Anda di halaman 1dari 31

SUMBERDAYA HUTAN SEBAGAI

EKOSISTEM ALAMI

Oleh :
ANDRIANI PUSPITANINGSIH

FEB UHO, 2019


LATAR BELAKANG

1. Hutan dunia (FAO, 1997)


 Luas 3,9 milyar ha (30 % dari total luas daratan bumi).

 57% merupakan hutan tropis.

 1980-1995 berkurang 5%.

 Deforestasi hutan 16,5 Juta ha/tahun.


2. Bencana El Nino 1997/98 (Tacconi, 2003)
 Kebakaran 25 juta hektar hutan dunia.

 Ancaman potensial pembangunan berkelanjutan.

 Efek: ekosistem, kontribusi emisi karbon, dan

keanekaragaman hayati.
 Indonesia kebakaran hutan yang paling hebat di dunia.

(terulang pada tahun 2002).


3. Bidang kehutanan - konvensi khusus kehutanan?

 KTT Bumi Rio de Janeiro '92, psl 43 (Chalik dalam Sutamihardja, 2004):
Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

 Langkah utama dalam mencapai pembangunan berkelanjutan

 Memiliki arti penting dalam:


 Kemiskinan,

 Deforestation,

 Kehilangan keragaman hayati,

 Perubahan iklim global,

 Suplai kayu dan sumberdaya

 Keamanan makanan dan akses air minum

 Kemajuan energi
 Peran penting dalam isyu perubahan iklim global.
 Kepentingan nasional maupun internasional : fungsi klimatologis
(CO2) dan fungsi ekologis (biodiversitas/paru-paru dunia).
 Pemanasan global --perubahan iklim global (berdampak pada
semua bentuk kehidupan di bumi) emisi GRK yang didominasi
oleh CO2 (50%).
 “Efek rumah kaca” Pembakaran BBM, penebangan dan
pembakaran hutan melepaskan CO2. Akumulasi CO2 dan gas-gas
lainnya dalam atmosfer menahan radiasi matahari dekat
permukaan bumi sehingga menyebabkan naiknya suhu bumi
(WCED,1987).
 Kebakaran hutan :
 salah satu sebab degradasi hutan.

 berdampak ganda (emisi CO2 & fungsi klimatologis hutan).

 kerusakan dan kerugian (aspek ekonomi, ekologi, sosial).


4. Degradasi Hutan Indonesia
 1980-an sekitar 1 juta ha per tahun (Kompas, 2001).
 1990-an sekitar 1,7 juta ha/tahun (Kompas, 2002).
 Sejak tahun 1996-- 2 juta ha/tahun (Kompas, 2003).
 1,6 juta ha /tahun (2000) (Kompas 5 Maret 2005).
 DEPHUT-RI 2003 3,4 juta hektar/tahun (Minangsari,
dkk., 2005).
 3,6 juta ha /tahun (2004) (Kompas 5 Maret 2005).
 Tahun 2005 --3,8 juta ha /tahun(Kompas 5 Maret
2005).
4. Degradasi Hutan Indonesia
4
3.5
3 2005
2004
2.5
2003
2 2002
1.5 2000
1 1996
1990
0.5
1980
0
1980 90 96 0 2 3 4 5
5. Nasib Hutan Indonesia (Minangsari,
dkk., 2005).

 Hutan tropis dataran rendah Sumatera dan


Kalimantan akan musnah dalam 10 tahun.
 Bank dunia --hutan di Indonesia --10 – 15
tahun.
 Pengelolaan tidak berkelanjutan, illegal
logging dan kebakaran hutan.
II. PEMBANGUNAN HUTAN PRODUKSI
INDONESIA
 KTT Bumi Rio de Janeiro '92, psl 43
(Pengelolaan Hutan Berkelanjutan)
 Langkah utama dalam mencapai pembangunan
berkelanjutan
 Memiliki arti penting dalam:
 kemiskinan,
 deforestation,
 kehilangan keragaman hayati,
 perubahan iklim global,
 suplai kayu dan sumberdaya
 keamanan makanan dan akses air minum
 kemajuan energi
Tutupan hutan Indonesia 130 juta hektar
 Sekitar 72 % hutan asli hilang
 dari sisa 28 %  25 % (+30 juta ha) kondisi rusak parah
 Pembangunan hutan: 1,5 juta hektar (5 th)

Kerusakan hutan 12 juta hektar (5 th)  10,5 juta hektar
terabaikan
(Tempo Interaktif, 24 Mei 2004; Fahutan IPB, 22 April 2004)

 Sejak 1967-2000 kebijakan pembangunan kehutanan tidak mampu


memperbaiki kinerja pengelolaan hutan (Minangsari, dkk., 2005)

 Kehilangan lebih dari 50 % potensinya target prod. kayu bulat nasional


(37 juta m3 /th :1980-an  22 juta m3 :2000)
Pentingnya Pengelolaan Hutan Berkelanjutan 
PROPENAS (Telapak, 2005)
 Pengelolaan hutan marginal dan kehutanan sosial -
masyarakat,
 Nilai hutan (hasil hutan nonkayu dan jasa-jasa kehutanan)
 Peran hutan lindung dan hutan konservasi dalam ekonomi
lokal
 Pembalakan liar dan kebakaran hutan
 Status hutan dengan mengakui hak-hak masyarakat
 Merestrukturisasi sistem pengelolaan hutan
 Investasi dan peluang bisnis di sektor kehutanan
 Menyeimbangkan antara pemanfaatan dan konservasi,
 Konflik atas lahan
 Institusi sosial  mengelola sumberdaya
Perlindungan hutan (salah satu aspek SFM)
 Mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil
hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran,
bencana alam, hama serta penyakit.
 Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat dan
perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta
perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.

 PP No. 45/ 2004 tentang Perlindungan Hutan.


 PP No. 4/ 2001 tentang Kebakaran Hutan dan Lahan.
 UU Kehutanan No 41 tahun 1999  upaya penanggulangan
kebakaran? (pasal 50 ayat 3 huruf d) vs Malaysia.
 PP No. 6/99 tentang Pengelolaan Hutan.
 UU No 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH).
 Kepmenhut No 19/Kpts-II/2003 tentang Kebijakan.
Pemenuhan Bahan Baku Industri
(plywood, pulp, kertas, dll.)
 21 perusahaan kayu lapis kapasitas prod 624.000 m3 (1979)
 101 pabrik kayu lapis kapasitas prod 4,9 juta m3 (1985)
 kapasitas prod meningkat melebihi 10 juta m3 (1993)

 Industri pulp  produksi pulp 606.000 ton (1988)


 4,9 juta ton (2000)
 kapasitas pemrosesan kertas tahunan (sejak 2000):
1,2 juta ton  8,3 juta ton pada periode yang sama.

 Pasokan kayu tidak imbang (Telapak, 2005)


 70 % kayu ditengarai berasal dari penebangan liar
 Kebakaran hutan dan lahan akibat aktivitas
pembukaan lahan (land clearing) dengan
menggunakan api (dibakar) (Hidayat dkk,2003

 Data ‘hot-spot’ kebakaran dan gambar satelit api


dimulai di daerah perusahaan-perusahaan
perkebunan kelapa sawit dan pulp (bersihkan lahan)

 Asal mula kebakaran juga dipicu oleh ber-bagai


alasan. Konsesi-konsesi kayu, transmigrasi dan
pembangunan perkebunan-perkebunan agro-industri
membuka jalan masuk ke wilayah-wilayah yang
sebelumnya terpencil. Ini mendorong peningkatan
skala dan jumlah kebakaran (Fahut-IPB, 2001)
 Penelitian Fahut IPB, 2001: mengidentifikasi empat
penyebab langsung dari kebakaran, dan enam kekuatan
yang mendasari terjadinya kebakaran.

 1). Pembersihan lahan.


 2). Kebakaran tak disengaja.
 3). Api sebagai senjata.
 4). Memperbaiki jalan masuk.
 5). Kepemilikan lahan.
 6). Alokasi pemanfaatan lahan.
 7). Insentif ekonomi.
 8). Praktek-praktek kehutanan yang buruk.
 9). Perpindahan penduduk.
 10). Kekurang cukupan pencegahan kebakaran.
Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Kesehatan

 Berbagai pencemar udara yang ditimbulkan akibat


kebakaran hutan, misalnya : debu dengan ukuran partikel
kecil (PM10 & PM2,5), gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain

 dampak negatif terhadap kesehatan manusia, antara


lain infeksi saluran pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit,
iritasi mata, dan lain-lain. Selain itu juga dapat menimbulkan
gangguan jarak pandang / penglihatan, sehingga dapat
menganggu semua bentuk kegiatan di luar rumah.
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Hutan di Indonesia
Upaya Pencegahan
 Upaya pencegahan kebakaran hutan (Soemarsono, 1997):
 (a). Memantapkan kelembagaan.
 (b). Melengkapi perangkat lunak.
 (c). Melengkapi perangkat keras .
 (d). Melakukan pelatihan .
 (e). Kampanye dan penyuluhan .

