Anda di halaman 1dari 32

PERSAMAAN DIFERENSIAL

Wahyu Hamidi
Selly Prima Desweni
PERSAMAAN DIFERENSIAL

• PENGERTIAN • SOLUSI PERSAMAAN


DIFERENSIAL
PERSAMAAN
• SOLUSI UMUM DAN
DIFERENSIAL KHUSUS
• DEFINISI • MENYUSUN
PERSAMAAN PERSAMAAN
DIFERENSIAL
DIFERENSIAL
 Jika diketahui primitifnya
• NOTASI,ORDO, &  Menyusun model
DERAJAT persamaan gerak benda
 Menyusun model peluruhan
PENGERTIAN PERSAMAAN
DIFERENSIAL

•  
Dalam mata kuliah kalkulus dipelajari bagaimana cara mencari turunan Fungsi y = f(x), yakni ;
= y’ =f’(x)
𝑑𝑦 
𝑑𝑥
𝑑𝑦
 
Misalnya ; jika y = cos 2x , maka turunanya adalah = -2 sin 2x
𝑑𝑥
Atau apabila diberikan suatu persamaan berbentuk h(x,y) = konstan, maka dapat diturunkan
𝑑𝑦
secara implisit untuk memperoleh misal   + = 16 dapat diturunkan secara implisit menjadi
2x + 2y = 0, atau =- 𝑑𝑥
𝑑𝑦
  𝑑𝑦
 
𝑑𝑥 𝑑𝑥
DEFINISI PERSAMAAN DIFERENSIAL

Persamaan diferensial adalah suatu


persamaan yang memuat turunan
•atau  pada
Dan persamaan diferensial ada dua
lebih variabel bebas dan memuat
terhadap satu atau lebih dari variable- turunan parsial maka dinamakan PDE
variable bebas (independent variables). (Partial Diferential Equation)
Bila hanya ada satu variable bebas yang Contoh :
diasumsikan, maka subyek disebut ODE  + + 2z = 0
(Ordinary Diferential Equation).
 + =+
Contoh :

 y/
 x dy + y dx = 4 dx
Notasi,orde, derajat

•  
Bentuk umum persamaan diferensial linear ;
F [ x,y, ,........ ] = 0 •  
Persamaan diferensial tak linear (non
linear differential equation) ;
Dengan F adalah suatu fungsi real dalam ( n + 2
)
Notasi diatas menyatakan hubungan antara  Orde persamaan diferensial adalah
varabel bebas (x) dan variabel terikat tingkat dari turunan tertinggi yang
(dependent variable) (y) dan berbagai variasi termuat dalam persamaan tersebut.
turunan-turunanya.  Derajat atau pangkat atau tingkat
Persamaan diferentsial linear (linear differential persamaan diferensial adalah pangkat
equation) sering ditulis dalam bentuk ; tertinggi dari turunan tertinggi pada
persamaan diferensial tersebut.
 PD homogen dan non homogen bila
b(x) = 0 PD linear homogen ; jika
b(x) ≠ 0 maka PD linear non
homogen.
DEFINISI
(SOLUSI PERSAMAAN
DIFERENSIAL)
•Perhatikan
F [ x,y, ,........ ] = 0
  PD orde-n dalam bentuk •   ;
Contoh
diatas.suatu fungsi real F yang didefinisikan Fungsi y = A dengan A,B konstan
pada semua x dalam interval real I dan
memiliki suatu turunan ke-n (dan juga semua adalah solusi persamaan
turunan tingkat lebih rendah) untuk semua x diferensial pada interval
I. Fungsi F disebut solusi pada I jika
memiliki 2 syarat; -∞ < x < +∞
Jika ; F[x,y,f(x),f’(x),f’’(x).....,
Untuk sebarang konstan c fungsi
Terdefinisi untuk semua x I, dan
F[x,y,f(x),f’(x),f’’(x).....,=0 y = adalah soalusi persamaan
Untuk semua x I. Yakni subtitusi f(x) dan diferensial dy = pada interval
berbagai turunan untuk y berturut-turut
turunan yang berkaitan menghasilkan -∞ < x < +∞
kesamaan (identity) pada interval I.
SOLUSI UMUM DAN KHUSUS

Solusi umum (general •   ;


contoh
solution) PD orde-n adalah Dengan cara mengintegralkan, PD y’=2x +
3 menghasilkan solusi y =
solusi (baik dinyatan secara Disini konstan C adalah sembarang
implisit maupun eksplisit) bilangan real. Fungsi y = adalah solusi
umum PD y’=2x + 3
yang memuat semua solusi Sedangakan setiap solusi khusus PD y’=2x
yang mungkin pada suatu + 3 deperoleh dari y = dengan mengganti
interval. Dan dapat nilai C dengan konstanta tertentu
Misal untuk C=0, diperoleh solusi khusus
dinyatakan solusi khusus y = dan untuk C=19 diperoleh solusi
(particular solution) jika khusus y =
solusi tersebut bebas dari
sebarang konstan.
MENYUSUN PERSAMAAN DIFERENSIAL

Dalam mempelajari matematika  Menyusun persamaan


terapan sering dijumpai model
matematika yang berkaitan dengan
PD jika diketahui
persamaan diferensial. Misal primitifnya
dalam topik turunan sautu fungsi  Menyusun model
secara langsung sering diperoleh
persamaan diferensial. Dalam persamaan gerak benda
menyelesaikan masalah kehidupan  Menyusun model
sehari-hari sering dijumpai model
matematika yang berkaitan dengan
peluruhan
persamaan diferensial. Berikut
adalah penyajian contoh
persamman diferensial (PD)
MENYUSUN PERSAMAAN DIFERENSIAL JIKA
DIKETAHUI PRIMITIFNYA

Pada dasarnya fungsi primitif y = f(x) •Contoh


•    ;
adalah suatu fungsi yang turunanya
adalah y’ = , cara mencari f(x) dapat Carilah primitif dari
dilakukan dengan mengintegralkan Maka y =
f’(x) terhadap x.
C=konstan sebarang
f(x) =
Dengan C = konstan sebarang Carilah primitif dari
Jadi y = f(x) = adalah primitif dari y’ f’(x) = 2x + 3 sin x +2 cos x yang melalui titik 0,
= sebab
Karena C=konstan maka primitif f(x) Maka ; y =
tidak tunggal. Bila kondisi awal C= sebaang karena primitif melalui (0,5) maka
(initial value), misal f(0)=5 maka C =
5 diperoleh f(x) = yang merupakan untuk x = 0, nilai y = 0 -3.1+2.0+C=5 diperoleh
primitif khusus dari f’(x) C=8 jadi primitif yang ditanyakan adalah y =
Diferensial
fungsi sederhana
Materi Yang Dipelajari
• Kuosien Diferensi dan Derivatif
• Kaidah- Kaidah Diferensiasi
• Hakikat Derivatif dan Diferensial
• Derivatif dari Derivatif
• Hubungan antara Fungsi dan Derivatifnya
- Fungsi menaik dan fungsi menurun
- Titik ekstrim fungsi parabolik
- Titik ekstrim dan titik belok fungsi kubik
Kuosien Diferensi dan Derivatif
• y = f(x) dan terdapat tambahan variabel bebas
x sebesar ∆x
• Maka :

y  f ( x)
y  y  f ( x  x)
y  f ( x  x)  y
y  f ( x  x)  f ( x) (1)
• ∆ x adalah tambahan x, sedangkan ∆ y
adalah tambahan y akibat adanya
tambahan x. Jadi ∆y timbul karena adanya
∆x.
• Apabila pada persamaan (1) ruas kiri dan
ruas kanan sama-sama dibagi ∆x, maka
diperoleh

y f ( x  x)  f ( x)

x x
• Bentuk ∆y/ ∆x inilah yang disebut sebagai
hasil bagi perbedaan atau kuosien diferensi
(difference quotient), yang mencerminkan
tingkat perubahan rata-rata variabel terikat y
terhadap perubahan variabel bebas x
• Proses penurunan fungsi disebut juga proses
diferensiasi  merupakan penentuan limit
suatu kuosien diferensi (∆x sangat kecil)
• Hasil proses diferensiasi dinamakan turunan
atau derivatif (derivative).
Jika y = f(x)
Maka kuosien diferensinya :

y f ( x  x)  f ( x)

x x
lim y lim f ( x  x)  f ( x)

x  0 x x  0 x
penotasian
• Cara penotasian dari turunan suatu fungsi dapat
dilakukan dengan beberapa macam :
Paling lazim
digunakan

lim y dy df ( x)
 y  f ' ( x)  y x  f x ( x) 
'

x  0 x dx dx

∆x sangat kecil maka = ∆y / ∆x

Kuosien diferensi ∆y/ ∆x slope / lereng dari


garis kurva y = f(x)
Kaidah-kaidah diferensiasi
1. Diferensiasi konstanta
Jika y = k, dimana k adalah konstanta, maka dy/dx = 0
contoh : y = 5  dy/dx = 0
2. Diferensiasi fungsi pangkat
Jika y = xn, dimana n adalah konstanta, maka dy/dx =
nxn-1
contoh : y=x3dy/dx=3x3-1=3x2
3. Diferensiasi perkalian konstanta dengan fungsi
Jika y = kv, dimana v = h(x),
 dy/dx = k dv/dx
contoh : y = 5x3  dy/dx = 5(3x2) = 15x2

4. Diferensiasi pembagian konstanta dengan fungsi


jika y = k/v, dimana v=h(x), maka :

dy kdv / dx

dx v2
5 dy 5(3 x 2 ) 15 x 2
contoh : y  3 ,  3 2  6
x dx (x ) x
5. Diferensiasi penjumlahan (pengurangan) fungsi
jika y = u + v, dimana u = g(x) dan v = h(x)
maka dy/dx = du/dx + dv/dx
contoh : y = 4x2 + x3  u = 4x2 du/dx = 8x
 v = x3 dv/dx = 3x2
dy/dx =du/dx + dv/dx = 8x + 3x2

6. Diferensiasi perkalian fungsi


Jika y = uv, dimana u = g(x) dan v = h(x)

dy dv du
maka  u v
dx dx dx
contoh : y  (4 x 2 )( x 3 )
dy dv du
u v  (4 x 2 )(3 x 2 )  ( x 3 )(8 x)  12 x 4  8 x 4  20 x 4
dx dx dx
7. Diferensiasi pembagian fungsi
Jika y = u/v. dimana u = g(x) dan v = h(x)

du dv
v u
dy
maka   dx 2 dx
dx v
2
4x
contoh : y  3
x
du dv
v u
dy dx dx ( x 3
)(8 x )  ( 4 x 2
)( 3 x 2
)
 2

dx v ( x3 )2
8 x 4  12 x 4  4 2
6
 2  4 x
x x
8. Diferensiasi Fungsi komposit

Jika y=f(u) sedangkan u=g(x),dengan bentuk lain


y=f{g(x)}, maka :

dy dy du
 
dx du dx
contoh : y  (4 x 3  5) 2  misal : u  4 x 3  5  y  u 2
du dy
 12 x 2 ,  2u
dx du
dy dy du
   2u (12 x 2 )  2(4 x 3  5)(12 x 2 )  96 x 5  120 x 2
dx du dx
9. Diferensiasi fungsi berpangkat
Jika y=un, dimana u=g(x) dan n adalah konstanta, maka dy/dx =nun-1 .(du/dx)

Contoh :

du
y  (4 x  5) ,  misal : u  4 x  5 
3 2 3
 12 x 2
dx
dy n 1 du
 nu   2(4 x 3  5)(12 x 2 )  96 x 5  120 x 2
dx dx
10. Diferensiasi fungsi logaritmik
Jika y = alogx, maka

dy 1

dx x ln a
dy 1 1
contoh : y  log 2, 
5
 
dx x ln a 2 ln 5
11. Diferensiasi fungsi komposit-logaritmik

Jika y=alogu, dimana u=g(x), maka :

a
dy log e du
 
dx u dx
 x 3
contoh : y  log  
 x2
( x  3) du ( x  2)  ( x  3) 5
misalkan : u    
( x  2) dx ( x  2) 2 ( x  2) 2
a
dy log e du
 
dx u dx
log e 5 5 log e 5 log e
   
 x  3  ( x  2) 2 ( x  3)( x  2) ( x 2  x  6)
 
 x  2 
12. Diferensiasi fungsi komposit-logaritmik-berpangkat
Jika y = (alogu)n, dimana u = g(x) dan n adalah konstanta, maka :

dy dy a log e du
  
dx du u dx
contoh : y  (log 5 x 2 ) 3
du
misalkan u  5 x  2
 10 x
dx
dy 2 2  log e 
 3(log 5 x )  2 (10 x)
dx  5x 
30 x(log 5 x 2 ) 2 log e 6
 2
 (log 5 x ) log e
2 2

5x x
13. Diferensiasi fungsi logaritmik-Napier
Jika y = ln x, maka dy/dx = 1/x
Contoh : y = ln 5, dy/dx = 1/x = 1/5

14. Diferensiasi fungsi Komposit-Logaritmik-Napier


Jika y = ln u, dimana u = g(x), maka :

dy 1 du
 
dx u dx
 x 3
contoh : y  ln  
 x2
( x  3) du 5
misalkan : u   
( x  2) dx ( x  2) 2
dy 1 du ( x  2) 5 5
     2
dx u dx ( x  3) ( x  2) 2
( x  x  6)
15. Diferensiasi fungsi Komposit-Logaritmik-
Napier-berpangkat
Jika y = (ln u)n, dimana u = g(x) dan n : konstanta
Maka :

dy dy 1 du
  
dx du u dx
contoh : y  (ln 5 x 2 ) 3
du
misalkan u  5 x  2
 10 x
dx
dy 2 2 1  6
 3(ln 5 x )  2 (10 x)  (ln 5 x 2 ) 2
dx  5x  x
16. Diferensiasi fungsi eksponensial

Jika y = ax, dimana a : konstanta, maka :dy/dx = ax ln a


Contoh : y = 5x,

dy
 a ln a  5 ln 5
x x

dx
dy
Dalam hal y  e , maka  e juga,
xx

dx
sebab ln e  1
17. Diferensasi fungsi komposit - eksponensial
Jika y = au dimana u = g(x), maka :

dy du
 a ln a
u

dx dx
3 x2 4 du
Contoh : y  9 misalkan u  3 x  4 
2
 6x
dx
dy du 3 x 2 4 3 x2 4
 a ln a
u
9 (ln 9)(6 x)  (6 x)9 ln 9
dx dx
dy u du
Kasus Khusus : dalam hal y  e , maka
u
e
dx dx
18. Diferensiasi fungsi kompleks
Jika y = uv, dimana u =g(x) dan v =h(x)
Maka :
dy v 1 du dv
 vu   u  ln u 
v

dx dx dx
x3
contoh : y  4 x , misalkan : u  4 x  du / dx  4
v  x 3  dv / dx  3 x 2
dy v 1 du dv
 vu   u  ln u 
v

dx dx dx
x 3 1 x3
 ( x )4 x
3
(4)  4 x ln 4 x(3 x 2 )
x3  2 x3  2
 16 x  12 x ln 4 x
x 3 2
 4x ( 4  3 ln 4 x)
19. Diferensiasi fungsi balikan
Jika y = f(x) dan x = g(y) adalah fungsi-fungsi yang saling berbalikan
(inverse functions)
Maka :

dy 1

dx dy / dx
contoh :
x  5 y  0,5 y 4

dy dy 1 1
 5 2y  3
 
dx dx dy / dx (5  2 y )
3
20. Diferensiasi Implisit
Jika f (x, y)=0 merupakan fungsi implisit sejati (tidak mungkin
dieksplisitkan), dy/dx dapat diperoleh dengan
mendiferensiasikan suku demi suku, dengan menganggap y
sebagai fungsi dari x

contoh :
dy
4 xy 2  x 2  2 y  0, tentukan
dx
dy dy
8 xy  4 y 2  2x  2 0
dx dx
dy
 8 xy  2  2 x  4 y 2
dx
dy 2 x  4 y 2 x  2 y 2
 
dx 8 xy  2 4 xy  1

Anda mungkin juga menyukai