2
Bentuk-bentuk Karya Sastra Melayu Klasik
Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang terdiri dari 2 baris 1 bait, kedua
lariknya merupakan kalimat majemuk yang selalu berhubungan
menurut hubungan sebab-akibat.
Baris pertama merupakan syaratnya sedangkan baris kedua
merupakan jawabannya. Gurindam berisi petuah atau nasihat.
Dengan guru hendaklah hormat
Supaya badan hendak selamat
Kalau cakap tidak cermat (Sebab)
Tentu kamu tidak selamat (Akibat)
Barang siapa tiada memegang agama (Syarat)
Sesekali tidak boleh dibilangkan nama. (Jawaban)
3
Bentuk-bentuk Karya Sastra Melayu Klasik
Hikayat
Salah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah, cerita,
dongeng maupun sejarah. Hikayat mengisahkan tentang kehebatan
maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, ke-
saktian serta mukjizat tokoh utama.
Ciri-ciri Hikayat
Bersifat istana sentris
Anonim (nama pengarang tidak dicantumkan)
Berkembang secara statis
Bersifat imajinatif, hanya bersifat khayal
Lisan, karena disebarkan lewat mulut ke mulut
Berbahasa klise, meniru bahasa penutur sebelumnya
Bersifat logis, menggunakan logika sendiri tidak sesuai dengan
logika sendiri
4
Bentuk-bentuk Karya Sastra Melayu Klasik
Karmina
adalah pantun dua baris. Populer disebut pantun kilat. Baris pertama
sampiran dan baris kedua langsung isi. Memiliki pola sajak lurus (a-
a). Biasanya dipakai untuk menyampaikan sindiran ataupun ungka-
pan secara langsung.
Sudah gaharu cendana pula (sampiran)
Sudah tahu masih bertanya pula (isi)
Pantun
Pantun ialah puisi lama yang terikat oleh syarat-syarat tertentu (jum-
lah baris, jumlah suku kata, kata, persajakan, dan isi).
Ciri-ciri pantun:
terdiri dr sejumlah baris yg selalu genap dan merupakan satu ke-
satuan yang disebut bait.
Setiap baris terdiri dari 4 kata yang dibentuk dari 8-12 suku kata.
Bait pertama merupakan sampiran, bait berikutnya merupakan isi
Persajakan antara sampiran dan isi selalu paralel (ab-ab atau abc-
abc atau abcd-abcd atau aa-aa)
Bentuk-bentuk Karya Sastra Melayu Klasik
Seloka
Merupakan bentuk puisi melayu klasik, berisikan pepatah
maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau,
sindiran bahkan ejekan.
Biasanya ditulis 4 baris memakai bentuk pantun atau syair,
kadang-kadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih
dari 4 baris
Biasanya seloka terdiri dari 4 baris, 1 bait tetapi persajakan-
nya datar (aaaa).
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang