Anda di halaman 1dari 30

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1

(PERSEDIAAN)

NAMA : NURHALIJA
NPM : 19320042
Pengertian Persediaan

Persediaan adalah meliputi semua barang yang dimiliki dengan tujuan untk
dijual kembali dan atau dikonsumsi dalam operasi normal perusahaan.
Persediaan adalah salah satu aktiva terpenting pada perusahaan dagang dan
manufaktur, karena hampir seluruh pendapatannya diperoleh dari penjualan
barang dari persediaan
Perolehan Persediaan
perusahaan dagang mendapatkan persediaan dengan cara membeli barang
barang jadi yang siap untuk dijual kembali secara langsung. Sedangkan
perusahaan manufaktur harus mendapatkan persediaan dengan cara
memproduksi sendiri. Untuk mendapatkan persediaan, perusahaan
manufaktur harus menyerahkan biaya biaya produksi yang meliputi:
1. biaya bahan baku yaitu harga pokok bahan baku yang secara langsung
dapat diamati pada setiap unit produk yang dihasilkan oleh
perusahaan.
2. Lihat tenaga kerja langsung yaitu gaji, upah,dan biaya kesejahteraan
karyawan yang secara langsung dapat diamati pada setiap unit produk
yang dihasilkan oleh perusahaan.
3. biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik yaitu semua
biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Contohnya biaya asuransi depresiasi reparasi dan
pemeliharaan mesin offset.
Penggolongan Persediaan
dalam akuntansi penggolongan persediaan sangat dipengaruhi oleh sifat
dan jenis usaha perusahaan yang bersangkutan. bagi perusahaan
dagang yang di dalam usahanya adalah membeli dan menjual kembali
barang dagangan pada umumnya persediaan yang dimiliki
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. persediaan barang dagangan untuk menyatakan barang-barang yang
di miliki dengan tujuan akan dijual kembali di masa yang akan
datang.barang-barang ini secara fisik tidak akan berubah sampai
dengan barang tersebut dijual kembali.
2. Lain-lain persediaan, seperti umpamanya supplier kantor (toko) dan
alat-alat bungkus dan lain sebagainya. Barang-barang ini biasanya
akan dipakai (the konsumsi) dalam jangka waktu relatif pendek dan
akan dibebankan sebagai beban administrasi dan umum atau beban
pemasaran.
 
Lanjutan
sementara itu untuk perusahaan manufaktur yang di dalam usahanya telah
mengubah bentuk atau mengkonversikan bahan baku menjadi produk jadi pada
umumnya mengklasifikasikan persediaan ke berbagai kelompok sebagai
berikut:
1. Persediaan bahan baku,untuk menyatakan barang-barang yang dibeli atau
diperoleh dari sumber sumber alam yang dimiliki dengan tujuan untuk diolah
menjadi produk jadi.
2. persediaan produk dalam proses meliputi barang-barang yang masih dalam
pengerjaan dan memerlukan pengerjaan lebih lanjut sebelum barang itu dijual.
3. persediaan produk jadi, meliputi semua barang yang telah diselesaikan dari
proses produksi dan siap untuk dijual seperti halnya produk dalam proses
produk jadi pada umumnya dinilai sebesar jumlah harga pokok bahan baku
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk
menghasilkan barang produk tersebut
4. Persediaan bahan penolong meliputi semua barang-barang yang dimiliki untuk
keperluan produksi akan tetapi merupakan bahan baku yang membentuk
produk jadi contohnya seperti minyak pelumas untuk mesin mesin pabrik
benang dan lain-lain untuk penjilidan buku pada perusahaan percetakan.
5. Lain-lain persediaan misalnya suku cadang,, alat-alat pembungkus,.
Aliran Kos Persediaan

Tujuan pokok akuntansi persediaan adalah untuk:


1. menentukan laba rugi periodik yaitu melalui proses
mempertemukan antara harga pokok barang yang dijual dan hasil
penjualan dalam satu periode akuntansi
2. Menentukan jumlah persediaan yang akan disajikan dalam neraca.

 
Penilaian Persediaan
masalah-masalah akuntansi persediaan akan relatif sederhana apabila perusahaan
senantiasa dapat menjual barang dagangan atau produknya dalam kuantitas
atau volume yang sama dengan kuantitas atau volume pembelian atau
produksinya.
adanya kenaikan atau penurunan kuantitas persediaan menuntut harus
dilakukannya alokasi harga pokok barang yang tersedia untuk dijual atau
dikonsumsi kedalam dua kelompok barang atau persediaan sebagai berikut:
1. barang-barang dijual atau dikonsumsi dalam tahun berjalan
2. barang-barang yang masih terdapat di dalam persediaan akan dijual atau
dikonsumsi dalam tahun berikutnya
Akuntan dapat menentukan harga pokok barang yang dijual dalam suatu periode
akuntansi secara residual yaitu dengan cara mengurangkan harga pokok
persediaan pada akhir periode dari harga pokok barang yang tersedia untuk
dijual.untuk dapat melakukannya akuntan harus lebih dulu menentukan nilai
persediaan pada akhir periode secara langsung:
3. Menentukan volume, kuantitas atau fisik barang yang terdapat di dalam
persediaan
4. menentukan harga per unit barang dalam persediaan yang harus dipakai
sebagai dasar penilaiannya.
Penentuan Kuantitas Persediaan

terdapat dua alternatif cara dapat digunakan dalam menentukan volume,


kuantitas atau fisik barang yang terdapat dalam persediaan pada saat
tertentu, tergantung pada apakah perusahaan menggunakan
1. Sistem fisik atau periodik physical inventory system (physical
inventory system)
2. Sistem perpetual (perpetual inventory system) sebagai sistem
akuntansi persediaan nya.
SISTEM PHISIK VERSUS SISTEM PERPETUAL

