurrauf As-Singkily yang
terkenal dengan Syiah Kuala, ada juga
yang datang mengikuti jejak kaum
pedagang dari India seperti Nuruddin
Ar-Raniry.
Seni Ukir
• Selain unggul dalam bidang
intelektual dan sastra, Aceh juga
memiliki seni ukir yang sangat
indah.
• Seni ukir ini biasanya dipahat
pada bangunan rumah, masjid,
dan meunasah, maupun pada
batu nisan.
• Keindahan seni ukir pada batu
nisan ini telah menjadi komoditas
ekspor Aceh ke wilayah Sumatera
maupun Asia Tenggara.
Lesson Learned
• Membentuk generasi yang dapat
• Manfaat belajar dari Sejarah mengembangkan pemahaman
menurut S.K. Kochhar: tentang diri sendiri
• Membentuk generasi yang
mampu mengevaluasi nilai-nilai
dan dan hasil yang telah dicapai
oleh generasinya
• Dapat memperkokoh rasa
nasionalisme
Lesson Learned
• Realitas historis kegemilangan Aceh Membentuk Generasi yang:
masa Kesultanan jangan hanya
menjadi remanism, tetapi harus • Bangga pada dirinya dan warga
dijadikan sebagai sumber inspirasi etnis dan bangsanya
untuk membangun Aceh ke depan. • Pandai Membaca Peluang
• Menjadi media pembelajaran dalam
proses pembentukan karakter bagi • Memiliki visi yang Jelas
generasi yang akan datang. Dengan itu • Gigih dan tidak pantang
kita dapat mempersiapkan generasi menyerah
muda kita yang memiliki karakter yang
kuat yang akan menjamin • Berani mengambil resiko
keberlangsungan peradaban kita nanti.
Langkah Strategis yang Harus Dilakukan
• Menyelamatkan dan merawat
tinggalan
• Membuat monument-monumen
• Merawat Memori:
- Memperbanyak kajian dan
- Memperbanyak publikasi
• Kata Presiden Amerika Serikat
ke-32, Franklin Delano
Roosevelt:
• “….Kita tidak selalu bisa
membangun masa depan untuk
generasi muda, tapi kita dapat
membangun generasi muda
untuk masa depan”
”Bersama sejarah, kita belajar
jatuh cinta”
(Kuntowijoyo)
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai