Anda di halaman 1dari 10

ASSALAMU’ALAIKUM

WR . WB
ABDUL ROVIKUL INTAN OKTAVIANI RIZKA AYU . M . P . S
K K 01 AHYARI 11 (SLIDE 6) 21 (SLIDE 8)

E A
ALYA OKTAVIA JAUZA
02 (SLIDE 4) 12 NUWWAYAR . F 22 SHEPIA

L R 03
ANGGUN
SUCIANI . D . P 13 KURNIA SOLEHAH 23
SILVIA AUDINA
(SLIDE 8)
(SLIDE 4)
O A 04
DEA RAHMA
14
LAELATUL . T
24
SITI SYARIFAH

1 SAFIRA (SLIDE 6) SISWANTI

M W 05 DELIA FEBRIANI 15
LALA AULIA
(SLIDE 7) 25
SUSAN
LARASWATI
P A 06
DERMAWAN . P
(SLIDE 5) 16
LEA JEAN
JULIANTI 26
TENGKU MUHAMMAD
FARHAN PRATAMA
O N 07
DITA ISMAIDA . K
17 LILIS PARAMITHA 27 YOPIE ELSA RYANI
(SLIDE 8)
K G FITRIA ADESTIANI M . SAEPULLOH YUNAIKA WARDANI
08 (SLIDE 5) 18 (SLIDE 9) 28 (SLIDE 9)
NITA JUWITA YUNUS AGUSTINUS
09 IIN MUTMAINAH
19 PRATIWI 29 (MODERATOR)
INDRI NUR RIZKIA PUTRI
10 RACHMAWATY 20 (OPERATOR)
DAKWAH
Pengertian Dakwah Dan Esensinya
Dakwah berasal dari kata da'a-yad'u yang berarti
menyeru, memanggil, dan mengajak. Jika
‫واَل يص ُّدنَّ َك َع ۡن ٰا ٰيت هّٰللا‬
dihubungkan dengan kata Islam, maka dakwah
ِ ِ ُ َ َ
Islam adalah menyeru, memanggil, dan mengajak
manusia dengan (metode atau cara) penuh ‫ع‬ ۡ َ ۡ َ ۡ
ُ ‫بَ ۡع َد اِذ ان ِزلت اِلي َك‌ َواد‬
ۡ ُ ۡ
kedamaian, menuju kebaikan-kebaikan yang Allah
perintahkan. ‫اِ ٰلى َربِّ َك‌ َواَل تَ ُك ۡونَ َّن ِم َن‬
‌َۚ ‫ۡال ُم ۡش ِر ِك ۡي‬
Perintah untuk berdakwah sendiri sudah termaktub
dalam beberapa ayat Al Quran, salah satunya
dalam surat Al Qashash ayat 87.
‫ن‬
Artinya: “dan jangan sampai mereka
menghalang-halangi engkau (Muhammad) untuk
(menyampaikan) ayat-ayat Allah, setelah ayat-
ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah
(manusia) agar (beriman) kepada Tuhanmu, dan
janganlah engkau termasuk orang-orang
musyrik.”
Dalam dakwah, perlu memperhatikan komponen-
komponen penting, tidak hanya soal penampilan,
 muatan materinya,  tetapi soal metode, cara, pola,
dan retorika komunikasi dakwah yang relevan. Dan,
yang paling penting adalah kejernihan niat, hati, akal,
dan pikiran kita dalam mentransmisikan nilai-nilai
dakwah Islam itu sendiri kepada masyarakat luas.
Karena, seringkali kita mengalami disorientasi dan
kehilangan makna dalam menyampaikan pesan-pesan
agama.
Berdakwah adalah tugas mulia dalam pandangan
Allah Subhanahu Wata’ala, sehingga dengan dakwah
tersebut Allah menyematkan predikat sebaik-baik
umat kepada umat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi
wassallam. Ada tiga bentuk dakwah yaitu dakwah
lisan, dakwah tulisan, dan dakwah perbuatan. Selain
itu, dakwah hanya dilakukan perorangan, tetapi perlu
dilakukan secara berjamaah melalui organisasi
kemasyarakatan, Sasaran dakwah adalah keluarga
terdekat, tetangga sekitar, dan khalayak umum.
Esensi dakwah adalah bagaimana mengantarkan
manusia menemui kebahagiaan hidup, dunia dan
akhirat. Namun manusia dihadapkan pada dua
kecenderungan dalam dirinya yakni, kebaikan
dan keburukan. Potensi kebaikan itu dapat digali
dan diolah hanya dengan ilmu tentang nilai-nilai
kehidupan. Sebaliknya kebodohannya akan nilai-
nilai kehidupan membuat manusia terjebak
dalam kerusakan.

Disinilah dakwah diharap dapat menyadarkan


manusia akan arti hidupnya, menunjukkan
kemana harus melangkah dan bagaimana
memaknai serta menyikapi setiap peristiwa yang
ia hadapi. Maka dakwah hendaknya menyentuh
pola “berpikir” dan “berasa” seseorang, agar ia
merasa bahwa hidup ini tidak sia-sia, agar ia
mampu memahami dan memberi nilai pada
kehadirannya di dunia.
Metode Dakwah

Dakwah harus dilakukan dengan metode-metode tertentu atau yang juga


dikenal dengan thariqah. Lebih lanjut, mengenai metode dakwah ini
dijelaskan dalam surat An Nahl ayat 125.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk.”
Berdasakan ayat di atas, dalam berdakwah, para pelaku dakwah dapat
berpedoman pada ayat tersebut, yaitu dengan menggunakan al-hikmah,
al-mauizhaah hasanah, dan mujadalah bi alataiti hiya ahsan.
METODE DAKWAH

Mujadalah
Hikmah Mujadalah adalah berdakwah dengan
Dalam metode dakwah, cara bertukar pikiran dan membantah
hikmah ini diartikan sebagai dengan cara yang sebaik-baiknya
bijaksana, akal budi yang dengan tidak memberikan tekanan-
mulia, hati yang bersih, dan tekanan kepada sasaran dakwah.
menarik perhatian orang Berdakwah dengan metode
kepada agama dan Tuhan. mujadalah berarti memberikan
Berdakwah dengan hikmah Mauizhaah hasanah argumentasi dan bukti yang kuat
berarti memerhatikan situasi Mauzhaah hasanah adalah berdakwah dengan sehingga sasaran dakwah dapat
dan kondisi sasaran dakwah memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan menerima dakwah tersebut dengan
dengan menitikberatkan ajaran-ajaran Islam sehingga apa yang disampaikan baik. Mengutip jurnal Prinsip-Prinsip
pada kemampuan mereka. itu dapat menyentuh hati mereka. Berdakwah dengan Metode DakwahMenurut Al-Qur’an
Hal ini dilakukan agar dalam metode ini dilakukan dengan penuh perasaan dan oleh Aliyudin, metode dakwah seperti
menjalankan ajaran-ajaran kelembutan serta tidak membongkar atau ini diperuntukkan bagi manusia jenis
Islam lainnya, mereka tidak membeberkan kesalahan orang lain. Muaizhaah ketiga. Mereka adalah orang-orang
merasa terpaksa atau hasanah dilakukan berdasar pada keyakinan bahwa yang dengan sombong dan angkuh
keberatan. menasihati seseorang dengan kelembutan seringkali melakukan kebatilan, serta arogan
lebih efektif dan dapat meluluhkan hati yang keras. dalam menghadapi dakwah.
• Infographic Style Tantangan Dakwah
Ketika masyarakat memasuki era globalisasi Dakwah dapat diartikan sebagai proses
dengan dukungan ilmu pengetahuan dan penyampaian atau transmisi ajaran agama
teknologi, tantangan yang dihadapi semakin Islam dari da’i sebagai sumber kepada mad’u
rumit. Tantangan tersebut tidak mengenal ruang, sebagai penerima. Ketika ajaran agama
batas, waktu dan lapisan masyarakat, melainkan ditrasmisikan kepada masyarakat yang menjadi
ke seluruh sektor kehidupan dan hajat hidup
obyek, maka peranan media sangat
manusia, termasuk agama. Artinya, kehidupan
menentukan. Ziauddin Sardar mengemukakan
kegamaan umat manusia tidak terkecuali Islam di
mana pun ia berada akan menghadapi tantangan bahwa abad informasi ternyata telah
yang sama. Soejatmoko menandaskan bahwa menghasilkan sejumlah besar problem
agama pun kini sedang diuji dan ditantang oleh (Ziauddin Sardar, 1996: 16-17). Menurutnya,
zaman (Soejatmoko, 1994: 78). Meskipun diakui bagi dunia Islam, revolusi informasi
bahwa di satu sisi kemajuan IPTEK menciptakan menghadirkan tantangan-tantangan khusus
fasilitas yang memberi peluang bagi yang harus diatasi, agar umat Islam harus bisa
pengembangan dakwah, namun antara tantangan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan
dan peluang dakwah dewasa ini, agaknya tidak dakwah. Ketiga, tantangan dakwah perspektif
berimbang. Tantangan dakwah yang amat interaksi. Ketika dakwah dilihat sebagai bentuk
kompleks dewasa ini dapat dilihat dari minimal komunikasi yang khas (komunikasi Islami),
dari tiga perspektif, yaitu: Pertama, perspektif ( Malik Idris, 2007: 111) maka dengan sendirinya
prilaku (behaviouristic perspective). Salah satu interaksi sosial akan terjadi, dan di dalamnya
tujuan dakwah adalah terjadinya perubahan
terbentuk norma-norma tertentu sesuai pesan-
prilaku (behaviour change) pada masyarakat yang
pesan dakwah. Yang menjadi tantangan dakwah
menjadi obyek dakwah kepada situasi yang lebih
baik. Tampaknya, sikap dan prilaku (behaviour) dewasa ini, adalah bahwa pada saat yang sama
masyarakat dewasa ini hampir dapat dipastikan masyarakat yang menjadi obyek dakwah pasti
lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan berinteraksi dengan pihakpihak lain atau
sekitarnya. Kedua, tantangan dakwah dalam masyarakat sekitarnya yang belum tentu
perspektif transmisi (transmissional perspective). membawa pesan yang baik, bahkan mungkin
WASSALAMU’ALAIKUM
WR . WB

Anda mungkin juga menyukai