Anda di halaman 1dari 20

26 Mei 2015

LPMP
Provinsi Bengkulu
Mari kita berdoa

Agar kita selamat & bahagia


dunia akhirat, serta mengikuti
Kegiatan ini mendapat ridho
Yang Maha Kuasa
Curriculum Vitae
Nama : Drs. H. Mulya Hudori, M.Pd
Tgl Lahir : Bandung, 5 Nopember 1963
Pangkat/Gol : Pembina Tk 1 / IV/b
Pendididikan :
1. S.1 : IAIN Bandung tahun 1988 
2. S.2 : Universitas Bengkulu Tahun 2007
Riwayat Pekerjaan :
1. Kepala MAN Al-Hidayah – IPUH tahun 1992
2. Kepala MAN IPUH 1997
3. Kepala MAN Arga Makmur 2003
4. Kepala MAN 2 Padang Kemiling 2007
5. Kepala Seksi Penyuluhan Haji dan Umroh pada Bidang Hazawa
Kanwil Kemenag tahun 2007
6. Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lebong (2007-2013)
7. Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu (2013-Sekarang)
Visi Kementerian Agama Provinsi Bengkulu

“Terwujudnya Masyarakat Provinsi


Bengkulu yang
Taat Beragama, Rukun, Cerdas,
Mandiri, dan Sejahtera Lahir Batin”.
Misi
• Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama
• Meningkatkan Kualitas Kerukunan Umat
Beragama
• Meningkatkan Kualitas Raudhatul Athfal
Madrasah, Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan
• Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan
Ibadah Haji,.
• Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan
yang Bersih dan berwibawa
PENDAHULUAN

1. Indonesia adalah negara yang penduduk majemuk dari segi suku


bangsa, budaya, dan agama.
2. Penduduk Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di
berbagai wilayah.
3. Penduduk ini menganut agama dan kepercayaan yang berbeda-beda.
Bagian terbesar dari penduduk menganut agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, dan Buddha.
4. Diperlukan kearifan dan kedewasaan di kalangan umat beragama untuk
memelihara keseimbangan antara kepentingan kelompok dan
kepentingan nasional.
5. Diperlukan kebijaksanaan dan strategi untuk menciptakan dan
memelihara KUB guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang aman,
damai, sejahtera, dan bersatu.

6
Kerukunan Umat Beragama
Secara etimologis:
•Rukun (dari bahasa Arab, ruknun) berarti asas atau
dasar, misalnya: rukun Islam, asas Islam atau dasar
agama Islam.
•Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rukun berarti:
(1) baik dan damai, tidak bertentangan; (2) bersatu
hati, bersepakat. Merukunkan berarti: (1)
mendamaikan; (2) menjadikan bersatu hati. Adapun
Kerukunan: (1) perihal hidup rukun; (2) rasa rukun; dll.
Tiga Unsur KUB

1) Kesediaan untuk menerima adanya perbedaan


keyakinan dengan orang maupun kelompok lain,
2) Kesediaan membiarkan orang lain untuk
mengamalkan ajaran yang diyakininya, dan
3) Kemampuan untuk menerima perbedaan
selanjutnya menikmati suasana kekhusyu’an yang
dirasakan orang lain sewaktu mereka mengamalkan
ajaran agamanya.
Dasar-dasar Kerukunan
• Secara teologis:
semua agama mengajarkan damai, kasih, rahmah,
menghargai wong liyan.
• Secara filosofis:
manusia pada dasarnya membutuhkan manusia dalam
kehidupan bersama. Jika tidak bisa rukun/bekerjasama
maka tidak dapat hidup.
• Secara praktis:
keragaman adalah keniscayaan, dan maka potensi
gesekan/konflik pasti ada... maka diperlukan rukun.
Trilogi Kerukunan Umat Beragama
1. Kerukunan intern umat beragama. Misal: ada istilah
ukhuwah Islamiyah, badan kerjasama antar gereja,
dsb.
2. Kerukunan antar umat yang berbeda-beda agama.
Misal: FKUB, Forum Lintas Agama, dsb.
3. Kerukunan antara (pemuka) umat beragama dengan
Pemerintah. Misal: Pemerintah dan umat beragama
bekerjasama memelihara kerukunan, Pemerintah
memfasilitasi umat beragama, dsb.
• Tri kerukunan umat beragama bertujuan
agar masyarakat Indonesia bisa hidup
dalam kebersamaan, sekali pun banyak
perbedaan. Konsep ini dirumuskan dengan
teliti dan bijak agar tidak terjadi
pengekangan atau pengurangan hak-hak
manusia dalam menjalankan kewajiban dari
ajaran-ajaran agama yang diyakininya
PANTUN SUKSES

• BERAMAL TIDAK BERBUNYI,


• TAK ADA MENGUMPAT DAN MENCACI,
• TAK ADA MENGHINA DAN
MENDENGKI,
• TAK ADA LAGI IRI MENGIRI,
• NIAT BAIK HARUS DICAPAI,
• HIDUP BERSAMA RUKUN DAN DAMAI.
Problem KUB
• Kerukunan bukan upaya memperlemah iman!
• “Ukhuwah terjalin, akidah terjamin”
• Kerukunan adalah jembatan hubungan sosial antar
umat beragama.
• Kerukunan beda dengan perukunan! Inisiatif dari
masyarakat lebih dominan dibanding dorongan
Pemerintah.
• Kerukunan merupakan upaya-bersama umat beragama
dan pemerintah.
Hambatan kerukunan hidup beragama

• Ekspresi keagamaan yang keliru misal


fanatisme memonopoli dan memutlakkan
kebenaran sendiri, diikuti semangat
misionarisme yang militan, merendahkan
pihak lain bahkan memandangnya sebagai
musuh.
FAKTOR-FAKTOR
NON-KEAGAMAAN
1. Kesenjangan ekonomi;
2. Kepentingan politik;
3. Konflik sosial dan budaya,

FAKTOR-FAKTOR FAKTOR-FAKTOR KEAGAMAAN


YANG DAPAT 1. Penyiaran agama;
MENGGANGGU 2. Bantuan keagamaan luar negeri;
KERUKUNAN UMAT 3. Perkawinan antar pemeluk agama
BERAGAMA yang berbeda;
4. Pengangkatan anak;
(TANTANGAN) 5. Pendidikan agama;
6. Perayaan hari besar keagamaan;
7. Perawatan dan pemakaman jenazah;
8. Penodaan agama;
9. Kegiatan kelompok sempalan;
10. Transparansi informasi keagamaan,
11. Pendirian rumah ibadat.
15
Dua Kebijakan Besar untuk Menjaga
Kerukunan Umat Beragama

1.Memberdayakan masyarakat, kelompok-


kelompok agama, serta pemuka agama
untuk menyelesaikan sendiri masalah
kerukunan umat beragama.
2.Memberikan rambu-rambu dalam
pengelolaan kerukunan umat beragama
(UU, SKB.. dll..).
16
Peran Majelis Agama dalam KUB

1. Memberikan pemahaman tentang diri dan pihak


lain, hidup bersama.
2. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan lintas
agama, dalam upaya membangun understanding
dan saling menghormati/menghargai.
3. Memperkuat kerjasama antarumat beragama dalam
berbagai bentuk dan tingkat.
4. Mengisi dan mendukung program dan inisiasi
Pemerintah dalam pemeliharaan kerukunan umat
beragama.
Upaya-upaya Mendorong
Kerukunan Antar Umat Beragama
1. Memperkuat landasan/dasar-dasar
(aturan/etika bersama) tentang kerukunan
internal dan antar umat beragama

2. Membangun harmoni sosial dan persatuan


nasional dalam bentuk upaya mendorong
dan mengarahkan seluruh umat beragama
untuk hidup rukun dalam bingkai teologi
yang ideal untuk menciptakan kebersamaan
dan sikap toleransi

3. Menciptakan suasana kehidupan beragama


yang kondusif

18
4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang
pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari
seluruh keyakinan plural umat manusia
5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual
yang implementatif bagi kemanusiaan yang
mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan
6. Mengembangkan wawasan multikultural
bagi segenap unsur dan lapisan masyarakat
7. Menumbuhkan kesadaran dalam
masyarakat bahwa perbedaan adalah suatu
realita dalam kehidupan bermasyarakat.

19
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai