Anda di halaman 1dari 12

IBD, IAD, ISD

(MASALAH INDIVIDU, KELUARGA DAN


MASYARAKAT)

Dosen;
Febriyanto
INDIVIDU
 Arti dan Makna Individu
 Individu diartikan sebagai ”seorang manusia” yang tidak dapat
dipisah-pisahkan antara jiwa dan raga.

 Bila mengamati sesuatu bukan hanya dengan mata , tetapi juga


dengan minat dan perhatian. Minat dan perhatian dipengaruhi oleh
niat dan kebutuhan.

 Manusia sebagai individu juga diartikan tiap-tiap orang itu merupakan


pribadi yang khas menurut corak kepribadiannya termasuk kecakapan
dan kelebihannya.

 Menurut Fallport, kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-


sistem psycho-physik dalam individu yang turut menentukan caranya
yang unik (khas) dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya
(Soewaryo Wangsanegara, 1986 : 26).
INDIVIDU
 Arti dan Makna Individu
 Menjadi individu yang ”mandiri” harus melalui proses. Proses
yang dilalui pada tahap pertama adalah pemantapan pergaulan
di dalam lingkungn keluarga.

 Sejak lahir manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain


untuk memenuhi kebutuhan batiniah dan lahiriah yang
membentuk ”dirinya”.

 Menurut Sigmund Freud dalam Soewaryo Wangsanegara, (1986


: 26), superego pribadi manusia sudah mulai terbentuk pada
saat manusia berumur 5 – 6 tahun.
INDIVIDU

 Pertumbuhan dan Perkembangan Individu


 Menurut ilmu jiwa pada anak usia dua bulan dalam kandungan
telah mempunyai ikatan psikis dengan ibu kandungnya.

 Jikatidak ada hubungan psikis tersebut perkembangan calon bayi


akan terhambat. Setelah lahir bayi membutuhkan kasih sayang
ibu dan pergaulan dengan lingkungan keluarga.

 Perkembangan individu menjadi seorang pribadi, tidak hanya


didukung dan dihambat oleh dirinya sendiri, melainkan juga
didukung dan dihambat oleh kelompok sekitarnya.
INDIVIDU
 Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
 Menurut Soewaryo Wangsanegara (1986 : 27), upaya mendidik generasi muda
hendaknya berpatokan pada ketiga aspek yang harus dilakukan seiring, serasi
dan seimbang. Ketiga aspek tersebut adalah:
 Sebagai makhluk individu, yakni mempunyai karakter yang khas menurut

corak kepribadian, sehingga berbeda dengan individu lain.

 Sebagai makhluk sosial, yakni mampu berinteraksi sosial dengan


lingkungannya dan harus disadari bahwa ia adalah bagian dari kelompok
sosial yang memiliki perbedaan (ras, suku, agama dan kebudayaan.

 Sebagai makhluk berketuhanan yakni benar-benar menyadari tentang


kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan
Keluarga
 Keluarga adalah kelompok orang yang ada hubungan darah atau terbentuk
karena perkawinan (Abu Ahmadi, 1991 : 95).

 Menurut Emile Durkheim dalam Soewaryo Wangsanegara (1986 : 29),


keluarga terdiri dari:
 Keluarga konjugal yakni keluarga alam perkawinan monogami, terdiri
atas ayah, ibu dan anak-anak. Keluarga ini sering disebut keluarga inti
atau keluarga batih.
 Keluarga konsanguin yakni keluarga yang ada hubungan darah atau
satu keturunan. Seperti keluarga pada suku Batak yang terhimpun
berdasarkan garis marga.

 Keluarga terbentuk karena perkawinan. Keluarga adalah satuan sosial


terkecil yang dipunyai oleh manusia secara sosial.
 Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana,
estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia
bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya.

 Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah


filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang
dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa.

 Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi


seni.
Keluarga
 Fungsi keluarga antara lain adalah:
 Pembentukan kepribadian. Orang tua memberi dasar kepribadian kepada
anak-anaknya dengan tujuan untuk memproduksikan serta melestarikan
kepribadian mereka.
 Alat reproduksi kepribadian-kepribadian
yang berakar pada etika, estetika
dan moral keagamaan dan kebudayaan yang berkorelasi fungsional.
 Keluarga merupakan eksponen kebudayaan masyarakat keluarga adalah
jenjang dan perantara pertama dalam transimisi kebudayaan.
 Sebagai perkumpulan perekonomian

 Pusat pengasuhan dan pendidikan . (Soewaryo Wangsanegara, 1986 : 30)


Sistem Kekerabatan
 Sistem kekerabatan adalah serangkaian aturan yang mengatur penggolongan
orang-orang yang sekerabat, yang melibatkan adanya berbagai tingkat hak dan
kewajiban di antara orang-orang yang sekerabat.

 Istilah kekerabatan adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan identitas


para kerabat.

 Menurut Soewaryo Wangsanegara (1986 : 31), ada tiga macam sistem


kekerabatan, yaitu:
 Matrilineal, aturan kekerabatan berdasarkan garis keturunan dari pihak ibu.
 Patrilineal, aturan kekerabatan berdasarkan garis keturunan dari pihak bapak.
 Bilateral, aturan kekerabatan berdasarkan garis keturunan dari pihak ibu
maupun pihak bapak
Masyarakat
 Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki
tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama
ditaati dalam lingkungannya (Abu Ahmadi, 1991 : 97).
 Menurut Soewaryo Wangsanegara (1986 : 33), masyarakat
berdasarkan perkembangan dan pertumbuhannya dapat
digolongkan menjadi:
 Masyarakat sederhana (primitif).
 Pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis

kelamin yang didasari atas perbedaan kemampuan fisik.


 Masyarakat maju.
 Kelompok organisasi kemasyarakatan tumbuh dan berkembang

berdasarkan kebutuhan serta tujuan yang akan dicapai.


Masyarakat
 Masyarakat maju terdiri:
 Masyarakat non industri yang terdiri dari:
 Kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin intensif

karena para anggota sering berdialog "face to face group".


Sifat interaksi bercorak kekeluargaaan dan lebih
berdasarkan simpati. Pembagian kerja tidak secara tegas.
Contoh keluarga, RT, kelompok belajar dan kelompok
agama.
 Kelompok sekunder. Terdapat interaksi tak langsung, formal

dan kurang bersifat kekeluargaan. Pembagian kerja diatur


atas pertimbangan rasional objektif dan atas kemampuan
masing-masing. Contoh organisasi parta politik dan
organisasi profesi.
Masyarakat
 Masyarakat maju terdiri:
 Masyarakat industri
 Jika pembagian kerja bertambah komplek, suatu tanda

bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi.


 Solidaritas didasarkan pada hubungan saling

ketergantungan antara kelompok yang telah mengenal


pengkhususan yakni kepandaian/keahlian khusus yang
dimiliki seseorang secara mandiri sampai batas tertentu.

Anda mungkin juga menyukai