Anda di halaman 1dari 40

Vaginitis :

Diagnosis dan Tatalaksana


JOURNAL READING

VAGINITIS :
Diagnosis dan Tatalaksana

Oleh : Fitria Dharmasari (4520112003)

Dosen Pembimbing : dr. Darma Syanty, Sp.OG (K), M.Kes


1. PENDAHULUAN

2. ULASAN JURNAL

3. TELAAH KRITIS

4. KESIMPULAN

3
1. PENDAHULUAN

4
5
2. ULASAN JURNAL

6
1 Definisi
7
DEFINISI
Vaginitis merupakan suatu peradangan pada vagina yang
ditandai dengan keluarnya cairan vagina yang abnormal, bau,
sensasi gatal maupun rasa terbakar.

Setidaknya setiap wanita telah mengalami penyakit tersebut


minimal 1x dalam hidupnya.

8
2 Etiologi
9
ETIOLOGI
VAGINITIS

INFEKSI NON INFKESI (5-10%)

 Atrofi
 Bakterial vaginosis (40-50%)
 Iritasi
 Kandidiasis vulvovaginal (20-25%)
 Alergi
 Trikomoniasis (15-20%)
 Inflamasi

10
3 Tanda dan Gejala
11
Dalam mendiagnosis vaginitis maka perlunya anamnesis, temuan dari pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium. Adapun tanda dan gejala khas vaginitis sbb :
INFEKSI

Diagnosis Etiologi Gejala Tanda Risiko lainnya

Bakterial Bakteri anaerob (Prevotella, Bau amis, keputihan cair, Tidak ada Risiko meningkat pada infeksi HIV,
vaginosis Mobiluncus, Gardnerella homogen dan dapat bertambah Gonore, Klamidia, dan Herpes.
vaginalis, Ureaplasma, banyak setelah berhubungan,
Mycoplasma) dapat disertai rasa tidak
nyaman pada panggul

Kandidiasis Candida albicans, atau Keputihan berwarna putih Vulva edema dan -
vulvovaginal sejenis lainnya kental seperti keju, vulva gatal eritema
atau rasa terbakar, namun
tidak berbau busuk
Trikomoniasis Trichomonas vaginalis Keputihan berwarna hijau/ Inflamasi pada Risiko meningkat pada Infeksi HIV,
kuning, berbusa, berbau serviks (seperti persalinan prematu.
busuk, nyeri pada vagina strawberi)

12
NON INFEKSI

Diagnosis Etiologi Gejala Tanda Risiko lainnya

Atropik vaginitis Defisiensi estrogen Keputihan cair dan Inflamasi, mukosa -


bening, vagina kering, vagina tipis
dyspareunia, nyeri
Vaginitis Iritasi/ Riwayat kontak dengan Terbakar, nyeri Eritema pada vulva -
alergi bahan iritan atau reaksi
alergi
Inflamasi vaginitis Autoimun Keputihan purulent, Vagina atrofi dan Kadar estrogen yang rendah
rasa terbakar, inflamasi
dyspareunia

13
4 Faktor Risiko
14
FAKTOR RISIKO VAGINITIS
INFEKSI FAKTOR RISIKO

Bakterial vaginosis Status social ekonomi rendah, douching vagina, merokok, Gonta-ganti pasangan seksual, hubungan seksual tanpa
kondom, lesbian

Vulvovaginal Penggunaan antibiotic baru-baru ini, kehamilan, diabetes mellitus yang tidak terkontrol, AIDS, pengguna kortikosteroid,
kandidiasis immunosupresi lainnya

Trikomoniasis Status social ekonomi rendah, gonta-ganti pasangan seksual, infeksi menular seksual lainnya, hubungan seksual tanpa
pengaman, pengguna narkoban merokok

NON INFEKSI FAKTOR RISIKO

Atropik / inflamasi Menopause, laktasi, ooforektomi, terapi radiasi, kemoterapi, gangguan imunologi, gangguan endokrin, obat antiestrogen
vaginitis

Vaginitis iritan Sabun, tampon, alat kontrasepsi seperti kondom atau diafragma, toys seks, pessarium, produk topikal, douching, pakaian,
obat-obatan.

