Anda di halaman 1dari 38

INISIASI 5

MoDuL 6
Lembaga Pembiayaan
KEgiAtAn BELAJAR 1

 Perusahaan Pembiayaan
( Financing)
A. PENDAHULUAN

Penyelenggaraan perusahaan pembiayaan di Indonesia diatur dengan


Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.29/POJK.05/2014 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan, Peraturan OJK
No.28/POJK.05/2014 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan
Perusahaan Pembiayaan, Peraturan OJK No.30/POJK.05/2014 tentang
Tata Kelola Perusahaan yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan, dan
peraturan-peraturan lain yang bersifat tidak langsung
Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut, pengertian perusahaan
pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
untuk pengadaan barang dan/atau jasa.

Pengadaan barang dan jasa ini bisa bersifat pembiayaan barang modal
maupun pembiayaan barang konsumsi. Kegiatan usaha perusahaan
pembiayaan meliputi sebagai berikut.
1. Pembiayaan investasi.
2. Pembiayaan modal kerja.
3. Pembiayaan multiguna.
4. Kegiatan usaha pembiayaan lain berdasarkan persetujuan OJK
Fungsi utama dari perusahaan pembiayaan adalah memberikan pinjaman
pembiayaan (noncash) baik pada sektor perorangan (individu) maupun
non- perorangan (korporasi).

Beberapa jenis pinjaman yang diberikan oleh perusahaan pembiayaan


mirip dengan jenis pinjaman yang diberikan oleh bank, seperti pinjaman
untuk membeli kendaraan. Perbedaan perusahaan pembiayaan dengan
bank dalam hal penghimpunan dana.

Perusahaan pembiayaan tidak boleh menghimpun dana dari masyarakat


dalam bentuk giro, deposito, atau tabungan seperti halnya yang dapat
dilakukan bank. Sumber dana perusahaan pembiayaan dapat berasal dari
modal sendiri, pinjaman dari bank dan/atau badan usaha lainnya,
penerbitan obligasi atau surat utang lainnya.
Salah satu peran penting perusahaan dalam perekonomian adalah peranannya
dalam pendistribusian dan pengalokasian sumber daya keuangan kepada
pelaku usaha dan masyarakat Indonesia.

Penyaluran dana ini dilakukan melalui penyediaan pembiayaan atas barang-


barang produktif yang dibutuhkan oleh pelaku usaha dan penyaluran melalui
penyediaan pembiayaan barang-barang konsumtif yang menjadi kebutuhan
masyarakat. Pembiayaan barang konsumtif ini dapat mendorong terjadinya
peningkatan aktivitas ekonomi produktif dalam masyarakat
B. PENYELENGGARAAN PERUSAHAAN
PEMBIAYAAN DI INDONESIA

1. Operasional Perusahaan Pembiayaan


Seperti telah diuraikan pada bagian terdahulu, kegiatan usaha perusahaan
pembiayaan di Indonesia meliputi, pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja,
pembiayaan multiguna, dan kegiatan usaha pembiayaan lain berdasarkan
persetujuan OJK.
Untuk kegiatan usaha pembiayaan lain maupun cara pembiayaan lain yang ingin
dikembangkan oleh perusahaan pembiayaan maka perusahaan pembiayaan wajib
mengajukan permohonan kepada OJK, dengan persyaratan tertentu. Selain itu,
Perusahaan Pembiayaan juga dapat melakukan sewa operasi (operating lease), dan
kegiatan berbasis fee sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan-
undangan di sektor jasa keuangan.
Adapun kegiatan pembiayaan investasi maupun kegiatan pembiayaan modal kerja
ditujukan untuk debitur berbentuk badan usaha atau orang perseorangan yang
memiliki usaha produktif; dan/atau yang memiliki ide-ide untuk pengembangan
usaha produktif, bukan untuk kegiatan yang bersifat konsumtif.
Pembiayaan investasi tersebut harus dilakukan dengan cara khusus, seperti yang
ditunjukkan pada uraian berikut.
1. Sewa pembiayaan (finance lease).
2. Jual dan sewa-balik (sale and leaseback).
3. Anjak piutang dengan pemberian jaminan dari penjual piutang (factoring
with recourse).
4. Pembelian dengan pembayaran secara angsuran.
5. Pembiayaan proyek.
6. Pembiayaan infrastruktur
Sedangkan untuk pembiayaan modal kerja harus dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Jual dan sewa-balik (sale and leaseback).
2. Anjak piutang dengan pemberian jaminan (factoring with recourse) dan/atau
anjak piutang tanpa pemberian jaminan (factoring without recourse) dari
penjual piutang.
3. Fasilitas modal usaha
2. Pendanaan dan Kerja Sama Pembiayaan

Perusahaan pembiayaan merupakan salah satu bentuk dari lembaga keuangan


non bank. Oleh karena itu, perusahaan pembiayaan dilarang menghimpun dana
secara langsung dari masyarakat berbentuk giro, tabungan maupun bentuk
lainnya yang sejenis. Sumber pendanaan utama perusahaan pembiayaan yang
berbadan hukum PT adalah modal disetor dan ekuitas dan untuk yang berbadan
hukum koperasi adalah simpanan pokok dan simpanan wajib. Sumber pendanaan
lain dapat berasal dari:
• pinjaman dari bank, industri keuangan non bank, dan/atau badan usaha lain;
• penerbitan obligasi;
• penerbitan medium term notes;
• pinjaman subordinasi;
• penambahan modal disetor termasuk melalui penawaran umum saham;
• sekuritisasi aset.
• Dalam menjalankan usahanya, perusahaan pembiayaan dapat bekerja
sama dengan pihak lain. Kerja sama pembiayaan dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu melalui pembiayaan penerusan (channeling),
dan pembiayaan bersama (joint financing), atau kombinasi dari
keduanya. Pihak lain yang dapat bekerja sama tersebut meliputi.
1. Bank.
2. Perusahaan pembiayaan sekunder perumahan.
3. Lembaga keuangan mikro.
4. Perusahaan pembiayaan lain
C. PERKEMBANGAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
INDONESIA
• industri lembaga pembiayaan terdiri atas perusahaan pembiayaan, perusahaan modal
ventura, dan perusahaan pembiayaan infrastruktur, baik yang menjalankan kegiatan
berdasarkan prinsip konvensional maupun syariah. Sampai dengan akhir tahun 2013,
berdasarkan aset yang dimiliki, perusahaan pembiayaan masih mendominasi pangsa
pasar industri lembaga pembiayaan. 95% dari aset industri lembaga pembiayaan
merupakan aset dari perusahaan pembiayaan, sementara perusahaan modal ventura
sebesar 3%, dan perusahaan pembiayaan infrastruktur sebesar 2%. Demikian juga
dari jumlah perusahaan, pada tahun 2013 terdapat 202 perusahaan pembiayaan, 73
perusahaan modal ventura, dan 2 perusahaan pembiayaan infrastruktur.
• Pada tahun 2017, terjadi perkembangan yang cukup menarik. Jumlah perusahaan
pembiayaan dan modal ventura justru mengalami penurunan menjadi 193 dan 67
perusahaan. Sementara jumlah perusahaan pembiayaan infrastruktur tetap sebanyak
2 perusahaan. Meskipun mengalami penurunan jumlah perusahaan, namun dari sisi
aset mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Jika pada tahun 2013 total aset
lembaga pembiayaan adalah Rp420,18 triliun, pada tahun 2017 meningkat menjadi
Rp555,87 triliun, atau mengalami pertumbuhan sekitar 8,07% per tahun
KEgiAtAn BELAJAR 2

Sewa Guna Usaha ( Leasing)


A. PENGERTIAN SEWA GUNA USAHA
(LEASING)

Terdapat beberapa pengertian tentang sewa guna usaha atau leasing.


