Anda di halaman 1dari 11

Jual Beli

SYARIFAH LISA ANDRIATI,SH.M.HUM


Perjanjian Jual-beli
(koop en verkoop)
 Definisi menurut Pasal 1457 BW :
Jual-beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah
dijanjikan.
 Unsur-unsur jual-beli yaitu :
1. Adanya perjanjian atau pesetujuan
2. Adanya para pihak yang terdiri dari pihak penjual dan pihak pembeli.
3. Adanya barang yang menjadi objek jual-beli.
4. Adanya harga yang telah disepakati.

2
Jual-beli dengan Percobaan
(koop op proef)
 Jual-beli dengan percobaan berarti pembeli baru akan memberi kepastian
jadi tidaknya jual-beli, setelah pembeli mencoba terlebih dahulu barang yang
hendak dibeli. Disebut juga jual-beli dengan contoh/monster.
 Diatur dalam Pasal 1463 BW :
“ jual-beli yang dilakukan dengan percobaan, atau mengenai barang-barang yang
biasanya dicoba terlebih dahulu, selalu dianggap telah dibuat dengan suatu syarat tangguh
“.
Suatu perikatan dengan suatu syarat tangguh adalah suatu perikatan yang bergantung
pada suatu peristiwa yang masih akan datang dan yang masih belum tentu akan terjadi,
atau yang bergantung pada suatu hal yang sudah terjadi tetapi tidak diketahui oleh kedua
belah pihak (Pasal 1263 BW).

3
Jual-beli dengan panjar
(down payment)
Jual-beli dengan panjar adalah jual-beli yang dilakukan dengan membayar panjar terlebih
dahulu kepada si penjual sebagai tanda adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Diatur dalam Pasal 1464 BW dimana jika pembelian dibuat dengan memberi uang panjar tak
dapatlah salah satu pihak meniadakan pembelian itu dengan menyuruh memiliki atau
mengembalikan uang panjarnya.
Dalam Pasal 1334 BW ditegaskan barang-barang yang baru akan ada dikemudian hari dapat
menjadi pokok suatu perjanjian.

4
Saat Terjadinya Jual-beli
Perjanjian jual-beli sudah dilahirkan pada detik terjadinya kesepakatan antara
penjual dan pembeli mengenai barang dan harga. Hal ini sesuai dengan asas
konsensualisme yang menjiwai hukum perjanjian.
Hal ini ditegaskan dalam Pasal 1458 BW yang berbunyi : “ jual-beli dianggap
sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah mereka mencapai
sepakat tentang barang dan harga, meskipun barang itu belum diserahkan
maupun harganya belum dibayar”.
Barang dan harga merupakan unsur-unsur pokok (essensialia) dari perjanjian
jual-beli.

5
Barang yang Dapat Diperjualbelikan
Dalam perjanjian jual-beli yang harus diserahkan adalah benda/barang (zaak).
Objek jual-beli adalah segala sesuatu benda yang bernilai harta kekayaan (vermorgen).
Hal ini sesuai dengan Pasal 1332 BW yang isinya :”hanya barang-barang yang dapat
diperdagangkan saja dapat menjadi pokok suatu perjanjian”.

6
Harga
Harga adalah sesuatu jumlah yang berbentuk uang yang harus dibayarkan oleh
pembeli kepada penjual.
Harga barang harus sepadan dengan nilai yang sesungguhnya. Jual-beli
dimaksudkan untuk mendapatkan harga harga yang “pantas” untuk barang yang
dijual. Hal ini untuk bertujuan melindungi penjual dari tindakan kekerasan atau
pemaksaan harga yang rendah, serta melindungi penjual atas salah sangka
(dwaling) dan tipu muslihat.
Harga beli harus ditetapkan oleh kedua belah pihak. (1465 BW). Harga beli
tersebut dapat diserahkan kepada perkiraan pihak ketiga dan para pihak tidak
terikat dengan perkiraan tersebut.

7
Kewajiban-kewajiban Penjual Dan Pembeli
 Bagi pihak penjual ada dua kewajiban utama yaitu :
1. Menyerahkan hak milik atas barang yang diperjual-belikan.
2. Menanggung kenikmatan yang tenteram atas barang tersebut dan menanggung terhadap
cacat-cacat tersembunyi.
 Bagi Pihak Pembeli kewajiban utama adalah membayar harga pembelian pada waktu dan
ditempat sebagaimana ditetapkan di dalam perjanjian.

8
Hak Milik atas Barang yang Dijual
Dalam Pasal 1459 disebutkan : “Hak milik atas barang yang dijual tidaklah
berpindah kepada si pembeli selama penyerahan belum dilakukan menurut
Pasal 612,613 dan 616”.
Hal ini berarti bahwa perjanjian jual-beli menurut BW belum memindahkan
hak milik. Hak milik baru berpindah dengan adanya levering. Levering
merupakan suatu perbuatan yuridis guna memindahkan hak milik (transfer of
ownership).
perjanjian jual beli dalam BW sebagai hanya obligatoir saja artinya perjanjian
jual beli baru meletakkan hak dan kewajiban bertimbal balik antara penjual dan
pembeli.

9
Hak Milik atas Barang yang Dijual
 Menurut BW ada tiga macam penyerahan hak milik yang masing-masing berlaku untuk
macam-macam barang:
1. Untuk barang bergerak dilakukan cukup dengan penyerahan secara nyata saja atau
feitelijk levering (Pasal 612 BW);
2. Untuk barang tidak bergerak dilakukan dengan balik nama (overschrijving). Diatur dalam
Pasal 616 BW jo.620 BW.
3. Untuk barang tidak bertubuh dilakukan dengan membuat akta otentik atau akta di bawah
tangan, dengan mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain (Pasal 613
BW). Perbuatan ini disebut juga Cessie. Penyerahan piutang karena surat bawa dilakukan
dengan penyerahan surat itu ; penyerahan tiap-tiap piutang karena surat tunjuk dilakukan
dengan penyerahan disertai dengan endosemen.

10
Larangan Jual-beli
Larangan jual-beli ini antara lain berlaku terhadap:
1. Larangan jual-beli antara suami-istri. Hal ini bertujuan agar tidak
terjadinya pencampuran harta dalam perkawinan antara suami-istri yang
harta perkawinannya terpisah atas dasar pemisahan harta perkawinan.
Larangan jual-beli antara suami istri sama halnya dengan larangan hibah-
menghibah di antara suami-istri.(Pengecualian terdapat dalam Pasal 1467
BW)
2. Para hakim, jaksa, panitera, pengacara , juru sita dan notaris dilarang
bertindak sebagai pembeli atas barang-barang yang ada hubungannya
dengan tugas yang mereka jabat. (Pasal 1468 BW)
3. Para pegawai yang bertugas langsung menyelenggarakan dan
menyaksikan penjualan atas sesuatu barang dilarang sebagai pembeli
atas barang-barang tersebut. (Pasal 1469 BW)

11

Anda mungkin juga menyukai