Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEHAMILAN SESUAI

TAHAPAN PERKEMBANGAN
KEHAMILAN IBU
Asni, S.S.T.,M.Keb
MENGEMBANGKAN PERENCANAAN ASUHAN
YANG KOMPREHENSIF
TUJUAN TEST LABORATORIUM
 Tujuan test laboratorium adalah untuk mendeteksi
komplikasi-komplikasi dalam kehamilan. Macam test
laboratorium dalam asuhan kehamilan yang merupakan
kompetensi bidan:
1. Tes hemoglobin darah (Hb) Tujuan: Untuk mengetahui
kadar Hb pada ibu hamil dan Untuk mendeteksi anemia
gravidarum
2. Tes protein urine Tujuan: Untuk mengetahui kadar protein
dalam urine dan Untuk mendeteksi Pre Eklamsia dalam
kehamilan
3. Tes glukosa urine Tujuan: Untuk mengetahui kadar glukosa
dalam urine dan Untuk mendeteksi diabetes melitus
gravidarum
MENGIDENTIFIKASI KEMUNGKINAN
KEBUTUHAN BELAJAR
 Enam tanda-tanda bahaya selama periode antenatal
adalah:
1. Perdarahan vagina
2. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
3. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun
senja).
4. Nyeri abdomen yang hebat
5. Bengkak pada muka atau tangan
6. Bayi kurang bergerak seperti biasa
MENETAPKAN KEBUTUHAN UNTUK
PENGOBATAN KOMPLIKASI RINGAN
 Dalam menetapkan kebutuhan untuk pengobatan
komplikasi ringan dalam kehamilan harus berdasarkan
KepMenkes No 900 tahun 2002 tentang registrasi dan
kewenangan praktik bidan dan Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK).
 Diantaranya yaitu penanganan Abortus Imminens, Pre
Eklamsia, Hiperemesis Gravidarum dan Anemia dalam
Kehamilan
MENETAPKAN KEBUTUHAN KONSULTASI/ RUJUKAN
DENGAN TENAGA PROFESIONAL LAINNYA

 Apabila terjadi komplikasi dalam kehamilan, bidan perlu


menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan dengan
tenaga profesional lainnya untuk mencegah terjadinya
komplikasi lebih lanjut
MENETAPKAN KEBUTUHAN UNTUK KONSELING
SPESIFIK/ ANTICIPATORY GUIDANCE
 Dalam menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik,
harus disesuaikan dengan permasalahan yang dihdapi
oleh ibu hamil berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan
fisik maupun pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan oleh bidan.
 Beberapa kebutuhan konseling yang perlu diberikan
pada setiap ibu hamil pada kunjungan awal adalah
pendidikan kesehatan tentang:
1. Tanda bahaya dalam kehamilan
2. Gizi pada ibu hamil
3. Persiapan persalinan
4. Imunisasi TT
5. Olahraga
6. Istirahat
7. Kebersihan
8. Pemberian ASI
9. Aktifitas seksual
10. Kegiatan sehari-hari dan pekerjaan
11. Obat-obatan dan merokok
12. Body mekanik
13.Pakaian dan sepatu
Sedangkan pada ibu hamil yang mempunyai permasalahan
ataupun komplikasi dalam kesehatan, pendidikan
kesehatan yang diberikan harus disesuaikan dengan kasus
yang dihadapi
MENETAPKAN KEBUTUHAN
KONSELING HIV/PMS
 Untuk menetapkan kebutuhan konseling HIV/ PMS
hanya diberikan pada ibu hamil dengan riwayat maupun
risiko HIV/PMS
 Risiko penularan HIV dari ibu ke anak tanpa upaya
pencegahan atau intervensi berkisar antara 20-50%
 Ada tiga faktor risiko penularan HIV dari ibu ke anak,
yaitu sebagai berikut.
1. Faktor ibu : Kadar HIV dalam darah ibu (viral load):
merupakan faktor yang paling utama terjadinya
penularan HIV dari ibu ke anak: semakin tinggi
kadarnya, semakin besar kemungkinan penularannya,
khususnya pada saat/menjelang persalinan dan masa
menyusui bayi.
2. Faktor bayi : Usia kehamilan dan berat badan bayi saat
lahir: bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah
lebih rentan tertular HIV karena sistem organ dan
kekebalan tubuh belum berkembang baik.
3. Faktor tindakan obstetrik :
 Jenis persalinan: risiko penularan pada persalinan per
vaginam lebih besar daripada persalinan seksio sesaria.
 Lama persalinan: semakin lama proses persalinan, risiko
penularan HIV dari ibu ke anak juga semakin tinggi,
karena kontak antara bayi dengan darah/ lendir ibu
semakin lama.
 Tindakan episiotomi, ekstraksi vakum dan forsep
meningkatkan risiko penularan HIV
 Merujuk pada pedoman muktahir, semua ibu hamil
dengan HIV diberi terapi ARV, tanpa harus
memeriksakan jumlah CD4 dan viral load terlebih
dahulu, karena kehamilan itu sendiri merupakan indikasi
pemberian ARV yang dilanjutkan seumur
hidup.Pemeriksaan CD4 dilakukan untuk memantau
pengobatan – bukan sebagai acuan untuk memulai terapi.
 Syarat pemberian ARV pada ibu hamil dikenal dengan
singkatan SADAR, yaitu sebagai berikut.
1. Siap: menerima ARV, mengetahui dengan benar efek
ARV terhadap infeksi HIV.
2. Adherence: kepatuhan minum obat.
3. Disiplin: minum obat dan kontrol ke dokter.
4. Aktif: menanyakan dan berdiskusi dengan dokter
mengenai terapi.
5. Rajin: memeriksakan diri jika timbul keluhan
JADWAL KUNJUNGAN SESUAI DENGAN
PERKEMBANGAN KEHAMILAN
 Jadwal Kunjungan antenatal care yaitu minimal
sebanyak 6 kali. Minimal 2 kali periksa ke dokter
obsgyn yakni pada trimester 1 dan 3.
 2 kali pada Trimester I (kehamilan hinga 12 minggu, minimal
1 kali ke dokter obsgyn)
 1 kali pada trimester II ( Kehamilan diatas 12 minggu sampai
24 minggu)
 3 kali pada Trimester III (Kehamilan diatas 24 minggu
sampai 40 minggu)

Anda mungkin juga menyukai