Vaginitis alergi Sperma, douching, kondom lateks atau diafragma, tampon, produk topikal, obat-obatan, pakaian, riwayat atopik

15
5 Pengakkan
Diagnosis
16
BAKTERIAL VAGINOSIS

Diagnosis bedasarkan kriteria Amsel : bila memenuhi 3 Kriteria


dari 4 kriteria :
1. Keputihan yang encer dan homogen
2. Tes bau (whiff test) positif
3. pH Vagina >4,5
4. Clue cells muncul pada pemeriksaan mikroskopik

17
KANDIDIASIS VULVOVAGINAL

1. Dapat didiagnosis dengan pemeriksaan KOH di dapatkan hifa


ragi.
2. Kultur sangat penting utnuk mendiagnosis dan pengobatan
kandidiasis vulvovaginalis  karena pasien lebih mungkin
mengalami infeksi non albicans

18
TRIKONOMIASIS

1. Didiagnosis bila pada pemeriksaan mikroskopik salin


didapatkan protozoa berflagel motil.
2. Namun CDC merekomendasikan pengujian amplifikasi asam
nukleat untuk mendiagnosis.
3. Menurut CDC trokomoniasis memiliki kekambuhan yang tinggi
maka merekomendasikan pengujian infeksi ulang setiap 3 bulan
sekali setelah perawatan.

19
6 Regimen
20
Regimen awal Regimen alternatif Kehamilan Kambuh Perawatan mitra
seks
Bakterial vaginosis

• Metronidazol 500 mg/ • Tinidazol 2 g/ • Metronidaz • Pengulangan • Pengobatan rutin


oral, 2x1, 7 hari oral, 1x1, 2 hari ol 500 pertama : pada pasangan
• Metronidazol 0,75% • Tinidazol, 1 g/ mg/oral, percobaan ulang seksual tidak di
gel, satu aplikator oral, 1x1, 5 hari 2x1, 7 hari dari rejimen yang anjurkan
penuh (5 g)/ • Klindamisin 300 sama, atau
intravaginal, 1x1, 5 mg/oral, 2x1, 7 • Percobaan
hari hari rejimen awal
• Klindamisin 2% krim, • Klindamisin 100 alternatif
satu aplikator penuh mg/intravaginal, • Beberapa
(5g)/ intravaginal, 1x1 sebelum tidur, 3 pengulangan :
sebelum tidur, 7 hari hari Metronidazol
0,75% gel/
intravaginal, 2x
dalam seminggu,
4-6 bulan
Regimen awal Regimen Kehamilan Kambuh Perawatan mitra
alternatif seks

Kandidiasis Untuk penyembuhan


Pengobatan rutin
vulvovaginal mikrobiologis :
- • Azole topical tidak di anjurkan
• Terapi Azole • Azole topical selama 7
terapi namun pengobatan
tropical (tabel 5) hingga 14 hari
diterapkan dilakukan bila
• Flukonazol 150 • Flukonazole 150 mg/oral,
intravaginal pasangannya
mg/oral, dosis setiap 3 hari, selama 9 hari
untuk, 7 hari bergejala.
tunggal
Maintenance :
• Fluconazole 100mg/oral,
setiap minggu selama 6
bulan
Regimen awal Regimen kehamilan kambuh Perawatan mitra
alternatif seks

Trikomoniasis
• Metronidazol • Metronidazol bila metronidazole, 2 • Pengobatan
• Metronidazol
500 mg/oral, 2g/oral, dosis g dosis tunggal gagal: bersama
2g/oral, dosis
2x1, 7 hari tunggal dalam • Metronidazol 500 dianjurkan
tunggal atau dibagi
setiap tahap mg, 2x1, 7 hari • Disarankan tidak
hari yang sama
kehamilan Bila gagal : berhubungan
• Tinidazol 2g/oral,
• Metronidazol, 2 g, seksual selama
dosis tunggal
1x1, 7 hari perawatan sampai
Bila gagal : bebas gejala
• dilakukan
pengujian
kerentanan
7 Tatalaksana
24
TATALAKSANA BAKTERIAL VAGINALIS

Di rekomendasikan guna untuk :


1. Mengatasi gejala
2. Mengurangi risiko chlamydia trachomatis, neisseria
gonorrhoeae, trichomonas vaginalis, Human
Immunodeficiency Virus (HIV), dan infeksi virus herpes
simpleks tipe 2

25
TATALAKSANA BAKTERIAL VAGINALIS

Terapi lini pertama :


- Metronidazol oral (Flagyl)
- metronidazole intravaginal (metrogel) atau,
- klindamisisin intravaginal.

