Anda di halaman 1dari 13

Kesehatan dan

Keselamatan Kerja
08
Modul ke:

dan Lingkungan
Fakultas
Teknik

Mengidentifikasi Hazard di Tempat Kerja


Program Studi
Teknik Industri
Euis Nina Saparina Yuliani, ST, MT.
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Pendahuluan
5 (Lima) Perinsip Pengendalian Bahaya :
1) Penggantian / substitution, juga dikenal sebagai engineering control
2) Pemisahan / separation (berupa pemisahan fisik / physical
separation, pemisahan waktu/time separation, pemisahan
jarak/distance separation)
3) Penggunaan Ventilasi / ventilation
4) Pengendalian administrative / administrative controls
5) Perlengkapan perlindungan personnel / Personnel Protective
Equipment / PPE.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

1
Langkah – Langkah Pengendalian Bahaya

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

2
Penilaian dan Evaluasi Lingkungan Kerja
Misalnya pada kegiatan pengendalian bahaya kimia :
1. Membuat daftar bahan yang ada di wilayah kerja yang akan dievaluasi
2. Menentukan bahan yang sebenarnya dipakai
3. Menentukan nama kimia sebenarnya dan/atau nomor chemical abstracts series
(CAS).
4. Langkah berikutnya adalah mendapatkan lembar data dari pemasok
5. Mengevaluasi lembar data. Akan sangat bijak untuk menilai keabsahan informasi
yang tertuang dalam lembar data.
6. Memeriksa data toksikologi yang diberikan dan menulis kembali lembaran data
7. Memeriksa semua tempat penanganan bahan
8. Melakukan monitoring udara untuk bahaya yang masuk melalui inhalasi
9. Melakukan pemeriksaan melalui kulit
10. Memeriksa metode pengendalian

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

3
Pengendalian Bahaya Lingkungan Kerja

Dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan pemajanan terhadap


zat/bahan yang berbahaya di lingkungan kerja. Kedua tahapan sebelumnya,
pengenalan dan evaluasi, tidak dapat menjamin sebuah lingkungan kerja yang
sehat. Jadi hanya dapat dicapai dengan teknologi pengendalian yang adekuat
untuk mencegah efek kesehatan yang merugikan di kalangan para pekerja. Upaya
dalam pengendalian bahaya antara lain melualui teknik eliminasi/ substitusi, isolasi
sumber bahaya, pengendalian secara teknik, pengendalian secara adminsitratif
dan penggunaan alat pelindung diri.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

4
Subtitusi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam substitusi antara lain:
a) Karakteristik bahan
b) Toksisitas dan
c) Dampak terhadap kesehatan.

Substitusi dapat dilakukan dengan:


a) Penggunaan bahan kimia berbahaya dengan yang lebih rendah
tingkatan bahayanya, seperti mengganti bahan kimia yang berbasis gas
dengan yang cair, mengganti toxic solvent dengan deterjen
b) Mengganti kaca dengan plastic
c) Mengganti pedestal fan dengan ceiling fan dalam dapur,
d) Mengganti mesin-mesin lama dengan mesin baru dengan tingkat
kebisingan yang lebih rendah
e) Mengganti “jenis proses” mesin (dengan tingkat kebisingan yang lebih
rendah) dengan fungsi proses yang sama, contohnya pengelasan
digunakan sebagai penggantian proses riveting.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

5
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Jenis APD berdasarkan bagian tubuh yang dilindungi adalah alat pelindung
kepala berupa penutup rambut, topi dari berbagai bahan, helm, alat pelindung
muka dan mata, berupa perisai muka, kacamata dari berbagai (goggles, safety
spectacles, faceshield), alat pelindung telinga: ear muff, ear plug, ear cup, alat
pelindung pernafasan, berupa respirator khusus, masker, alat pelindung tangan
dan jari-jari, berupa sarung tangan dari berbagai bahan alat pelindung berupa
kaki sepatu berbagai bahan, alat pelindung tubuh berupa pakaian kerja berbagai
bahan.