Beberapa pengertian tersebut muncul dalam beberapa aturan sebagai berikut

Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, dan Menteri Perindustrian
Nomor: Kep-122/MK/IV/2/1974, Nomor: 32/M/SK/2/1974, dan Nomor: 30/KPB/1974 tanggal 7
Februari 1974. Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan
barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (opsi) bagi yang
bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah
disepakati bersama

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 1169/KMK.01/1991 tentang


Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing). Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease)
maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating leese) untuk digunakan oleh lessee selama
jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala
A. PENGERTIAN SEWA GUNA USAHA
(LEASING)

Terdapat beberapa pengertian tentang sewa guna usaha atau leasing.


Beberapa pengertian tersebut muncul dalam beberapa aturan sebagai berikut

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan.
Sewa guna usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa
hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha


Perusahaan Pembiayaan.
Sewa pembiayaan (finance lease) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang oleh perusahaan pembiayaan untuk digunakan debitur selama jangka waktu tertentu
yang mengalihkan secara substansial manfaat dan risiko atas barang yang dibiayai
Terdapat beberapa pengertian tentang sewa guna usaha atau leasing.
Beberapa pengertian tersebut muncul dalam beberapa aturan sebagai berikut

International Finance Corporation World Bank Group .


Perjanjian/kontrak antara dua pihak, satu pihak (lessor)
menyediakan aset untuk dipakai oleh pihak lain (lessee) dalam
jangka waktu tertentu sebagai imbalan atas pembayaran sejumlah
tertentu
B. SEJARAH PERKEMBANGAN LEASING DI
INDONESIA
• Jenis pembiayaan leasing telah berkembang pesat di banyak negara karena
memberikan keuntungan bagi banyak pihak. Di Amerika Serikat, bentuk
pembiayaan dengan menggunakan leasing telah dilakukan di tahun 1700-an.
Sementara di Indonesia, jenis pembiayaan ini masih tergolong baru dibanding
lembaga keuangan perbankan.
• Industri leasing mulai berkembang di Indonesia sejak tahun 1974 dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan, Menteri
Perindustrian, dan Menteri Perdagangan No.Kep.122/MK/IV/2/1974,
No.32/M/SK/2/1974 dan No.30/Kpb/I/1974 tanggal 7 Februari 1974 tentang
Perizinan Usaha Leasing. Kemudian pada tanggal 6 Mei 1974, dikeluarkan SK
No.649/MK/IV/5/1974 tentang tata cara Perizinan dan Kegiatan Usaha Leasing.
Selanjutnya untuk mendukung perkembangan kegiatan usaha leasing, Menteri
Keuangan menetapkan agar setiap transaksi atau kontrak leasing tidak dianggap
sebagai suatu objek pajak sehingga tidak dikenakan pajak penjualan. Ketetapan
tersebut termuat dalam SK No.650/MK/IV/5/1974 tanggal 6 Mei 1974 tentang
Penegasan Ketentuan Pajak Penjualan dan Besarnya Bea Materai terhadap Usaha
Leasing
C. PIHAK YANG TERKAIT DALAM
TRANSAKSI LEASING

1. lessor, Lessor adalah perusahaan sewa guna usaha yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri
Keuangan dan memberikan jasa pembiayaan kepada lessee dalam bentuk barang modal

2. Lesse, Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan
pembiayaan dari lessor

Suplier, Supplier adalah pihak yang menyediakan barang modal yang disewakan untuk
digunakan oleh lessee. Barang modal tersebut dibayar secara tunai oleh lessor

Bank, Bank tidak terlibat secara langsung dalam perjanjian leasing. Keterlibatan bank dalam
transaksi leasing adalah ketika lessor atau supplier menggunakan dana yang berasal dari bank
dalam penyediaan barang modal

Asuransi, Asuransi dilibatkan untuk menghindari risiko kerugian yang besar dalam
transaksi leasing
D. PENGGOLONGAN PERUSAHAAN
LEASING
• Jenis perusahaan leasing ini paling banyak ditemui.
1. Independent Perusahaan leasing ini berdiri sendiri, terpisah dari supplier
(independent).
Leasing • Perusahaan memiliki kebebasan untuk menggunakan lebih
Company dari satu pemasok (supplier) dalam memenuhi permintaan
lessee

• Ketika supplier mendirikan perusahaan leasing maka


terjadilah captive lessor.
2. Captive Lessor • Pihak supplier melakukan tindakan ini dengan harapan dapat
meningkatkan jumlah penjualan produknya.

• Lease broker merupakan pihak perantara yang menghubungkan


3. Lease Broker lessor dengan lessee.
• Lease broker tidak memiliki barang modal untuk disewakan.
atau Packager Perusahaan ini menawarkan jasa tertentu dalam usaha leasing
sesuai dengan kebutuhan lessor dan lessee.
E. PROSES DAN MEKANISME TRANSAKSI
LEASING
• Setiap transaksi leasing wajib diikat dengan perjanjian (lease agreement). Perjanjian
tersebut setidaknya harus memuat hal-hal sebagai berikut.
1. Jenis transaksi sewa guna usaha.
2. Nama dan alamat masing-masing pihak.
3. Nama, jenis, tipe, dan lokasi penggunaan barang modal.
4. Harga perolehan, nilai pembiayaan, pembayaran sewa guna usaha, angsuran
pokok pembiayaan, imbalan jasa sewa guna usaha, nilai sisa, simpanan jaminan,
dan ketentuan asuransi atas barang modal yang disewa-guna-usahakan.
5. Masa sewa guna usaha.
6. Ketentuan mengenai pengakhiran transaksi sewa guna usaha yang dipercepat dan
penetapan kerugian yang harus ditanggung lessee dalam hal barang modal yang
disewa-guna-usahakan dengan hak opsi hilang, rusak, atau tidak berfungsi karena
sebab apa pun
7. Opsi bagi penyewa guna usaha dalam hal transaksi sewa guna usaha dengan hak
opsi
8. Tanggung jawab para pihak atas barang modal yang disewa-guna- usahakan
F. TEKNIK-TEKNIK PEMBIAYAAN LEASING

• Finance Lease: Dalam teknik pembiayaan ini, lessee terlebih dahulu akan memilih
barang modal yang dibutuhkan termasuk merundingkan harga beli, jaminan
purnajual, dan kondisi-kondisi lainnya. Perusahaan leasing (lessor) adalah pihak
yang melakukan pembiayaan barang modal dan memperoleh keuntungan dari
pembiayaan itu. Jadi, yang dilakukan lessor pada dasarnya adalah membelikan
barang modal atas nama lessee. Kewajiban lessee kemudian adalah membayar biaya
leasing barang modal, termasuk bunga, pajak, asuransi, dan biaya pemeliharaan
selama masa leasing
• Operating Lease: Dalam operating lease, lessor secara sengaja membeli barang
modal yang kemudian disewakan pada pihak lessee. Berbeda dengan finance lease,
dalam operating lease jumlah pembayaran berkala (angsuran) yang dilakukan lessee
tidak mencakup (menutupi) jumlah biaya yang dikeluarkan lessor untuk memperoleh
barang modal ditambah biaya bunganya. Pada masa akhir kontrak pihak lessor akan
memiliki barang modal yang disewa-guna- usahakan dan berharap dapat
menyewakan kembali barang modal tersebut pada pihak lain. Keuntungan yang
diharapkan lessor adalah dari penjualan barang modal yang disewa-guna-usahakan
atau dari kemungkinan untuk dapat menyewakan barang modal tersebut pada pihak
lain. Oleh karena itu, lessor harus memiliki keahlian khusus untuk memasarkan
kembali barang modal tersebut. Selain itu, lessor biasanya menanggung seluruh
biaya-biaya pelaksanaan sewa guna usaha, seperti asuransi, pajak, maupun
G. KELEBIHAN LEASING
Kelebihan leasing dibandingkan dengan sumber pembiayaan lainnya adalah sebagai berikut.
1. Pembiayaan penuh
• Leasing dilakukan tanpa harus menyediakan uang muka dan pembiayaan dilakukan sampai 100 perse
(full pay out).
2. Fleksibilitas
• Pihak lessee dapat memilih skema pembayaran angsuran yang menguntungkan baginya.
3. Penghematan modal
• Leasing memungkinkan lessee untuk menghemat modal kerja sehingga kelebihan modal kerja yang
ada dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lain.
4. Off Balance Sheet
• Tidak ada ketentuan yang mengharuskan untuk mencantumkan transaksi leasing dalam neraca
perusahaan. Untuk itu, prosedur pembelian aset tidak perlu dipenuhi secara terperinci.
5. Diversifikasi pembiayaan
• Lessee memiliki alternatif sumber pembiayaan selain bank. Walaupun suatu perusahaan telah
memperoleh kredit dari bank, masih dimungkinkan memperoleh pembiayaan lain dari leasing tanpa
mengganggu kredit yang telah diperoleh.
6. Lebih murah
• Pembiayaan barang modal melalui metode leasing lebih murah dibandingkan dengan kredit bank
berdasarkan perhitungan present value. Di samping itu, transaksi leasing bebas beban pajak dan biay
penyusutan (depresiasi).
7. Perlindungan akibat kemajuan teknologi
• Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian akibat barang yang disewa
mengalami ketinggalan model atau sistem sebagai dampak pesatnya teknologi.
8. Proteksi inflasi
• Leasing dapat memberikan proteksi terhadap inflasi khususnya apabila
• leasing berdasarkan tarif suku bunga tetap.
H. METODE PEMBAYARAN DAN FLEKSIBILITAS
LEASING
Pembayaran leasing berhubungan dengan jumlah pembayaran
angsuran dan beban bunga pinjaman. Ada 2 metode yang digunakan,
yaitu.
1. Payment in advance
• Pembayaran dengan metode ini dilakukan di awal masa sewa.
Jumlah yang dibayarkan di awal masa sewa adalah jumlah
amortisasi dari saldo pokok belum termasuk perhitungan
bunga.
2. Payment in arrears
• Pembayaran yang dilakukan pada akhir masa sewa. Pada model
pembayaran ini, besar angsuran pokok dan bunga langsung
dihitung. Periode pembayaran dapat dilakukan secara bulanan,
triwulanan, semester, tergantung dari aliran kas dan
kemampuan lessee.
KEgiAtAn BELAJAR 3

Modal Ventura
A. PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN
MODAL VENTURA

• Beberapa pengertian tentang modal ventura atau venture capital adalah sebagai
berikut.
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.61 Tahun 1988 tentang Lembaga
Pembiayaan. Modal ventura adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang
menerima bantuan pembiayaan (investee company) untuk jangka waktu
tertentu.
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang
Lembaga Pembiayaan. Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital
Company) adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan
(investee company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan
saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan
berdasarkan pembagian atas hasil usaha
A. PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN
MODAL VENTURA

• Beberapa pengertian tentang modal ventura atau venture capital adalah sebagai
berikut.
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.35/POJK.05/2015 tentang Penyelenggaraan
Usaha Perusahaan Modal Ventura. Usaha modal ventura adalah usaha
pembiayaan melalui penyertaan modal dan/atau pembiayaan untuk jangka waktu
tertentu dalam rangka pengembangan usaha pasangan usaha atau debitur, baik
secara konvensional maupun berprinsip syariah.
4. International Finance Corporation World Bank Group, Modal ventura adalah modal
yang disediakan oleh investor luar untuk membiayai perusahaan baru, perusahaan
yang sedang tumbuh, atau perusahaan yang sedang mengalami kesulitan
keuangan
Perkembangan Modal Ventura di Indonesia

• Modal ventura di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1973 dengan


didirikannya PT Badan Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) dengan kegiatan
utama mengembangkan usaha kecil dan menengah agar dapat memiliki daya
saing. Dengan penyertaan modal dari BPUI diharapkan perusahaan pasangan
usaha akan mampu memperbaiki kondisi perusahaan sehingga hasil akhirnya
nanti perusahaan pasangan usaha dapat dinilai layak untuk memperoleh
pinjaman dana dari bank.
• PT BPUI adalah perusahaan milik negara sehingga penyertaan modalnya
adalah penyertaan modal negara untuk mendirikan perusahaan perseroan yang
usahanya bergerak dalam bidang penyertaan modal. Akan tetapi,
perkembangan perusahaan ini tidak terlalu bagus hingga pada tahun 1988
dikeluarkan ketentuan tentang pendirian perusahaan modal ventura swasta
Kelembagaan Modal Ventura

• Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.34/POJK.05/2015 tentang


Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Modal Ventura, bentuk
badan usaha perusahaan modal ventura adalah.
1. Perseroan terbatas.
2. Koperasi.
3. Perseroan komanditer
KONSEP DAN JENIS MODAL VENTURA
• Perusahaan modal ventura bisa saja tidak hanya terlibat dalam penyertaan pembiayaan
pada sebuah perusahaan pasangan usaha, tetapi juga mungkin pada gagasan tertentu yang
diperkirakan akan terwujud. Jadi, pembiayaan bukan selalu dalam bentuk sebuah usaha
yang telah pasti, bahkan mungkin masih berupa gagasan yang belum diketahui hasil
akhirnya pada masa yang akan dating.
• Dalam mekanisme modal ventura terdapat tiga pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut.
• Pemilik modal: Modal bisa berasal dari berbagai sumber yang kemudian dihimpun
dalam satu wadah atau lembaga khusus yang disebut dengan venture capital funds.
• Profesional. Dalam perusahaan modal ventura berkumpul para profesional yang
memiliki keahlian dalam pengelolaan investasi dan mencari investasi yang potensial.
Profesional bisa berupa lembaga yang disebut dengan perusahaan manajemen atau
management venture/capital fund company.
• Perusahaan yang membutuhkan dana atau modal. Disebut dengan investee company
atau perusahaan pasangan usaha (PPU) atau debitur. Dalam pengelolaannya, modal
ventura di Indonesia tidak mengenal pemisahan antara venture capital fund dengan
management venture capital company sehingga perusahaan modal ventura yang telah
memperoleh izin usaha dapat mengelola atau dikelola oleh perusahaan modal ventura
lainnya
• Jenis modal ventura dapat dibedakan berdasarkan cara pemberian bantuan, berdasarkan cara
penghimpunan dana, dan berdasarkan kepemilikan. Bantuan yang diberikan perusahaan
modal ventura kepada perusahaan pasangan usaha dapat meliputi dua hal, yaitu bantuan
finansial dan bantuan manajemen
• Secara umum, modal ventura memiliki beberapa tujuan, antara lain.
1. Memberikan kemudahan dan kemungkinan bagi pendirian suatu perusahaan baru. Modal
ventura memberikan alternatif sumber dana yang dibutuhkan.
2. Membantu pembiayaan bagi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dana dalam
mengembangkan sebuah usaha.
3. Membantu perusahaan ketika perusahaan berada dalam tahap pengembangan produk dan
dalam tahap kemunduran.
4. Membantu penciptaan produk baru. Gagasan pembuatan produk baru tidak hanya
berhenti sampai tahap ide saja, modal ventura juga akan membantu mewujudkan ide
produk menjadi produk yang siap dipasarkan.
5. Memperlancar mekanisme investasi di dalam dan luar negeri.
6. Mendorong pengembangan proyek riset dan pengembangan.
7. Membantu pengembangan teknologi baru dan memperlancar terjadinya alih teknologi.
8. Membantu dan memperlancar pengalihan kepemilikan suatu perusahaan
KARAKTERISTIK MODAL VENTURA

Beberapa karakteristik yang membedakan modal ventura dengan sumber


pembiayaan lainnya adalah sebagai berikut.
• Pada dasarnya pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan modal ventura
kepada perusahaan pasangan usaha tidak melalui skema kredit, tetapi melalui
penyertaan modal. Perusahaan modal ventura ikut memiliki saham
perusahaan pasangan usaha dan setelah jangka waktu tertentu akan dijual
kembali.
• Investasi jangka panjang.
• Pembiayaan yang bersifat risk capital.
• Bersifat aktif.
• Bersifat sementara.
• Keuntungan berupa capital gain atau dividen.
• Tingkat kembalian hasil yang tinggi
SUMBER DANA DAN PEMBIAYAAN MODAL
VENTURA

• Sebagai lembaga keuangan non bank, modal ventura dilarang


menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan dan sejenisnya.
Sumber dana modal ventura dapat berasal dari:
1. Investor perorangan
2. Investor lembaga/institusi
3. Perusahaan asuransi dan dana pensiun
4. Perbankan
5. Lembaga keuangan internasional
KEgiAtAn BELAJAR 4

Kartu Plastik (Plastic Card)


• Sesuai Keppres No.61 Tahun 1988, kartu plastik dapat berupa kartu
kredit (credit card), kartu debit (debit card), dan kartu penarikan uang
tunai melalui anjungan tunai mandiri atau Automatic Teller Mechine
(ATM). Perusahaan yang menerbitkan berbagai bentuk kartu plastik
digolongkan sebagai bentuk lembaga keuangan non bank karena tidak
menghimpun dana secara langsung dari masyarakat melainkan
menyalurkan dana dari/dan kepada masyarakat. Sekalipun usaha kartu
kredit (credit card) merupakan salah satu bidang usaha lembaga
pembiayaan yang merupakan lembaga keuangan non bank,
penyelenggara atau pemilik dari perusahaan kartu plastik dapat
merupakan lembaga keuangan bank.
Perkembangan Kartu Plastik di Indonesia

Di Indonesia, istilah kartu plastik identik dengan kartu kredit walaupun


kartu plastik tidak selalu merupakan kartu kredit. Kartu kredit pertama
kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1980-an oleh Bank Duta
yang bekerja sama dengan prinsipal VISA dan Mastercard
Internasional. Sasaran konsumen kartu kredit Bank Duta pada waktu itu
adalah orang-orang kaya di Indonesia yang sering bepergian ke luar
negeri. Bisnis kartu kredit mencapai puncaknya saat pemerintah
mengeluarkan regulasi yang berkaitan dengan dunia perbankan yang
dikenal dengan Paket Desember 1988. Perusahaan keuangan baik bank
maupun non bank yang menerbitkan kartu kredit di Indonesia tumbuh
dengan pesat.
JENIS KARTU PLASTIK

• Kartu plastik, berdasarkan lingkup geografis penggunaannya, ada yang


berlaku secara domestik dan secara internasional. Secara domestik, kartu
yang diterbitkan di negara A hanya bisa digunakan di negara A saja. Secara
internasional berarti kartu yang diterbitkan di negara A bisa juga digunakan
di negara-negara lainnya di dunia.
• Sementara, berdasarkan jenis penggunaannya, kartu plastik dapat
dibedakan menjadi berikut ini:
1. Kartu Kredit (Credit Card)
2. Charge Card
3. Debit Card
4. Cash Card
5. Check Guaranteed Card
KEgiAtAn BELAJAR 5

Anjak Piutang (Factoring)


• Keputusan Menteri Keuangan Indonesia.1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988,
pengertian perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka
pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan di dalam atau di luar negeri.
• Berdasarkan Peraturan Presiden Indonesia No.9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan,
anjak piutang (factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang
jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Sementara
berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Indonesia No.29/POJK.05/2014, anjak piutang
(factoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang usaha suatu
perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut.
• Anjak piutang dibedakan menjadi dua, yaitu anjak piutang dengan pemberian jaminan dari
penjual piutang (factoring with recourse) dan anjak piutang tanpa pemberian jaminan dari
penjual piutang (factoring without recourse). Anjak piutang dengan pemberian jaminan dari
penjual piutang adalah transaksi anjak piutang usaha di mana penjual piutang menanggung
risiko tidak tertagihnya sebagian atau seluruh piutang yang dijual kepada Perusahaan
Pembiayaan. Sementara anjak piutang tanpa pemberian jaminan dari penjual piutang adalah
transaksi anjak piutang usaha di mana perusahaan pembiayaan menanggung risiko tidak
tertagihnya seluruh piutang yang dijual kepada perusahaan pembiayaan

Anda mungkin juga menyukai