Anda di halaman 1dari 5

PENAFSIRAN

FUTURITIS
TERHADAP ISU
PERPANJANGAN
MASA JABATAN
PRESIDEN
OLEH :
ALDION JEREMY TERAMPE
D 101 20 531
Isu Hukum
Di tengah masa pandemi Covid-19, kancah politik Indonesia menghangat
akibat muncul wacana penundaan pemilu 2024. Wacana penundaan
pemilu 2024 pertama kali diutarakan oleh Ketua Umum Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Muhaimin mengklaim saat
ini rakyat Indonesia masih membutuhkan sosok Jokowi dan mengklaim
mempunyai big data tentang dukungan masyarakat terkait hal itu. Wacana
itu pun didukung oleh dua ketua umum partai politik pendukung
pemerintah, yaitu Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli
Hasan dan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Keduanya beralasan
penundaan pemilu patut dipertimbangkan demi momentum perbaikan
perekonomian di masa pandemi Covid-19 dan hanya menyampaikan
aspirasi dari kelompok pengusaha. Sedangkan Menteri Koordinator
Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim juga
mempunyai big data yang memperlihatkan dukungan rakyat untuk
penundaan pemilu. Namun, baik Muhaimin dan Luhut sampai saat ini
tidak membuka big data yang mereka maksud terkait wacana itu
Analisis
UU 1945 pasal 7. Presiden dan Wakil Presiden
memegang jabatannya selama masa lima
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali.
Presiden dan Wakil Presiden memegang
jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
sama, hanya untuk satu kali masa jabatan
_
Pada aturan tersebut, disebutkan bahwa presiden dan wakil
presiden memegang jabatan selama lima tahun dan dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali
masa jabatan. Artinya, masa jabatan presiden ditetapkan
maksimal dua periode.
• Dalam hal ini, presiden yang sudah menduduki masa jabatan
selama dua periode tidak dapat dipilih kembali atau
diperpanjang. Kecuali, terdapat perubahan pada UUD 1945
yang mengatur tentang kekuasaan pemerintah, khususnya
masa jabatan presiden
Metode penelitian futuritis
Penafsiran futuristis adalah penafsiran hukum yang
dilakukan dengan mengacu kepada rancangan peraturan
perundang-undangan yang akan diberlakukan di masa
yang akan datang atau mengacu pada hukum yang dicita-
citakan. Dalam isu Penambahan masa jabatan Presiden
maka dapat dilakukan dengan melakukan amandemen
pada pasal 7 UUD NRI
Tahun 1945 sebagai bentuk IUS CONSTITUENDUM. Tentu saja,
amandemen tersebut diperbolehkan dengan Syarat
memenuhi Parameter yang dirumuskan dalam Pasal 37
UUD NRI Tahun 1945.

Anda mungkin juga menyukai