Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI VINESYA PERMATASARI

REPRODUKSI S1 KEBIDANAN
PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL (PUA) 2181A0171
ABNORMAL UTERIN BLEEDING (AUB)
DEFINISI PENDARAHAN
UTERUS ABNORMAL
- Abnormal uterin bleeding yaitu perdarahan yang terjadi diluar siklus menstruasi yang
dianggap normal. Perdarahan Uterus Abnormal dapat disebabkan oleh faktor hormonal,
berbagai komplikasi kehamilan, penyakit sistemik, kelainan endometrium (polip),
masalah-masalah serviks / uterus (leiomioma) / kanker. Namun pola perdarahan
abnormal seringkali sangat membantu dalam menegakkan diagnosa secara individual
(Ralph. C Benson, 2009).
- Perdarahan Uterus Abnormal digunakan untuk menunjukan semua keadaan perdarahan
melalui vagina yang abnormal. AUB disini didefenisikan sebagai perdarahan vagina
yang terjadi didalam siklus <20 hari / >40 hari, berlangsung >8 hari mengakibatkan
kehilangan darah > 80 mL & anemia. Ini merupakan diagnosis penyingkiran dimana
penyakit lokal & sistemik harus disingkirkan. Sekitar 50 % dari pasien ini sekurang-
kurangnya berumur 40 th & 20 % yang lain adalah remaja, karena merupakan saat siklus
anovulatori lebih sering ditemukan (Rudolph,A. 2007).
ETIOLOGI
Menurut wiknjoksastro (2007) penyebab anomali uterus bleeding antara lain:
Kelainan hormonal
Anovulasi/ovulasi
Gangguan korpus luteum
KB hormonal
Kelainan anatomi genitalis
Tumor jinak
Pemakai IUD
Kontak berdarah
Endometrium
Partio uteri
Vagina
Labia
TANDA DAN GEJALA
 
Perdarahan rahim yang dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi.
Jumlah perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan
berulang. Pada siklus ovulasi biasanya perdarahan bersifat spontan, teratur
dan lebih bisa diramalkan serta seringkali disertai rasa tidak nyaman
sedangkan pada anovulasi merupakan kebalikannya (Rudolph,Abraham,
2006). Selain itu gejala yang yang dapat timbul diantaranya seperti mood
ayunan, kekeringan atau kelembutan Vagina serta juga dapat menimbulkan
rasa lelah yang berlebih (Stork,Susan, 2006).
PADA SIKLUS OVULASI
Karakteristik anomali uterus bleeding bervariasi, mulai dari perdarahan banyak tapi jarang, hingga
spotting atau perdarahan yang terus menerus. Perdarahan ini merupakan kurang lebih 10% dari
perdarahan disfungsional dengan siklus pendek (polimenorea) atau panjang (oligomenorea). Untuk
menegakan diagnosis perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena perdarahan yang
lama dan tidak teratur sehingga siklus haid tidak lagi dikenali maka kadang- kadang bentuk kurve suhu
badan basal dapat menolong (Wiknjoksastro,2007). Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari
endometrium tipe sekresi tanpa ada sebab organik, yaitu :
 korpus luteum persistens : dalam hal ini dijumpai perdarahan kadang-kadang bersamaan dengan
ovarium membesar. Dapat juga menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur.
 Insufisiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau
polimenorea. Dasarnya ialah kurangnya produksi progesteron disebabkan oleh gangguan LH
releasing faktor. Diagnosis dibuat, apabila hasil biopsi endometrial dalam fase luteal tidak cocok
dengan gambaran endometrium yang seharusnya didapat pada hari siklus yang bersangkutan.
 Apopleksia uteri: pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah dalam
uterus.
 Kelainan darah seperti anemia, purpura trombositopenik dan gangguan dalam mekanisme
pembekuan darah.
PADA SIKLUS TANPA OVULASI
(ANOVULATION)
 
Perdarahan tidak terjadi bersamaan. Permukaan dinding rahim di satu bagian
baru sembuh lantas diikuti perdarahan di permukaan lainnya. Jadilah
perdarahan rahim berkepanjangan (Wiknjoksastro, 2007).
PATOFISIOLOGI
Mekanisme terjadinya anomali uterus bleeding masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa
studiyang menyimpulkan bahwa terjadinya AUB tersebut disebabkan adanya kerusakan dari jaringan -jaringan
dan pembuluh-pembuluh darah karena kelainan- kelainan organik (terutamakarena adanya infeksi dan tumor)
pada alat- alat genitalia interna dan tidak berfungsinya jaringan-jaringan tersebut secara maksimal untuk
melakukan proses penghentian perdarahannya.
Secara umum penyebab terjadinya AUB adalah kelainan organik pada alat-alat genitaliainterna dalam (seperti
serviks uteri, korpus uterus, tuba fallopi, dan ovarium), kelainansistemik atau darah (seperti kelainan faktor
pembekuan darah), dan kelainan fungsional darialat-alat genitalia. Beberapa kelainan organik pada alat- alat
genitalia interna yang dapatmenjadi penyebab terjadinya AUB adalah bagian berikut ini.
a. Pada serviks uteri: polip serviks uteri, erosi porsio uteri,ulkus (borok) porsio uteri,karsinoma (kanker pada sel
tubuh) uteri.
b. Pada korpus uteri: polip endometrium uteri, abortus iminens, proses berlangsungnyaabortus, abortus
inkomplit, kehamilan mola hidatidosa, khorio-karsinoma, subinvolusi uteri,karsinoma korpus uteri, sarkoma
(kanker pada jaringan lunak tubuh) uteri, dan mioma uteri.
c. Pada tuba fallopi: kehamilan ektopik terganggu (KET), peradangan pada tuba fallopi, dan tumor tuba fallopi.
d. Pada ovarium: peradangan pada ovarium dan tumor ovarium
KLASIFIKASI PUA
BERDASARKAN JENIS
PENDARAHAN
A. Pendarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai pendarahan haid yang
banyak sehingga perlu dilakukan penanganan segera untuk mencegah kehilangan
darah. Pendarahan uterus abnormal akut dapat terjadi pada kondisi PUA kronik atau
tanpa riwayat sebelumnya.
B. Pendarahan uterus abnormal kronik merupakan terminologi untuk pendarahan
uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi ini biasanya tidak
memerlukan penanganan yang segera seperti PUA akut.
C. Pendarahan tengah (intermenstrual bleeding) merupakan pendarahan haid yang
terjadi diantara 2 siklus haid yang teratur. Pendarahan dapat terjadi kapan saja atau
dapat juga terjadi di waktu yang sama setiap siklus. Istilah ini ditujukan untuk
menggantikan terminologi metroragia.
KLASIFIKASI PUA
BERDASARKAN PENYEBAB
PENDARAHAN
Terdapat 9 kategori utama yang disusun berdasarkan akronim “PALM-COEIN”.
1. Kelompok “PALM” adalah merupakan kelompok kelainan struktur penyebab PUA
yang dapat dinilai dengan berbagai teknik pencitraan dan atau pemeriksaan
histopatologi.
2. Kelompok “COEIN” adalah merupakan kelompok kelainan non struktur penyebab
PUA yang tidak dapat dinilai dengan teknik pencitraan atau histopatologi.
KETERANGAN:
A. Polip (PUA-P)
Polip adalah pertumbuhan endometrium berlebih yang bersifat lokal mungkin tunggal atau ganda,
berukuran mulai dari beberapa milimeter sampai sentimeter. Polip endometrium terdiri dari
kelenjar, stroma, dan pembuluh darah endometrium.
B. Adenomiosis (PUA-A)
Merupakan invasi endometrium ke dalam lapisan miometrium, menyebabkan uterus membesar,
difus, dan secara mikroskopik tampak sebagai endometrium ektopik, non neoplastik, kelenjar
endometrium, dan stroma yang dikelilingi oleh jaringan miometrium yang mengalami hipertrofi
dan hyperplasia.
C. Leiomioma uteri (PUA-L)
Leiomioma adalah tumor jinak fibromuscular pada permukaan myometrium. Berdasarkan
lokasinya, leiomioma dibagi menjadi: submukosum, intramural, subserosum.
D. Malignancy and hyperplasia (PUA-M)
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan abnormal berlebihan dari kelenjar
endometrium. Gambaran dari hiperplasi endometrium dapat dikategorikan sebagai:
hiperplasi endometrium simpleks non atipik dan atipik, dan hiperplasia endometrium
kompleks non atipik dan atipik.
E. Coagulopathy (PUA-C)
Terminologi koagulopati digunakan untuk merujuk kelainan hemostasis sistemik yang
mengakibatkan PUA.
F. Ovulatory dysfunction (PUA-O)
Kegagalan terjadinya ovulasi yang menyebabkan ketidakseimbangan hormonal yang
dapat menyebabkan terjadinya pendarahan uterus abnormal.
G. Endometrial (PUA-E)
Pendarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan dengan siklus haid teratur
akibat gangguan hemostasis lokal endometrium.
H. Iatrogenik (PUA-I)
Pendarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan penggunaan obat-obatan
hormonal (estrogen, progestin) ataupun non hormonal (obat-obat antikoagulan) atau
AKDR.
I. Not yet classified (PUA-N)
Kategori ini dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau sulit dimasukkan dalam
klasifikasi (misalnya adalah endometritis kronik atau malformasi arteri-vena).
PENDARAHAN SELA
(BREAKTHROUGH BLEEDING)
Merupakan pendarahan yang terjadi akibat paparan terhadap hormon tertentu secara terus
menerus pada lapisan endometrium. Kejadian pendarahan umumnya tidak dapat diprediksi,
dan jenis pendarahannya dapat berupa pendarahan ringan dan pendarahan bercak (spotting).
Berdasarkan mekanisme penyebabnya, maka pendarahan sela dapat dibagi menjadi:
- Progesteron Breakthrough Bleeding
Progesteron breakthrough bleeding adalah pendarahan bercak yang terjadi ketika rasio
progesteron terhadap estrogen tinggi.
- Estrogen Breakthrough Bleeding
Pola pendarahan akibat pengaruh paparan estrogen terus-menerus. Jumlah dan durasi
estrogen breakthrough bleeding dapat bervariasi, tergantung pada jumlah dan durasi
stimulasi unopposed estrogen terhadap endometrium.
PENDARAHAN LECUT /
WITHDRAWAL BLEEDING
Adalah pendarahan yang terjadi karena turunnya kadar hormon estrogen/progesteron
dengan ciri pendarahan yang umumnya teratur, dapat diprediksi, dan konsisten
dalam volume dan durasi. Berdasarkan mekanisme penyebabnya, maka pendarahan
lecut dapat dibagi menjadi:
- Pendarahan lecut estrogen/ Estrogen withdrawal bleeding
Adalah pendarahan yang terjadi karena turunnya kadar hormon estrogen.
- Pendarahan lecut progesterone/ Progesterone withdrawal bleeding.
Adalah pendarahan yang disebabkan penurunan kadar hormon progesteron.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai