Anda di halaman 1dari 119

LEADERSHIP

in
MANAGERIAL
Kepemimpinan di dalam
Managerial secara praktis
Persaingan bisnis sangat tajam

Perubahan selalu terjadi

Perusahaan HARUS mampu


bertahan dan berkembang

Kebutuhan akan “Manager yang Efektif” adalah keharusan

Tanpa kepemimpinan (Leadership) tidak mungkin


seseorang menjadi Manager yang Efektif
Apa hubungan antara “Manager”
dengan “Kepemimpinan” ???
MANAGER
Menggerakkan bawahan untuk melaksanakan suatu tugas / pekerjaan
agar target tercapai, dimana kekuasaan diperoleh karena suatu jabatan.

KEPEMIMPINAN
Mempengaruhi bawahan agar bersedia melaksanakan
sesuatu pekerjaan / tugas agar target tercapai.
Bisakah Anda memiliki
kepemimpinan dalam
jabatan Manager ?

BISA tapi…...
,
Syarat dasar yang harus dimiliki
dalam satu kesatuan adalah :
Tidak ada perkembangan dan kemajuan yang baik,
1.
jika tidak muncul keinginan dari diri sendiri

Hanya belajar teori tanpa dipraktekan, TIDAK BERGUNA !!


2.
Banyaknya berlatih dan praktek akan menjadikan sempurna

Karena adanya reaksi negative / kritik dari pihak lain,


3.
tidak berarti menghentikan berlatih dan praktek

Pilihan hanya laksanakan atau tidak, dimana tidak dikenal


4.
“saya coba dulu / saya akan coba dulu”
Fase dari Belajar
“Tidak Sadar” Kalau Diri
Sendiri “Tidak Kompeten”
Tidak paham atau memiliki konsep
dan arti yang salah tentang apa itu
Kepemimpinan yang Efektif, dan
tidak benar-benar tahu apa yang
harus dilakukan.
“Sadar” Kalau Diri Sendiri
“Tidak Kompeten”
Dalam menghadapi masalah yang ada, apa
yang akan Anda lakukan? Dari sana Anda
akan menyadari bahwa belum benar-benar
tahu letak inti masalah dan bagaimana
menyelesaikan inti masalah tersebut. Pada
fase ini maka Anda menyadari bahwa diri
sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukan
untuk memecahkan masalah yang ada.
“Sadar” Kalau Diri Sendiri
“Kompeten”
Dalam mencoba untuk melakukan hal yang
benar, mungkin Anda harus melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan
“kebiasaan” selama ini. Tapi hanya dengan
kesungguhan mencoba untuk berubah akan
memberikan hasil yang lebih baik,
meskipun melalui proses yang menyakitkan
dimana pada akhirnya menyadari perbedaan
untuk “memecahkan masalah dengan
benar”.
“Tidak Sadar” Kalau Diri
Sendiri “Kompeten”
Perubahan untuk melakukan sesuatu
secara efektif lama kelamaan akan
menjadi kebiasaan baru Anda dimana
mampu secara efektif memecahkan
masalah tanpa harus memikirkan hal
tersebut (terjadi secara otomatis).
Reaksi yang akan timbul dari
pihak lain:
 Positive : Senang melihat perubahan yang ada dan memberi dukungan semangat
serta saran-saran yang membangun.

 Netral : Memandang baik kepada perubahan yang ada tapi masih ada kecurigaan
tentang motivasi di balik perubahan tersebut.

 Negative : Tidak senang melihat perubahan yang ada karena hal tersebut
mengancam posisi mereka karena sebenarnya mereka sadar bahwa apa yang
mereka lakukan tidak benar.

nb:
Dalam proses berubah jika anda memperoleh respon negatif janganlah terpengaruh,
tetap tegar dan evaluasi apa yang menyebabkan terjadinya tindakan yang salah,
yang akan dikoreksi pada masa yang akan datang tanpa penyesalan yang
berkelanjutan.
Hubungan antara Manager yang
effektif dengan bekerja keras &
Produktivitas
Jadi hubungan antara bekerja keras dan
produktivitas adalah ...........

Manager yang effektif bekerja ..................


.............. sehingga ....................... , maka
target pekerjaan tercapai secara “Optimal”.
DIAGRAM DARI PERKEMBANGAN KEPEMIMPINAN

Karisma
kepemimpinan
Ukuran: Subjective
Tindakan dalam (Tidak Terlihat)
kepemimpinan

Dampak pada pengelolaan

Proses pengelolaan Ukuran: Objective


(Terlihat)

Pengetahuan teknis
Materi dari Masing-Masing Tahapan
Perkembangan Kepemimpinan
Pengetahuan Teknis
Seorang pemimpin mempunyai tugas untuk membimbing dan
mengajar bawahannya. Oleh karena itu, seorang pemimpin
juga harus memahami teknis pekerjaan di bagiannya.
 
Proses Pengelolaan
 
Dampak pada Pengelolaan
Setiap orang memiliki gaya memimpin yang berbeda,
bergantung kepada sifat pekerjaan, masalah yang ada, dan
pihak lain yang dihadapi. Personality and style.
AD I: Pengetahuan Teknis (Technical
Knowledge)
Adalah hal yang paling mendasar yang harus dimiliki dalam proses
perkembangan kepemimpinan

Pengetahuan teknis adalah syarat absolut awal yang harus dimiliki dimana
anda akan diterima/tidak dalam suatu pekerjaan, karena hal tersebut yang
memungkinkan anda melaksanakan tugas yang dipikul.

Contoh:
Seorang calon Sales Manager harus menguasai pengetahuan teknis tentang
sales.

Seorang calon Production Manager harus menguasai pengetahuan teknis


tentang production.

