Anda di halaman 1dari 20

Ummy uswati

1713353039
Definisi Imunoprofilaksis

• Imunofilaksis adalah pencegahan penyakit/infeksi terhadap


antibodi spesifik.
• Selain itu juga, merupakan pencegahan penyakit melalui sistem
imun dengan
• tindakan mendapatkan kekebalan resistensi relatif terhadap
infeksi mikroorganisme
• yang patogen serta menimbulkan efek positif untuk pertahanan
tubuh dan efek
• negatif menimbulkan reaksi hipersensivitas.
Fungsi Imunopropfilaksis

• Fungsi dari imunoprofilaksis adalah untuk


meningkatkan sistem kekebalan
• tubuh terhadap penyakit, kekebalan terhadap
penyakit dapat dipacu dengan
• pemberian imunostimulan termasuk vaksinasi
dan vitamin dan dapat mengurangi
• penularan suatu penyakit
Imunisasi

• Imunisasi merupakan kemajuan besar dalam usaha


imunoprofilaksis.
• Imunisasi merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit
tertentu pada diri
• seseorang dengan pemberian vaksin. Imunisasi
menggambarkan proses yang
• menginduksi imunitas secara artificial dengan pemberian
bahan antigenik seperti
• agen imunobiologis.
Manfaat Imunisasi
• Manfaat utama dari imunisasi adalah menurunkan angka kejadian penyakit,
• kecacatan, maupun kematian akibat penyakit-penyakit infeksi yang dapat di cegah
dengan imunisasi (vaccine-preventable deases). Imunisasi tidak hanya memberikan
• perlindungan pada individu melainkan juga pada komunitas. Terutama untuk
• penyakit yang ditularkan melalui manusia. Jika komunitas memiliki angka cakupan
• imunisasi yang tinggi, komunitas tersebut memiliki imunitas yang tinggi pula,
• sehingga kemungkinan terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
• rendah.
Respon Imun Pada Imunisasi
• Dilihat dari berapa kali pajanan antigen maka dapat dikenal dua
macam
• respons imun, yaitu respons imun primer dan respons imun sekunder.
• Respons imun primer adalah respons imun yang terjadi pada pajanan
• pertama kalinya dengan antigen. Antibodi yang terbentuk pada
respons imun
• primer kebanyakan adalah IgM dengan titer yang lebih rendah
dibanding dengan
• respons imun sekunder, demikian pula daya afinitasnya
Jenis-jenis Imunisasi
• 2. Imunisasi Pasif
• Imunisasi pasif adalah adalah pemindahan
antibodi yang telah
• dibentuk yang dihasilkan oleh host lain
Vaksinasi

• Vaksinasi merupakan imunisasi aktif, ialah suatu tindakan


yang dengan
• sengaja memberikan paparan antigen dari suatu patogen
yang akan
• menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan
sehingga nantinya
• seseorang yang telah mendapatkan vaksinasi tidak akan sakit
jika terpajan
• oleh antegn yang serupa
Jenis-jenis Vaksin

• Beberapa jenis vaksin dibedakan berdasarkan proses


produksinya, antara lain:
• 1. Vaksin hidup (Live Attenuated Vaccine)
• Vaksin terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan,
masih
• antigenik namun tidak patogenik. Vaksin hidup dibuat
dari virus atau
• bakteri liar (wild) penyebab penyakit.
• 2. Vaksin mati (Killed vaccine/ Inactivated vaccine)
• Vaksin mati tidak jelas patogenik dan tidak berkembang biak dalam
• tubuh. Oleh karena itu, diperlukan pemberian beberapa kali. Vaksin
• inactivated dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus
dalam
• media pembiakan (persemaian), kemudian dibuat tidak aktif
(inactivated)
• dengan penanaman bahan kimia (biasanya formalin).
• 3. Rekombinan
• Susunan vaksin ini (misal hepatitis B)
memerlukan epitop organisme
• yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin
tersebut melalui isolasi dan
• penentuan kode gen epitop bagi sel penerima
vaksin.
• 4. Toksoid atau anatoksin
• Toksoid atau anatoksin adalah suatu toksin yang telah
diubah
• strukturnya, sehingga tidak toksik lagi. Sifat antigennya
tidak dihilangkan,
• yakni kemampuannya untuk menstimulasi
pembentukan antibodi. Bahan
• bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman.
• 5. Antitoksin
• Antitoksin adalah suatu jenis antibodi, yang dapat
menetralkan sifat
• beracun suatu toksin tertentu (biasanya eksotoksin
kuman), in vitro
• maupun in vivo, tanpa dapat mempengaruhi organisme
yang memproduksi
• toksin itu.
• 6. Vaksin Plasma DNA (Plasmid DNA Vaccines)
• Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba
yang mengandun kode
• antigen yang patogen dan saat ini sedang
dalam perkembangan penelitian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada
vaksinasi
• 1. Tempat pemberian vaksin
• Rute parenteral (ID<,SK,IM) biasanya dilakukan
pada lengan daerah
• deltoid. Vaksin hepatitis yang diberikan pada
lengan terbukti memberikan
• respons imun yang baik dibandingkan dengan
pemberian intragluteal.
• 2. Imunitas mukosa
• Imunitas mukosa yaitu proteksi terhadap infeksi epitel mukosa yang
• sebagian besar tergantung dari produksi dan sekresi IgA. Hal ini
terutama
• berlaku untuk patogaen yang hidup di permukaan mukosa atau yang
• menembus mukosa sebagai pertahanan tubuh. Imunitas mukosa
timbul bila
• pathogen berpapasan dengan system imun mukosa.
• 3. Imunitas humoral
• Imunitas humoral ditentukan oleh adanya antibody dalam darah
dan
• cairan jaringan terutama IgG.
• 4. Sistem efektor
• Sistem efektor ialah respons imun yanag dapat membatasi
• penyebaran infeksi atau mengeliminir patogen. Hal tersebut
ditentukan
• oleh tempat patogen, intra- atau ekstraseluler.
• 5. Lama proteksi
• Lama proteksi sesudah vaksinasi bervariasi yang tergantung dari
• pathogen dan jenis vaksin
• 6. Bahaya-bahaya vaksinasi
• Ada beberapa bahaya yang berhibungan dengan pemberian vaksin.
• Vaksin yang dibuat dari virus yang diatenuasikan (campak, mumps,
• rubella, polio oral, BCG) dapat menimbulkan penyakit progressif pada
• penderita yang immunocompromised atau pada penderita yang mendapat
• pengobatan steroidn jenis vaksin.
• 7. Keadaan khusus
• Imunisasi yang protektif dapat dilakukan pada
keadaan tertentu
• dengan bahaya misalnya fetus dari ibu hamil
dengan rubea bahaya infeksi
• pada perjalanan turis dan bahaya dari
lingkungan kerja
Contoh Vaksin
• 1. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine), untuk pemberian kekebalan
• aktif terhadap tuberkulosa.
• 2. Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus), untuk pemberian kekebalan
• secara simultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus.
• 3. Vaksin TT (Tetanus Toksoid), untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
• tetanus.
• 4. Vaksin DT (Difteri dan Tetanus), untuk pemberian kekebalan simultan
• terhadap difteri dan tetanus.
• 5. Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine), untuk pemberian kekebalan aktif
• terhadap poliomyelitis.

Anda mungkin juga menyukai