Dengan sistem fisik atau periodik,informasi tentang kuantitas atau fisik


persediaan hanya dapat diketahui pada akhir periode akuntansi
berdasar hasil perhitungan fisik persediaan. Sedangkan dengan sistem
perpetual,satu rekening pembukuan untuk setiap jenis barang atau
persediaan diselenggarakan dalam bentuk buku pembantu (subsidiary
ledger).rekening rekening buku pembantu untuk setiap jenis barang
atau persediaan tersebut menunjukkan kenaikan atau penurunan, dan
sisa barang yang masih dalam persediaan.
BARANG YANG TERMASUK DALAM PERSEDIAAN

Faktor lain yang harus dipertimbangkan dipertimbangkan di dalam


menentukan kuantitas persediaan adalah barang-barang apa saja yang harus
ikut dihitung sebagai persediaan.kriteria umum yang harus digunakan di
dalam menentukan apakah suatu item barang termasuk dalam persediaan
adalah kepemilikan atau hak milik atas barang tanpa memperhatikan di
mana lokasi barang secara fisik berada.sebagai akibatnya apabila hak milik
atas barang sudah berpindah dari penjual kepada pembeli maka pihak
penjual harus mengakuinya sebagai suatu penjualan dan tidak seharusnya
memperhitungkan barang-barang tersebut sebagai bagian dari
persediaannya.sebaliknya pihak pembeli harus mengingat punya sebagai
suatu pemberian dan sudah seharusnya memperhitungkan barang-barang
tersebut sebagian dari persediaannya.
BARANG YANG BERADA DI GUDANG DAN TOKO MILIK
PERUSAHAAN

tidak semua barang-barang yang berada di gudang atau toko perusahaan


berarti merupakan persediaan bagi perusahaan yang
bersangkutan.barang barang titipan dari pihak lain dengan tujuan
akan dijual untuk dan atas nama pihak lain tersebut dengan
mendapatkan sejumlah komisi, atau barang-barang komisi
(consigment in)
BARANG YANG BERADA DI PIHAK LAIN

barang-barang konsinyasi atau barang-barang yang dititipkan kepada


pihak komisioner agar dijual untuk dan atas nama perusahaan yang
sampai dengan saat tertentu ( tanggal neraca). Barang-barang
demikian (consigment out)merupakan persediaan yang harus
dicantumkan dalam neraca dan akan dibebankan kepada pendapatan
pendapatan pada tahun-tahun berikutnya.
 
BARANG YANG BERADA DALAM PERJALANAN

Terdapat dua kemungkinan terhadap barang-barang yang berada di


dalam perjalanan.Barang-barang yang dijual dan masih berada dalam
perjalanan untuk meninggalkan perusahaan perlu dilihat lebih lanjut
mengenai syarat-syarat penyerahan barang dalam transaksi tersebut
kepada pembeli.dalam hal syarat penyerahan barang di dalam
transaksi penjualannya adalah perangko gudang atau alamat,maka
terhadap barang yang berada dalam perjalanan masih harus dihitung
sebagai bagian dari persediaan oleh pihak penjual.sebaliknya apabila
syarat penyerahan dalam transaksi adalah perangko gudang atau
alamat penjual maka barang yang sudah berada dalam perjalanan tidak
seharusnya dihitung sebagai bagian dari persediaan oleh pihak
penjual.
Efek Kesalahan Dalam Menentukan
Kuantitas Peresediaan
Ada dua efek kesalahan dalam menentukan kuantitas persediaan sebagai
berikut :
a. Efek dimasukannya barang yang seharusnya tidak merupakan
persediaan pada akhir suatu periode akuntansi
b. Efek tidak dimasukannya barang yang seharusnya merupakan
persediaan pada akhir suatu periode akuntansi
Penentuan Nilai Persediaan Berdasar Harga Pokok

Dua faktor harus dipertimbangkan di dalam menentukan harga pokok atau


kos historis yang akan dipakai sebagai dasar penilaian persediaa :
a. Komponen-komponen apa saja yang harus diperhitungkan sebagai kos
atau harga pokok per unit persediaan
b. Metode yang akan digunakan untuk mengasosiasikan kos atau harga
pokok per unit dengan kuantitas persediaan
Komponen Kos Persediaan

Untuk tujuan penentuan laba-rugi periodik, kos harus dibedakan ke dalam


dua kategori yaitu :
a. Product cost atau biaya produksi
b. Period cost atau biaya perodik
Harga Menurut Faktur Pembelian

Harga beli atau harga menurut faktur pembelian pada umumnya merupakan
komponen harga pokok yang terbesar untuk persediaan yang diperoleh
melaui transaksi pembelian.
Biaya Angkut Pembelian

Biaya angkut pembelian seperti halnya harga menurut faktur pembelian harus
dikapitalisasi dan dialokasikan kepada setiap unit untuk persediaan atau
barang yang didapat melalui transaksi pembelian.
Metode-Metode Aliran Kos Persediaan

Adapu metode-metode aliran kos persediaan yaitu sebagai berikut :


a. Metode identifikasi khusus
b. Metode-metode berdasar asumsi aliran kos
c. Metode kos masuk-pertama keluar-pertama (MPKP)
d. Metode kos rerata
e. Metode kos masuk-terkahir keluar-pertama
Metode-Metode Aliran Kos Persediaan

Didalam memahami metode-metode aliran kos persediaan hendaknya dipegang


teguh tiga hal sebagai berikut :
a. Masing-masing metode akan menghasilkan nilai persediaan dan nilai
barang dijual berdasar kos historis atau harga pokok
b. Suatu perusahaan dapat menggunakan metode tertentu sebagai dasar
penilaian untuk jenis atau kelompok persediaan yang satu (misalnya bahan
baku) dan metode lain sebagai dasar penilaian untuk jenis atau kelompok
persediaan yang lain-lain (misalnya produk selesai)
c. Metode-metode yang digunakan untuk diterapkan secara konsisten dari
tahun ke tahun, dan harus diungkapkan di dalam laporan keuangan
Pemilihan Metode Aliran Kos Persediaan

Seperti telah dikemukakan bahwa masing-masing alternatif metode penilaian


berdasar aliran kos persediaan bisa menghasilkan laporan keuangan yang
berbeda secara signifikan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang bermanfaat untuk membuat perbandingan atas laporan
keuangan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain.
Transaksi Dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing terjadi apabila menyangkut pembeli dan
penjual yang menggunakan satuan mata uang yang berlainan untuk tujuan
pelaporan keuangannya. Jika sebuah perusahaan di Indonesia membeli
sejumlah barang dari suatu perusahaan di USA dan pembayaran harus
dilakukan dalam bentuk mata uang US $, maka pembelian tersebut bagi
perusahaan di indonesia transaksi dalam mata uang asing
Nilai Tukar Mata Uang

Terdapat tiga istilah atau penyebutan niali tukar mata uang asing pada saat
atau tanggal tertentu yaitu :
a. Spot rate adalah nilai tukar mata uang yang berlaku dalam perdagangan
yang akan segera dilakukan
b. Historiacal rate adalah nilai tukar mata uang yang berlaku pada tanggal
terjadinya suatu transaksi
c. Current rate adalah nilai tukar mata uang pada tanggal laporan
keuangan, neraca pada khusunya
Efek Terhadap Arus Kas

Karena persedian merupakan salah satu komponen aktiva lancar, setiap


perubahan (kenaikkan atau penurunan) pada persediaan akan berdampak
langsung pada modal kerja. Perubahan pada saldo persediaan juga, bisa jadi
berdampak langsung pada pengukuran terhadap arus kas.
Metode Base Stock

Metode base stock atau seringkali disebut metode persediaan minuman


adalah jumlah persediaan yang harus tetap dipertahankan demi kelangsungan
atau kontiyuitas usaha perusahaan.
Alternatif Penerapan Metode Kos-MTKP

Dengan banyak jenis barang dan volume atau kuantitas persediaan yang
besar, aplikasi metode Kos-MTKP untuk setiap jenis barang seperti telah
dikemukakan memerlukan banyak waktu, tenaga dan biaya. Begitu
kompleksnya, apalagi menyangkut biaya perusahaan sering memilih untuk
hanya menerapkan metode Kos-MTKP pada beberapa jenis persediaan yang
di anggap penting seperti persediaan bahan baku.
Metode Kos-MTKP Per Kelompok Persediaan

Penerapan metode Kos-MTKP pada umumnya akan menjadi lebih rumit


apabila menyangkut perubahan dari metode yang lain. Perubahan metode
penilaian persediaan atau pembebanan kos barang yang dijual dari metode
yang satu ke metode yang lain merupakan perubahan prinsip akuntansi.
Metode Kos-MTKP Nilai Rupiah

Metode Kos-MTKP nilai rupiah diterapkan pada sejumlah barang atau


komoditas yang ditetapkan, tidak harus terdiri dari barang-barang sejenis.
Disamping itu, metode Kos-MTKP menggunakan perubahan-perubahan yang
terjadi pada nilai rupiah persediaan sebagai dasar pengukuran atau
penilaiannya, dan tidak berdasar pada perubahan-perubahan pada kuantitas
atau phisik persediaan.
Penentuan Indek Harga Interal

Terdapat berbagai metode penentuan indek harga yang dapat digunakan


sebagai dasar penilaian persediaan menurut metode Kos-MTKP nilai rupiah,
termasuk :
a. Metode double extension index
b. Metode link-chain index
c. Metode externally published index
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai