Anda di halaman 1dari 18

RF Power Amplifier

Diklat Dasar Transmisi Digital 2017


Amplifier
• Adalah suatu sistem yang biasanya merupakan alat elektronika
yang digunakan untuk memperkuat daya keluaran (output
power) dari suatu sinyal input.
• Prinsip kerja amplifier adalah peralatan ini menggunakan tenaga
dari power supply untuk menghasilkan sinyal yang sesuai dengan
sinyal inputnya, tetapi dengan amplitudo yang lebih besar.
• Boleh dibilang, amplifier merubah output power supplynya agar
sesuai dengan karakteristik input sinyal dan menghasilkan
amplitudo yang lebih besar dari pada sinyal inputnya.
RF Power Amplifier
• Adalah sebuah tipe amplifier elektronik yang merubah sinyal
frekuensi radio dengan daya rendah menjadi sinyal frekuensi radio
dengan daya yang lebih tinggi.
• Umumnya digunakan untuk mengirimkan sinyal yang sudah siap
ditransmisikan ke antena.
• Karakteristik dari amplifier itu sendiri antara lain :
1. Gain (Faktor penguatan)
2. Frequency Response
3. Bandwidth
Simbol amplifier dalam
4. Input and Output Impedance sebuah sistem
•1.  Gain (Faktor Penguatan)
Kemampuan dari sebuah sirkuit dua port untuk menambah
daya atau amplitudo dari sebuah sinyal yang masuk dari port
input untuk dikeluarkan pada port output dengan
menambahkan energi yang berasal dari sebuah atau beberapa
power supply.
Sehingga faktor penguatan adalah perbandingan amplitudo
antara sinyal output dan input, dengan simbol (A)
- Rumus Gain untuk Daya (Power)
•- Gain
  untuk Tegangan (Voltage)

- Gain untuk Arus (Current)

Dan untuk Gain dalam dB adalah sebagai berikut :


- Gain untuk Daya (Power)
•- Gain
  untuk Tegangan (Voltage)

- Gain untuk Arus (Current)


2. Frequency Response (Respon Frekuensi)
Suatu amplifier tidak memiliki faktor penguatan yang sama di
semua frekuensi. Sebagai contoh, sebuah amplifier yang
didesain untuk frekuensi audio, akan menguatkan sinyal
dengan frekuensi hingga 20kHz saja, tetapi tidak frekuensi
diatasnya.
Dan sebuah amplifier RF, mungkin hanya menguatkan sinyal
yang memiliki frekuensi diatas 100 kHz, namun tidak untuk
sinyal yang memiliki frekuensi dibawah itu.
3. Bandwidth (Lebar Pita)
Dari data respon frekuensi, maka kita mendapatkan data lebar
pita dari suatu amplifier. Maksud dari lebar pita ini adalah
frekuensi-frekuensi yang dapat dikuatkan oleh amplifier
tersebut.
Terhadap frekuensi diluar bandwidth tersebut, penguatan
yang dihasilkan dapat dikatakan tidak maksimal.
Bandwidth yang ditentukan untuk amplifier tegangan
adalah range dari frekuensi dimana gain amplifiernya
sebesar 0,707 atau -3 dB dari gain maksimal amplifier
tersebut.
4. Input Impedance (Impedansi Input)
Impedansi adalah tahanan pada arus AC. Pada frekuensi 0
Hz (yaitu DC), impedansi (simbol “Z”) adalah sama dengan
resistansi (R), tetapi pada frekuensi selain 0 Hz, impedansi
dan resistansi tidaklah sama. Impedansi input dari sebuah
amplifier adalah impedansi efektif antara terminal inputnya.
Efektif artinya bahwa impedansi ini tidak hanya total nilai
resistansi komponen-komponen yang terpasang pada
amplifier tersebut, tetapi impedansi yang dialami oleh arus
yang mengalir pada terminal input saat tegangan suatu
sinyal dengan frekuensi tertentu diaplikasikan.
5. Output Impedance (Impedansi output)
Impedansi output dari sebuah amplifier tidak
tergantung pada komponen yang terhubung pada
output amplifier tersebut. Impedansi ini adalah
impedansi yang muncul saat tegangan dari suatu sinyal
mengecil nilainya saat arus dari terminal output
diambil oleh beban.
Klasifikasi RF Power Amplifier
Klasifikasi RF Power Amplifier yang mungkin kita jumpai
di lapangan adalah:
1. Kelas A
2. Kelas B
3. Kelas AB
1. Kelas A

Power amplifier kelas ini menghasilkan sinyal teramplifikasi yang linear.


Namun daya yang diperlukan untuk menghasilkan output tersebut,
sangat besar. Secara teori output yang dihasilkan hanya 50%, namun
pada prakteknya antara 25 hingga 30% dari suplai daya yang diperlukan.
Sehingga power amplifier jenis ini hanya cocok
digunakan untuk menghasilkan output yang kecil. Jika
dibutuhkan untuk menghasilkan output yang besar,
maka PA kelas ini tidak efisien. Dan panas yang
dihasilkan juga akan sangat tinggi karena daya yang
didisipasikan lebih besar daripada daya yang
digunakan.
2. Kelas B

Pada kelas ini, secara teoritis perbandingan


penggunaan power supply terhadap output powernya
adalah sekitar 80% dan pada prakteknya sekitar 50-60%
masih dimungkinkan.
Jika amplifier jenis ini diaplikasikan secara push pull,
akan terjadi distorsi / cacat pada sinyal outputnya.
2. Kelas AB

Anda mungkin juga menyukai