Efek samping :
- Reaksi seperti pemakaian obat disulfiram
- Gejala gastrointestinal
- Mengurangi fungsi kondom latex
26
TATALAKSANA BAKTERIAL VAGINALIS

Di Amerika Serikat obat yang dapat digunakan untuk terapi bakerial


vaginalis yaitu : Secnidazole, sejak tahun 2018
Efektifitasnya : hampir sama dengan metronidazole
Sediaan : 2 g, berbentuk serbuk yang di campurkan ke makanan
Efek samping : kandidiasis vulvovaginal
Keaman : belum di ketahui kemanaan pada ibu hamil dan menyusui

27
TATALAKSANA BAKTERIAL VAGINALIS

Dulu pengobatan bacterial vaginosis pada masa kehamilan di


rekomendasikan untuk mencegah kelahiran premature, namun pada
tinjauan lebih lanjut bahwa antibiotic tidak mencegah terjadinya
kelahiran premature, sehingga lebih di anjurkan untuk menghilangkan
gejala.

28
TATALAKSANA KANDIDIASIS VULVOVAGINAL

Di tujukan untuk :
1. Mengurangi gejala

Terapi lini pertama :


- Regimen Azole topikal
- Flukonazol oral 150 mg  di rekomendasikan oleh CDC

29
TATALAKSANA KANDIDIASIS VULVOVAGINAL

Pertimbangan pemilihan obat oral atau topikal :


- Topikal : bersifat menenangkan atau pun dapat terjadi reaksi alergi
seperti terasa terbakar atau pun gatal
- Oral : lebih praktis, namun dapat menyebabkan efek sistemik,
gastrointestinal, serta toksisitas obat

30
TATALAKSANA KANDIDIASIS VULVOVAGINAL

Pada masa kehamilan kandidiasis vulvovaginal sering terjadi sehingga CDC


menyarankan penggunaan terapi azole topikal selama tujuh hari.

Beberapa penelitian mengenai terapi oral pada masa kehamilan dapat meningkatkan
risiko keguguran/malformasi janin, terutama pada dosis tinggi.

31
TATALAKSANA TRIKOMONIASI

Bertujuan untuk :
1. Mengurangi gejala
2. Mengurangi penularan ke pasangan
3. Pada orang yang terinfeksi HIV dapat menurunkan penularan HIV ke
pasangannya.

32
TATALAKSANA TRIKOMONIASI

Terapi lini pertama :

- Metronidazol 2 gr dosis tunggal

- Tinidazole 2 gr dosis tunggal Lebih mahal

33
TATALAKSANA TRIKOMONIASI

Dampak terjadinya trikomoniasis pada masa kehamilan yaitu


BBLR dan kelahiran premature, sehingga untuk wanita hamil
harus segera diobati.

34
3. TELAAH KRITIS

35
KELEBIHAN

1. Pada jurnal telah menjelaskan beberapa etiologi penyebab vaginitis.


2. Pada jurnal telah memberikan masing-masing tanda dan gejala pada vaginitis
3. Pada jurnal telah memberikan beberapa list pengobatan untuk vaginitis, serta terapi
yang aman untuk masa kehamilan.

36
KEKURANGAN

1. Pada jurnal tidak di jelaskan masing-masing patofisiologi dari vaginitis


2. Pada jurnal dicantumkan beberapa jenis obat, namun obat tidak di jelaskan
mengenai efek samping.
3. Pada jurnal di sebutkan pemberian obat pada bacterial vaginosis yaitu
menurunkan risiko terjadinya HIV, namun tidak di jelaskan bagaimana hal
tersebut bisa terjadi

37
4. KESIMPULAN

38
KESIMPULAN

Vaginitis merupakan suatu peradangan pada vagina yang ditandai dengan keluarnya
cairan vagina yang abnormal, bau, sensasi gatal maupun rasa terbakar. Etiologi vaginitis
ada 2 yaitu, infeksi dan non infeksi, kebanyakan pada kasus infeksi terutama yang di
sebabkan oleh bakteri.

39
THANK YOU

40

Anda mungkin juga menyukai