Anda di halaman 1dari 46

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERDIRJEN
PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-4/PB/2021
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN INDIKATOR KINERJA
PELAKSANAAN ANGGARAN
Struktur Perdirjen IKPA
BAB JUDUL BAB KETERANGAN PENGATURAN JUMLAH PASAL
I Ketentuan Umum Mengatur mengenai definisi-definisi yang ada di dalam batang tubuh 1 Pasal
Peraturan Direktur Jenderal. (Pasal 1)
II Ruang Lingkup Mengatur mengenai batasan pengaturan Peraturan Direktur Jenderal. 2 Pasal
(Pasal 2 s.d. Pasal 3)
III Aspek Pengukuran dan Mengatur mengenai jenis aspek pengukuran dan indikator yang 18 Pasal
Indikator Kinerja digunakan dalam penilaian IKPA. (Pasal 4 s.d. Pasal 21)
IV Nilai Indikator Kinerja Mengatur mengenai mekanisme perhitungan indikator pada level K/L, 3 Pasal
Pelaksanaan Anggaran Eselon I, dan Satker, kategori nilai, dan pengelolaan sistem informasi. (Pasal 22 s.d.Pasal 24)

V Penyesuaian Perhitungan Mengatur mengenai mekanisme penyesuaian perhitungan dan data 3 Pasal
dan Data dalam IKPA. (Pasal 25 s.d. Pasal 27)
VI Penggunaan Mengatur mengenai penggunaan nilai IKPA. 1 Pasal
(Pasal 28)
VII Ketentuan Peralihan Mengatur mengenai ketentuan khusus penilaian IKPA untuk Tahun 1 Pasal
Anggaran 2021 (Pasal 29)
VIII Penutup Mengatur mengenai mulai berlakunya Peraturan Direktur Jenderal dan 1 Pasal
pencabutan ketentuan terdahulu. (Pasal 17)

2
Bab I: Ketentuan Umum
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)

adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian


Keuangan selaku BUN untuk mengukur kualitas
kinerja pelaksanaan anggaran belanja
Kementerian Negara/Lembaga dari sisi:

KESESUAIAN EFEKTIVITAS
TERHADAP PELAKSANAAN
PERENCANAAN ANGGARAN

EFISIENSI KEPATUHAN
PELAKSANAAN TERHADAP
ANGGARAN REGULASI

3
Bab II: Ruang Lingkup

Peraturan Direktur Jenderal ini mengatur


mengenai penilaian kinerja pelaksanaan
anggaran belanja K/L dengan menggunakan
IKPA.

Penilaian kinerja pelaksanaan anggaran


belanja K/L dilakukan dengan
menggunakan Aplikasi OM-SPAN.

4
Bab III: Aspek Pengukuran dan
Indikator Kinerja
Kesesuaian antara perencanaan dengan Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan di
pelaksanaan anggaran bidang pelaksanaan anggaran
merupakan penilaian kesesuaian antara pelaksanaan
merupakan penilaian terhadap kepatuhan Satker terhadap
anggaran dengan yang direncanakan dan ditetapkan
peraturan perundang-undangan di bidang pelaksanaan anggaran.
dalam DIPA.

Deviasi Halaman III Data LPJ


Revisi DIPA Pagu Pengelolaan UP Dispensasi
DIPA Kontrak Bendahar
Minus dan TUP SPM
a

Efektivitas pelaksanaan anggaran Efisiensi pelaksanaan anggaran

penilaian terhadap pencapaian output dan merupakan penilaian terhadap ketepatan Satker dalam
penyelesaian pelaksanaan pembayaran melakukan pembayaran atas beban DIPA.

Penyerapan Penyelesaia Capaia Retur Kesalahan SPM Perencanaan Kas


Anggaran n Tagihan n SP2D
Output
5
Bab III: Aspek Pengukuran dan
Indikator Kinerja
Kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan anggaran.

dihitung berdasarkan frekuensi revisi DIPA dalam hal kewenangan pagu tetap
1Revisi DIPA yang dilakukan oleh Satker dalam satu triwulan.

dihitung berdasarkan rata-rata kesesuaian antara realisasi anggaran terhadap


Deviasi Hal
2 Rencana Penarikan Dana (RPD) bulanan.
III DIPA pemutakhiran RPD pada Halaman III DIPA yang disampaikan oleh Satker paling
lambat pada hari kerja kesepuluh awal triwulan:

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Tw I Tw II Tw III Tw IV

dihitung berdasarkan rasio antara total nilai pagu minus terhadap pagu DIPA.
3 Pagu Minus Pagu minus merupakan realisasi anggaran yang melebihi pagu DIPA pada level
akun
6
Bab III: Aspek Pengukuran dan
Indikator Kinerja
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pelaksanaan anggaran
dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu penyampaian data perjanjian/kontrak
4 Data terhadap seluruh data kontrak yang didaftarkan ke KPPN.
Kontrak Objek: data kontrak tahun tunggal dengan nilai di atas Rp50 juta, dan data kontrak tahun
jamak yang didaftarkan pada tahun pertama masa kontrak.
dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu pertanggungjawaban UP Tunai dan TUP Tunai

5 Pengelolaa
terhadap seluruh pertanggungjawaban UP Tunai dan TUP Tunai
n UP dan pada akhir tahun anggaran, memperhitungkan sisa UP Tunai dan TUP Tunai yang belum
TUP disetor ke Rekening Kas Negara sebagai pengurang nilai kinerja.

dihitung berdasarkan rasio penyampaian LPJ Bendahara Pengeluaran yang dilakukan


6 LPJ Bend. secara tepat waktu terhadap seluruh kewajiban penyampaian LPJ.

Dispensasi dihitung berdasarkan jumlah SPM yang mendapatkan dispensasi keterlambatan


7 SPM penyampaian SPM melebihi batas waktu penyampaian SPM yang ditentukan pada akhir
tahun anggaran. 7
Bab III: Aspek Pengukuran dan
Indikator Kinerja
Efektivitas pelaksanaan anggaran 10 Capaian Output
dihitung berdasarkan rasio antara total nilai kinerja Rincian Output
8 Penyerapan Anggaran (RO) terhadap jumlah RO yang dikelola oleh Satker.

dihitung berdasarkan rata-rata nilai Nilai kinerja RO dihitung berdasarkan rasio antara capaian atau
kinerja penyerapan anggaran pada realisasi RO terhadap target RO.
setiap triwulan. Satker menyampaikan data capaian output paling lambat 10 hari kerja
60%
90% pada bulan berikutnya, a.l. Realisasi Volume Rincian Output
40
15%
% (RVRO), Progres Capaian Rincian Output (PCRO).
Tw I Tw II Tw III Tw IV

Target
Penyerapan
9 Penyelesaian Tagihan 11 Retur SP2D
dihitung berdasarkan rasio antara jumlah SP2D yang mengalami
dihitung berdasarkan rasio ketepatan retur terhadap jumlah SP2D yang telah diterbitkan.
waktu penyelesaian tagihan dengan
mekanisme SPM-LS Kontraktual
terhadap seluruh SPM-LS
Kontraktual yang diajukan ke KPPN
8
Bab III: Aspek Pengukuran dan
Indikator Kinerja
Efisiensi pelaksanaan anggaran

12 Pengembalian/Kesalahan SPM
dihitung berdasarkan rasio antara pengembalian/kesalahan SPM
oleh KPPN terhadap seluruh SPM yang diajukan oleh Satker ke
KPPN.
merupakan SPM yang ditolak atau dikembalikan berdasarkan:
data PMRT atau kesalahan formal; dan
validasi tagihan oleh KPPN atau kesalahan substantif

13 Renkas
Merupakan rasio antara Renkas/Rencana Penarikan Dana (RPD)
Harian yang disampaikan secara tepat waktu terhadap kewajiban
Renkas/RPD Harian yang diajukan ke KPPN

9
Bab IV: Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran

IKPA K/L
hasil perhitungan
berdasarkan data transaksi
IKPA pada seluruh Unit Kategori Nilai
Eselon I dalam lingkup K/L
nilai IKPA≥ 95 Sangat Baik

IKPA 89 ≤ nilai IKPA < 95 Baik


hasil
Eselonperhitungan
I
berdasarkan data transaksi
IKPA pada seluruh Satker 70 ≤ nilai IKPA < 89 Cukup
dalam lingkup Eselon I.
nilai IKPA < 70 Kurang
IKPA
hasil
Satkerperhitungan
berdasarkan data
transaksi IKPA pada
Satker.
10
BAB V: Penyesuaian Perhitungan dan Data
Kronologis

Bukti Dukung Reviu dan Penelitian

1 KANWIL DJPb Dit. PA


• Gangguan sistem
informasi; Penetapan
• Force majeur.

Dit. SITP
Satker KPPN

Kronologis Kronologis

Bukti Dukung Bukti Dukung


OM-SPAN

Perubahan kebijakan di bidang


2 penganggaran dan pelaksanaan anggaran

11
Bab VI: Penggunaan

monitoring dan
evaluasi belanja K/L

pemberian
penghargaan

12
Bab VII: Ketentuan Peralihan

Khusus penilaian IKPA Tahun Anggaran 2021, penilaian


indikator kinerja:

Deviasi Halaman III Capaian Output


DIPA
dimulai pada periode triwulan
II.

13
Bab VIII: Penutup

Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-4/PB/2020 tentang Petunjuk Teknis
Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian
Negara/Lembaga, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

14
Formula IKPA
13
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑰𝑲𝑷𝑨 = ∑ ( 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝒏 𝒙 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝒏 ) : 𝑲𝒐𝒏𝒗𝒆𝒓𝒔𝒊 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕
𝒏=1

INDIKATOR KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN


1. Revisi DIPA 7. Dispensasi Penyampaian SPM
2. Deviasi Halaman III DIPA 8. Penyerapan Anggaran
3. Pagu Minus 9. Penyelesaian Tagihan
4. Penyampaian Data Kontrak 10. Capaian Output
5. Pengelolaan UP dan TUP 11. Retur SP2D
6. Penyampaian LPJ Bendahara 12. Pengembalian/Kesalahan SPM
13. Renkas
Keterangan:
1. Konversi bobot bernilai 100% apabila Satker/Eselon I/K/L memiliki seluruh data transaksi atas indikator yang dinilai.
2. Konversi bobot bernilai di bawah 100% apabila pada Satker tidak terdapat data transaksi untuk indikator tertentu.

15
PENYESUAIAN BOBOT INDIKATOR KINERJA
13
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑰𝑲𝑷𝑨 = ∑ ( 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝒏 𝒙 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝒏 ) : 𝑲𝒐𝒏𝒗𝒆𝒓𝒔𝒊 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕
𝒏=1

No. Indikator Bobot 2019 Bobot 2020 Bobot 2021


1. Penyerapan Anggaran 20% 15% 15%
2. Data Kontrak 15% 15% 10%
3. Penyelesaian Tagihan 15% 12% 10%
4. Capaian Output - 10% 17%
5. Pengelolaan UP dan TUP 10% 8% 8%
6. Revisi DIPA 5% 5% 5%
7. Deviasi Halaman III DIPA 5% 5% 5%
8. LPJ Bendahara 5% 5% 5%
9. Renkas 5% 5% 5%
10. Kesalahan SPM 6% 5% 5%
11. Retur SP2D 6% 5% 5%
12. Pagu Minus 4% 5% 5%
13. Dispensasi SPM 4% 5% 5%
TOTAL 100% 100% 100%
16
Indikator Bobot : 5
Revisi DIPA
Dihitung berdasarkan frekuensi revisi dipa dalam satu triwulan
Frekuensi revisi untuk nilai IKPA optimal, 1 kali dalam satu triwulan (tidak Rasio Revisi DIPA Triwulanan (RRev) :
kumulatif)
Revisi yang diperhitungkan revisi pagu tetap yang disahkan oleh Kementerian RRev
Keuangan
Revisi kewenangan KPA, revisi pengehematan atau refocusing yang menjadi Nilai IKPA :
kebijakan pemerintah dikecualikan dalam perhitungan 𝑛

Nilai IKPA Unit Eselon I dan K/L (agregasinya) = nilai rata-rata dari Nilai IKPA Satker ∑ 𝑅𝑅𝑒𝑣 𝑛
𝑖=1
yang ada di bawah kewenangannya (konsolidasi lokasi: average) 𝐼𝐾𝑃𝐴 𝑅𝑒𝑣 =
𝑛

Ilustrasi
  Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Revisi DIPA Satker A*) 1x 0x (tidak revisi) 1x 1x
Revisi DIPA Satker B**) 1x 2x 1x 0x (tidak revisi)
Nilai Kinerja A (triwulanan) (1/1)*100 = 100 (1/0)*100 = 100 (1/1)*100 = 100 (1/1)*100 = 100
Nilai Kinerja B (triwulanan) (1/1)*100 = 100 (1/2)*100 = 50 (1/1)*100 = 100 (1/0)*100 = 100

Nilai IKPA A (rata2 kumulatif) 100 (100+100)/2 = 100 (100+100+100)/3 = 100 (100+100+100+100)/4 = 100
Nilai IKPA B (rata2 kumulatif) 100 (100+50)/2 = 75 (100+50+100)/3 = 83,33 (100+50+100+100)/4 = 87,5
Nilai IKPA K/L AB***) (100+100)/2 = 100 (100+75)/2 = 87,5 (100+83,33)/2 = 91,66 (100+87,5)/2 = 93,75
Indikator Bobot : 5
Deviasi Hal III DIPA

Indikator kinerja Deviasi Halaman III DIPA, dihitung berdasarkan rata-rata


kesesuaian antara realisasi anggaran terhadap rencana penarikan dana (RPD)
bulanan.
Deviasi Halaman III DIPA bulanan :
Nilai IKPA Deviasi Halaman III DIPA memperhitungkan rata-rata deviasi antara
realisasi anggaran dengan RPD setiap bulan. ‖𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑛− 𝑅𝑃𝐷𝑛‖
𝐷𝑒𝑣𝐷𝐼𝑃𝐴𝑛= 𝑥 100
Nilai RPD dikunci setiap awal triwulanan dengan batas pemutakhiran RPD Halaman 𝑅𝑃𝐷𝑛
III DIPA sampai dengan 10 hari kerja pertama setiap triwulan. Khusus untuk
Triwulan I batas akhir pemutakhiran sampai dengan 10 hari kerja pertama bulan Nilai IKPA :
Februari, 𝑛

∑ 𝐷𝑒𝑣𝐷𝐼𝑃𝐴𝑛
𝑖=1
Penguncian dilakukan berdasarkan tanggal posting DIPA hasil revisi pada sistem. IKPA   DevDIPAn  = 100 −
𝑛

Nilai deviasi dihitung mulai periode Januari sampai dengan November.


Rasio Nilai IKPA
Ilustrasi
Jan  ||1 – 1,5 ||) x 100 = 33,3 100 – 33,3= 66,7
Jan Feb Mar 1,5 1
Realisasi 1 2 2 Feb ||2 – 2 || ) x 100 = 0 100 – (33,3+0)= 83,3
2
RPD 1,5 2 2,5 2
Deviasi 0,5 0 0,5 Mar ||2 – 2,5 || ) x 100 = 20 100 – (33,3+0+20)= 82,2
Nilai IKPA 66,7 83,3 82,2 2,5 3
Indikator Bobot : 5
Pagu Minus

Dihitung berdasarkan rasio antara total nilai pagu minus (realisasi yang melebihi
Rasio Pagu Minus :
pagunya) terhadap pagu DIPA.
𝑃𝑎𝑔𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑠
Mengacu pada nilai pagu minus pada level akun (6 digit).
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑃𝑎𝑔𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑠= 𝑥 100
𝑃𝑎𝑔𝑢 𝐷𝐼𝑃𝐴
Penilaian akhir indikator Pagu Minus berdasarkan pada nominal pagu minus DIPA Nilai IKPA :
per tanggal 31 Desember yang belum diselesaikan.
100 - Rasio Pagu Minus

Ilustrasi

Satker A memiliki alokasi pagu DIPA sebesar


Rp1,5 miliar.
Berdasarkan data s.d. 31 Desember 2020,
terdapat pagu minus sebesar Rp 120 juta yang
belum diselesaikan/ditindaklanjuti Satker A
100 - (
120 juta
1,5 milyar
X 100 = 99,92 )
Indikator Penyampaian Bobot : 10
Data Kontrak

Rasio Ketepatan Waktu Penyampaian Data


Kontrak :
Dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu penyampaian data
perjanjian/kontrak terhadap seluruh data perjanjian/kontrak yang didaftarkan ke
KPPN.
Kontrak yang dihitung adalah perjanjian/kontrak dengan nilai di atas Nilai IKPA :
Rp50.000.000 dan data/perjanjian kontrak tahun jamak yang didaftarkan pada Sesuai dengan nilai Rasio Ketepatan Waktu
tahun pertama masa kontrak.
Penyampaian Data Kontrak (RKDK)

Ilustrasi

Satker A sepanjang tahun 2020 mendaftarkan 12


kontrak ke KPPN dengan rincian 10 kontrak

( 8
) X 100 = 80
dengan nilai 50 juta rupiah dan 2 kontrak di bawh
50 juta rupiah . 2 kontrak di antaranya terlambat
disampaikan ke KPPN.
10
Indikator Pengelolaan UP Bobot : 8
dan TUP

Dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu pertanggungjawaban UP Tunai dan Rasio Ketepatan Waktu Penyampaian Data
TUP Tunai terhadap seluruh pertanggungjawaban UP Tunai dan TUP Tunai Kontrak :

Sisa dana UP dan TUP yang belum disetor pada (akhir tahun 31 Desember) akan
dihitung sebagai pinalti nilai kinerja dengan mengubah status
pertanggungjawaban dari tepat waktu menjadi terlambat. Nilai IKPA :
Sesuai dengan Rasio Ketepatan Waktu
Jenis UP dan TUP yang diperhitungkan adalah UP dan TUP tunai dengan sumber
dana RM. Pertanggungjawaban UP dan TUP

Basis Perhitungan :

Ilustrasi
1 Tanggal SP2D UP ke SP2D GUP Isi dan SP2D GUP Nihil
2 Tanggal SP2D TUP ke SP2D TUP Nihil Satker A Tepat Waktu Terlambat Total
3 Tanggal SP2D GUP Isi ke tanggal SP2D GUP Isi berikutnya
GUP 25 (26-1)* 1 26

PTUP 3 1 4

Monitoring dapat dilakukan melalui Kartu Pengawasan (Karwas) UP dan TUP Total 28 2 30
pada OMSPAN. IKPA Pengelolaan (28/30)*100 = 93,3
UP dan TUP
(awal) *Terdapat sisa dana UP yang belum disetor di akhir tahun
anggaran sehingga dikenakan pinalti
Indikator Penyampaian Bobot : 5
LPJ Bendahara

Rasio Ketepatan Waktu LPJ Bendahara:


Dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu penyampaian LPJ oleh Bendahara
Pengeluaraan terhadap seluruh kewajiban penyampaian LPJ

Batas waktu penyampaian LPJ Bendahara Pengeluaran ke KPPN (paling lambat Nilai IKPA :
tanggal 10 bulan berikutnya). Apabila tanggal 10 libur, LPJ disampaikan pada Sesuai dengan Rasio Ketepatan Waktu LPJ
hari kerja sebelumnya. Bendahara Pengeluaran

Ilustrasi

Satker A sepanjang tahun 2020 menyampaikan


LPJ Bendahara ke KPPN sebanyak 12 kali.
Dua di antaranya terlambat disampaikan ke
KPPN.
( 10
12
) X 100 = 83,3
Indikator Dispensasi Bobot : 5
Penyampaian SPM

Dispensasi Penyampaian SPM

Dihitung berdasarkan jumlah SPM yang


Dihitung berdasarkan jumlah SPM yang mendapat dispensasi karena melewati mendapat dispensasi.
batas waktu penyampaian SPM.
Nilai IKPA :
Nilai IKPA diberikan secara bertingkat sesuai jumlah kumulatif atas SPM yang
telah diberikan dispensasi. Subkriteria Nilai
0 SPM 100
1-5 SPM 95
Ilustrasi
6 – 10 SPM 90
11 – 20 SPM 85
Menjelang akhir tahun 2020, Satker A > 20 SPM 80
mengajukan permohonan dispensasi SPM ke
Dirjen Perbendaharaan sebanyak 4 SPM.
Maka, nilai IKPA Dispensasi SPM sesuai
layering tahun 2021 adalah 95.
Indikator Bobot : 15
Penyerapan Anggaran

Dihitung berdasarkan rata-rata rasio antara persentase penyerapan anggaran atas Nilai Kinerja Penyerapan Anggaran Triwulanan
pagu DIPA terhadap target penyerapan anggaran setiap triwulan.

Basis Perhitungan : Pagu DIPA yang berlaku pada akhir triwulan berkenaan
𝑁𝐾𝑃𝐴𝑛= ( ) 𝑃𝐴𝑛
𝑇𝐴𝑛
𝑥 100

Nilai IKPA :
Target penyerapan anggaran K/L masing-masing triwulan : 𝑛

∑ 𝑁𝐾𝑃𝐴𝑛
Triwulan Target 𝐼𝐾𝑃𝐴 − 𝑃𝐴𝑛= 𝑖 =1
𝑛

Triwulan I 15%
Triwulan II 40%
Triwulan III 60%
Triwulan IV 90%
Ilustrasi

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV


Target Penyerapan 15% 40% 60% 90%
PA Satker A 12% 32% 50% 80%
(12/15)*100 (32/40)*100 (50/60)*100 (80/90)*100
NKPA Satker A
= 80 = 80 = 83,33 = 94,44
(80+80)/2 (80+80+83,33)/3 (80+80+83,33+94,44)/4
IKPA-PA Satker A 80
= 80 = 81,11 = 83,89
Indikator Bobot : 10
Penyelesaian Tagihan

Ketepatan Waktu Penyelesaian Tagihan


Dihitung berdasarkan rasio antara penyampaian SPM LS Kontraktual Non Belanja
Pegawai yang tepat waktu (17 hari kerja) terhadap seluruh SPM LS Kontraktual
Non Belanja Pegawai.

17 hari kerja dihitung dari tanggal Berita Acara Serah Terima (BAST) atau Nilai IKPA :
Berita Acara Pembayaran Pekerjaan (BAPP) sampai dengan tanggal Sesuai dengan rasio ketepatan waktu
penyampaian SPM LS Kontraktual. penyelesaian tagihan

Ilustrasi

Jumlah SPM LS Kontraktual tahun 2020 pada


14
) X 100 = 93,8
Satker A sebanyak 16 SPM. Dari 16 SPM
tersebut, satu di antaranya baru disampaikan
setelah 20 hari kerja, sementara SPM lainnya
selalu disampaikan tepat waktu
( 15
Indikator Bobot : 17
Capaian Output

Dihitung berdasarkan rata-rata Nilai Kinerja atas capaian pada Rincian Output
(RO) terhadap jumlah RO yang dikelola Satker.

Penentuan perhitungan nilai kinerja atas capaian RO berdasarkan pada status


tahapan pelaksanaan RO.
Kode Status Tahapan Nilai Kinerja
Ketepatan Waktu Penyelesaian Tagihan
Status
(1) Persiapan/ Proses PBJ 0
(2) Proses Pelaksanaan Sesuai rasio PCRO dengan
Target PCRO Nilai IKPA :
(3) Selesai Sesuai RVRO dengan Target
RO

Khusus pada bulan Desember, Nilai Kinerja Capaian Output akan dihitung
berdasarkan rasio antara capaian RO terhadap target RO.

Target PCRO Triwulanan


Triwulan Target
Triwulan I 15%
Triwulan II 40%
Triwulan III 60%
Triwulan IV 100%
Ilustrasi Perhitungan Nilai IKPA Capaian Output
Uraian RO Uraian Kinerja Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Target Capaian Triwulaann PCRO : 15% PCRO : 40% PCRO : 60% PCRO : 100%, RVRO : 3,3 km

RO 1
Real PCRO (% Kumulatif) 0,00 0,00 12,12 27,27 42,42 60,61 72,73 90,91 100,00 100,00 100,00 100,00
Uraian RO : Pembangunan Jalan Real VRO (kumulatif) - - 0,4 0,9 1,4 2 2,4 3 3,3 3,3 3,3 3,3
Target RO : 3,3 Km
Status Tahapan (1) (1) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3)
Nilai Kinerja Capaian RO 1 0,0 0,0 80,8 68,2 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Target Capaian Triwulaann PCRO : 15% PCRO : 40% PCRO : 60% PCRO : 100%, RVRO : 1 Dokumen

RO 2
Uraian RO : Layanan Penyiapan dan Pengendalian
Real PCRO (% Kumulatif) 8,33 16,67 25,00 33,33 + 41,67 50,00 58,33 66,67 75,00 83,33 91,67 100,00
Pelaksanaan
Real VRO (kumulatif) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Target RO : 1 Dokumen Status Tahapan (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (3)
Nilai Kinerja Capaian RO 2 55,6 100,0 100,0 83,3 100,0 100,0 97,2 100,0 100,0 83,3 91,7 100,0
Target Capaian Triwulaann PCRO : 15% PCRO : 40% PCRO : 60% PCRO : 100%, RVRO : 397,16 km

RO 3
Real PCRO (% Kumulatif) 0,00 4,32 12,93 22,69 + 40,32 50,72 70,72 80,88 88,36 100,00 100,00 100,00 RVRO melebihi
Uraian RO : Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan Real VRO (kumulatif) - 17,16 51,36 90,12 160,15 201,43 280,88 321,22 350,92 399 399 399 target, nilai
Target RO : 397,16 km
Status Tahapan (1) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) kinerja maks.
Nilai Kinerja Capaian RO 3 - 28,80 86,21 56,73 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100
Target Capaian Triwulaann PCRO : 15% PCRO : 40% PCRO : 60% PCRO : 100%, RVRO : 47,56 km

RO 4
Uraian RO : Preservasi Rekonstruksi, Rehabilitasi
Real PCRO (% Kumulatif) 0,00 0,00 0,00 26,62 + 33,16 53,41 73,97 85,83 100,00 100,00 100,00 100,00
Jalan
Real VRO (kumulatif) - - - 12,66 15,77 25,4 35,18 40,82 47,56 47,56 47,56 47,56
Target RO : 47,56 km Status Tahapan (1) (1) (1) (2) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3)
Nilai Kinerja Capaian RO 4 - - 0,0 66,55 82,90 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Target Capaian Triwulaann PCRO : 15% PCRO : 40% PCRO : 60% PCRO : 100%, RVRO : 117,41 km

RO 5
Uraian RO : Penanganan Drainase, Trotoar, dan
Real PCRO (% Kumulatif) 10,57 26,35 42,99 51,11 + 57,56 68,38 85,01 98,51 100,00 100,00 100,00 100,00
Fasilitas Keselamatan Jalan
Real VRO (kumulatif) 12,41 30,94 50,47 60,01 67,58 80,29 99,81 115,66 117,41 117,41 117,41 117,41
Target RO : 117,41 km Status Tahapan (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3)
Nilai Kinerja Capaian RO 4 70,5 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Target Capaian Triwulaann PCRO : 15% PCRO : 40% PCRO : 60% PCRO : 100%, RVRO : 5.800,15 m

RO 6
Real PCRO (% Kumulatif) 0,00 0,00 0,00 0,00 + 0,00 31,03 50,08 70,91 86,20 100,00 100,00 100,00
Uraian RO : Preservasi Rutin Jembatan Real VRO (kumulatif) - - - - - 1.800 2.905 4.113 5.000 5.800,15 5.800,15 5.800,15
Target RO : 5.800,15 m
Status Tahapan (1) (1) (1) (1) (1) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3)
Nilai Kinerja Capaian RO 4 - - 0,0 - - 77,6 83,5 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Ilustrasi Perhitungan Nilai IKPA Capaian Output

Target Capaian Triwulaann PCRO : 15% PCRO : 40% PCRO : 60% PCRO : 100%, RVRO : 736,35 m
Real PCRO (% Kumulatif) 2,74 7,04 23,15 47,53 54,88 72,46 81,48 94,94 100,00 100,00 100,00 100,00
RO 7 Real VRO (kumulatif) 20,2 51,86 170,46 350 404,14 533,53 600 699,12 736,35 736,35 736,35 736,35
Uraian RO : Preservasi Jembatan
Target RO : 736,35 m Status Tahapan (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (3) (3) (3) (3)
Nilai Kinerja Capaian RO 4
18,29 46,95 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
Target Capaian Triwulaann PCRO : 15% PCRO : 40% PCRO : 60% PCRO : 100%, RVRO : 110,80 m

RO 8
Real PCRO (% Kumulatif) 0,00 0,00 0,00 0,00 + 0,00 0,00 19,61 45,55 86,62 100,00 100,00 100,00
Uraian RO : Penggantian Jembatan Real VRO (kumulatif) - - - - - - 21,73 50,47 95,98 110,8 110,8 110,8
Target RO : 110,80 m
Status Tahapan (1) (1) (1) (1) (1) (1) (2) (2) (2) (3) (3) (3)
Nilai Kinerja Capaian RO 4 - - 0,0 - - 0,0 32,69 75,92 100,0 100,0 100,0 100,0
Target Capaian Triwulaann PCRO : 15% PCRO : 40% PCRO : 60% PCRO : 100%, RVRO : 1 Layanan

RO 9
Real PCRO (% Kumulatif) 8,33 16,67 25,00 33,33 + 41,67 50,00 58,33 66,67 75,00 83,33 91,67 100,00
Layanan Perkantoran Real VRO (kumulatif) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Target RO : 12 Layanan
Status Tahapan (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (3)
Nilai Kinerja Capaian RO 4 55,6 100,0 100,0 83,3 100,0 100,0 97,2 100,0 100,0 83,3 91,7 100,0
Target Capaian Triwulaann PCRO : 15% +
PCRO : 40% PCRO : 60% PCRO : 100%, RVRO : 1 Layanan
RO 10 Real PCRO (% Kumulatif) 8,33 16,67 25,00 33,33 41,67 50,00 58,33 66,67 75,00 83,33 91,67 100,00
Uraian RO : Layanan Dukungan
Manajemen Satker
Real VRO (kumulatif) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Target RO : 1 Layanan Status Tahapan (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (2) (3)
Nilai Kinerja Capaian RO 4 55,6
: 100,0 100,0 83,3 = 100,0 100,0 97,2 100,0 100,0 83,3 91,7 100,0
Kinerja Kumulatif       667,01     877,58     1000,00     1000,00
Jumlah RO Aktif       = 10     10     10     10
NILAI IKPA CAPAIAN OUTPUT       66,70121     87,758     100     100
Indikator Bobot : 5
Retur SP2D

Nilai Kinerja Penyerapan Anggaran Triwulanan

Dihitung berdasarkan rasio antara jumlah SP2D yang diretur terhadap jumlah
SP2D yang telah diterbitkan KPPN.

Nilai IKPA :
Semakin rendah rasio retur SP2D, semakin baik dan efektif kinerja pelaksanaan
kegiatan pada Satker atau K/L. 100 - Rasio Retur SP2D

Ilustrasi

Sepanjang tahun 2020, KPPN menerbitkan


1.021 SP2D dari tagihan yang disampaikan
oleh Satker A, di mana 11 SP2D di antaranya
sempat dikembalikan oleh bank karena
permasalahan data rekening penerima
100 - ( 11
1.021 )
X 100 = 99,92
Indikator Bobot : 5
Pengembalian/Kesalahan SPM

Rasio Kesalahan SPM :

Dihitung berdasarkan rasio antara pengembalian SPM oleh KPPN karena ditolak
oleh sistem pada saat konversi oleh front office di KPPN (kesalahan formal)
dan pada saat verifikasi middle office (kesalahan substantif).
Nilai IKPA :

Kesalahan SPM umumnya disebabkan oleh kesalahan data supplier, kesalahan Subkriteria Nilai
pencantuman nama supplier, nama rekening tidak ditemukan, NIP pegawai
tidak ditemukan, dsb. 0% 100
>0,00% - 1,50% 95
Ilustrasi
> 1,50% - 3,00% 90
> 3,00% - 5,00% 85
> 5,00% 80
Sepanjang tahun 2020, Satker A menerbitkan
412 SPM yang disampaikan ke KPPN. 5 SPM
di antaranya sempat dikembalikan oleh KPPN Rasio Nilai IKPA
karena adanya kesalahan pencantuman nama
supplier. 5 95
Rasio Berada
X 100 % = 1,21% pada rentang
412 >0,00% - 1,50%
Indikator Bobot : 5
Perencanaan Kas

Dihitung berdasarkan rasio antara jumlah Renkas/RPD Harian yang disampaikan Rasio Ketepatan Waktu Renkas :
tepat waktu (sesuai dengan nilai dan jenis transaksinya) terhadap seluruh Renkas
yang disampaikan ke KPPN.

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.05/2017 tentang


Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana, dan Perencanaan Kas, Nilai IKPA :
satker berkewajiban untuk menyampaikan Rencana Penarikan Dana harian ke Sesuai dengan Rasio Ketepatan
KPPN untuk perkiraan transaksi signifikan dengan minimal nilai tertentu serta Waktu Renkas
jadwal penyampaian tertentu sesuai ketentuan yang berlaku

Transaksi Nilai SPM Penyampaian RPD Periode Ilustrasi


Harian Pemutakhiran
Transaksi A > 1 triliun rupiah 15 hari kerja 10 hari kerja
sebelum pengajuan sebelum pengajuan
SPM SPM
Transaksi B 500 m < n 10 hari kerja 5 hari kerja sebelum Satker A mengajukan 2x renkas untuk SPM 1
<= 1 triliun rupiah sebelum pengajuan pengajuan SPM ( 499 m rupiah) dan SPM 2 (612 m rupiah).
SPM Renkas SPM 1 disampaikan 4 hari kerja dan
Transaksi C 1m<n 5 hari kerja sebelum renkas SPM 2 10 hari kerja sebelum pengajuan
<= 500 m rupiah pengajuan SPM SPM. Maka nilai IKPA Renkas Satker A  ½
x 100 = 50
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

LAMPIRAN
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN INDIKATOR KINERJA
PELAKSANAAN ANGGARAN
33
34
35
36
Pengelolaan UP dan TUP (lanjutan)
37
38
39
40
41
42
Capaian Output – (lanjutan) 43
Capaian Output – (lanjutan) 44
45
46

Anda mungkin juga menyukai