Anda di halaman 1dari 9

Dakwah Walisongo

Anggota Kelompok 6 :
- Muhammad Daffa Raihananda
(14)
- Najwa Awindya Rahman (23)
- Savira Najwa Meilani (26)
- Tatik Ilmiyati (30)
1. Maulana Malik Ibrahim
2. Sunan Ampel

3. Sunan Drajat
Dakwah 4. Sunan Kudus
Walisongo

5. Sunan Muria
6. Sunan Gunung Jati

7. Sunan Bonang
8. Sunan Kalijaga
9. Sunan Giri
1. Maulana Malik Ibrahim
 Maulana Malik Ibrahim pada awal dakwahnya menggunakan pendekatan
kekeluargaan dengan menawarkan putrinya untuk diperistri Raja Majapahit.
Upaya rupanya tidak berhasil, karena belum sampai tujuan, rombongan terkena serangan
penyakit hingga banyak yang meninggal. Namun demikian tantangan ini rupanya tidak
menyurutkan tekad Maulana Malik Ibrahim untuk berdakwah untuk mengislamakan
kerajaan Raja Majapahit.
Pada langkah berikutnya Maulana Malik Ibrahim mengambil jalur pendidikan dengan
dengan mendirikan pesantren. Dinamakan pesantren karena merupakan tempat
belajar para santri. Upaya pendidikan di pesantren oleh Saikh Maulana Mlik Ibrahim
dimaksudkan untuk menampung dan menjawab permasalahan-permasalahan sosial
keagamaan.
Karena komitmen dan konsistensinya dalam mendakwah islam, Maulana Malik
Ibrahim dipandang sebagai “Bapak (Ayah) Spiritual Walisanga”.
2. Sunan Ampel ( Raden Rahmatullah)
Dalam tahap awal misi dakwahnya, Sunan Ampel membangun pesantren di Ampel
Denta, dekat Surabaya. Pada pesantren yang diasuhnya Sunan Ampel mendidik kader-
kader da'i yang kemudian disebar ke seluruh Jawa. Sunan Ampel telah mendidik murid-
murid yang terkenal antara lain Sunan Bonang dan Sunan Drajat yang tak lain keduanya
adalah putra Sunan Ampel sendiri, Maulana Ishak, Sunan Giri, dan Raden Patah (Sultan
Demak).
Sunan Ampel dikenal sebagai negarawan, yang mempunyai gagasan dan perencana
berdirinya kerajaan Islam pertama di tanah Jawa. Menurut bukti sejarah Sunan Ampel
sebagai orang yang mengukuhkan Raden Fatah sebagai sultan pertama Kesultanan
Demak Bintoro. Akhirnya kesultanan Demak bintoro menjadi pusat penyebaran islam
keseluruh wilayah indonesia.
 Kesultanan Demak Bintoro menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan kemasyarakatan.
Masjid Masjid Demak didirikan pada tahun 1478 yang diprakarsai oleh Sunan Ampel
bersama dengan para Walisanga.
3. Sunan Drajat
 Melalui mengentaskan kemiskinan, yaitu dengan menciptakan kemakmuran, mengajak masyarakat untuk
bergotong royong dan menyantuni anak yatim.
 Melalui Kearifan dan Kebijaksanaan, yaitu dengan meneyelanggarakan pendidikan pesantren, pengajian-
pengajian di masjid dan memeberikan petuah petuah untuk berbagai nasalah yang dihadapi rakyatnya.

Melalui Kesenia Tradisional, dengan menyampaikan petuah menggunakan tembang pangkur yang
diiringi dengan alat musik gamelan.
Melalui Pitutur Sosial, yaitu dengan mengajarkan bagaimana cara hidup sebagai mahluk sosial
yang harus saling tolong menolong.
Ada 3 pokok ajaran yang diberikan kepada rakyat, antara lain :
1. Berikan tongkat pada orang buta
2. Berikan pakaian pada orang telanjang
3. Berikan makan pada orang kelaparan
4. Sunan Kudus
 Strategi yang digunakan yaitu dengan pendekatan kultur, artinya Sunan Kudus memadukan islam
dengan budaya lokal. Diantaranya, melarang penyembelihan sapi yang dianggap suci bagi agama
Hindu, dengan menggunakan elemen-elemen bangunan Candi Hindu untuk masjid dan makan

 Melalui Seni dan Budaya, yaitu dengan menciptakan gending Maskumambang dan Mijil.

5. Sunan Muria
Sunan Muria sering menjadikan desa-desa terpencil sebagai medan dakwah islamnya.
Sunan Sunan Muria memberikan pengajaran kepada masyarakat di sekitar Gunung Muria
dengan mengadakan kursus-kursus bagi para pedagang, nelayan, ataupun masyarakat kecil
lainnya.
Sunan Muria memiliki karya tulis yang masih digemari hingga saat ini, yaitu tembang sinom dan
kinanti.
6. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati banyak menghabiskan waktunya untuk melakukan jihad.
Sunan Gunungjati dikenal melalui konsep negara islam modern yg dikenalkan.
Sunan Gunung Jati dikenal melalui kekuasannya sebagai penguasa,
7. Sunan Bonang
 Melalui pendekatan tradisi dan budaya dengan menggunakan media wayang
 Menciptakan tembang dan suluk yang berisi pengajaran seperti tembang durma dan suluk
sunan bonang
8. Sunan Kalijaga
melalui pendekatan kultural dengan menggunakan media seni ukir, wayang, gamelan,
serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Diantaranya tembang ilir-ilir, kidung
rumekso ing nguni, dan wayang kulit yang tokohnya telah diganti dengan tokoh
punakawan.
9. Sunan Giri
melalui sarana pendidikan dengan mendirikan Pesantren yang digunakan sebagai pusat
dakwah
melalui pendekatan kultural dengan menciptakan tembang dolanan dan menerapkan
metode permainan yang bersifat agamis. Diantara karya- karyanya yang berupa
tembang anak-anak adalah Gula Ganti, Jamuran, Jelungan, Jor, dan Cublak Cublak
Kesimpulan :
Proses penyebaran agama islam yang dilakukan Walisongo, dapat berjalan
dengan lancar dan damai tanpa menimbulkan konflik. Hal itu dapat terjadi
karena metode dakwah yang dilakukan, kebanyakan menggunakan
metode pendekatan kultural dengan memasukkan nilai-nilai ajaran
Islam ke dalam unsur-unsur kebudayaan lama yang sudah
berkembang.Sehingga, kedatangan para Walisongo ditengah tengah
masyarakat Jawa tidak dipandang sebagai sebuah ancaman karena
Walisanga sangat halus dalam mengajar
masyarakat dan semua dilakukan dengan jalan damai. Hingga akhirnya
agama Islam dapat diterima dengan baik, dan berkembang hingga
sekarang.
Sekian

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai