Anda di halaman 1dari 16

KANKER

SERVIKS
Nama Kelompok III A
• Ni Made Ayu Candra Dewi
(2108611010)
• Anak Agung Gede Jaya Darmika
(2108611011)
• Ni Made Yunita Pratiwi
(2108611012)
• Anak Agung Ngurah Pradipta Dwipayana
(2108611013)
EPIDEMIOLOGI
WHO (2021)
Pada tahun 2020, sebanyak 604.000 wanita menderita
penyakit kanker serviks di seluruh dunia dan sebanyak
342.000 wanita meninggal dunia

Phan et al (2020)
Asia Tenggara menempati posisi ketiga di wilayah Asia terkait insiden
dan mortalitas kanker serviks dengan 64.456 kasus (19,81%) dengan
kasus kematian terbaru sebesar 35.738 kasus (21,22%).

Phan et al (2020)
Lima Negara di ASEAN yang memiliki insiden dan kematian
akibat kanker serviks diantaranya : Indonesia, Thailand,
Philiphina, Myanmar dan Vietnam

Pangribowo (2019)
Kejadian kanker serviks di Indonesia pada tahun 2013 sampai
2018 meningkat 1,4% per 1000 penduduk

Pangribowo (2019)
Prevalensi penyakit kanker serviks tertinggi terdapat pada
provinsi Yogyakarta dengan persentase 4,86% per 1000
penduduk
ETIOLOGI
• Kanker serviks adalah penyakit menular seksual
yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus
(HPV) yang menginfeksi epitek skuamosa serviks.

• HPV tipe 16 dan 18 mengakibatkan peningkatan


ekspresi protein E6 dan E7 yang menghalangi
proses regulasi siklus sel yaitu dengan cara
mengikat dan menginaktivasi dua protein
suppressor tumor yaitu protein p53 dan
retinoblastoma (pRb).
• Protein E6 mengikat p53 dan menyebabkan
degradasi protein p53
• Sedangkan E7 mengikat pRb menyebabkan
lepasnya E2F dari untaian DNA sehingga siklus sel
tidak terkontrol.
4
Gejala dan Tanda
Umumnya
Tidak menimbulkan tanda atau gejala dan tidak
terdeteksi

Sering terjadi
• Pendarahan pasca berhubungan
• Pendarahan pasca menopause
• Ketidaknyamanan saat berhubungan
• Keputihan berbau busuk
• Keputihan bernoda darah Stadium lanjut
• Sakit perut dan panggung • nyeri pinggang dan perut bagian bawah karena
desakan tumor
• Oligo
• anuria

Gejala lanjutan
• Fisfula vesikovaginal
• Fisfula rektovaginal
• Pembengkakan tungkai
DATA LABORATORIUM
Pemeriksaan sejak dini dengan • Pada umumnya diagnosis kanker
berbagai metode seperti, Pap serviks ditegakkan berdasarkan
smear, Inspeksi Visual Asam pemeriksaan klinik dan anamnesis.
Asetat (IVA), Inspeksi Visual • Pemeriksaan klinik seperti inspeksi,
Lugoliodin (VILI), Test DNA PET ( Positron Emission Tomography)
HPV. scan, kolposkopi , biopsi serviks,
sistoskopi, USG ( Ultrasoografi ), BNO
-IVP, rektoskopi ( teropong anus),
foto toraks dan bone scan , CT scan
atau MRI.
STAGE KANKER SERVIKS
• Klasifikasi stadium kanker
serviks menurut FIGO (The
International Federation Of
Gynecology and Obstetrics )
sebagai berikut :
• Stadium I : IA, IA1, IA2, IB, IB1,
IB2
• Stadium II : IIA, IIA1, IIA2, IIB
• Stadium III : IIIA, IIIB
• Stadium IV : IVA, IVB
PANDUAN TERAPI
• Tatalaksana Terapi Kanker Serviks
Menurut Kemenkes RI tahun 2017, ada dua
penatalaksanaan terpai kanker serviks yaitu :
1. Lesi Prakanker Serviks
Pada penatalaksanaan terapi pada lesi pra kanker
serviks menggunakan terapi NIS (Neoplasia
Intraepitel Serviks) dengan dekstruksi lokal.
2. Tatalaksana Kanker Serviks Invasif,
Berdasarkan stadium kanker serviks yang
diderita sebagai berikut :

8
2. Tatalaksana Kanker Serviks Invasif
Stadium Penatalaksanaan
0 Dilakukan tindakan konisasi
IA1 Operasi trakelektomi radikal dan limfadenektomi pelvik apabila fertilitas dipertahankan. Jika terjadi
kontraindikasi medik dapat dilakukan Brakhiterapi.
IA2, IB1, Operatif. Memerlukan Rekomendasi A dan dilakukan histerektomi radikal dengan limfadenektomi
IIA1 pelvic. Ajuvan Radioterapi (RT) atau Kemoradiasi dilakukan jika terdapat faktor risiko seperti
metastasis parametrium, metastasis KGB, deep stromal invasion, LVSI dan faktor risiko lainnya.
Non operatif. Dilakukan Radiasi (EBRT dan brakiterapi) kemoradiasi (radiasi: EBRT dengan
kemoterapi konkuren dan brakiterapi).

IB2, IIA2 Operatif (Rekomendasi A). Histerektomi radikal dan pelvik limfadenektomi. Apabila dilakukan
ajuvan radioterapi atau kemoterapi maka dilihat faktor risiko, dan hasil patologi anatominya.
Neoajuvan kemoterapi (Rekomendasi C). Tujuan dilakukannya Neoajuvan Kemoterapi yaitu untuk
mengecilkan massa tumor primer sehingga dapat mengurangi risiko komplikasi operasi.

IIB Kemoradiasi (Rekomendasi A), Radiasi (Rekomendasi B), Neoajuvan kemoterapi (Rekomendasi C),
Kemoterapi (tiga seri) dilanjutkan radikal histerektomi dan pelvik limfadenektomi, Histerektomi
ultraradikal.
2. Tatalaksana Kanker Serviks Invasif
Stadium Penatalaksanaan
IIIA, IIIB Kemoradiasi (Rekomendasi A) dan Radiasi (Rekomendasi B)
IIIB dengan Nefrostomi / hemodialisa jika diperlukan, Kemoradiasi dengan regimen non cisplatin
CKD atau Radiasi

IVA tanpa Apabila dengan fistula rekto-vaginal maka dilakukan kolostomi, dilanjutkan dengan
CKD Kemoradiasi Paliatif, atau Radiasi Paliatif

IVA dengan Pertama dilakukan Paliatif dan jika tidak ada kontraindikasi paliatif atau radiasi
CKD, IVB kemoterapi paliatif dapat dipertimbangkan.
• Talaksanaan Terapi Siskemik Kanker
Serviks

- Cisplatin
1. Kemoradiasi - Carboplatin diberikan jika pasien tidak
toleran terhadap cicplatin

a. Terapi Tunggal Lini Pertama


Regimen Pilihan
2. Penyakit Kambuhan - Cisplatin
atau Metatastik Regimen Rekomendasi Lainnya
- Karboplatin
- Paclitaxel
b. Terapi Kombinasi Lini
c. Terapi Lini Kedua
Pertama

Regimen Pilihan
• Cisplatin/ paclitaxel/ bevacizumab  Regimen Pilihan
(kategori 1) • Pembrolizumab untuk tumor PD-
• Karboplatin/ paclitaxel/ bevacizumab L1-positif e atau MSI-H/dMMR
• Topotecan/ paclitaxel/ bevacizumab
(kategori 1) Regimen Rekomendasi Lainnya
• Cisplatin/ paclitaxel (kategori 1)
• Carboplatin/ paclitaxel (kategori 1
- Bevacizumab - Irinotecan
untuk pasien yang pernah mendapat - Paclitaxel - Mitomycin
terapi cisplatin sebelumnya) - Docetaxel - Pemeterxed
• Topotecan/ paclitaxel - Fluorourasil - Topotecan
- Gemcitabine - Vinorelbine
Regimen Rekomendasi Lainnya - Ifosfamid
• Cisplatin/ topotecan
LUARAN TERAPI
• Luaran terapi yang diharapkan untuk penyakit kanker serviks adalah
penegakan diagnose penyakit sedini mungkin sehingga dapat diketahui tingkat
klinis dan stadium kanker serviks untuk menentukan terapi selanjutnya.
• Tujuan utama terapi kanker serviks adalah dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien seperti pengembalian fungsi otak, dapat memperbaiki fungsi sensoris,
meningkatkan dan memelihara fungsi kardiorespirasi, memperbaiki dan
mengembalikan kemampuan berkemih, dapat mengontrol rasa nyeri, dapat
memenuhi kebutuhan aktivitas, dan meminimalkan adanya edema
(Kemenkes, 2017).
• Selain itu terdapat upaya pencegahan yang dilakukan agar dapat memperbaiki
masalah kanker serviks ke depannya seperti penggunaan vaksin untuk
menurunkan genotype HPV penyebab kanker serviks (ACOG, 2021).
PERHATIAN KHUSUS PADA TERAPI OBAT
1 WANITA HAMIL

STADIUM TUMOR
STADIUM IA 2 & IB 1 (usia kehamilan
22-25 minngu) dengan diameter 2 cm ->
pengobatan ditunda
USIA KEHAMILAN
STADIUM IB 1 atau lebih (usia
kehamilan 20-30 minngu) dilakukan
pengobatan dengan terapi kombinasi
PERKEMBANGAN Paclitaxel + Cisplatin sekali setiap 3
JANIN minggu

2 PASIEN HIV

Menentukan
CD4 jadwal
VIRAL radioterapi
LOAD HIV dan
kemoterapi
PERHATIAN KHUSUS PADA TERAPI OBAT
3 KOMBINASI OBAT

CONTOH:
PACLITAXEL + CISPLATIN dan
PACLITAXEL + CARBOPLATIN
*sama-sama memiliki efek samping neurotoksik

Dalam dispensing obat


sitotoksik perlu perhatian
khusus termasuk kepada
personil agar tidak terpapar
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai