Anda di halaman 1dari 30

PENYUSUNAN MIKROPLANING

IMUNISASI RUTIN
DI TINGKAT PUSKESMAS

Substansi Imunisasi
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI

1
Kerangka
01 Pengertian
Materi
02 Komponen Mikroplaning

03 Langkah Penyusunan
Pengertian
Perencanaan mikro atau disebut dengan mikroplaning
disusun dengan tujuan untuk memastikan seluruh
sasaran imunisasi dapat dijangkau dan dilayani sesuai
usia sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan dan
mempertahankan cakupan imunisasi yang tinggi dan
merata

Dengan mikroplaning yang disusun dengan baik,


petugas dapat mengidentifikasi kelompok prioritas,
mengatasi kendala/permasalahan yang terjadi serta
menyusun rencana kerja untuk mengatasi
kendala/permasalahan tersebut
Komponen Mikroplaning
1. Jumlah dan data sasaran
2. Jumlah kebutuhan vaksin dan logistik imunisasi
3. Identifikasi ketersediaan SDM
4. Peta wilayah kerja puskesmas
5. Identifikasi hambatan terhadap akses dan
penggunaan pelayanan
6. Identifikasi desa/kelurahan berisiko tinggi
7. Identifikasi solusi untuk mengatasi hambatan
8. Rencana kegiatan beserta pembiayaan
Langkah Penyusunan Mikroplaning

Pendataan/Perhitungan Sasaran
Penyusunan
Rencana Kegiatan 6 1

Perhitungan Kebutuhan Vaksin


Identifikasi Hambatan
dan Solusi 5 2 dan Logistik Imunisasi

Penentuan Wilayah Prioritas 4 3 Pembuatan Peta Wilayah Kerja


Puskesmas
Tahap 1
Pendataan/
Perhitungan
Sasaran
Penentuan Sasaran

Perhitungan estimasi Pendataan langsung yang


berdasarkan proyeksi data dilakukan oleh puskesmas
sasaran yang dikeluarkan
Kemenkes
Sasaran Imunisasi Dasar

Desa/kelurahan: Direkomendasikan untuk melaksanakan pendataan langsung ke seluruh rumah penduduk


sehingga diperoleh data sasaran riil by name by address
Sasaran Imunisasi Lanjutan
Tahap 2
Perhitungan
Kebutuhan Vaksin
dan Logistik
Imunisasi
PERHITUNGAN KEBUTUHAN VAKSIN

Dalam menghitung jumlah kebutuhan vaksin, harus diperhatikan beberapa hal, yaitu
jumlah sasaran, jumlah pemberian, target cakupan 100% dan indeks pemakaian (IP) vaksin
dengan memperhitungkan sisa vaksin (stok) sebelumnya.

Puskesmas mengirimkan rencana kebutuhan vaksin ke kabupaten/kota untuk dilakukan kompilasi, kemudian diteruskan ke provinsi
dan ke pusat (perencanaan secara bottom up).
Perhitungan kebutuhan vaksin harus mempertimbangkan estimasi sisa stok per tanggal 31 Desember pada tahun berjalan atau
pertanggal 1 Januari pada tahun yang direncanakan
Dosis per kemasan vaksin dan IP Nasional
No Jenis vaksin Jumlah dosis/vial IP
1 Hepatitis B 1 1
2 BCG 20 3
3 OPV 10 6
4 DPT-HB-Hib 5 4
5 IPV 5 4
6 Campak/MR 10 4
7 DT 10 8

8 Td 10 8
9 HPV 1 1
10 PCV 1 1
11 JE 5  

IP vaksin pada pelaksanaan imunisasi massal, seperti pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS), kampanye, ORI, Sub PIN, PIN dan lain-lain, lebih besar dari pada pelayanan imunisasi
rutin
PENGHITUNGAN KEBUTUHAN LOGISTIK LAINNYA

Auto Dysable Syringes/ADS Safety Box/SB


ADS dihitung sejumlah dengan sasaran yang akan Safety Box dihitung dengan
diberikan. Perhitungan dilakukan untuk masing-
mempertimbangkan jumlah ADS
masing jenis ADS (0,5 ml; 0,05 ml dan 5 ml)

No Ukuran ADS Penggunaan


1 0,05 ml Pemberian imunisasi BCG
2 0,5 ml Pemberian imunisasi DPT-HB-Hib,
    Campak Rubela, DT, Td, IPV
3 5 ml Untuk mencampurkan pelarut
vaksin BCG dan Campak Rubela
Tahap 3
Pembuatan Peta
Wilayah Kerja
Puskesmas
Peta wilayah kerja puskesmas harus
mencakup:
Lokasi dari setiap desa/kelurahan
Lokasi-lokasi penting seperti posyandu,
fasyankes, tempat ibadah, pasar, sekolah, dan
tempat-tempat umum lainnya
Perkiraan jarak dan waktu tempuh dari
puskesmas, fasilitas pelayanan kesehatan dan
posyandu ke setiap komunitas masyarakat
Lokasi-lokasi rentan/berisiko yaitu wilayah
padat penduduk, wilayah kumuh, wilayah yang
terdapat pekerja migran, kelompok marjinal
dan pengungsi yang berdomisili, wilayah
pedesaan dan sulit secara geografis, wilayah
yang teridentifikasi adanya penolakan
terhadap imunisasi, atau wilayah pemukiman
Contoh Peta Wilayah Kerja Puskesmas baru
Tahap 4
Penentuan
Wilayah Prioritas
Angka Left-Out (LO) dan Drop-Out (DO)

Left-Out (LO)
Left Out adalah anak tidak
imunisasi (belum pernah
diimunisasi sama sekali) yang
usianya dalam sasaran
program imunisasi (eligible). *Dihitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan melakukan analisis (bulan
Angka LO menjadi indikator berjalan)

terhadap akses pelayanan


imunisasi
Angka Left-Out (LO) dan Drop-Out (DO)
Drop-Out (DO)
Drop Out adalah anak yang
DO yang dapat digunakan adalah DO cakupan
sudah mendapatkan
bayi maupun DO cakupan baduta
kesempatan pertama
imunisasi namun tidak
menyelesaikan rangkaian
dosis pemberian sesuai Agar diperoleh angka DO yang dapat lebih menggambarkan
jadwal. Angka DO menjadi
situasi di lapangan, direkomendasikan untuk menggunakan
Indikator terhadap
DO cakupan baduta 
pemanfaatan imunisasi
Cara Menghitung DO Bayi

Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 – Jumlah Imunisasi


DPT-HB-Hib 3 dalam 1 periode
DO DPT-HB-Hib = X 100%
Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 dalam 1 periode

Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 – Jumlah imunisasi


DO Campak Campak Rubela 1 dalam 1 periode
= X 100%
Rubella 1
Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 1 dalam 1 periode

* Dihitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan melakukan analisis (bulan berjalan)
Cara Menghitung DO Baduta
Jumlah DPT-HB-Hib-3 sampai bulan berjalan di tahun
lalu – Jumlah DPT-HB- Hib-4 sampai bulan berjalan
DO DPT-HB-Hib tahun ini
= X 100%
baduta
Jumlah imunisasi DPT-HB-Hib 3 bulan berjalan di tahun
lalu dalam 1 periode

* DPT-HB-Hib 3 dihitung mulai dari Januari s/d bulan berjalan tahun lalu
* DPT-HB-Hib 4 dihitung mulai dari Januari s/d bulan berjalan tahun ini
Jumlah Campak Rubela 1 sampai bulan berjalan di
tahun lalu – Jumlah Campak Rubela 2 sampai bulan
DO Campak Rubela berjalan tahun ini
= X 100%
baduta
Jumlah imunisasi Campak Rubela 1 bulan berjalan di
tahun lalu dalam 1 periode

* Campak Rubela 1 dihitung mulai dari Januari s/d bulan berjalan tahun lalu
* Campak Rubela 2 dihitung mulai dari Januari s/d bulan berjalan tahun ini
Buat Tabel Analisa Data LO dan DO

* LO atau DO bernilai negatif termasuk ke dalam kategori buruk (BU). Lakukan pengecekan akurasi
data dan telusuri permasalahannya. Misalnya ada anak yang datang pertama kali pada usia empat
bulan, tetapi dicatat sebagai DPT-HB-Hib 3 (seharusnya DPT-HB-Hib 1) atau ada sasaran dari luar
daerah
Berdasarkan tabel analisasi LO dan DO,
tentukan kategori risiko masing-masing wilayah

Risiko Tinggi Risiko Sedang Risiko Rendah


 Angka LO dan DO lebih
dari 5% (lima persen)
Angka LO atau DO Angka LO dan DO
 Angka LO atau DO lebih lebih dari 5% tanpa kurang dari 5% (lima
dari 5%, disertai kondisi disertai kondisi persen)
pendukung yaitu :
 padat penduduk, pendukung
 kumuh,
 terdapat pekerja migran, kelompok
marjinal dan pengungsi yang
berdomisili,
 pedesaan dan sulit secara geografis,
 teridentifikasi adanya penolakan
terhadap imunisasi, atau
Wilayah risiko tinggi menjadi prioritas pertama, dilanjutkan dengan
 pemukiman baru. wilayah risiko sedang kemudian rendah
Penentuan wilayah prioritas ini juga perlu mempertimbangkan
ketersediaan sumber daya
Tahap 5
Identifikasi
Hambatan dan Solusi
Lakukan identifikasi hambatan beserta solusi
untuk mengatasi hambatan
Masalah Akses (LO) dan Solusi Masalah Pemanfaatan (DO) dan Solusi
Masalah: Masalah:
Lokasi pelayanan yang jauh Kekurangan vaksin (stock-outs)
   

Solusi: Solusi:
•Penambahan jumlah posyandu Pelatihan cara menghitung kebutuhan vaksin untuk tiap puskesmas
•Pelaksanaan pelayanan imunisasi dengan strategi Sustainable termasuk perhitungan stok cadangan 25% dari total kebutuhan
Outreach Services (SOS) melalui kegiatan terpadu seperti dengan
program gizi, KIA, pengobatan dsb.

Masalah: Masalah:
Waktu pelayanan yang tidak sesuai dengan waktu ibu/pengasuh untuk Orang tua/pengasuh tidak tahu kapan harus kembali untuk mendapatkan
datang ke tempat pelayanan pelayanan Imunisasi berikutnya
   

Solusi: Solusi:
Pengaturan kembali jadwal posyandu/pelayanan yang disesuaikan •Selalu diberikan edukasi sebelum kegiatan vaksinasi termasuk kapan
dengan ketersediaan waktu orang tua/pengasuh, misalnya masa panen ibu harus kembali
maka jadual dapat disesuaikan, membuka sesi posyandu sore hari untuk •Membekali orang tua dengan buku KIA atau media KIE
menyesuaikan dengan jadual ibu bekerja
Lakukan identifikasi hambatan beserta solusi
untuk mengatasi hambatan
Masalah Akses (LO) dan Solusi Masalah Pemanfaatan (DO) dan Solusi
Masalah: Masalah:
Kekurangan petugas imunisasi Orang tua/pengasuh beranggapan bahwa satu kali pemberian
  imunisasi sudah cukup
 
Solusi:
•Advokasi untuk penambahan tenaga Solusi:
•Mengoptimalkan bidan atau perawat lain sebagai vaksinator •Lakukan edukasi sebelum kegiatan imunisasi untuk memberitahukan
  manfaat Imunisasi lengkap, termasuk jadwal Imunisasi
•Membekali ibu dengan media KIE tentang pentingnya Imunisasi
lengkap

Masalah: Masalah:
Orang tua/pengasuh tidak paham program Imunisasi Adanya hambatan Komunikasi
   
Solusi:
•Pemberian KIE kepada ibu-ibu sebelum kegiatan vaksinasi Solusi:
•Bekerja sama dengan kader posyandu dan dasawisma setempat untuk Pelatihan teknik komunikasi yang baik
berkomunikasi dengan masyarakatnya
•Bekerja sama dengan tokoh masyarakat atau tokoh agama untuk
penggerakan sasaran
Tahap 6
Penyusunan
Rencana Kegiatan
Susun rencana kegiatan untuk seluruh desa/kelurahan di wilayah
kerja puskesmas

Rencana kegiatan sekurang-kurangnya harus meliputi:


1.nama desa/kelurahan,
2.nama/jenis kegiatan,
3.sasaran kegiatan,
4.jumlah vaksin dan logistik yang dibutuhkan,
5.jumlah dana yang dibutuhkan,
6.sumber dana,
7.tim pelaksana atau penanggung jawab kegiatan, serta
8.rencana waktu pelaksanaan.
Rencana kegiatan disusun berdasarkan risiko wilayah. Rencana
kegiatan dapat disusun bulanan, triwulan atau setiap 6 bulan.
Rencana kegiatan juga sebaiknya disusun untuk kurun waktu
tahunan dan 3 tahunan.
Contoh Rencana Kegiatan Triwulan
TERIMA KASIH
30

Anda mungkin juga menyukai