Anda di halaman 1dari 4

Nilai Konstitusi

Nilai Konstitusi Menurut Loewenstein dalam Lemhannas, (2011:26) yang juga dikutip oleh Damanhuri
(2014) terdapat tiga nilai konstitusi:

Nilai Normatif
Hal ini diperoleh segenap rakyat suatu Negara menerimanya dan bagi mereka konstitusi tersebut
merupakan suatu kenyataan hidup dalam arti sepenuhnya diperlukan efektif, artinya konstitusi benar-
benar dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
Nilai Nominal
Konstitusi yang mempunyai nilai nominal yaitu berarti secara hukum konstitusi berlaku, tetapi
kenyataanya kurang sempurna. Sebab pasal-pasal tertentu dalam konstitusi tersebut ternyata tidak
berlaku.
Nilai Semantik
Dalam hal ini konstitusi hanya sekedar istilah saja. Meskipun secara hukum konstitusi tetap berlaku,
tetapi dalam kenyataannya pelaksanaanya selalu dikaitkan dengan kepentingan pihak penguasa.
Peran Strategis Konstitusi
 Menjaga kredibilitas dan efektivitas berbagai lembaga politik
 Menjamin kehidupan demokrasi dan public angagement.
 Menumbuhkan kepercayaan masyarakat dalam rangka akuntabilitas badan-badan
publik

Untuk terjaminnya peran strategis di atas kiranya perlu suatu penataan sistem
ketatanegaraan yang efektif dan efisien serta adanya pembagian atau pemisahan
kekuasaan sehingga adanya sistem saling kontrol antar lembaga Negara.

Selain itu, diperlukan pula setiap warga Negara yang baik yaitu yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air sesuai dengan tujuan pendidikan kewarganegaraan yang
diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang juga
dikuatkan dalam UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Konstitusi Indonesia
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Republik Indonesia
Konstitusi adalah hukum dasar tertulis, dalam pengertian ini konstitusi adalah
undang-undang dasar (UUD). Negara yang merdeka dan berdaulat harus
memiliki konstitusi sebagai syarat berdirinya negara secara deklaratif. Republik
Indonesia yang merdeka dan berdaulat sejak 17 Agustus 1945 telah beberapa kali
mengalaami perubahan konstitusi. Meski demikian, konstitusi negara Indonesia
adalah UUD 1945, yang disyahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945 dengan
beberapa kali perubahan yang disesuaikan dengan kondisi perubahan dan
perkembangan sejarah ketatanegaraan yang terus mengalami dinamika.
Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia
- UUD 1945 : periode 18 Agustus 1945—27 Desember 1949 (pembukaan, 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan
peralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penejelasan).
• Menurut UUD 1945, bentuk negara Indonesia dalah kesatuan. Ketentuan ini dapat dilihat dalam pasal
1 ayat (1) yang menyatakan bahwa “negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik”. Ketentuan tentang desentralisasi diatur dalam pasal 18 ayat (1) UUD 1945 yang
menyatakan bahwa “negara kesatuan republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten kota itu
mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang”
• Bentuk pemerintahan Negara Indonesia adalah republik, hal ini dapat dilihat kepala negaranya adalah
presiden yang dipilih oleh rakyat secara periodik.
• Dalam UUD 1945 juga terdapat pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Sedangkan sistem pemerintahan yang dianut oleh Indonesia berdasarkan UUD 1945 adalah
presidensial.
• Penyimpangan pada periode ini adalah dikeluarkannya maklumat wakil presiden pada tanggal 16
Oktober 1945 yang menyatakan bahwa sebelum MPR dan DPR terbentuk KNIP diserahi kekuasaan
legislatif dan ikut menetapkan GBHN, kabinet dibawah pimpinan Soekarno digantikan oleh kabinet
Perdana Menteri Sutan Syahrir

Anda mungkin juga menyukai