Amplifier • Adalah suatu sistem yang biasanya merupakan alat elektronika yang digunakan untuk memperkuat daya keluaran (output power) dari suatu sinyal input. • Prinsip kerja amplifier adalah peralatan ini menggunakan tenaga dari power supply untuk menghasilkan sinyal yang sesuai dengan sinyal inputnya, tetapi dengan amplitudo yang lebih besar. • Boleh dibilang, amplifier merubah output power supplynya agar sesuai dengan karakteristik input sinyal dan menghasilkan amplitudo yang lebih besar dari pada sinyal inputnya. RF Power Amplifier • Adalah sebuah tipe amplifier elektronik yang merubah sinyal frekuensi radio dengan daya rendah menjadi sinyal frekuensi radio dengan daya yang lebih tinggi. • Umumnya digunakan untuk mengirimkan sinyal yang sudah siap ditransmisikan ke antena. • Karakteristik dari amplifier itu sendiri antara lain : 1. Gain (Faktor penguatan) 2. Frequency Response 3. Bandwidth Simbol amplifier dalam 4. Input and Output Impedance sebuah sistem •1. Gain (Faktor Penguatan) Kemampuan dari sebuah sirkuit dua port untuk menambah daya atau amplitudo dari sebuah sinyal yang masuk dari port input untuk dikeluarkan pada port output dengan menambahkan energi yang berasal dari sebuah atau beberapa power supply. Sehingga faktor penguatan adalah perbandingan amplitudo antara sinyal output dan input, dengan simbol (A) - Rumus Gain untuk Daya (Power) •- Gain untuk Tegangan (Voltage)
- Gain untuk Arus (Current)
Dan untuk Gain dalam dB adalah sebagai berikut :
- Gain untuk Daya (Power) •- Gain untuk Tegangan (Voltage)
- Gain untuk Arus (Current)
2. Frequency Response (Respon Frekuensi) Suatu amplifier tidak memiliki faktor penguatan yang sama di semua frekuensi. Sebagai contoh, sebuah amplifier yang didesain untuk frekuensi audio, akan menguatkan sinyal dengan frekuensi hingga 20kHz saja, tetapi tidak frekuensi diatasnya. Dan sebuah amplifier RF, mungkin hanya menguatkan sinyal yang memiliki frekuensi diatas 100 kHz, namun tidak untuk sinyal yang memiliki frekuensi dibawah itu. 3. Bandwidth (Lebar Pita) Dari data respon frekuensi, maka kita mendapatkan data lebar pita dari suatu amplifier. Maksud dari lebar pita ini adalah frekuensi-frekuensi yang dapat dikuatkan oleh amplifier tersebut. Terhadap frekuensi diluar bandwidth tersebut, penguatan yang dihasilkan dapat dikatakan tidak maksimal. Bandwidth yang ditentukan untuk amplifier tegangan adalah range dari frekuensi dimana gain amplifiernya sebesar 0,707 atau -3 dB dari gain maksimal amplifier tersebut. 4. Input Impedance (Impedansi Input) Impedansi adalah tahanan pada arus AC. Pada frekuensi 0 Hz (yaitu DC), impedansi (simbol “Z”) adalah sama dengan resistansi (R), tetapi pada frekuensi selain 0 Hz, impedansi dan resistansi tidaklah sama. Impedansi input dari sebuah amplifier adalah impedansi efektif antara terminal inputnya. Efektif artinya bahwa impedansi ini tidak hanya total nilai resistansi komponen-komponen yang terpasang pada amplifier tersebut, tetapi impedansi yang dialami oleh arus yang mengalir pada terminal input saat tegangan suatu sinyal dengan frekuensi tertentu diaplikasikan. 5. Output Impedance (Impedansi output) Impedansi output dari sebuah amplifier tidak tergantung pada komponen yang terhubung pada output amplifier tersebut. Impedansi ini adalah impedansi yang muncul saat tegangan dari suatu sinyal mengecil nilainya saat arus dari terminal output diambil oleh beban. Klasifikasi RF Power Amplifier Klasifikasi RF Power Amplifier yang mungkin kita jumpai di lapangan adalah: 1. Kelas A 2. Kelas B 3. Kelas AB 1. Kelas A
Power amplifier kelas ini menghasilkan sinyal teramplifikasi yang linear.
Namun daya yang diperlukan untuk menghasilkan output tersebut, sangat besar. Secara teori output yang dihasilkan hanya 50%, namun pada prakteknya antara 25 hingga 30% dari suplai daya yang diperlukan. Sehingga power amplifier jenis ini hanya cocok digunakan untuk menghasilkan output yang kecil. Jika dibutuhkan untuk menghasilkan output yang besar, maka PA kelas ini tidak efisien. Dan panas yang dihasilkan juga akan sangat tinggi karena daya yang didisipasikan lebih besar daripada daya yang digunakan. 2. Kelas B
Pada kelas ini, secara teoritis perbandingan
penggunaan power supply terhadap output powernya adalah sekitar 80% dan pada prakteknya sekitar 50-60% masih dimungkinkan. Jika amplifier jenis ini diaplikasikan secara push pull, akan terjadi distorsi / cacat pada sinyal outputnya. 2. Kelas AB