Anda di halaman 1dari 12

PERSAMAAN DIFERENSIAL

NAMA : AGUNG KRISNA


NIM : 2016121042

PROGRAM STUDI S2 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2018
PERSAMAAN DIFERENSIAL

• PENGERTIAN PERSAMAAN • SOLUSI PERSAMAAN


DIFERENSIAL DIFERENSIAL
• DEFINISI PERSAMAAN • SOLUSI UMUM DAN KHUSUS
DIFERENSIAL
• MENYUSUN PERSAMAAN
• NOTASI,ORDO, & DERAJAT DIFERENSIAL
 Jika diketahui primitifnya
 Menyusun model persamaan
gerak benda
 Menyusun model peluruhan
PENGERTIAN PERSAMAAN
DIFERENSIAL

•Dalam
  mata kuliah kalkulus dipelajari bagaimana cara mencari turunan Fungsi y = f(x),
yakni ;
𝑑𝑦
 
= y’ =f’(x)
𝑑𝑥
𝑑𝑦
 
Misalnya ; jika y = cos 2x , maka turunanya adalah = -2 sin 2x
𝑑𝑥
Atau apabila diberikan suatu persamaan berbentuk h(x,y) = konstan, maka dapat diturunkan
secara implisit untuk memperoleh , misal 𝑑𝑦
 + = 16 dapat diturunkan secara implisit
menjadi
𝑑𝑥
2x + 2y 𝑑𝑦
  = 0, atau 𝑑𝑦
  =-
𝑑𝑥 𝑑𝑥
DEFINISI PERSAMAAN DIFERENSIAL
•Persamaan
  diferensial adalah suatu •Dan  pada persamaan diferensial ada
persamaan yang memuat turunan dua atau lebih variabel bebas dan
terhadap satu atau lebih dari memuat turunan parsial maka
variable-variable bebas (independent dinamakan PDE (Partial Diferential
variables). Bila hanya ada satu Equation)
variable bebas yang diasumsikan,
Contoh :
maka subyek disebut ODE
(Ordinary Diferential Equation).  + + 2z = 0
Contoh :  + =+

 y/
 x dy + y dx = 4 dx
NOTASI,ORDE,
DERAJAT

•Bentuk
  umum persamaan diferensial linear ; •Persamaan
  diferensial tak linear (non
F [ x,y, ,........ ] = 0 linear differential equation) ;

Dengan F adalah suatu fungsi real dalam ( n


+2)
Notasi diatas menyatakan hubungan antara  Orde persamaan diferensial adalah
varabel bebas (x) dan variabel terikat tingkat dari turunan tertinggi yang
(dependent variable) (y) dan berbagai variasi termuat dalam persamaan tersebut.
turunan-turunanya.
 Derajat atau pangkat atau tingkat
Persamaan diferentsial linear (linear persamaan diferensial adalah
differential equation) sering ditulis dalam pangkat tertinggi dari turunan
bentuk ; tertinggi pada persamaan diferensial
tersebut.
 PD homogen dan non homogen bila
b(x) = 0 PD linear homogen ; jika
b(x) ≠ 0 maka PD linear non
homogen.
DEFINISI
(SOLUSI PERSAMAAN
DIFERENSIAL)
• F  [ x,y, ,........ ] = 0 •Contoh
  ;
Perhatikan PD orde-n dalam bentuk
Fungsi y = A dengan A,B konstan adalah
diatas.suatu fungsi real F yang
solusi persamaan diferensial pada interval
didefinisikan pada semua x dalam interval
real I dan memiliki suatu turunan ke-n (dan -∞ < x < +∞
juga semua turunan tingkat lebih rendah)
untuk semua x I. Fungsi F disebut solusi Untuk sebarang konstan c fungsi
pada I jika memiliki 2 syarat; y = adalah soalusi persamaan diferensial dy
Jika ; F[x,y,f(x),f’(x),f’’(x)....., = pada interval
Terdefinisi untuk semua x I, dan -∞ < x < +∞
F[x,y,f(x),f’(x),f’’(x).....,=0
Untuk semua x I. Yakni subtitusi f(x) dan
berbagai turunan untuk y berturut-turut
turunan yang berkaitan menghasilkan
kesamaan (identity) pada interval I.
SOLUSI UMUM DAN KHUSUS

Solusi umum (general solution) PD •contoh


  ;
orde-n adalah solusi (baik dinyatan Dengan cara mengintegralkan, PD y’=2x + 3
secara implisit maupun eksplisit) yang menghasilkan solusi y =
memuat semua solusi yang mungkin Disini konstan C adalah sembarang bilangan
pada suatu interval. Dan dapat real. Fungsi y = adalah solusi umum PD y’=2x
dinyatakan solusi khusus (particular +3
solution) jika solusi tersebut bebas dari Sedangakan setiap solusi khusus PD y’=2x + 3
sebarang konstan. deperoleh dari y = dengan mengganti nilai C
dengan konstanta tertentu
Misal untuk C=0, diperoleh solusi khusus
y = dan untuk C=19 diperoleh solusi khusus y
=
MENYUSUN PERSAMAAN DIFERENSIAL

Dalam mempelajari matematika  Menyusun persamaan PD jika


terapan sering dijumpai model diketahui primitifnya
matematika yang berkaitan dengan
 Menyusun model persamaan gerak
persamaan diferensial. Misal dalam
benda
topik turunan sautu fungsi secara
langsung sering diperoleh persamaan  Menyusun model peluruhan
diferensial. Dalam menyelesaikan
masalah kehidupan sehari-hari sering
dijumpai model matematika yang
berkaitan dengan persamaan
diferensial. Berikut adalah penyajian
contoh persamman diferensial (PD)
MENYUSUN PERSAMAAN DIFERENSIAL
JIKA DIKETAHUI PRIMITIFNYA

•  
•Pada  dasarnya fungsi primitif y = f(x) Contoh ;
adalah suatu fungsi yang turunanya
adalah y’ = , cara mencari f(x) dapat Carilah primitif dari
dilakukan dengan mengintegralkan
Maka y =
f’(x) terhadap x.
f(x) = C=konstan sebarang

Dengan C = konstan sebarang Carilah primitif dari


Jadi y = f(x) = adalah primitif dari y’ = f’(x) = 2x + 3 sin x +2 cos x yang melalui titik 0,5
sebab
Maka ; y =
Karena C=konstan maka primitif f(x)
tidak tunggal. Bila kondisi awal (initial C= sebaang karena primitif melalui (0,5) maka
value), misal f(0)=5 maka C = 5
untuk x = 0, nilai y = 0 -3.1+2.0+C=5 diperoleh C=
diperoleh f(x) = yang merupakan
primitif khusus dari f’(x) jadi primitif yang ditanyakan adalah y =
MENYUSUN MODEL PERSAMAAN GERAK
BENDA
•Dalam
  fisika,jarak benda yang ditempuh benda bergerak merupakan fungsi
waktu,kecepatan adalah turunan dari jarak, dan percepatan adalah turunan dari
kecepatan.
Contoh; misalkah s(t) adalah jarak yang ditempuh oleh benda bergerak selama t detik
ditentukan oleh rumus ;
s(t) = 4
Maka kecepatan sesaatnya adalah diferensial ;
V(t) =
Dan percepatanya adalah
a(t) =
MENYUSUN MODEL PELURUHAN,
KERADIOAKTIFAN SUATU ZAT

•Dua  besaran P & Q dikatakan proposional, jika besaran yang satu kelipatan konstan
lainya. Yakni P = kQ untuk suatu konstan k
Contoh permasalahan matematika berkaitan dengan fenomena alam dalam kehidupan
sehari-hari berkaitan dengan keproposionalan ini misalnya maslah keradioaktifan suatu
zat. Ahli fisika inggris Lord Ernest Rutherford ( 1871-1937) menyatakan bahwa
keradioaktifan adalah sifat suatu atom. Rutherford menunjukkan bahwa
keradioaktifansuatu zat berbandig langsung dengan banyaknya atom pada waktu itu.
Misal pada waktu t terdapat N atom dalam suatu zat radioaktif. Maka banyaknya atom
yang tak luruh yaitu sebesar ∆N selama waktu t sampat t+ ∆t haruslah berbanding
langsung dengan hasil kali N dan ∆t yaitu ;

∆N = - kN∆t
Dengan k > 0 adalah koefisien keproposionalan (sebagai contoh untuk radium
( k ͌ 1.4. ) disebut konstan peluruhan (decay constant) . Asumsikan banyaknya atom yang
luruh merupakan fungsi dalam t , yakni N = N (t)
Dengan membagi persamaan ∆N = - kN∆t dengan ∆t dan mengambil ∆t 0 sehingga
menghasilkan model PD
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai