MENGELOLA EXPOSURE
TRANSAKSI
MENGUKUR EXPOSURE TERHADAP
FLUKTUASI NILAI TUKAR
Resiko nilai tukar dapat didefinisikan secara luas
sebagai resiko dimana pergerakan nilai tukar akan
mempengaruhi kinerja perusahaan. Perusahaan
MNC harus memonitor operasi operasi mereka
secara ketat untuk menentukan seberapa tinggi
mereka terekspos terhadap berbagai bentuk resiko
nilai tukar.
Nilai tukar tidak dapat diramalkan dengan akurasi
yang sempurna, tetapi perusahaan paling tidak dapat
mengukur exposure
terhadap fluktuasi nilai tukar. Jika perusahaan sangat
terekspos terhadap fluktuasi nilai tukar, perusahaan
dapat mengimplementasikan tekhnik tekhnik yang
dapat mengurangi exposure tersebut. Perusahaan
harus terlebih dahulu mengukur tingkat exposure nya.
Exposure terhadap fluktuasi nilai tukar memiliki tiga
bentuk yaitu :
• Exposure transaksi
• Exposure ekonomi
• Exposure translasi
I.EXPOSURE ( GEJOLAK )
TRANSAKSI
Exposure transaksi muncul pada saat transaksi
transaksi kas dimasa depan dari sebuah perusahaan
yang dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Sebagai
contoh sebuah perusahaan AS yang membeli barang
dari Jerman membutuhkan EUR untuk melakukan
pembayaran. Meskipun perusahaan mungkin tahu
secara pasti berapa banyak EUR yang dibutuhkan
namun perusahaan tidak tau berapa banyak dollar
USD yang dibutuhkan untuk ditukarkan dengan EUR.
Ketidakpastian ini terjadi karena nilai tukar antara
EUR dgn USD berfluktuasi setiap saat.
Jika exposure transaksi terjadi, perusahaan harus
melakukan tindakan sbb:
• Mengindentifikasi besarnya exposure transaksi
tersebut
• Perusahaan harus memutuskan perlu tidaknya
meng-hedge exposure ini
• Jika memutuskan meng-hedge exposure transaksi
maka perusahaan harus memilih berbagai
tekhnik hedging yg tersedia.
USD 1,34 15% USD 140.000 USD 1.34x100.000=USD 134.000 USD 6.000
USD 1,36 20% USD 140.000 USD 1.36x100.000=USD 136.000 USD 4.000
USD 1,38 20% USD 140.000 USD 1.38x100.000=USD 138.000 USD 2.000
USD 1,42 10% USD 140.000 USD 1.42x100.000=USD 142.000 USD -2.000
2. Cross- Hedging
Merupakan metode umum yang dipakai untuk
mengurangi exposure transaksi pada saat suatu valuta
tidak dapat di hedge. Sebagai contoh diasumsikan
bahwa MNC di AS memiliki hutang valas EUR di
Jerman 90 hari dari sekarang. Karena khawatir valuta
EUR akan mengalami apresiasi terhadap USD maka
perusahaan tsb dapat meng-hedge posisi ini. Jika
kontrak forward dan tekhnik hedging lainnya untuk
valuta EUR ini, perusahaan dapat menggunakan
cross-hedging dengan cara, perusahaan harus
mengindentifikasi terlebih dahulu valuta lain, misalnya
GBP yang dapat di hedge.Kemudian perusahaan
dapat membeli kontrak forward 90 hari yang
mendasari valuta GBP. Jika kedua valuta EUR dan
GBP memiliki korelasi yang sangat tinggi satu sama
lain relatif terhadap USD maka nilai tukar antara dua
valuta ini akan stabil dari waktu ke waktu. Setelah
membeli kontrak forward 90 hari yang mendasari
valuta GBP perusahaan AS tsb kemudian dapat
menukarakn valuta GBP tsb dengan valuta EUR.
Efektifitas dari strategi ini tergantung sejauh mana
dua valuta bergerak searah satu sama lain. Semakin
tinggi korelasi positifnya semakin efektif strategi ini.
3. Diversifikasi Valuta
Metode ketiga ini bisa dipakai untuk mengurangi
exposure transaksi. Suatu perusahaan MNC AS yang
memiliki bisnis utama X dan M dan mempunyai lebih
banyak arus kas masuk dan arus kas keluar dengan
menggunakan valas.Perusahaan MNC AS ini akan
dirugikan jika dollar menguat karena jumlah dollar
yang diterima dari arus kas masuk valas menjadi lebih
kecil. Jika semua arus kas masuk didenominasi dalam
satu atau beberapa valas, depresiasi subtansial salah
satu valuta akan sangat mengurangi nilai dollar dari
arus kas masuk. Namun depresiasi substansial salah
satu valuta tidak akan begitu merugikan jika valuta
tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak
valuta yang terekspos bagi perusahaan.
Hal ini disebabkan karena arus kas masuk dalam
satu valuta hanya mewakili sebagian kecil dari arus
kas masuk yag dimiliki perusahaan. Dengan
demikian tidak akan banyak merugikan perusahaan
MNC AS jika valuta ini mengalami depresiasi.
Nilai valuta suatu negara terhadap arus kas
masuk valasnya dimasa depan akan lebih stabil jika
valuta valuta asing yang akan diterima tidak memiliki
korelasi yang tinggi satu sama lain. Korelasi positif
yang rendah atau korelasi negatif dapat mengurangi
variabilitas nilai valuta suatu negara terhadap semua
arus kas masuk valuta asing. Jika valuta valuta asing
memiliki korelasi positif tinggi satu sama lainnya,
diversifikasi tidak akan efektif mengurangi resiko.
Yaitu jika salah satu valuta mengalami depresiasi
secara substansial, valuta valuta lain juga akan
mengalami hal yang sama.