Anda di halaman 1dari 14

TOOL NYERI

Dosen Pembimbing :
DR. Wida Kuswida Bhakti

Linda Andreyani
Latar Belakang
• Nyeri adalah adalah respon subjektif dari seseorang atau pasien yang merasakan ketidak nyamana
yang dialaminya seperti pusing, demam, sesak, akibat kehilangan kontinuitas jaringan seperti
fraktur, luka atau yang lainnya.
• Nyeri dibedakan menjadi 2 yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.
• Nyeri Akut Terjadi Akibat Kerusakan Jaringan, Proses Penyakit Atau Fungsi Abnormal Otot Atau Organ,
Sedangkan Nyeri Kronis Adalah Nyeri Tanpa Penyebab Biologis Yang Jelas Yang Sudah Berlangsung
Lebih Lama Dari Waktu Penyembuhan Jaringan Yang Biasanya Membutuhkan Waktu 3 Bulan.
• Pada dasarnya pengkajian nyeri adalah suatu proses “ dialog” antara pasien dan professional
Kesehatan tentang deskripsi nyeri, intensitas, respon pasien terhadap nyeri serta dampak nyeri
terhadap kehidupan pasien.
• Terdapat Beberapa Skala Nyeri Yang Dirancang Yang Memiliki Manfaat Untuk
Menilai Intensitas Nyeri Dan Untuk Mengkarakteristikkan Rasa Nyeri Yang
Dirasakan
• Skala Nyeri Yang Digunakan Dapat Memandu Proses Diagnostik, Melacak
Perkembangan Suatu Kondisi Dan Menentukan Seberapa Efektif Pengobatan.
• Rumah sakit dituntut selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada para
pasien salah satunya dalam menangani nyeri yang menjadi salah satu elemen
penting dalam penilaian akreditasi
• Jofrid Kollltveit, et all 2020 dimana dia membandingkan penggunaan skala
analog visual dan skala ranting numerik dimana didapatkan tidak ada perbedaan
yang signifikan antara VAS dan NRS yang berarti kedua nya dapat dipergunakan
sebagai alat saat melakukan pengkajian nyeri yang terjadi pada pasien.
Jenis Skala Nyeri
• Terdapat 10 Skala Nyeri Yang Digunakan Saat Ini . Umumnya Salah Satu
Dari 3 Kategori Berikut:
• Skala Penilaian Numerik ( Nrs) Menggunakan Angka Untuk Menilai Rasa Sakit
• Skala Analog Visual ( Vas) Meminta Pasien Untuk Menandai Tempat Skala Yang
Sesuai Dengan Tingkat Nyeri Yang Dirasakan
• Skala Katagorik ; Menggunakan Kata-kata Sebagai Alat Komunikasi Utama Dan
Juga Dapat Menggabungkan Angka, Warna Atau Lokasi Relatif Untuk
Mengkomunikasikan Rasa Nyeri
• Saat Melakukan Pengambilan Data Dan Pengkajian Yang Dilakukan
Diruang Rawat Inap Rsud Dr Rubini Mempawah Saya Melihat Adanya
Kesulitan Seorang Profesional Saat Menanyakan Skala Nyeri Yang
Pasien Rasakan Terkadang Pasien Tidak Mengetahui Atau Tidak Bisa
Mengidentifikasi Nyeri Yang Dirasakannya. Untuk Itu Peneliti Mencoba
Membuat Skala Nyeri Yang Harapannya Dapat Dipergunakan Oleh
Berbagai Kalangan Profesional Dan Dapat Dimengerti Atau Dipahami
Oleh Pasien Dan Kalayak Saat Melakukan Pengkajian Nyeri.
TUJUAN
• Tujuan dari pembuatan tool antara lain:
• Mempermudah saat melakukan anamnesa pada pasien
• Dengan adanya tool yang dipakai seorang perawat atau tenaga kesehatan bisa mendapatkan data subjektif dan
objektif
• Dengan bantuan tool yang dipergunakan untuk menentukan apakah kasus yang terjadi urgency atau tidak
sehingga dapat diambil tindakkan segera apabila terjadi kasus emergency
• Tool yang dibuat dapat dipergunakan pada berbagai macam kasus/ diagnosis baik itu bayi atau pediatrik,
anak,dewasa dan geriatri dalam keadaan sadar maupun yang mengalami penurunan kesadaran dengan melihat
dari mimik wajah pasien/ atau seseorang apakah sesuai dengan ekspresi atau emoticon yang terdapat pada tools
yang dipergunakan
• Meningkatkan keselamatan pasien dimana dengan alat ini diharapkan perawat atau tenaga kesehatan dapat
mengetahui dengan segera tindakan yang harus diambil saat terjadi ketidak nyamanan yang dialami oleh pasien
Bahan Dan Cara Pembuatan
• Bahan
• Stiker Emoticon Skala Nyeri Memberikan Warna Pada Emoticon Dan Memberikan Rentang Nilai
Dengan Dengan Menggunakan Warna Dan Angka
• Menggunakan spuit 10 cc
Cara pembuatan
Stiker skala nyeri dibuat dengan menggabungkan warna, eksperesi dan angka tempelkan pada spuit 10
cc dan nedelnya dibuang atau pisahkan
cara pengaplikasian
1. Perawat Meminta Pasien Untuk Menarik Aplikator Spuit Atau Mennyakan Kepada Pasien Rentang
Nyeri Yang Dialaminya Sehingga Dapat Dilihat Nomor Atau Dapat Dari Warna Yang Ditunjukan
Dari Rentang Nilai Yang Ada
2. Perawat melihat dengan menggunakan skala nyeri dari eksperesi yang ditunjukan pasien apakah
sesuai apa yang ditunjukan atau disebutkan pasien dengan alat bantu yang digunakan.
3. Apabila Pasien Tidak Bisa Menyebutkan Atau Menarik Aplikator Spuit, Perawat Dapat Melihat
Dengan Menyesuaikan Dengan Ekspresi Emoticon Yang Ada
METODELOGI
• Peneliti Melakukan Penelitian Dengan Menggunakan 45 Sampel Dengan
Menggunakan Total Sampling
Statistics Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
umur 45 1 2 1.56 .503
jeniskelamin 45 2 68 40.93 20.772
responanak 11 1 1 1.00 .000
vas 45 2 5 3.78 .876
nrs 31 2 8 5.23 1.431
Valid N 3
(listwise)
Correlations

  vas nrs resonanak


Spearman's rho vas Correlation Coefficient 1,000 ,937**
.
Sig. (2-tailed) . ,000 .
N 45 31 11
nrs Correlation Coefficient ,937** 1,000 .
Sig. (2-tailed) ,000 . .
N 31 31 3
resonanak Correlation Coefficient . . .
Sig. (2-tailed) . . .
N 11 3 11
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Outcome
Terdapat korelasi yang kuat antaraVAS dan NRS nyeri dengan uji korelasi
Spearmans (rho=0,937 P<0,001). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
tool nyeri dalam subkelompok yaitu antara VAS da NRS sehingga tool nyeri
yang dibuat bisa dipergunakan sebagai media untuk melakukan pengkajian.
Rumah sakit dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada
para pasien salah satunya dalam menangani nyeri, yang menjadi salah satu
elemen penting dalam penilaian akreditasi untuk itu alat yang dikembangkan
ini diharapkan bisa menjadi salah satu acuan yang dipakai dalam melakukan
anamnesa atau pengkajian pada pasien.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai