Kelas : 3 A2 Peternakan
AYAM PETELUR
1 - 10 0,07 1
4 0,27 35 0,65 5
8 0,59 54 1,97 10
12 0,91 64 3,70 40
Menurut Tri Yuwanta (2008) Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam dan biasanya
dilakukan secara ad libitum. Namun sebagai acuan yang terbatas pemberian air minumnya maka dalam
hal ini dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
1. Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu
minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor;
minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100
ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti
stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
2. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-
36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor; minggu ke-7 (44-
50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air
minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor. Sedangkan untuk hari-hari selanjutnya pemberian
air minum seperti pada minggu ke-8.
b. HHD & HDP
• Perhitungan HHP didasarkan pada jumlah induk pada saat awal pencatatan, sedangkan
HDP berdasarkan induk yang ada dalam waktu pecatatan.
• Menurut katasudjana (2006) bahwa hen day production merupakan presentase produksi
telur yang didasarkan pada sekelompok ayam yang ada setiap saat dan hen house
production merupakan presentase produksi telur yang didasarkan kepada jumlah ayam
yang mula–mula dimasukan kedalam kandang.
• Beberapa factor yang mempengaruhi hen day production antara lain bibit, umur, kondisi
kesehatan ayam, perkandangan, pencahayaan, pakan dan suhu lingkungan (Muharlien,
2010).
• Farooq (2002) menyebutkan bahwa nilai HHP tergantung pada banyak hal, yakni faktor
lingkungan di samping faktor genetik. Di antara faktor genetik yang dapat memengaruhi
HHP adalah ukuran kandang (size flocks), untuk ayam ras komersial biasanya dipelihara
di kandang batere (cages) atau pun di kandang panggung dan postal (floors).
c. FCR
IOFC adalah selisih dari total penerimaan dengan total biaya ransum
digunakan selama usaha pembesaran ternak atau dengan kata lain harga jual
produk dikurangi biaya pakan (Yuliyanti dkk., 2014).
Faktor-faktor yang mempengaruhi IOFC antara lain, konsumsi ransum, jumlah
produksi, lama pemeliharaan, jumlah ternak yang dipelihara, harga pakan dan
harga penjualan (Sugiharto, 2005).
Semakin rendah produksi telur dan semakin meningkat konversi ransum maka
akan diperoleh nilai IOFC yang rendah. Semakin tinggi nilai IOFC akan semakin
baik, karena tingginya IOFC berarti penerimaan yang didapat dari hasil
penjualan ayam juga semakin tinggi (Nuriyasa dkk., 2003)