Anda di halaman 1dari 24

WOUND CARE

Pembimbing : dr. R.M. Lesus.Hario


Bharoto Sp.B
Oleh : jufenthia Ardelia Wairata

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA DR. ESNAWAN ANTARIKSA
PERIODE 9 OKTOBER 2021 – 13 NOVEMBER 2021
Anatomi
Kulit
Jenis –
Definisi
Jenis
Luka
Dressing

Wound Care
Perawatan Klasifikasi
Luka Luka

Faktor yang
Proses
Mempengaruhi
Penyembuhan
Penyembuhan
Luka
Luka
ANATOMI KULIT
1.Stratum Korneum  Lapisan terluar yang terdiri dari beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti,
dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin
2.Stratum Lusidum
Epidermi 3.Stratum Granulosum  Tampak jelas di telapak tangan dan kaki
4.Stratum Spinosum  Lapisan epidermis yang paling kuat dan tebal
s 5.Stratum Germinativum  Melanosit  Melanin  Melindungi kulit dari sinar UV

• Pars Papilare  bagian yang menonjol ke epidermis dan berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
• Pars Retikulare  Bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang seperti serabut kolagen, elastin, dan
retikulin. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea
Dermis

• Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis


• Terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.

Subkutis • Fungsi jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma, dan tempat penumpukan energi.
DEFINISI LUKA

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian


jaringan tubuh. Keadaan ini dapat
disebabkan oleh trauma benda tajam atau
tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
ledakan sengatan listrik, atau gigitan
hewan.
KLASIFIKASI LUKA

BERDASARKAN LAMA
WA K T U P E N Y E M B U H A N

Luka akut Luka kronik

Bekas luka yang


minimal dalam
Proses pemulihan yang
rentang waktu 8-
lebih dari 12 minggu dan
12 minggu
terkadang dapat
Kriteria luka akut menyebabkan kecacatan
adalah luka baru,
mendadak dan
penyembuhannya sesuai
dengan waktu yang Tidak berespon baik
diperkirakan terhadap terapi dan punya
Cedera mekanikal tendensi untuk timbul
karena faktor eksternal kembali
BERDASARKAN DERAJAT KONTAMINASI

• Luka yang tidak terdapat inflamasi


Luka Bersih • Tidak ada kontak dengan orofaring, traktus respiratorius maupun
traktus genitourinarius

Luka Bersih • Luka pembedahan dimana saluran pernafasan, saluran


pencernaan dan saluran perkemihan dalam kondisi terkontrol
Terkontaminasi • Tidak menunjukkan tanda infeksi
• Luka yang berpotensi terinfeksi saluran pernafasan, saluran
Luka Terkontaminasi pencernaan dan saluran kemih
• Menunjukan tanda infeksi

• luka kecelakaan yang mengandung jaringan mati dan luka


dengan tanda infeksi seperti cairan purulen
Luka Kotor/Infeksi • Luka ini bisa sebagai akibat pembedahan yang sangat
terkontaminasi
BERDASARKAN PENYEBABNYA

Vulnus ekskoriasi atau luka lecet/gores

Vulnus scissum

Vulnus laseratum atau luka robek

Vulnus punctum atau luka tusuk

Vulnus morsum

Vulnus combustio
Fase Penyembuhan Luka
1.FASE INFLAMASI

 Pembuluh darah yg putu:


vasokontriksi, retraksi, disertai
reaksi hemostasis
 Terjadi migrasi sel2 inflamasi
(PMN dan Makrofag), eksudasi
plasma yg mengandung ensim2
proteolitik, antibodi, fibrin 
untuk membersihkan luka dari
‘benda asing’ dan jaringan
nekrotik
Fase Penyembuhan Luka
2. FASE PROLIFERASI

 Hari ke 5- 21 hari
 Migrasi dan infiltrasi sel2
fibroblast dari jaringan
sekitar, yg akan
memproduksi kolagen,
fibrinektin, fibrin, yg
penting untuk menutup
luka
3. FASE REMODELLING Fase Penyembuhan Luka

 Hari ke 21 hari – 1 tahun


 Edema dan sel radang diserap, sel
muda menjadi matang, kapiler
baru menutup dan diserap kembali,
kolagen yang berlebih diserap dan
sisanya mengerut sesuai dengan
besarnya regangan
 Selama proses ini berlangsung,
dihasilkan jaringan parut yang
pucat, tipis, dan lentur, serta
mudah digerakkan dari dasar
JENIS PENYEMBUHAN LUKA

PRIMARY WOUND HE ALING

Terjadi saat pinggirian luka (wound


edges) yang bersih dan masih vital TERTIARY WOUND HEALING

(tidak iskemik/ nekrosis)


Terjadi pada luka yang kurang
vital/jaringan nekrotik cukup
SECONDARY WOUND HEALING banyak/luka cukup dalam/luka kotor
dan memerlukan tindakan
debridemen/nekrotomi terlebih dahulu
Terjadi pada luka yang cukup dalam
untuk jangka waktu tertentu (hingga
/lebar dan jarak antara ujung-ujung
luka cukup vital dan bersih), untuk
luka terlalu jauh, sehingga tidak dapat
kemudian melewati fase-fase
dilakukan penjahitan secara langsung
penyembuhan luka.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN LUKA

