Anda di halaman 1dari 5

ANJURAN MENIKAH DAN LARANGAN BERZINA

BERDASARKAN Q.S. AN-NUR AYAT 32-34

:Oleh
Nina Aulia
Nur Sahara Febrianti
Nurwina Anastasya
A. Kandungan Q.S. An-Nur ayat 32-34

Tafsir Surah An-Nur ayat 32


Ibnu Katsir dalam tafsirnya, As-Suyuthi dalam al-Dur al-Mantsur, Abu Hayyan Muhammad -
al-Andalusi dalam al-Bahr al-Muhith fi Tafsir, Al-Qurtuby, At-Thabari dan ulama lainnya,
sepakat bahwa bagi seseorang yang telah mampu untuk menikah, maka menikahlah,
.sebab dengan menikah itu lebih menjaga kesucian dirinya dari perbuatan zina

: Hal ini senada dengan sabda Rasulullah SAW


Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang mampu menanggung biaya perkawinan, “
maka hendaklah ia kawin. Karena sesungguhnya kawin itu lebih menundukkan pandangan mata
dan lebih memelihara kemaluan. Dan barang siapa yang tidak mampu, hendaknyalah ia berpuasa,
.”karena sesungguhnya puasa itu dapat dijadikan peredam (berahi) baginya
Para ulama di atas juga tidak hanya menganjurkan untuk menikah, melainkan mewanti-wanti
untuk menikahi seseorang yang masih menjomblo, bukan mereka yang terikat status pernikahan.
Hal ini digambarkan oleh ayat di atas dengan kata al-Ayama. Al-Ayama sendiri ialah bentuk jamak
dari Ayyimun. Kata ini ditujukan kepada laki-laki dan wanita tidak punya pasangan hidup baik ia
.pernah kawin ataupun belum
B. Anjuran Menikah dan Larangan Berzina

Pernikahan adalah hal yang dianjurkan oleh agama. Hal ini karena
pernikahan merupakan perilaku yang mendorong terwujudnya Maqashid
al-Syariah, tepatnya Hifdz al-Nasl (menjaga keturunan). Manusia pada
dasarnya memiliki fitrah hanya untuk menyembah Allah. Namun
peredaran waktu ternyata dapat membuat manusia lupa akan fitrahnya.
Akibatnya mereka terbawa oleh ajakan hawa nafsu dan godaan setan
untuk melakukan perbuatan yang menyebabkan mereka tergelincir dari
jalan yang benar. Adapun perbuatan yang dapat menyesatkan salah
satunya yaitu zina. Zina merupakan perbuatan yang dapat menghancurkan
tatanan kehidupan seseorang, sekaligus menjadi faktor penyebab rusaknya
moral. sehingga apabila hal itu dilakukan pelakunya pantas mendapatkan
sanksi yang paling keras, Karena perzinaan merupakan perbuatan yang
sangat membahayakan, serta dapat menimbulkan banyak kejahatan dan
.tindak kriminal yang lain
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan dan menjawab rumusan
,masalah bahwa

(1) Menurut Sayyid Qutub zina merupakan suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk.
(2) Allah swt melarang para hamba-Nya mendekati perbuatan zina. Maksudnya ialah melakukan
perbuatan yang membawa pada perzinaan, pergaulan bebas tanpa kontrol antara laki-laki
dan perempuan dan lain-lain. Larangan melakukan zina dalam Alquran diungkapkan dengan
larangan mendekati zina untuk menegaskan bahwa jika mendekati perbuatan zina saja sudah
dilarang apalagi melakukannya. Maka seseorang akan dapat memahami bahwa larangan
melakukan zina adalah larangan yang keras dan harus dijauhi.
(3) Perbuatan zina mengandung tindakan membunuh dari banyak aspek. Zina terbagi menjadi 2
macam. Pertama, zina muhson yaitu orang yang pernah melakukan persetubuhan dalam
suatu pernikahan yang sah, sedangkan ia muslim, merdeka, dan baligh.Kedua, zina gairu
muhson yaitu hubungan seksual antara laki laki dan perempuan yang masih perjaka atau
belum ada ikatan penikahan yang sah antara keduanya.
~thank you

Anda mungkin juga menyukai