(f). Pemberian pembekalan.
 (g).Setiap pelepasan kawasan hutan  syarat non bakar.
Upaya Penanggulangan
 Penanggulangan kebakaran hutan meliputi (Ditjen
Kehutanan, 2005):
 Pengembangan sistem penanggulangan kebakaran,
 Deteksi dan evaluasi kebakaran,
 Pencegahan dan pemadaman kebakaran,

Dampak kebakaran
 Kegiatan penanggulangan antara lain (Soemarsono, 1997):
 Memberdayakan posko-posko kebakaran hutan.
 Mobilitas semua sumberdaya (manusia, peralatan & dana).
 Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait.
 Meminta bantuan luar negeri.
Peningkatan Upaya Pencegahan dan
Penanggulangan
 Hasil upaya pencegahan dan penanggulangan belum optimal
dan kebakaran hutan masih terus terjadi disebabkan oleh
berbagai faktor antara lain:

 (a). Kemiskinan/ketidak adilan bagi masyarakat


pinggiran/dalam kawasan hutan.
 (b). Kesadaran masyarakat terhadap bahaya
kebakaran masih rendah.
 (c). Kemampuan aparatur pemerintah masih rendah.
 (d). Upaya pendidikan penanggulangan kebakaran
hutan belum memadai.
Sektor Kebijakan...
 Kebijakan Kehutanan

1. Pembalakan yang merusak


 4,4 juta ha hutan dunia dibalak setiap tahun untuk memenuhi
keperluan Eropa, Amerika Utara dan Jepang
 67% negara Jepang ditutupi oleh hutan, mereka tidak
menebang di negaranya tapi mengambil di Asia dan Pasific
(termasuk Indonesia)
2. Ekspansi perkebunan dan peternakan
 Diperkirakan ekspansi perkebunan dan peternakan
menghabiskan 70% lahan hutan Afrika, 50% Asia dan 35%
Amerika Latin
Sektor Kebijakan...
 Ekspansi perkebunan dan peternakan

Lebih dari 100 juta ton minyak nabati yang diproduksi di seluruh
dunia setiap tahun, setidaknya 30 juta ton adalah minyak sawit.
Inggris adalah importir terbesar kedua minyak sawit di Eropa,
setelah Belanda.
90 persen dunia ekspor minyak kelapa sawit berasal dari
perkebunan kelapa sawit Malaysia dan Indonesia.
Produksi minyak sawit global diproyeksikan dua kali lipat pada
tahun 2020 untuk memenuhi meningkatnya permintaan.
Sektor Kebijakan...
 Degradasi lahan dan hutan di Indonesia
 Total Hutan Indonesia tahun 1950 an: 162 juta ha
 Undang-Undang Pokok Kehutanan No 5/1967,
memperkenankan pemanfaatan 143 juta ha, (2/3 hutan
Indonesia)
 Tahun 2009, hutan alam Indonesia hanya 20 juta ha (Mentri
Kehutanan, Majalah Tempo, Senin 30/11/09)
 Thn 1994-95 ada 585 perusahaan konsesi kayu (62.534.370 ha)
 132 Industri kayu lapis 12.595.290 M3
 Industri Pulp yang menggunakan hutan alam, sebelum ada
Hutan Tanaman Industri (HTI)
Sektor Kebijakan...
Sektor Kebijakan...
Sektor Kebijakan

 Kebijakan Kehutanan (...lanjutan)


3. Persoalan kepemilikan
 Siapa pemilik hutan
 Mengapa komunitas hutan/pemilik tidak mau menyisakan
waktu dan sumber daya dan uang untuk manajemen hutan
mereka?
4. Kebakaran hutan
 Merupakan masalah besar dunia, termasuk di AS
 Bencana kebakaran hutan Indonesia mengakibatkan asap
pada negara tetangga
Beberapa hal yang terkait dengan
kebijakan menajemen hutan

 Peraturan zonasi hutan


 Dampak pembangunan intersector
 Akses dalam kepemilikan sumber kayu
 Konsultasi publik
 Peran aktif lembaga kehutanan
Kerangka Kerja Institusi
Manajemen Lingkungan

Kepala Negara/
Pemerintah

Kementerian
Lingkungan Mentri-Mentri Sektoral
Hidup/Lembaga dan Lembaga lain

• Payung Kebijakan/Status LH
•Kebijakan Sektoral: Energi,
• UU Perlindungan LH
Transportasi, Air, Pertanian
• Kebijakan AMDAL dan Juklak
• Polusi Udara, Air, Manajemen
•Kordinasi dan Bantuan dalam Formulasi
Lahan, Keanekaragaman Haya-
•Kebijakan Sektoral dan Perundangan
ti, Konservasi, dll.
•Monitoring dan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai