Anda di halaman 1dari 13

Jual – Beli

Pengertian :

 Menurut BW

suatu perjanjian bertimbal-balik dalam mana pihak yang satu (si penjual) berjanji untuk
menyerahkan hak milik atas barang, sedang pihak yang lainnya ( si pembeli) berjanji untuk
membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik
tersebut.
Barang yang menjadi obyek perjanjian jual-beli harus cukup tertentu, setidak-
tidaknya dapat ditentukan ujud dan jumlahnya pada saat akan diserahkan hak
miliknya kepada si pembeli.

 INGAT PASAL 1320 KUHPer !!!

 Jadi dalam hal ini SAH menurut hukum terkait jual beli dari hasil panenan yang akan
diperoleh pada suatu waktu dari sebidang tanah tertentu.
SAAT TERJADINYA PERJANJIAN JUAL-
BELI
 Pokok (ESSENTIALIA) dalam jual beli adalah BARANG dan HARGA

 Sesuai asas konsensualisme, perjanjian jual-beli itu sudah dilahirkan pada detik
tercapainya “sepakat” mengenai barang dan harga.
 Begitu kedua belah pihak sudah setuju tentang barang dan harga, maka lahirlah
perjanjian jual-beli yang sah.
 Lihat Pasal 1458 KUHPer !
 Jual beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah mereka
mencapai sepakat tentang barang dan harga, meskipun barang itu belum diserahkan
maupun harganya belum dibayar
KEWAJIBAN PENJUAL :
 Menyerahkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan

 Meliputi : segala perbuatan yang menurut hukum diperlukan untuk mengalihkanhak milik
atas barang yang diperjualbelikan itu dari si penjual kepada si pembeli.
 Pada BW, mengenal ada 3 macam barang, yaitu :
 1. barang bergerak
 2. barang tetap
 3. barang “tak bertubuh” (piutang, penagihan atau claim)


BARANG BERGERAK
 Penyerahan untuk barang bergerak dengan cara penyerahan kekuasaan atas barang itu
 Pasal 612KUHPer
 “Penyerahan kebendaan bergerak, terkecuali yang tak bertubuh dilakukan dengan
penyerahan yang nyata akan kebendaan itu oleh atau atas nama pemilik, atau
dengan penyerahan kunci-kunci dari bangunan dalam mana kebendaan itu berada.
 Penyerahan tak perlu dilakukan, apabila kebendaan yang harus diserahkan, dengan
hak lain, telah dikuasai oleh orang yang hendak menerimanya”
 Misal : menyerahkan kunci saja apabila barang yang dijual barang yang berada dalam
gudang (penyerahan secara simbolis)
 Apabila barang sudah ada dalam kekuasaan pembeli, penyerahan cukup dilakukan dengan
suatu pernyataan saja. Biasa disebut dengan “traditio brevi manu” Bahasa Latin yang
artinya “penyerahan dengan tangan pendek”
BARANG TETAP (TAK BERGERAK)

 Penyerahannya dengan perbuatan yang dinamakan “balik-nama” di muka Pegawai


Kadaster yang juga dinamakan Pegawai Balik-Nama atau Pegawai Penyimpan Hipotik.
 Lihat ketentuan Pasal 616 yang dihubungkan Pasal 620 KUHPer
BARANG TAK BERTUBUH

 Penyerahan barang dilakukan dengan perbuatan yang dinamakan “cessie”


 Diatur dalam Pasal 613 KUHPer
 “Penyerahan akan utang-piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya dilakukan
dengan membuat sebuah akta otentik atau di bawah tangan, dengan mana hak-hak atas
kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain.
 Menanggung kenikmatan tenteram atas barang tersebut dan menanggung terhadap
cacat-cacat yang tersembunyi

 Menanggung kenikmatan tenteram merupakan konsekuensi dari jaminan yang oleh penjual
diberikan kepada pembeli bahwa barang yang dijual dan diserahkan itu adalah sungguh-
sungguh miliknya sendiri yang bebas dari sesuatu beban atau tuntutan dari sesuatu pihak.
KEWAJIBAN PEMBELI :

 Kewajiban utama adalah membayar harga pembelian pada waktu dan di tempat
sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian.
 “HARGA” harus berupa sejumlah uang
 Harga harus ditetapkan oleh kedua belah pihak
 Jika pada waktu membuat perjanjian tidak ditetapkan tentang tempat dan waktu
pembayaran, maka pembeli harus membayar di tempat dan pada waktu di mana
penyerahan barang dilakukan
RISIKO DALAM PERJANJIAN JUAL BELI

 Yang dimaksud risiko di sini adalah kewajiban memikul kerugian yang disebabkan oleh
suatu kejadian (peristiwa) di luar kesalahan salah satu pihak.
 Misal :
 Barang yang diperjualbelikan musnah di perjalanan karena kapal laut karam diterjang
badai
 Rumah yang hendak diperjualbelikan habis karena konsleting listrik

 SIAPAKAH YANG WAJIB BERTANGGUNG JAWAB?


 Pihak yang menderita karena barang yang menjadi obyek perjanjian ditimpa oleh kejadian
yang tidak disengaja tersebut dan diwajibkan memikul kerugian itu tanpa adanya
keharusan bagi pihak lawannya untuk mengganti kerugian itu, dinamakan pihak yang
memikul risiko atas barang tersebut.

 Hal tersebut erat kaitannya dengan OVERMACHT, FORCE MAJEUR, “KEADAAN


MEMAKSA”

Anda mungkin juga menyukai