Anda di halaman 1dari 62

Infeksi Jamur

Dr. Yani Mulyani, M.Si, Apt


Infeksi Jamur Candidiasis
Pembagian Candidiasis,
etiologinya dan epidemiology
• KOMPLIKASI
Vulvovaginal
• NON-KOMPLIKASI

Candidiasis

Oropageal Esophageal

4
EPIDEMIOLOGI

VULVOVAGINA OROPHARING ESOPHAGEAL

Meningkat pada usia 20thn s/d 30 Bayi, Orangtua dan yang Bayi, Orangtua dan yang
– 40 imunitas rendah imunitas rendah
Wanita Kulit Hitam (62,8%) wanita Pasien terinfeksi HIV Pasien terinfeksi HIV
kulit putih (55%)
Masa subur > Menopause Pasien rawat inap (lanut 37% pemakaian
usia) kortekosteroid inhalasi / DM

40% pemakaian gigi palsu

Wanita >> Pria

5
ETIOLOGI

Candida Ablican

OROFAGEAL & ESOFAGEAL

Non Ablican :

C. Galabrata
C. Tropicalis
C. Parapsilosis
C. Krusei

6
Perbedaan VVC Komplikasi dan
Non Komplikasi
VVC Komplikasi VVC Non-komplikasi
Menyebabkan gejala ringan sampai
Terjadi pada wanita penderita gejala berat
diabetes

Paling sering disebabkan oleh


Candida albicans
Dapat mengalami kekambuhan

Disebabkan oleh infeksi


nonalbican atau organisme
resisten azole
8
Faktor resiko dan manifestasi
Klinik dari ke 3 jenis candidiasis
FAKTOR RESIKO

VULVOVAGINA OROPHARING DAN ESOPHARING

Penggunaan antibiotik spektrum luas Usia Rawan (Bayi dan Lansia)

Penggunaan terapi immunosuppressan Gangguan Iritasi mukosa

Aktifitas seksual Gigi Palsu

Pakaian ketat dan tidak menyerap keringat Xerotomia

DM Penggunaan Antibiotik Spektrum Luas

Penggunaan immunosupresan

Infeksi HIV, DM

10
MANIFESTASI
KLINIK V V C

Gejala Tanda-tanda

• Gatal pada vagina • Keputihan tanpa bau (bisa


• Nyeri pada vagina cairan bisa kental berwarna
• Iritasi hijau kekuningan)
• Disuria (sakit ketika BAK) • Eritema dan edema pada
labia dan vulv
• Dispareunia (nyeri pada alat
kelamin yang terjadi selama
berhubungan seksual)

11
MANIFESTASI KLINIK CANDIDIASIS OROFARING

Gejala Tanda-tanda

• Sakit pada mulut dan lidah • Eritema pada permukaan


• Lidah terasa terbakar mukosa bukal, tenggorokan,
• Dispagia (sulit menelan lidah, dan gusi
makanan) • Terdapat bercak putih pada
• Disuria (sakit ketika BAK) lidah, gusi atau mukosa pipi
• Cheilitis angular (luka di
bibir ditandai dengan
pembengkakan dan bercak
merah di bagian sudut.

12
MANIFESTASI KLINIK CANDIDIASIS ESOFARING

Gejala Tanda-tanda

• Demam • Demam
• Nyeri saat menelan • Plak putih yang
• Nyeri retrospinal (dada hiperemik atau edema
bagian tangah) • Ulserasi esofagus
(penipisan ulkus pada
esofagus)
• Penyempitan lumen

13
Diagnosis dan Terapi Vulvo
Vaginal Candidiasis (non
Komplikasi)
DIAGNOSIS

Diagnosis Vulvagina Diagnosis Diagnosa


Orofaringeal Esofaringeal
Uji mikroskopik, • Sitologi • Sitologi dan kultur
untuk blastopora • Kultur • Endoskopi pada
dan psedohipdae. • Biopsi plak keputihan
Saline (40-50%) • Barium
dan KOH (50-70%) esophagogram
• pH vagina kurang • Biopsi mukosa
dari atau sama
4.5, sedangkan pH
tinggi menunjukan
infeksi bakteri
• Kultur 15
TATA LAKSANA TERAPI VVC NON-KOMPLIKASI

Terapi 1 Hari Terapi 3 Hari Terapi 7-14 Hari

• Krim Butoconazole 2%, 5 g secara • Krim Butoconazole 2% , 5 g secara • Suppositoria vagina asam borat 600
intravagina sebagai penggunaan intravagina untuk 3 malam mg, satu suppositoria secara
tunggal • Ovula Clotrimazole 100 mg, dua intravagina 2 x 1 hari selama 14
• Fluconazole 150 mg, 1 tablet oral tablet untuk 3 malam hari
dosis tunggal • Suppositoria vagina Miconazole 200 • Krim Clotrimazole 1%, 5 g secara
• Salep Tioconazole 6.5% , 5 g secara mg, satu suppositoria selama intravagina selama 7–14 malam
intravagina sebagai penggunaan (untuk) 3 malam • ovula Clotrimazole 100 mg, satu
tunggal • Krim Terconazole 0.8%, 5 g secara tablet selama 7 malam
intravagina untuk 3 malam • Krim Miconazole 2%, 5 g secara
• Suppositoria vagina Terconazole 80 intravagina selama 7 malam
mg, satu suppositoria untuk 3 • Suppositoria vagina Miconazole 100
malam mg, satu suppositoria selama 7
malam
• Ovula Nystatin 100,000-unit, satu
tablet selama 14 malam
• Krim Terconazole 0.4%, 5 g secara
intravaginal selama 7 malam

16
Terpi VVC Kekambuhan dan TATA
LAKSANA TERAPI PEMELIHARAAN
(SUPRESIF) VVC
TATA LAKSANA VVC KEKAMBUHAN

• Topikal Azole selama 14 hari atau oral


fluconazol 150 mg diulang 3 hari
setelah dosis pertama
• Terapi supresif

18
TATA LAKSANA TERAPI PEMERIHARAAN (SUPRESIF) VVC

Rekomendasi
Harian Mingguan Bulanan
CDC
• Oral flukonazole • Asam borat 600 • Clotrimazole • Fluconazole 150
100mg, 150mg, mg pada kapsul 500 mg mg secara oral
200mg seminggu gelatin vagina suppositoria 1 x 1 bulan
1x selama 6 setiap hari vagina 1 x 1 • Itraconazole
bulan selama minggu 400 mg secara
menstruasi (5 • Fluconazole 100 oral 1 x 1 bulan
hari) atau 150 mg
• Itraconazole secara oral 1 x
100 mg secara 1 minggu
oral 1 x 1 hari • Krim
• Ketoconazole Terconazole
100 mg secara 0.8%, 5 g pada
oral 1 x 1 hari vagina 1 x 1
minggu 19
TATA LAKSANA TERAPI VVC
KOMPLIKASI / NON ALBICAN
TATA LAKSANA TERAPI VVC KOMPLIKASI / NON ALBICAN

V V C non-albican First Line : Non Fluconazole azole 7


sampai 14 hari

Sencond Line : Asam borat


600 mg dalam kapsul
gelatin secara vagina setiap Oral itraconazol 200 mg 2 x
Toplikal flucytosine 4 %.
hari selama dua minggu 1 hari selama 6 bulan
menyebabkan iritasi pada
vagina

21
Infeksi Mikosis Superficial
Definisi, Jenis dan etiologinya
DEFINISI

Tinea
Cruris

Tinea Tinea
Pedis Corporis
Infeksi
Tinea

Infeksi jamur pada permukaan kulit dimana jamur


pathogen menetap pada lapisan keratin di kulit atau kuku
Trichophyton

Microsporum
ETIOLOGI

Trichophyton
Epidemiologinya dan factor
resikonya
INFEKSI TINEA merupakan penyakit kedua yang sering di laporkan setelah jerawat yang
paling umum adalah Tinea Pedis menyerang > 25 juta manusia di amerika serikat/tahun
FAKTOR RESIKO
▪ Penggunaan pakaian basah yang lama
▪ Peningkatan lapisan kulit
▪ Gaya hidup sedentary
▪ Iklim yang lembab
▪ Penggunaan kolam renang umum
▪ Tidak menggunkan alas kaki
▪ Trauma kulit
▪ Nutrisi yang kurang baik
▪ Diabetes miletus
▪ immonocompromais
Patofisiologi Tinea infections dan
ONYCHOMYCOSIS
PATOFISIOLOGI
TINEA
INFECTIONS
Penularan utama : kontak langsung
dengan orang /permukaan yang
membawa dermatophyta

Dermatophyta menempel pada sel


keratin = penebalan sel
(hiperkeratosis)

Walaupun hanya infeksi lokal


namun dapat menyebabkan
superinfeksi bakterial
ONYCHOMYCOSIS

Umumnya : jamur menyebar dari


telapak tangan

Menyerang bagian bawah


melewati bagian sisi paling dalam
dari kuku (nail bed)

Inflamasi

While superfisial onychomycosis :


jamur menyerang langsung ke
kuku

Bagian bawah kuku (nail bed) dan


hyponichium di infeksi
selanjutnya
Manifetasi Klinis dari 8 penyakit
tinea
TINEA PEDIS
Menyerang pada sela jari
MANIFESTASI KLINIK
- gatal, kulit pecah, bersisik, kulit kering
- Sering terjadi pada jari kaki ke 4 dan 5
TINEA MANAUM
TINEA CRURIS Menyerang telapak tangan
Menyerang pada bagian lipatan pangkal paha - Adanya sisik/kerak putih pada lipatan tangan
- Lesi berbentuk lingkaran bias menyebar dari lipatan - Umumnya hanya menyerang satu tangan
pangkal pangkal paha ke bagian dalam paha
- Lesi tidak mengenai penis dan skrotum
- Umumnya menyerang pada laki-laki

TINEA CORPORIS TINEA VERSICOLOR


Menyerang pada sel tubuh
Biasanya terjadi pada kelenjar sebaseus
- panu, kurap
- Ditandai dengan depigmentasi kulit
- Berbentuk bulat, belang bersisik dengan rasa gatal
- Dapat bertahan selama bertahun-tahun
yang besar

TINEA BARBAE
Infeksi yang menyerang pada bagian area jenggot
TINEA CAPITIS
Infeksi pada kepala dan kulit kepala
- Kulit kepala bersisik, bintil yang disertai bercak,
ONYCHOMYCOSIS
pada bagian kepala Infeksi yang menyerang pada plat kuku atau bagian bawah kuku

- Banyak di temukan pada anak, bayi dan remaja - Kuku terjadi buram, tebal, kasar, kuning/kecoklatan dan rapuh

- Dapat di tularkan dari orang ke orang atau hewan - Lebih banyak menyerang kuku pada kaki di banding pada tangan
ke orang - Prevalensi meningkat seiring dengan usia nlanjut
TINEA PEDIS TINEA UNGUIUM TINEA KORPORIS TINEA KAPITIS

TINEA BARBAE TINEA KRURIS TINEA TENIA


VESICOLOR MONULUM
Diagnosis dan terapi Non
Farmakologi
DIAGNOSA
KOH prep. Pemeriksaan dengan KOH 10% > mikroskop > hifa pendek spora geombol

Pemeriksaan sinar ultaviolet wood : menunjukan fluoresens berwarna emas /


orange

Pemeriksaan mikroskopik

Kultur jamur

Periodic acid – schiff (PAS) staining of nail (pewarnaan)


ALGORITMA PENGOBATAN

• Menggunakan pakaian yang longgar dengan


bahan yang mudah menyerap keringat
• Membersihkan area yang terinfeksi setiap hari
dengan sabun dan air
• Area yang terinfeksi harus kering sepenuhnya
sebelum di balut
• Memberikan perhatian khusus pada lipatan kulit
Terapi non • Area terinfeksi tidak boleh di balut untuk
farmakologi memungkinkan sirkulasi udara
• Pada infeksi kaki di rekomendasikan
menggunakan kaos kaki berbahan katun dan rajin
menggantinya
• Tidak menggunakan handuk kaos kaki atau
pakaian bersama
• Gunakan alas kaki pelindung pemandian
umum/kolam renang
Sebutkan golongan obat anti
jamur, dan sebutkan sediaan oral
dan sistemiknya
KELOMPOK POLYENE

KELOMPOK AZOLE
GOLONGAN
OBAT
ANTIJAMUR
KELOMPOK ALLILAMIN

KELOMPOK GRISEOFULVIN

KELOMPOK FLUSITOSIN
Farmakologi
Bila infeksi meluas ke tubuh,
INFEKSI TINEA infeksi melibatkan kuku atau
rambut, infeksi kronis/infeksi
yang tidak responsif terhadap
Anti jamur topical anti jamur topikal
• Bufenafine
• Ciklopiroe
• Clotrimozole
• Econazole Jika infeksi
• Efinaconazole dengan
• Haloprogin
inflamasi
• Ketoconazole
• Miconazole
kombinasi Terapi sistemik
• Naftifine dengan topical • Flukonazole ( 150mg/week – 6mg/kg/week)
• Nistatin steroid • Griseofulvin (0.5-1g/day – 10-20mg/kg/day)
• Oxiconazole • Itrakonazole (2x200mg – tidak ada)
• Sertaconazole • Ketokonazole (200-400mg/day – 3.3-
• Sulconazole
• Terbinafine
6.6mg/kg/day)
• Tolnaftate • Terbinafin (250mg/day -- <25kg : 125mg/day; 25-
35kg : 187.5mg/kg/day)
Pemilihan anti jamur topikal didasarkan pada tipe lesi dan lokasi infeksi

• Daerah berambut dan lesi yang berair : lotion / solution, tidak


disarankan menggunakan krim dan salep
• Scalling sedang dan lesi tidak berair : krim
• Hiperkeratosis : salep

Harus kering dan bersih, dioles


dengan ditekan → meningkatkan
penetrasi obat
ONYCHOMYCOSIS

Anti jamur topikal memiliki efektifitas yang


rendah

Terapi oral
(first line)
Itraconazole 2x200 mg/ minggu untuk 1 bulan
1x200 mg/minggu untuk 3 bulan

Terbinafine 1x250 mg untuk 12 minggu

Jika pasien memiliki riwayat liver dan


tidak bisa minum obat tablet maka
2nd line diberikan obat ciclopirox locquer
Griseofulvin
4 bulan untuk kuku tangan
6 bulan untuk kuku kaki
Infeksi Mikosif Invasif
Definisi dan etiologi
Infeksi
mikosis
invasif
• Penyakit yang disebabkan oleh invasi jaringan hidup
oleh jamur yang menyerang organ dalam dan menyebar
ke seluruh tubuh
• Invasiv = spesies yang memenuhi habitat yang bukan
tempat aslinya
Etiologi

Penyebab Penyakit Penyebaran

Primer • histoplasma • Histoplasmosis • pneumonia


• coccidioydes • coccidiodomikosis • dari flu menyebar
keseluruh tubuh
• blastomyces • blatomikosis • dari paru
menyebar ke kulit
Oportunistik • Aspergillus • aspergilosis • paru – paru
• candida • candidiasis • paru – paru, mulut
dan vagina
• cryptococcus • cryptococosis • selaput otak, kulit
dan paru – paru
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi
➢ Berdasarkan kondisi yang mendasari pasien seperti :
• 20% hingga 30% dari infeksi fatal pada pasien dengan leukemia akut,
• 10% sampai 15% dari infeksi fatal pada pasien dengan limfoma,
• 5% dari infeksi fatal pada pasien dengan tumor padat.
• 0% hingga 20% untuk penerima transplantasi ginjal dan sumsum tulang,
• hingga 10% hingga 35% untuk penerima transplantasi jantung,
• 30% hingga 40% untuk penerima transplantasi hati.
➢ Berdasarkan morbiditas dan mortalitas pada pasien immunocompromised.
• Sekitar 2% sampai 4% dari semua pasien yang dirawat di rumah sakit mengembangkan
infeksi nosokomial.
➢ Berdasarkan area geografis :
• Histoplasmosis dan blastomikosis di Amerika Utara ditemukan di daerah yang tumpang
tindih dengan aliran sungai timur dan tengah Amerika Serikat, pada iklim gersang –
kering dan jarang terdapat flora.
Faktor resikonya
Faktor resiko

Peningkatan penggunaan regimen kemoterapi AB spectrum luas

Pasien pengguna kateter (cvc)

Kolonisasi jamur sebelumnya

Oprasi dan luka bakar yang luas

Pasien dengan penurunan jumlah neutrofil

Transplantasi

Terapi kortikosteroid dosis tinggi dan terus menerus


Diagnosisnya
Diagnosa

• diagnosa pertumbuhan jamur dari cairan atau


jaringan tubuh sebagai sample klinis → Uji
Histopatologi specimen, Pemeriksaan mikroskopik, Pemeriksaan
biakan, Pemeriksaan kultur

• pemeriksaan yang tergantung pada respon system


imun menggunakan antigen dan antibody
Tes Serologi →immunodiffution, indirect haemagglutination,
enzyme-linked immunosorbany assay (ELISA)

• suatu cabang dari diagnostik in vitro yang dapat


Diagnostic digunakan untuk mengidentifikasi penanda DNA
dan produk turunannya pada manusia atau
molekular organisme lainnya → PCR
Gejala dan tata laksana Invasif
Candidiasif
Gejala

Gejala-gejala reumatologis seperti artritis yang parah, perikarditis, dan erythema nodosum dapat ditemukan pada 10% hingga 30%
pasien dengan jamur endemik.

Diseminasi di luar paru-paru sering terjadi pada pasien dengan kekebalan seluler yang ditekan dan sering menghasilkan tanda-
tanda infeksi yang berkembang.

Lesi ulseratif oral dan kutaneus juga dapat timbul dengan infeksi jamur endemik.

Lesi kulit verukosa (seperti kutil) pada daerah yang terpapar sinar matahari pada wajah sangat sugestif untuk terjadinya
blastomikosis dan sering keliru untuk keganasan kulit.

Diseminasi jamur ke sumsum tulang dapat menyebabkan anemia atau trombositopenia.

Hepatomegali, splenomegali, dan insufisiensi adrenal juga dapat terjadi dengan penyebaran jamur endemik ke organ-organ
internal ini.

Kejang, tanda meningeal, dan hidrosefalus adalah temuan umum dengan penyebaran infeksi ke SSP dan menunjukkan prognosis yang
sangat buruk dalam pengaturan coccidioidomycosis diseminata.
Candidiasis

Diagnosa Manifestasi klinik


Pengobatan
• Histopatologi : • Candidemia tanpa
menggunakan kultur darah komplikasi • Flukonazol IV 400 mg
jika hasil (-) dapat atau PO
• Candidemia dengan
dilakukan isolasi candidiasis • Vorikonazol 6 mg/kg
mikrobiologi setiap 12 jam IV untuk
• Candidiasis tanpa satu hari, lalu 3 mg/kg
• Test serologi : dengan uji candidemia
fungitell dan untuk setiap 12 jam IV
diskriminasi c. albican dari
non albican digunakan uji
germtube
Tata laksana dari invasive
aspergilosus dan histoplasmosis
Aspergilosus

Manifestasi klinik
• Voriconazol IV
• Demam 6mg/kg lalu 4
Diagnosa • Muyeri dada mg/kg; oral 4 mg/kg
pleuritik • Lipid amphoterisin B
• Histopatologi : hifa 2-4 micron,
jarang ada spora • Echinocandin
• batuk, • Posaconazol IV
• Test diagnostic galactomannan 300mg; oral 300mg
dengan enzim immunosorbent • Hemoptisis 2x1; suspense 200
assay (EIA)
• Tanda neurologic mg
• Kombinasi terapi
Histoplasmosis
Tatalaksana pengobatan
• Paru akut :
1. Itrakonazol 200 mg/hari
2. Difus paru : Ampoterisin B
Diagnosa 3-5 mg/kg/hari lalu
Hitopatologi : Manifestasi klinik Itraconazole 200 mg 2x1
3. Komplikasi :
• sel tunggal, seperti ragi 2 sampai • Paru akut (flu, Metylprednisolon
5 mikron dengan tunas berbasis demam,
sempit menggigil, sakit • Paru kronis :
• Kultur specimen (darah, sputum, kepala, myalgia, 1. Ampoterisin B 0,3-0,5
sumsum tulang belakang) selama batuk mg/kg
14-21 day nonproduktif) 2. Peradangan : NSAID
3. Granulouma : Ampoterisin
Serologis : • Paru kronis B 40-50 mg dengan
• Menggunakan CF, ID dan LA (peradangan , Itraconazole 400 mg.
• Pada pasien HIV menggunakan
granuloma, 4. Fibrosis : Itraconazonazol
ELISA (specimen darah, urine atau fibrosis) 200 mg dua kali sehari
CSF)-> HPA (histoplasma
polisakarida antigen)
Blastomycosis

Manifestasi klinik Tatalaksana pengobatan


Diagnosa • Pulmonal akut (demam,
Histopatologi : menggigil dan batuk • Pulmonal akut :
produktif
• visualisasi mikroskopis langsung Amfotersisin B IV 0,7-1
dari ragi multinukleat yang besar • Pulmonal kronis (demam,
dengan tunas tunggal (dimorfik) malaise, penurunan BB,
mg/kg/hari
keringat malam, nyeri dada,
• biopsi (pengambilan sampel)
jaringan
batuk produktif) • pulmonal kronis:
• kultur sekresi (sputum)
Itraconazol 200-400
mg/oral/hari
Serologi tidak digunakan karna
terhambat kurangnya reagen spesifik
dan standar
Coccidioidomycosis
1. Spherula
2. endospora

Diagnosa Manifestasi Klinik Pengobatan


• Mikroskopik langsung
menunjukan spherula • Pneumonia primer • Paru primer dan kronis :
endosporulasi matang yang (batuk produktif) Itraconazol 200 mg tiga
besar
• Dengan infeksi CNS, analisis CSF
• Pneumonia kronis kali sehari
(hemoptysis, parut • Flukonazol : 6 – 12
secara umum menunjukkan
pleositosis limfositik dengan pulmonal) mg/kg/hari
peningkatan protein dan •Nekrosis : Ampoterisin B
penurunan konsentrasi glukosa. • Nekrosis pulmonal 1-1,5 mg/kg/hari
• Antibodi IgM dapat dideteksi (batuk, demam,
dengan teknik tube precipitin penurunan BB)
atau immunodiffusion.
Cryptococcosis

• Simpotamis:
1. fluconazole lalu
amphotericin B
2. Itraconazol
Diagnosa 3. Fluconazol +
• Kultur darah, CSF, cairan atau flucitocyn
jaringan • Non AIDS :
Manifestasi klinik 1. Ampoterisin B IV
• Tes antigen + > 1:4 (infeksi +flusitosin
• Penyakit paru simptomatis (batuk,
kriptococus) rales dan sesak nafas)
2. Lipid ampoterisin B IV
• AIDS :
• Pada pasien AIDS titer > 1:2048 • Pasien non AIDS (meningitis 1. Flukonazol 200-400 mg
kriptococal tidak spesifik) 2. Itrakonazol 200mg
• Pasien AIDS (deman dan sakit 3. Amfoterisin B IV
kepala) 1mg/kg

Anda mungkin juga menyukai