Pembelian APD sebaiknya tidak hanya sekedar memiliki jenis APD tetapi APD
yang dibeli telah melalui seleksi kebutuhan jenis pekerjaan. Adanya hazard
awareness, pelatihan dan perawatan secara berkala.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

6
Tahapan Dalam Penentuan APD
Beberapa pertanyaan yang sering
digunakan dalam monitoring APD antara
lain:

a) APD yang dipakai sesuai standar?


b) APD memberikan perlindungan?
c) APD sesuai dengan tugas yang
dikerjakan?,
d) APD nyaman dipakai terus menerus?

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

7
Penerapan Langkah Pengendalian
Dalam menerapkan langkah-langkah pengendalian, diantaranya ada
beberapa hal yang harus dilaksanakan, yaitu :
a) Pengembangan prosedur kerja
b) Komunikasi
c) Penyediaan pelatihan
d) Pengawasan
e) Pemeliharaan
f) Monitoring dan peninjauan.

Contohnya: Manajer bertanggung jawab dalam desain tempat kerja dan


lingkungan kerja telah sesuai dengan peraturan. Supervisor bertugas
mengawasi pelaksanaan kegiatan pekerja.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

8
Penerapan Langkah Pengendalian
Dalam kasus ini tidak ada pengawasan dari supervisor, dan hanya dari
sesama pekerja. Pekerja bertanggung jawab untuk melaksanakan
pembersihan sesuai prosedur yang ada
• Komunikasi. Sosialisasi terhadap APD sangat diperlukan supaya program perlindungan
dengan APD berjalan efektif. Pekerja harus diberi informasi mengenai penggunaan alat
pengendali bahaya dan juga alasan penggunaannya.
• Menyediakan pelatihan. Pelatihan terutama bagi para pekerja hendakny dilakukan
secara berkesinambungan, sehingga dalam menghadapi suatu permasalahan yang
berhubungan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya dapat ditangani dengan baik
oleh pekerja itu sendiri.
• Pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan dengan menggunakan lembar isian atau
formulir yang harus diisi oleh pekerja dan nantinya digunakan untuk pemantauan.
Pengawasan harus dijalankan secara rutin. Pengawasa bisa berasal dari dalam
perusahaan maupun dari luar perusahaan.
• Pemeliharaan. Pemeliharaan terhadap peralatan dan alat pengendali bahaya merupakan
hal penting yang harus dilakukan. Prosedur kerja harus mencantumkan persyaratan
pemeliharaan untuk memastikan keefektifan penggunaan alat kendali tersebut.
• Monitor dan tinjauan. Langkah terakhir dalam pengendalian bahaya adalah memonitor
dan meninjau efektivitas pengendalian (Suardi, 2007) dalam (Sujoso, 2016)

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

9
Pengawasan
Empat macam bentuk inspeksi / pengawasan adalah:
 Informal Workplace Inspections. Seluruh karyawan diharapkan dapat
menjaga kesadaran dan kepeduliannya secara terus-menerus terhadap
bahaya dan potensi bahaya yang ada dilingkungan kerjanya.
 Formal Workplace Inspections. Seluruh lingkungan kerja akan diinspeksi
setiap bulannya (disarankan pada hari dan waktu yang sama setiap
bulannya) oleh pengawas dan atau petugas pengawas lingkungan kerja
tersebut.
 Safety Committee Inspections. Safety Committee Inspections merupakan
bentuk pemeriksaan yang dilakukan oleh anggota
 Local Safety Committee. Local Safety Committee dilakukan setidaknya
setahun sekali. Laporan hasil Pemeriksaan yang telah lengkap digandakan
dan dikirim ke supervisor area kerja yang bersangkutan dan Departemen
HSE untuk ditinjau ulang
 Special Inspections. Special inspections dilakukan secepat mungkin
sesudah terjadi kecelakaan, malfunction atau sesudah dikeluarkannya
prosedur kerja yang baru atau ketika dilakukan penambahan mesin baru

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI >

10
Daftar Pustaka
1. Sujoso, A. D. P. (2016). Buku Dasar – Dasar Kesehatan & Keselamatan Kerja.
In Kesehatan Masyarakat. UPT Penerbitan UNEJ.

<
← MENU
MENU AKHIRI
AKHIRI
12
Terima Kasih
Euis Nina Saparina Yuliani, ST, MT.

Anda mungkin juga menyukai