Anda di halaman 1dari 32

ASPEK HUKUM

DISIPLIN HUKUM DAN


PERISTILAHAN HUKUM

Disampaikan oleh Dr.H.Koesnadi SH.MH


Dalam Pelayanan Kebidanan
Aspek Hukum dalam Praktek
Kebidanan
Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan
merupakan suatu hal yang penting dan di tuntut dari
suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan
dengan keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggung
jawaban dan tanggung gugat (accountability) atas
semua tindakan yang dilakukannya.
Sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh bidan
harus berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence
based. Accountability diperkuat dengan satu landasan
hukum yangmengatur batas-batas wewenang profesi
yang bersangkutan.
Dengan adanya legitimasi kewenangan
bidan yang lebih luas, bidan memiliki
hak otonomi dan mandiri untuk
bertindak secara profesional yang
dilandasi kemampuan berfikir logis
dan sitematis serta bertindak sesuai
standar profesi dan etika profesi
Pengertian Hukum dengan
keterkaitannya dengan moral dan etika

Hukum adalah himpunan petunjuk atas kaidah


atau norma yang mengatur tatatertib dalam suatu
masyarakat, oleh karena itu harus di taati oleh
masyarakat yang bersangkutan.

Hukum adalah aturan di dalam masyarakat tertentu.


Hukum di lihat dari isinya terdiri dari norma atau
kaidah tentang apa yang boleh dilakukan dan
tidak, dilarang atau diperbolehkan.
Hukum memiliki pengertian yg beragam
karena memiliki ruang lingkup dan
aspek yg luas.

Hukum dpt diartikan sbgai ilmu


pengetahuan, disiplin,kaidah,tata hukum,
petugas atau hukum, keputusan penguasa,
proses pemerintahan, sikap dan tindakan yg
teratur dan juga sbgai suatu jalinan nilai-nilai.

Hukum juga merupakan bagian dari norma


yaitu norma hukum
Disiplin hukum adalah :

- suatu sistem ajaran tentang


hukum

- ilmu hukum merupakan satu


bagian dari disiplin hukum
Bagian Disiplin Hukum a.l. :
1. Ilmu Hukum
a. kaidah hukum (validitas sebuah hukum)
b. kenyataan hukum (sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi,
c. pengertian hukum

2. Filsafat Hukum
a.sistem ajaran yang pada hakikatnya menjadi kerangka utama
dari segala
b.ilmu hukum dan hukum itu sendiri beserta segala unsur
penerapan dan
c.pelaksanaan.

3. Politik Hukum
Arah atau dasar kebijakan yang menjadi landasan pelaksanaan
dan penerapan hukum yang bersangkutan
Disiplin Hukum mencakup paling
sedikit tiga bidang :
Yaitu
ilmu-ilmu hukum, politik hukum dan filsafat
hukum.

Dalam hal ini dapat dikatakan, bahwa


filsafat hukum mencakup kegiatan
perenungan nilai-nilai, perumusan nilai-nilai
dan penyerasian nilai-nilai yang
berpasangan, akan tetapi yang tidak jarang
bersitegang
Macam-macam Hukum
Hukum itu dapat dibedakan :
- menurut bentuk
- menurut sifat
- menurut sumber
- menurut tempat berlaku
- menurut isi dan cara
mempertahankannya
Menurut bentuknya, hukum itu
dibagi menjadi
1). Hukum Tertulis :
• Adalah hukum yang dituliskan atau dicantumkan dlm perundang-
undangan.
Contoh : hukum pidana dituliskan pada KUHPidana, hukum
perdata dicantumkan pada KUHPerdata.
• Hukum tertulis sendiri masih dibagi menjadi dua, yakni hukum tertulis
yang dikodifikasikan dan yang tidak dikodifikasikan.
Dikodifikasikan artinya hukum tersebut dibukukan dalam lembaran
negara dan diundangkan atau diumumkan.
Indonesia menganut hukum tertulis yang dikodifikasi.
• Kelebihannya adalah adanya kepastian hukum dan penyederhanaan
hukum serta kesatuan hukum.
• Kekurangannya adalah hukum tersebut bila dikonotasikan bergeraknya
lambat atau tidak dapat mengikuti hal-hal yang terus bergerak maju
2).Hukum Tidak Tertulis

Adalah hukum yang tidak dituliskan


atau tidak dicantumkan dalam
perundang-undangan.

Contoh : hukum adat tidak dituliskan


atau tidak dicantumkan pada
perundang-undangan tetapi dipatuhi
oleh daerah tertentu
Menurut sifatnya, hukum itu
dibagi menjadi
1). Hukum yang mengatur
• Hukum yang dapat diabaikan bila pihak-pihak
yang bersangkutan telah membuat peraturan
sendiri.
2). Hukum yang memaksa
• Hukum yang dalam keadaan apapun memiliki
paksaan yang tegas
Menurut sumbernya, hukum itu
dibagi menjadi
1.Hukum Undang-Undang
• Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-
undangan.
2. Hukum Kebiasaan (adat),
• Hukum yang ada di dalam peraturan-peraturan adat.
3. Hukum Jurisprudensi
• Hukum yang terbentuk karena keputusan hakim di masa yang
lampau
• dalam perkara yang sama.
4. Hukum Traktat
• Hukum yang terbentuk karena adanya perjanjian antara
negara yang
• terlibat di dalamnya
Menurut tempat berlakunya,
hukum itu dibagi menjadi :
1. Hukum Nasional
• Hukum yang berlaku dalam suatu
negara.
2. HUkum Internasional
• Hukum yang mengatur hubungan
antar negara.
3. Hukum Asing
• Hukum yang berlaku di negara asing
Menurut isinya, hukum itu
dibagi menjadi
1. Hukum Privat (Hukum Sipil)
• Hukum yang mengatur hubungan antara perseorangan dan orang yang lain.
• Dapat dikatakan hukum yang mengatur hubungan antara warganegara
• dengan warganegara.
• Contoh: Hukum Perdata dan Hukum Dagang.
• Tetap dalam arti sempit hukum sipil disebut juga hukum perdata.

2. Hukum Negara (Hukum Publik)


• Dibedakan menjadi hukum pidana, tata negara dan administrasi negara.
• a. Hukum Pidana
• Hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan negara
• b. Hukum Tata Negara
• Hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan alat
• perlengkapan negara.
• c. Hukum Administrasi Negara
• Hukum yang mengatur hubungan antar alat perlengkapan negara, hubungan
• pemerintah pusat dengan daerah.
PROFESI
KEBIDANAN

PELAYANAN KESEHATAN KEPADA


MASYARAKAT

ETIK DISIPLIN HUKUM


2.PROSEDUR PENANGANAN DISIPLIN

Majelis Dipsiplin Tenaga - Tingkat Pusat


Kesehatan - Tingkat Propinsi

- Tingkat Kesalahan
Keputusan Terakhir
- Kebijakan

Teguran Tertulis

Teguran Lesan

Pelanggaran SOP , SAK


3.SANKSI DISIPLIN

Keppres
No.56/1995

Majelis Disiplin Tenaga


Kesehatan (MDTK)

Bertugas meneliti dan menentukan ada atau


tidaknya kesalahan atau kelalaian dalam me
nerapkan standar profesi yg dilakukan oleh
tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan
Perbedaan Etik , Disiplin dan Hukum

Bidang Sifat Tujuan Sanksi

Etik Intern a.Menjaga mutu profesi Berupa tuntunan


Profesi (self-imposed b.Memelihara harkat- teguran, skorsing ,
Regultion) martabat profesi pemecatan ( dari
(tidak berlaku umum) organisasi) oleh MKEK

Disiplin Hukum publik Memelihara tata-tertib Teguran , skorsing ,


(ada unsur Anggota profesi pemecatan & penca –
Pemerintah) (tidak berlaku bagi bukan butan hak-2 (dari Peme
Anggota profesi) Rintah) oleh MDTKI

Hukum Berlaku umum Menjaga ketertiban masya Berupa tuntutan


(sifat memaksa) rakat luas (termasuk anggo Hukum Perdata ;
Ta profesi) - ganti rugi
Hukum Pidana ;
-hukuman badan
-pemecatan
Prosedur Penanganan Hukum

Pengadilan

Masalah Hukum

Kepolisian
Masalah
Analisis •Disiplin
Organisasi Profesi •Etik
•Hukum

Kelalaian :
Pelanggaran •Tugas
•Menyebabkan cedera
•Tidak memenuhi standar
PENYELESAIAN SENGKETA
DILUAR JALUR PERADILAN

Cara Menyelesaikan Sengketa di Luar Pen


gadilan
Sengketa kerap terjadi di mana dan
kapan saja. Terutama bagi mereka yang
terjun di dunia bisnis, perselisihan akan
selalu ada, baik dengan relasi, klien,
konsumen, maupun lawan atau saingan
bisnis.
Berbagai cara digunakan untuk
menyelesaikannya, entah itu melalui
pengadilan atau di luar pengadilan. Bagi
pembuat keputusan yang bijak, tentu
mereka akan memilih jalur kedua, yaitu
di luar pengadilan.
Jalur ini lebih aman dibandingkan jalur
pengadilan.
Artinya, lebih memiliki banyak
keuntungan dan kemudahan
dibandingkan dengan proses sidang di
pengadilan.
Penyelesaian model ini, yang dikenal di
Indonesia ada empat jenis
yaitu sistem Negoisasi, Mediasi,
Konsiliasi, dan Arbitrase.
Negosiasi, merupakan
komunikasi dua arah
• Negosiasi adalah proses upaya untuk
mencapai kesepakatan dengan pihak
lain, suatu proses interaksi dan
komunikasi yang dinamis dan
beranekaragam.
• Atau bisa dikatakan, negosiasi
merupakan proses tawar-menawar
dari masing-masing pihak untuk
mencapai kesepakatan.
Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa
dengan perantaraan pihak ketiga (mediator)

Yakni pihak yang memberi masukan-masukan


kepada para pihak untuk menyelesaikan
sengketa mereka. Namun, pada masing-
masing pihak tidak terdapat kewajiban untuk
menaati apa yang disarankan oleh mediator.

Mediasi bisa dilakukan di pengadilan atau di


luar pengadilan, tergantung keinginan dua
belah pihak.
Konsiliasi prosesnya hampir serupa
dengan mediasi, tetapi biasanya diatur
oleh undang-undang.

Yaitu ketika suatu pihak diwajibkan


hadir, konsiliator cenderung menekan
dan bertanggung jawab atas norma
sesuai undang-undang atau badan
terkait, dan langkah hukum akan
diambil bila kesepakatan tidak
tercapai.
Arbitrase, yaitu penyelesaian
sengketa melalui badan arbitrase.

Artinya, penyelesaian atau pemutusan


sengketa oleh seorang hakim atau
para hakim berdasarkan persetujuan
bahwa para pihak akan tunduk pada
atau menaati keputusan yang
diberikan oleh hakim atau para hakim
yang mereka pilih atau mereka tunjuk.
Kenapa demikian?
Pasalnya, jika kita menempuh proses hukum
melalui pengadilan, biaya yang dikeluarkan
akan lebih besar dan lamanya proses karena
bertumpuknya berkas-berkas pengajuan
lainnya di pengadilan. Sedangkan jika kita
menempuh dari keempat jenis ini, perkara
tidak akan terbuka ke masyarakat umum,
biaya lebih murah, bersifat win-win solution,
dan fleksibel.
PENYELESAIAN SENGKETA DALAM
JALUR PERADILAN
• Melalui Pengadilan umum

• Pengadilan Negeri berwenang memeriksa sengketa bisnis,


mempunyai karakteristik :

1)      Prosesnya sangat formal


2)      Keputusan dibuat oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh
negara (hakim)
3)      Para pihak tidak terlibat dalam pembuatan keputusan
4)      Sifat keputusan memaksa dan mengikat (Coercive and
binding)
5)      Orientasi ke pada fakta hukum (mencari pihak yang bersalah)
6)      Persidangan bersifat terbuka

Anda mungkin juga menyukai