Anda di halaman 1dari 13

NAMA KELOMPOK :

1. MELLISA NORHALIDA (2019-011)


2. IRMA NANDA KHARUNIA (2019-015)
3. M. RAEKHAN ARI (2019-019)
4. WINDHIYA ALFATIKHA P (2019-032)
5. ANDREAN JULIANTO (2019-043)
Aspek Pelindungan Konsumen dalam
Penjualan Make UP Tanpa Izin BPOM
Pengertian Perlindungan Hukum Konsumen
 Perlindungan konsumen adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perlindungan
hukum yang diberikan kepada konsumen dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dari
hal-hal yang merugikan konsumen itu sendiri. Perlindungan hukum merupakan upaya
penting untuk menjamin adanya kepastian hukum yang melindungi konsumen, karena
kedudukan konsumen lebih cenderung menjadi sasaran itikad buruk dari pelaku usaha.
 tujuan hukum itu adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat. Oleh karena itu
pengaturan perlindungan konsumen dapat dilakukan dengan:
1. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur keterbukaan akses
dan informasi, serta menjamin kepastian hokum
2. Melindungi kepentingan konsumen pada khususnya dan kepentingan seluruh pelaku usaha
3. Memberikan perlindungan kepada konsumen dari praktek usaha yang menipu dan
menyesatkan
Pengertian Konsumen dan Pelaku Usaha
• Pengertian konsumen terdapat dalam Pasal 1 angka 2 yaitu setiap orang pemakai
barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
• Pengertian Pelaku Usaha Dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlndungan Konsumen Pasal 1 angka 3 meyebutkan bahwa pelaku usaha adalah
setiap orang-perorang atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum
maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun
bersama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai
bidang ekonomi. Dalam penjelasannya menyatakan bahwa pelaku usaha yang
termaksud dalam pengertian ini adalah perusahaan, koperasi, BUMN, korporasi,
importer, pedagang, distributor, dan lain-lain
HAK-HAK KONSUMEN PADA PASAL 4 UUPK YANG HARUS DILINDUNGI

 Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa
 Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai
dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan
 Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa
 Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan
 Hak untuk mendapatakan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan
konsumen secara patut
LANJUTAN
 HAK UNTUK MENDAPAT PEMBINAAN DAN PENDIDIKAN KONSUMEN
 HAK UNTUK DIPERLAKUKAN ATAU DILAYANI SECARA BENAR DAN JUJUR SERTA
TIDAK DISKRIMINATIF
 HAK UNTUK MENDAPATKAN KOMPENSASI, GANTI RUGI DAN/ATAU PENGGANTIAN,
APABILA BARANG DAN/ATAU JASA YANG DITERIMA TIDAK SESUAI DENGAN
PERJANJIAN ATAU TIDAK SEBAGAIMANA MESTINYA
 HAK-HAK YANG DIATUR DALAM KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN LAINNYA
KEWAJIBAN KONSUMEN
• Didalam pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
juga menyebutkkan mengenai kewajiban konsumen adalah sebagai berikut
a. Membaca atau mengikuti petunujuk informasi dan prosedur permakaian atau
pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan
b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa
c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati
d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut
perlindungan hukum bagi Konsumen pengguna
produk kosmetik wajah bermerak “Cream Rose”
yang dirugikan pelaku usaha.
• Produk kosmetik yang dimaksudkan salah satunya adalah kosmetik wajah yang
bermerekan “Cream Rose”. Produk kosmetik ini di produksi oleh produsen di Serang,
Banten dan kandungan zat bahaya yang terdapat didalam produk ini tiga macam yaitu :
a) Hidrokinon
b) Asam retinoat
c) Merkuri
• Tiga zat yang disebutkan diatas tidak boleh ditambahkan ke kosmetik dikarekan
membahayakan kesehatan dan bahkan bisa memicu kanker. Data tersebut menunjukan
bahwa kosmetik berbahaya yang menimbulkan kerugian bagi konsumen masih sangat
banyak dijumpai dipasaran termasuk juga di Yogyakarta. Padahal ketika bahan dasar
obat itu dicampurkan dalam pembuatan produk kosmetik akan menimbulkan efek
samping bagi pemakainya salaah satunya adalah iritasi yang timbul pada kulit jerawat
Produk Cream Rose telah dinyatakan oleh BPOM Yogyakarta bahwa tidak mempunyai ijin dan
tidak terdaftar sebagai Badan Usaha Kosmetik yang telah dilakukan pengecekan pada usahanya
oleh BPOM, terkait hal ini BPOM Yogyakarta telah melakukan menyitaan 416 jumlah item atau
2.936 kemasaan produk kosmetik tanpa izin edar dan serta mengandung bahas berbahaya.
Kosmetik tersebut disita dari 48 toko dan swalayan di wilayah DIY. Sandra yang merupakan kepala
BPOM Yogyakarta menjelaskan bahwa dari razia kosmetik yang ditermukan juga merupakan
produk kosmetik yang masuk public warning. Produk kosmetik yang berjenis krim siang dan
malam. Sandra pun juga menjelaskan bahwa produk jenis ini sudah beberapa kali di grebeg oleh
pihak BPOM Yogyakarta.
 Pasal 4 huruf a “beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya” setiap pelaku usaha wajib beritikad
baik dalam menjalankan usahanya khususnya dalam bidang kosmetik. Salah satu cara beritikad baik adalah
dengan mengedarkan produk kosmetik yang aman serta jelas dari mana asal produk tersebut seperti
misalnya mencantumkan nomor registrasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
 Pasal 8 ayat 1 “Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan atau jasa yaitu :
A. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan pertauran
perundang-undangan
B. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hitungan sebagaimana yang
dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut
C. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang
sebenarnya
Lanjutan

D. Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemajuan sebagaimana dinyatakan dalam label,
etiket atau keterangan barang dan/jasa terebut
E. Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya mode, atau penggunaan tertentu
sebagimana dinyatakan dalam label atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut
F. Tidak sesuai dengan janji dinyatakan dalam label, etiket keterangan, iklan atau promise penjualan barang
dan/atau jasa tersebut
G. Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu penggunaan/pemanfataan yang paling baik atas
barang tertentu
H. Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan “halal” yang dicantumkan
dalam label
I. Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama barang, ukuran, berat/isi bersih
atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta
keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/dibuat
SANKSI TERHADAP PELAKU USAHA
• Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran dalam memproduksi, menjual, dan/atau mengedarkan produk
kosmetik dapat dikenakan sanksi pidana sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan,
yaitu di dalam Undang-Undang No.36 Tahun 2009 KUHP tentang kesehatan, yaitu sebagai berikut :
a) Untuk pelaku usaha yang melakukan kecurangan dan tidak memenuhi persyaratan mengenai produk
kosmetik (mengandung bahan berbahaya) yang telah diatur sebagaimana mestinya, dapat dikenakan Pasal
196 dengan ancaman pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah).
b) Untuk pelaku usaha yang tidak memiliki izin edar atas suatu produk kosmetik yang diproduksi, dijual,
maupun diedarkan dapat dikenakan Pasal 197 dengan ancaman pidana paling lama 15 (lima belas) tahun
dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).
TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA

 Terkait dengan hal tersebut, dari Pasal 19 UUPK dapat disimpulkan bahwa pelaku usaha tidak
dapat lepas dari tanggung jawabnya atas produk kosmetik yang diproduksi maupun dijualnya.
Tanggung jawab pelaku usaha tersebut yaitu :
a. Tanggung jawab ganti rugi atas kerusakan
b. Tanggung jawab ganti rugi atas pencemaran
c. Tanggung jawab ganti kerugian atas kerugian konsumen

Anda mungkin juga menyukai