Usia

Penggunaa
Nutrisi
n obat

Keadaan
Luka Infeksi

Sirkulasi &
Oksigenasi
Moist wound Prevent
bed further injury

Treat
Debridement underlying
diseases

PRINSIP
Work with Nutritional
law of nature Perawatan therapy
luka
JENIS PERAWATAN LUKA

LUKA AKUT LUKA KRONIK

o Debridemen dan nekrotomi harus


dilakukan secara rutin untuk
o Secara umum 8 jam pada luka menghilangkan faktor penghambat
penyembuhan luka.
akut ditentukan sebagai golden o Debridemen dapat dilakukan secara
period untuk luka.) bertahap untuk mngurangi
kemungkinan further injury pada
jaringan sehat disekitar luka
JENIS PERAWATAN LUKA

Wound dressing (balutan) pada luka hingga saat ini masih merupaka
subyek yang terus diteliti dan dikembangkan untuk mencari bentuk
yang paling ideal pada semua luka. Dressing yang ideal harusnya
mempunyai kriteria sebagai berikut :

 Mempertahankan kelembapan  Menyebakan pembentukan


dasar luka jaringan granulasi yang sehat
 Dapat mengontrol perumbuhan  Memulai epitelialisasi
kolonisasi bakteri  Aman
 Bersifat absorben  Mengurangi dan menghilangkan
 Mudah digunakan nyeri pada tempat luka
 Berfungsi sebagai barrier dari  Saat pelepasan tidak
bakteri menyebabkan nyeri
 Penggantian dressing yang efektif  Murah
JENIS DRESSING
DRESSING SEMIOKLUSI

 Menggunakan lembaran yang tidak


dapat ditembus oleh cairan namun
dapat dilewati oleh gas dengan
molekul rendah.
 Terbuat dari polyurethane film yang
disertai perekat adhesif, tidak
menyerap eksudat
 Biasanya digunakan untuk menutupi
dan melindungi insisi yang baru dan
daerah donor skin graft, dan akan
meningkatkan epitelisasi
 Sebaiknya tidak digunakan pada luka
yang terkontaminasi
JENIS
DRESSING HIDROGEL DRESSING

 Menjaga kelembaban dasar luka dan


merehidrasi luka untuk
mempermudah penyembuhan luka
dan juga debridement autolisis
 Tidak bergantung pada sekresi luka
untuk mempertahankan kelembaban
lingkungan luka
 Sifatnya tidak lengket, sehingga
meminimalkan rasa nyeri saat GV
JENIS
DRESSING HIDROKOLOID DRESSING

 Biasanya hidrokoloid berupa pasta, bedak,


atau lembaran yang ditaruh di dalam luka
dan ditutupi dengan dressing untuk
membentuk barrier oklusif yang dapat
menyerap eksudat sedang
 Terbuat dari pektin, gelatin,
carboxymethylcellulose, dan elastomers
 Dapat dibiarkan di luka selama 3 hingga 5
hari; selama waktu ini, mereka akan
menyediakan lingkungan lembab untuk
migrasi sel dan debridement luka lewat
aotulisis
 karena sifatnya yang oklusif, hidrokoloid
sebaiknya tidak digunakan pada luka yang
terkontaminasi banyak bakteri, terutama
bakteri anaerob
JENIS
DRSSING ALGINATE DRESSING

 Alginate (diperoleh dari ganggang


cokelat) terutama berguna pada luka
dengan jumlah eksudat banyak
 Penggunaannya dapat membuang
cairan eksudat dari lingkungan luka
sehingga tidak perlu untuk
mengganti dressing setiap hari.
 Dressing ini sebaiknya tidak
digunakan untuk luka tanpa eksudat,
 Dressing ini dapat menyerap cairan
sekitar 20 kali berat keringnya
JENIS
DRESSING

DRESSING BUSA

 terbuat dari polyurethane yang


tidak melekat, yang bersifat
hidrofobik
 tidak digunakan pada luka tanpa
eksudat atau eksudat minimal
JENIS
DRESSING ANTIMIKROBA DRESSING

 Bahan yang berguna adalah perak


 Zat ini memiliki efek antimikroba
spektrum luas dengan toksisitas
rendah pada sel manusia
 Contohnya adalah silver
sulfadiazine, mupirosin, dan
antibiotik topikal seperti neomycin,
gentamisin, metronidazol, dan salep
dan krim bacitracin
JENIS
NEGATIVE-PRESSURE DRESSING
WOUND THERAPY (NPWT)

 Terdiri dari spons yang diletakkan


di atas luka, disambungkan dengan
tabung evakuasi, ditutup dengan
film (dressing semioklusif), selang
penghubung tabung evakuasi
dengan pompa hisap, penampung
cairan dan debris, manometer.
 Indikasi NPWT antara lain luka
kronik seperti ulkus diabetikum,
ulkus dekubitus di atas skin
graft/skin subtitute dan luka
traumatik

Anda mungkin juga menyukai