Seorang calon Accounting Manager harus menguasai pengetahuan teknis


tentang Accounting.
Pengetahuan teknis seseorang dengan cepat akan tertinggal
karena “tantangan, situasi & kondisi selalu berubah”
sehingga orang tersebut harus selalu
memperbaiki/memperluas pengetahuan teknis yang dimiliki,
dimana belajar adalah suatu proses yang harus dilakukan
tanpa berhenti.

Contoh:
 Proses perubahan alat pembungkus:
Daun → Kertas → Plastik → dst.
 Proses perubahan alat transportasi:
Kuda → Kereta → Kereta api → Kapal/Pesawat →
dst.

Jadi, seorang manager tanpa memiliki dan tanpa


mengembangkan pengetahuan teknis itu seperti mobil
bagus tanpa bahan bakar “sekedar bagus dipandang tapi
tidak mempunyai manfaat yang lain”.
AD 2: Proses Pengelolaan
(Management Proses)
Sekedar pengetahuan teknis tanpa kemampuan
pengelolaan (management) akan
mengakibatkan fungsional tersebut tidak dapat
maju lebih jauh.

Jadi management itu sendiri adalah dasar dari


leadership, jika anda tidak dapat melaksanakan
dengan baik management proses ini maka
perkembangan diagram dalam piramid akan
runtuh.
Prinsip dari management proses adalah
P= Planning
O= Organizing
A= Actuating
C= Controling
D= Decission

Di dalam hal tersebut mencakup:


 Pengelolaan Waktu (Time Management)
 Pengendalian Biaya (Cost Control)
 Laporan Tertulis (Report Writing)
 Pengelolaan Kinerja/Prestasi (Performance
Management)
Di dalam proses management kelemahan
terbesar adalah “Ketidakberanian mengambil
keputusan” sehingga bukan meringankan
pekerjaan tetapi menambah pekerjaan pimpinan
perusahaan/atasan.

Menjadi ironi, adanya bawahan bukannya


meringankan pekerjaan atasan tetapi
memperberat pekerjaan atasan.
AD. 3: Dampak Pada Pengelolaan
(Management Impact)
Memiliki pengetahuan teknis dan
kemampuan management adalah
“Tuntutan dasar” yang harus dimiliki
setiap manager, tetapi memiliki 2 hal
tersebut sama sekali belum/tidak dapat
menjamin seseorang mampu menjadi
manager yang efektif.
Kepribadian & Gaya Kepemimpinan
(Personality & Style)
Pribadi seseorang

Pengalaman
Proses
Pembentukan
Keyakinan
Personality /
kepribadian
Yang disukai / tidak

Kekuatan / Kelemahan

PILIHAN

Sikap / Cara
berkomunikasi Gaya / Style yang dipilih

DAMPAK

STYLE
Diagram dampak Style
Atasan

Dampak

STYLE
Internal

Dampak DIRI Dampak


Supplier Customer
SENDIRI

Eksternal

Dampak

Bawahan
Ingat: antara lain “Personality
Plus” karangan ......
Dimana terdapat 4 tipe dasar kepribadian:
 Sanguinis
 Koleris
 Melankolis
 Phlegmatis

Landasan/dasar dari gaya kepemimpinan:


Dampak dari gaya management muncul dari kelengkapan (Attribute)
komunikasi.

Kelengkapan yang terpenting:


 Bahasa Tubuh (Body Language) – Bagaimana anda tampil
dalam berkomunikasi.
 Nada (Tone) – Bagaimana tekanan suara ketika berkomunikasi
 Isi (Content) – Apa materi yang sebenarnya anda komunikasikan
Diagram Kontribusi dalam
Communication Mix

38
%

Tone of Voice
Content
55 Body Language
%

7%
Gaya Kepemimpinan apa
yang sebaiknya “saya”
pakai ??
Dampak dari gaya kepemimpinan
prinsipnya tergantung dari tingkat
penekanan dari seorang manajer, apakah
memilih:
o Menekankan aspek tugas dari satu
situasi.
o Menekankan hubungan di dalam tugas
tersebut.
Hal itu terlihat pada diagram orientasi
gaya kepemimpinan dasar:
Hal yang harus diperhatikan:
Gaya Kepemimpinan yang dipilih →
Dampak yang dihasilkan → Sangat kritikal
dalam menentukan sikap dari pihak-pihak
lain di sekitar anda kepada anda
Dampak Pengelolaan yang
Effektif dari Gaya
Pengelolaan
Membuat dampak pengelolaan yang tepat adalah
dengan melakukan hal yang tepat kepada orang
yang tepat dan pada waktu yang tepat.

Untuk memberikan gaya yang effektif membutuhan


cara berkomunikasi yang dapat menimbulkan
keterikatan yang kuat antara satu dengan yang lain.

Dengan menerapkan gaya yang sama dapat


memberikan dampak yang sangat berbeda pada 2
orang / pihak yang berbeda.
4 Gaya Kepemimpinan yang Effektif
Secara prinsip ada 4 gaya (style) yang dapat dilakukan yaitu:

Supportive
Menjadi pendukung atau pemberi semangat kepada pihak lain
untuk dapat mengerjakan tugasnya dengan baik, atas dasar
hubungan personal.
Style ini dapat digunakan dengan situasi seperti :
 Saat hubungan personal dapat mempengaruhi kinerja kerja
seseorang
 Saat masalah pribadi yang sensitif / berat sedang dihadapi orang
tersebut
 Saat Anda akan menyerahkan suatu tugas kepada orang lain,
namun orang tersebut belum siap dengan tanggung jawab barunya
 Saat Anda ingin orang lain dapat berkembang
 Saat Anda merasa butuh menjalin hubungan personal yang baik
dengan orang yang baru Anda temui
 Saat seseorang paling mudah diatur dengan cara supportive
Participative
Melibatkan orang lain dalam proses pengambilan
keputusan untuk dapat meningkatkan komitmen kerja
orang tersebut, atau Anda yang turut terlibat / membantu
dalam proses pengambilan keputusan orang lain.

Style ini dapat digunakan dengan situasi seperti :


 Saat Anda membutuhkan komitmen bulat dari orang lain
 Saat orang lain dapat memberikan masukan untuk
memperoleh hasil / keputusan yang lebih efektif
 Saat Anda mencari ide-ide / solusi kreatif
 Saat Anda ingin membantu atasan Anda untuk dapat
menjalankan tugasnya dengan lebih baik
 Saat seseorang paling mudah diatur dengan cara
participative
Directive
Memberikan instruksi untuk menyelesaikan
suatu tugas dengan lengkap dan tepat.

Style ini dapat digunakan dengan situasi seperti :


 Saat bawahan Anda membutuhkan panduan
yang jelas dalam mengerjakan tugasnya
 Saat suasana kerja penuh tekanan
 Saat lingkungan kerja berubah dengan cepat
 Saat bawahan Anda kurang berpengalaman
 Saat seseorang paling mudah diatur dengan
cara directive
Delegative
Memberikan kebebasan kepada orang lain dalam
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.

Style ini dapat digunakan dengan situasi seperti :


 Saat seseorang dapat lebih produktif jika bekerja
sendiri dan dengan “gayanya” sendiri
 Saat seseorang dapat lebih termotivasi jika
diberi tanggung jawab lebih
 Saat keterlibatan Anda justru tidak membantu
dalam proses pengerjaan tugas
 Saat seseorang paling mudah diatur dengan
cara delegative
Gaya Kepemimpinan mana yang Terbaik
Keempat gaya kepemimpinan ini sama baiknya jika
digunakan pada situasi yang tepat. Jadi keempat
gaya ini harus dikuasai dengan baik oleh setiap orang
yang ingin menjadi manajer yang effektif.

Dampak dari gaya kepemimpinan akan dicapai


secara optimal jika mampu melakukan bauran dalam
suatu kesatuan yang tepat, yang terdiri dari unsur:
 Isi pembicaraan (content)
 Nada/intonasi bicara (tone)
 Bahasa tubuh (body language)
Dampak Pengelolaan yang Tidak Effektif
dari Gaya Pengelolaan
 Dampak dari penggunaan gaya pengelolaan
yang tidak effektif berpotensi memberi akibat
yang merusak/menghancurkan.
 
 Mengenali dan memahami apa akibat buruk
adalah tahap awal untuk menghindari masalah.

 Anda dapat bertindak dengan gaya


kepemimpinan yang negatif sepanjang karier,
tetapi tidak seorangpun bersedia mengikuti
kecuali terpaksa.
4 Gaya Kepemimpinan yang Tidak Effektif
Faktor-faktor utama mengapa gaya
kepemimpinan yang dijalankan tersebut
gagal:
 Gaya dari pemberian yang tidak effektif
Membawakan gaya kepemimpinan yang tidak effektif / buruk sehingga
objektif / target tidak tercapai.

 Dalam situasi yang tidak pantas/sesuai


Perhatian pada situasi diperlukan agar gaya yang diberikan dapat
sesuai / pantas.

 Dengan orang yang tidak pantas/sesuai


Agar pengelolaan yang diberikan dapat sesuai / pantas maka harus
diperhatikan tanggapannya bagaimana dari yang lain dan
pemberiannya juga harus sesuai dengan gaya orang yang akan
diberikan. Karena dengan pengelolaan yang tidak tepat maka orang
tidak dapat memberi tanggapan yang sesuai.
Ingratiating (Menjilat/Mengambil Muka)

Menekankan aspek hubungan


pribadi dalam kerja sedemikian rupa
sehingga terlihat motivasi utama
tindakan tersebut, mencari
popularitas atau agar disayang
atasan.
Cara menghindari Ingratiating
 Hindari keterlibatan dengan tim / rekan kearah yang
terlalu pribadi pada saat bekerja.
 Jangan terlalu melibatkan diri dengan kehidupan pribadi
rekan kerja maupun pelanggan, karena akan terbentuk
ikatan emosional / subjektifitas yang kuat sehingga
mempersulit objektifitas dalam pembuatan keputusan
yang terbaik sesuai dengan jabatan.
 Selalu menjaga dan memastikan bahwa tujuan utama
Anda adalah orientasi hasil.
 Membatasi diri dalam obrolan santai yang berkelanjutan
di waktu kerja yang akan menghambat tercapainya
tugas secara optimal.
 Jika menghadapi masalah pribadi tim atau anak
buah haruslah logik, fair, dan bermanfaat.
Tunjukkan empati janganlah simpati. ( Apa
perbedaan Simpati dan Empati ?? )
 Ingat, fungsi anda adalah melakukan kontrol (jika
memungkinkan juga memimpin) agar objektif
tercapai, bukan untuk disayang atau selalu
disukai oleh anggota tim atau bawahan.
 Hadapi konflik, buat keputusan yang sulit,
maupun keputusan yang tidak populer, jelaskan
bahwa tindakan tersebut diambil untuk mencapai
objektif demi perusahaan / tim, bukan untuk
kepentingan pribadi.
Indulgent (Terlalu Ramah / Antusias
Berlebihan)

Berusaha untuk terlibat, atau mengijinkan


orang lain untuk terlibat di dalam proses
pengambilan keputusan anda, jika itu
dilakukan akan menghambat waktu
pengambilan keputusan atau keterlibatan
pihak lain tidak akan menghasilkan
kualitas target yang lebih baik.
Cara menghindari Indulgent
 Jangan pernah melibatkan orang lain atau
mendiskusikan lagi jika keputusan sudah dibuat.
 Melibatkan orang lain yang tidak berkepentingan akan
memperlemah kredibilitas dan management impact.
 Jika mempunyai dasar / alasan yang kuat untuk
mengkoreksi keputusan yang sudah dibuat, jalankan
secara konsisten.
 Jangan selalu melibatkan diri untuk semua hal yang
akan terlihat sebagai tindakan ikut campur yang
berlebihan dan menghambat kemajuan pihak lain.
Sebaiknya carilah kesempatan jika memungkinkan
delegasikan tugas tersebut saja.
Autocratic (semi otoriter yang
cenderung negatif)
Mempunyai tingkat fokus atas objektif yang sangat
tinggi / berlebihan, dimana mengabaikan
kebutuhan melibatkan pihak-pihak lain yang
terkait.
Menggunakan gaya autocratic cenderung
menggunakan bahasa dan tingkah laku yang
menimbulkan persepsi pihak lain sebagai sikap
yang tidak menghargai pihak lain.
Tingkah laku autocratic ini sering terjadi pada saat
menghadapi tantangan / objektif yang berat
sehingga unsur relasi diabaikan.
Cara menghindari Autocratic
 Gaya autocratic sangat berhubungan
communication mix, dimana hindari melakukan
langkah berteriak, membentak dengan bahasa yang
merendahkan diikuti dengan nada yang keras dan
dingin.
 Hindari intimidasi fisik maupun mental jika tidak
diperlukan.
 Secara umum yang sangat dibutuhkan oleh pihak
lain dalam hubungan social adalah untuk “dipahami
dan diterima”. Tidak harus disepakati tetapi diterima
dalam hak untuk memberikan opini, nilai atau
keyakinan.
 Setiap orang mempunyai daya tahan
dan kemampuan tertentu, jangan lah
menilai selalu atas dasar standar dan
kemampuan sendiri.
Deserting (Mengacuhkan)
Gaya yang menampilkan ketidaktertarikan /
ketidakpedulian atas objektif / target yang harus
dicapai atau pihak-pihak yang terkait yang dapat
mengoptimalkan target (cenderung ignorant)
Sikap ceroboh atas keberhasilan pencapaian
objektif maupun ketidakpedulian atas
kesejahteraan / kenyamanan pihak lain yang
terkait dapat digolongkan sebagai seseorang
penyabot aktif, apakah secara sengaja / tidak
sengaja.
Cara menghindari
Deserting
 Dampak deserting tidak selalu diucapkan tetapi
ketidakhadiran dan meninggalkan tempat tiba-tiba jadi
membuat pihak yang terkait bertanya-tanya / bingung, hal
ini jangan dilakukan.
 Hal yang sama, meskipun anda hadir tetapi menunjukkan
sikap tidak tertarik / tidak peduli merupakan hal yang
sama dengan yang diatas.
 Berilah perhatian yang seimbang kepada seluruh anggota
tim anda.
 Hindari segala sikap yang menimbulkan persepsi kepada
tim anda sebagai racun / negatif, karena sikap ini akan
menimbulkan reaksi keras dari anggota tim yang
mempunyai sikap positif.
Sebagai seorang pemimpin
selalu waspada apapun yang
anda katakan, lakukan, pikirkan
atau rasakan akan
mempengaruhi anggota tim
yang lain.
Tingkat Dampak Negatif dari Gaya
Pengelolaan yang Tidak Effektif
Dampak terhadap perusahaan:

 Tingkah laku deserting berpotensi merusak / menghancurkan


perusahaan karena pendekatan tersebut akan menular kepada pihak
lain baik yang netral / optimis.

 Gaya autocrats berpotensi merusak dengan kadar yang lebih ringan


karena gaya ini selalu membuat pekerjaan menjadi selesai / sukses.
Tetapi, menimbulkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang
berkepanjangan.

 Kedua gaya lainnya kurang lebih sama. Gaya indulgence lebih


kepada banyak membuang waktu dan dampak terhadap
management menjadi lemah. Gaya ingratiating tidak memberi hasil
yang optimal tapi tidak juga terlalu buruk.
Dampak terhadap Manager:

 Gaya autocrat mungkin masih memperoleh penghargaan atas


pendekatan yang tegas dan kaku, tetapi jika digunakan terus menerus
akan mencemaskan dan manajer tersebut menjadi tidak populer dan
mungkin ditakuti sehingga merugikan manajer tersebut sendiri.

 Gaya ingratiating yang memberikan dampak merusak paling ringan,


karena anggota tim menyukai pendekatan pribadi. Tapi hal tersebut
sangat tergantung fokusnya anggota tim yang di manager untuk
mencapai target atau berapa jauh pendekatan pribadi itu memberikan
motivasi kepada anggota tim.

 Secara umum, orang tidak menyadari terpengaruh oleh pimpinan yang


bergaya deserter dan manager dengan bergaya indulgent selalu
memberikan kesempatan kepada pihak lain yang sebenarnya tidak
dibutuhkan, hal tersebut menimbulkan persepsi kelemahan diri sendiri.
Apakah Gaya yang Tidak Effektif akan
Diterima oleh Bawahan ??
Kebanyakan para manajer yang telah sukses, tidak
menyadari bahwa gaya yang digunakan tidak
effektif karena telah puas dengan apa yang mereka
capai. Hal itu dapat menimbulkan masalah karena:
 Mereka gagal karena tidak mengoptimalkan
potensi mereka, puas diri dengan apa yang
sudah dicapai selama itu. Mereka tidak akan
mampu mencapai prestasi yang istimewa.
 Mereka gagal karena tidak mengoptimalkan
potensi dari anggota tim untuk menjadi yang
terbaik di dalam perusahaan.
Apa yang terjadi di dalam realita ??
Sering senior manajer marah / iri saat ada
karyawan / manajer baru dari luar perusahaan
bergabung dan terlihat performance mereka
yang terlihat jauh lebih baik dalam
produktivitasnya, effisiensinya, moral, dll.
Setelah hal tersebut diatas terjadi bukannya
memperbaiki diri tetapi memusuhi karyawan /
manajer baru dan menyalahkan perusahaan /
pimpinan perusahaan.
Langkah Nyata dalam Kepemimpinan
(Leadership Action)
 Dibutuhkan langkah yang spesifik dari seorang
pemimpin yang membedakan dari sekedar
manajer biasa.
 Untuk mencapai langkah yang spesifik
dibutuhkan usaha yang keras, praktek dan
aplikasinya.
 Langkah tersebut tidak perlu dilaksanakan
secara bersamaan tetapi langkah satu dengan
yang lain mempunyai saling ketergantungan dan
membutuhkan perhatian dan pemikiran yang
sangat tinggi.
Kita mengetahui bahwa tanpa menjadi manajer yang baik,
tidak akan bisa menjadi pemimpin. Tetapi itu juga belum
tentu dapat membuat orang-orang mengikuti.
Orang-orang mengikuti seseorang karena dua alasan
dasar, yaitu:
 Karena mereka mau (they want to)
 Karena mereka harus (they have to)

Pikirkan lebih dalam apa perbedaan dua alasan dasar


tersebut ??
Bagaimana anda dapat merubah dari harus menjadi
mau ??
Tindakan / Praktek nyata
Kepemimpinan
Syarat utama yang harus dipenuhi dalam tindakan
kepemimpinan adalah

 Harus tampil (Be Visible)


 Mempromosikan diri sendiri (Sell)
 Menciptakan lingkungan yang aman dan dapat
dipercaya (Create a Safe & Trusting Environment)
 Berikan kesempatan dan kebebasan tertentu
(Offer Autonomy)
 Latihlah dan kembangkan (Train & Develop)
Harus Tampil (Be Visible)
Kenapa ??
• Bawahan Anda ingin tahu jelas siapa
pemimpin mereka yang dapat dicari saat
mereka menemukan kesulitan.
• Bawahan Anda senang dapat bicara langsung
dengan pemimpinnya karena mereka merasa
dihargai.
• Bawahan Anda senang menerima informasi
langsung dari orang yang dinilai berwawasan
luas dan merupakan sumber informasi.
• Bawahan Anda ingin melihat bukti nyata
bahwa ada seseorang yang memimpin
mereka, jika hal ini dapat meringankan beban
tanggung jawab mereka.
Bagaimana ??

• Menyediakan waktu untuk bicara dengan bawahan-


bawahan Anda.
• Mengadakan pertemuan dengan seluruh anggota tim
Anda dan membicarakan hal-hal yang mempengaruhi
mereka.
• Berjalan keliling ruang kantor / pabrik dan
membiarkan orang-orang melihat keberadaan Anda
di sana. Lakukan hal ini dengan sengaja dan
spontan, tanpa ada jadwal pasti.
• Hadiri acara-acara sosial dalam perusahaan. Tidak
perlu mengikuti seluruh rangkaian acaranya, hanya
tunjukkan diri Anda hadir di sana.
• Jika ada waktu, hadiri rapat yang dapat
menjadi lebih efektif dengan kehadiran Anda,
tapi hanya sebagai pendukung.
• Lakukan kontak langsung dengan bawahan
Anda, tanpa melalui perwakilan atau
perantara karena hal ini akan membuat
bawahan Anda merasa dipentingkan.
• Saat anda tidak ada di tempat, khususnya
untuk periode yang cukup lama, sebelumnya
berikan informasi tentang rencana
ketidakhadiran anda kepada atasan, bawahan
langsung anda, maupun pihak lain yang
terkait.
Mempromosikan Diri Sendiri (Sell)

Kenapa ??
• Bawahan Anda membutuhkan dukungan motivasi
untuk terus melakukan yang terbaik dan Anda
harus mempengaruhi mereka bahwa apa yang
mereka lakukan adalah sesuatu yang baik bagi
diri mereka sendiri
• Menjual diri dapat berarti memperoleh komitmen
yang menguntungkan dari bawahan Anda
• Anda menjual ide-ide, pengetahuan, tujuan,
dan keoptimisan Anda untuk memperoleh
komitmen yang Anda ingin bawahan Anda
capai

• Jika bawahan Anda “membeli” paket yang


Anda jual, berarti Anda mulai dapat
memimpin mereka
Bagaimana ??
• Saat Anda membicarakan kondisi saat ini,
letakkan isi pembicaraan sebagai bagian dari
rencana jangka panjang sehingga bawahan
Anda dapat menyesuaikan tindakan mereka
dengan apa yang Anda ingin capai kelak
• Ambillah langkah-langkah yang dapat
meyakinkan semua orang tentang apa dan
MENGAPA Anda membutuhkan mereka
sehingga setiap orang mengerti tujuan dan
kontribusi masing-masing dalam meraih
kesuksesan
• Adakan pertemuan individu dengan setiap
bawahan Anda untuk dapat memperoleh
komitmen dan antusias yang lebih besar
Menciptakan Lingkungan yang Aman dan
Dapat Dipercaya (Create a Safe and Trusting
Environment)
Jika seorang pemimpin mampu menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif, maka setiap
anggota di dalamnya akan terus berusaha
bekerja dan memberikan kontribusi terbaik
mereka tanpa mementingkan imbalannya.

Seorang pemimpin dapat dipercaya oleh


bawahannya karena pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki si pemimpin. Dan yang
tidak kalah penting, seiring dengan terjalinnya
hubungan baik antara pemimpin dengan
anggotanya, maka akan timbul kepercayaan
lebih, atas dasar hubungan personal.
Bagaimana ??
• Memberikan dukungan dan pujian kepada bawahan
Anda
• Bersikap dan berkata jujur kepada bawahan Anda
dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
mengungkapkan pendapatnya
• Meminta pendapat bawahan Anda secara individu
sehingga dapat memberikan mereka kesempatan
untuk mengungkapkan hal-hal yang berhubungan
dengan pihak lain
• Memberikan kesempatan yang sama kepada semua
bawahan Anda untuk mengungkapkan pendapatnya
• Menerima dan menyikapi dengan positif setiap kritik
yang diberikan
• Saat diperlukan, ambillah tindakan yang dapat
melindungi dan mendukung bawahan Anda.
Loyalitas yang Anda berikan kepada mereka
akan memperoleh loyalitas balik dari mereka
• Sebisa mungkin jangan membatalkan janji
pertemuan Anda dengan bawahan Anda
karena hal ini akan membuat mereka merasa
tidak penting bagi Anda
Memberikan Kesempatan dan
Kebebasan tertentu (Offer Autonomy)
Saat Anda memiliki orang yang mempunyai
motivasi tinggi dan bekerja dengan penuh inisiatif,
semakin besar hak otonomi yang diberikan
kepadanya maka akan semakin besar juga yang
dapat ia lakukan untuk Anda. Namun, hal ini tentu
merupakan suatu cara management yang
beresiko sehingga Anda tetap harus mampu
mengontrolnya.
Hak otonomi bukan merupakan apa yang Anda
berikan, namun merupakan apa yang Anda
biarkan terjadi.
Bagaimana ??
• Tidak menghalangi kontribusi positif yang ingin
diberikan oleh bawahan Anda.
• Pastikan bahwa setiap bawahan Anda sadar
bahwa suatu proses kerja juga bergantung pada
inisiatif setiap orang dalam mengerjakannya.
• Buatlah batasan otonomi dan berikan penjelasan
mengenai batasan tersebut kepada bawahan
Anda.
• Saat Anda menerima ide baru yang baik,
pastikan juga hal ini jika dilaksanakan, diketahui
dan disadari oleh setiap pihak.
• Jika ada seseorang yang justru
mengecewakan Anda, tariklah kebebasan
otonomi yang ia punya dengan cara baik-
baik.
Latihlah dan Kembangkan (Train and Develop)

Proses pembelajaran merupakan sesuatu yang berharga


bagi seseorang yang memiliki ambisi yang dapat
membawa mereka ke jenjang karir yang lebih tinggi.

Bagaimana ??
• Identifikasi mengenai orang seperti apa yang Anda
butuhkan sehingga Anda akan tahu apa kekurangan
bawahan Anda dan apa yang harus diperbaiki.
• Gunakan gaya komunikasi Anda dengan baik
sehingga dapat memberikan pelatihan yang
terasa mudah diterima oleh bawahan Anda
• Berikan penjelasan mengenai apa yang Anda
harapkan dari bawahan Anda sebagai
manager mereka, tidak hanya mengenai
pekerjaan mereka tapi juga tentang tingkah
laku mereka dan sikap kerja mereka.
• Bahaslah masalah yang ada dengan bawahan
Anda untuk mendengar pendapat mereka dan
melihat bagaimana mereka dapat belajar
meningkatkan kemampuan kerja mereka.
• Sediakan waktu untuk berdiskusi secara
personal untuk mengetahui minat bawahan
Anda dan tahu bagaimana Anda dapat
membantu mereka meraihnya
• Latihlah bawahan Anda dalam teknik
management dan tunjukkan pada mereka
cara yang benar. Anda bisa meminta
bantuan dari pihak lain yang lebih ahli jika
Anda merasa kurang mampu
menanganinya sendiri
Apakah Saya Agresif Berlebihan ??
Segala sesuatu yang berlebihan akan memberikan
dampak buruk. Hal-hal berbahaya yang dapat
terjadi jika Anda melakukan 5 tindakan
kepemimpinan melewati batas :
• Jangan terjebak pada ego Anda karena merasa
bahwa Anda adalah pemimpin yang diakui oleh
bawahan. Menampilkan diri merupakan bagian
dari “marketing” sehingga pastikan bahwa Anda
melakukannya dengan alasan yang baik
• Ambillah setiap kesempatan yang ada untuk
mempromosikan diri Anda tapi jangan membuat
bawahan Anda muak
• Menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif adalah hal baik tapi jangan
biarkan bawahan Anda kehilangan arah
dan sudah merasa puas dengan keadaan
saat ini
• Berhati-hatilah pada kebebasan otonomi
yang Anda berikan kepada setiap orang
karena hal ini dapat memicu konflik antar
mereka. Konflik yang positif dapat
membuat mereka bekerja lebih baik,
namun konflik juga dapat membuat
mereka menjadi egois dan sulit untuk
bekerja sama dengan pihak lain
• Membimbing dan mengembangkan
potensi bawahan Anda akan memakan
waktu yang panjang. Jagalah
keseimbangan antara waktu yang Anda
gunakan untuk training dan untuk
pekerjaan penting lainnya
PESONA KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP PERSONA)
Dari banyak cara/jalan, langkah dari seorang pemimpin
sama pentingnya dengan apa yang dilakukan oleh
pemimpin.

Adanya syarat kemampuan tertentu yang harus dimiliki


seorang pemimpin sehingga menimbulkan daya
tarik/pesona yang memikat bawahan.

Syarat kemampuan tersebut dapat dipelajari,


dikembangkan dan jika disampaikan secara harmonis
akan mengakibatkan optimalisasi kepemimpinan yang
effektif.
Pesona Kepemimpinan sering diindetikan
dengan kharisma kepemimpinan, juga ada teori
bahwa “pemimpin dilahirkan bukan dibentuk
(leaders are born not made)”
Hal ini tidak benar, meskipun tidak dapat
diingkari adanya unsur “bakat alami / natural
talent” tetapi pesona kepemimpinan tetap dapat
dipelajari dan diaplikasikan dengan baik.
Syarat / Kualitas untuk memiliki pesona
Kepemimpinan
• Kepercayaan Diri (Self-Confidence)

• Daya / Tenaga (Energy)

• Empati (Empathy)

• Meyakinkan (Conviction)
Keempat persyaratan mungkin anda sudah
memiliki satu atau dua persyaratan tersebut
tetapi untuk memiliki pesona kepemimpinan
yang optimal / baik, hal tersebut tidak cukup.
Keempat syarat tadi harus dimiliki dan menjadi
bagian dari hidup anda.
Yang tersulit adalah:
Menyeimbangkan keempat kualitas yang dimiliki
mengalir alami sesuai dengan tingkah laku anda
dimana terjadi bauran (mixing) yang berubah-
rubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dimiliki.
HAL – HAL YANG DAPAT
MEMBUAT KESAL SEORANG
PEMIMPIN
PERCAYA DIRI SEORANG
PEMIMPIN
(a Leader’s Self-Confidence)
“Percaya diri adalah unsur terpenting dari
keempat unsur yang ada karena sangat
mempengaruhi ketiga elemen yang lain”

Kepercayaan adalah sesuatu yang kita


lihat sebagai hasil dari cara pihak lain
berkomunikasi dengan kita
Di tempat kerja, terdapat 3 tindakan utama
yang harus dilakukan untuk memperoleh
kepercayaan, yaitu :

1. Assertiveness (Ketegasan)
Adalah kemauan dan kemampuan yang
harus Anda tampilkan untuk
mempertahankan keyakinan, nilai, ide dan
hak Anda. Tetapi dengan tetap menunjukkan
bahwa Anda juga menghormati hak pihak
lain
2. Deportment (Perilaku)
Adalah bahasa tubuh yang Anda bawakan
yang menggambarkan kepada pihak lain
tentang keyakinan Anda tentang nilai diri
Anda sendiri

3. Involvement (Keterlibatan)
Adalah kemauan dan kemampuan untuk pro
aktif untuk melibatkan diri Anda dan
berkontribusi dalam berdiskusi di semua
tingkatan
MEMBANGUN KEPERCAYAAN
DIRI
Kepercayaan diri bisa dilihat dari 2 sudut
pandang, yaitu :
 Inner self confidence : kepercayaan diri
yang muncul dari dalam diri sendiri.
Dibangun berdasarkan kepercayaan pada
diri sendiri.

 Outer self confidence : kepercayaan diri


yang ditampilkan dan dilihat oleh pihak lain
(belum tentu yang sebenarnya dimiliki).
Kepercayaan diri kita adalah sesuatu yang
ditegaskan / dikonfirmasi oleh pihak lain.
Karena itu, bila Anda sulit / belum bisa
memiliki dari dalam diri sendiri, mulailah
membangunnya dengan bersikap seperti
Anda telah memiliki kepercayaan diri
tersebut sebagai awal untuk bersosialisasi
dan berlatih.
MENAMPILKAN PERCAYA DIRI yang
TERGOLONG OUTER SELF-
CONFIDENCE
Harus memperhatikan hal-hal utama sebagai
berikut:
 Cobalah membangun sikap percaya diri tetapi
janganlah menjadi arogan.

 Teliti dirimu sendiri atau cari masukkan dari


pihak lain mengenai bagaimana percaya dirimu
dari sudut pandang mereka. Ingatlah bahwa di
mata pihak lain, apa yang ditampilkan di luar
adalah refleksi dari apa yang ada di dalam diri
Anda sendiri
 Memulai dan mempropose ide-ide baru
dan jangan menyimpan ide tersebut hanya
untuk diri Anda sendiri

 Yakinkan bahwa Anda menjalani apa yang


memang penting untuk Anda atau sesuatu
yang Anda lihat penting untuk bisnis, dan
jangan terpengaruh oleh tekanan yang
Anda rasakan

 Miliki keberanian untuk mengakui


kesalahan Anda
“Seorang pemimpin tidak pernah
bisa memiliki terlalu banyak
kepercayaan diri

Tetapi bila kepercayaan diri tersebut


merubah menjadi arogansi /
kesombongan, tidak lama lagi orang
– orang tidak akan mengikuti lagi
kepemimpinan Anda”
ENERGI SEORANG PEMIMPIN
(a Leader’s Energy)
Pada konteks ini, energi bukan hanya sesuatu yang
dirasakan secara fisik, tetapi secara mental juga.

Sejumlah energi yang ditunjukkan oleh seorang


pemimpin akan membawa pengaruh kepada pihak
lain

Di tempat kerja, ada 3 tindakan dasar untuk


membangun energi seorang pemimpin :
1.Positive mental attitude (Tindakan yang menunjukkan mental
yang positive)
Kemampuan untuk melihat kesempatan dan keuntungan dari
semua situasi secara optimis dan realistis sehingga dapat
meyakinkan pihak lain

2.Enthuasiasm (Antusias)
Kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain dengan semangat
Anda. Namun perlu disadari bahwa antuasias pihak lain
mungkin tidak sebanyak antusias yang Anda miliki, janganlah
antusias anda terkikis oleh rendahnya antusias pihak lain

3.Drive (Mendorong/Memotivasi diri)


Kemampuan untuk mendorong dan selalu tetap bergerak maju,
baik secara fisik maupun mental, apapun kondisi dan tekanan
yang dialami
MEMBANGUN ENERGI
Langkah awal yang bagus dimulai
dengan menciptakan energi secara
fisik, yang akan berpengaruh sangat
besar pada energi mental. Energi fisik
hampir serupa dengan otot, dapat
dibangun menuju kondisi puncak,
digunakan berlebihan ataupun hampir
tidak pernah digunakan sehingga dapat
menyebabkan kegemukan.
Untuk meraih performa puncak, semua
orang membutuhkan diet yang baik, latihan
teratur dan menghindari kelelahan
berlebihan dan selalu menjaga kebugaran
fisik.

“Energi adalah kualitas dari persona yang


selalu Anda butuhkan untuk menjadi
seorang superman, bahkan bila perlu
mendapatkan tambahan tenaga (otot) dari
tempat lain.”
Apakah energi itu Sumber kekuatan

Bagaimana saya Dengan kerja


dapat keras
membangun
energi

Energi seorang
pemimpin akan
menjadi sumber
energi bagi pihak
lainnya
MENAMPILKAN PESONA YANG
ENERGETIK
Harus memperhatikan hal-hal utama sebagai
berikut:

 Selalu bertindak dengan antusias dan tampilkan


dengan tulus.

 Secara aktif, lihatlah kesempatan dan


keuntungan di semua situasi. Bertindalah cepat
untuk memunculkan hal tersebut kepada pihak
lain.
 Pertahankan optimisme dan
jangan mengijinkan pesimisme
pihak lain mempengaruhi.

 Tidak ada pengganti / subtitute


untuk menjadi sungguh–sungguh
energik.
EMPATI SEORANG PEMIMPIN
(a Leader’s Empathy)
Empati dan simpati adalah 2 hal yang
berbeda.
Simpati adalah turut merasakan apa
yang dirasakan pihak lain,
melibatkan perasaan pribadi,sedangkan
Empati adalah pengertian mengapa pihak lain
mengalami hal tertentu, tidak melibatkan
perasaan pribadi.
Empati pada konteks kepemimpinan
Adalah
“Menunjukkan pengertian terhadap perspektif
dan sudut pandang pihak lain, dan menerima
perbedaan yang ada, meskipun anda tidak
sependapat. Di mana hal tersebut merupakan
hal dasar yang diinginkan semua orang
dalam berkomunikasi”
Bila orang – orang tidak melihat
bahwa kamu perduli terhadap
mereka, untuk apa mereka
perduli terhadap kamu
Di tempat kerja, empati seorang pemimpin terdiri
dari 3 tindakan dasar sbb :

1. Listening (Mendengarkan)
Adalah kunci utama dari empati. Dengan mendengarkan
sesorang dapat memahami sudut pandang, kepercayaan
dan motivasi pihak lain.
Yang dimaksud dengan mendengarkan, bukan sekedar
mendengar tetapi mendengarkan dengan penuh perhatian
yang diikuti dengan bahasa tubuh yang tepat.
Hal penting lainnya adalah melakukan lontaran pertanyaan
atas yang anda dengarkan sehingga intepretasi anda
sama dengan yang dimaksud oleh si pembicara.
2. Acceptance (Penerimaan)
Keterbukaan terhadap semua kemungkinan yang
ditunjukkan dengan menerima sudut pandang
yang berbeda dari pihak lain.

3. Interest (Ketertarikan)
Keperdulian yang tulus terhadap apa yang
diungkapkan/ditawarkan oleh pihak lain dan apa
yang dapat dipelajari dari hal tersebut serta anda
dapat memberikan nilai tambah bila
memungkinkan.
MEMBANGUN EMPATI
Empati berakar dari ketertarikan kepada pihak lain
secara tulus dan sungguh – sungguh

Setiap orang akan mulai berpikir bagaimana


kesuksesan mereka diukur. Seorang manager
dinilai berdasarkan produktivitas dirinya dan team
nya dan sebaliknya bahwa team kerja merupakan
dasar dalam pencapaian level seorang manager
Satu – satunya cara untuk benar –
benar membangun empati adalah
secara konstan dan sadar mencoba
untuk melihat dari perspektive pihak
lain. Mencoba menempatkan diri sendiri
pada pemikiran pihak lain
(Try walking a mile in another man’s
moccasins)
MENAMPILKAN SIKAP EMPATI

Secara aktif tunjukkan bahwa Anda adalah


pendengar yang baik dengan bahasa tubuh dan
respon yang tepat

Tunjukkan ketertarikan kepada aktivitas pihak


lain dengan bertanya

Secara aktif memahami motivasi pihak lain dan


hati – hati jangan salah memahaminya
Tunjukkan melalui tindakan dan kata-kata
bahwa Anda terbuka terhadap alternatif sudut
pandang pihak lain

Tunjukkan keperdulian dan ketertarikan secara


tulus terhadap sudut pandang dan
permasalahan pihak lain
KEYAKINAN SEORANG
PEMIMPIN
(a Leader’s Conviction)
Keyakinan seperti energi. Level dari
keyakinan atau kurangnya keyakinan
seorang pemimpin ibarat barometer,
dimana menggambarkan suatu ukuran
atas pentingnya dan tepatnya suatu
tindakan yang terjadi di tempat kerja, hal
ini sering diistilahkan sebagai PASSION
yang dimiliki seorang pemimpin.
Bagaimanapun, keyakinan memerlukan
fleksibelitas dan pemikiran yang terbuka
terhadap tindakan pihak lain. Agar efektif, di
dalam kekuatan keyakinan anda tetap
diperlukan ada kemampuan untuk
memahami jika terjadinya suatu perubahan
atas kepercayaan dan tindakan secara tepat
(kesediaan dan keberanian untuk
melakukan dan mengakui perubahan
keyakinan tersebut).
Di tempat kerja, keyakinan seorang pemimpin
terdiri dari 3 tindakan dasar sbb :

1. Tenacity (Kegigihan)
Keteguhan keyakinan atas tepatnya rangkaian
langkah-langkah yang sedang dijalankan dan
kebulatan tekad untuk mencapai keberhasilan,
meskipun sedang mengalami hambatan/rintangan
di perjalanan. Hal ini membutuhkan daya tahan
yang tinggi dan keseimbangan emosional
2. Commitment (Komitmen)
Kesiapan pribadi untuk melakukan apapun yang
dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan sebagai
bentuk dari hasrat untuk sukses

3. Consistency (Konsistensi)
Tetap mengikuti rangkaian langkah/tindakan
dalam bentuk tertentu yang dapat dipahami oleh
pihak lainsebagai rangkaian yang wajar/pantas
dalam cara pendekatan dan keyakinan anda
termasuk integritas pribadi yang anda miliki.
MEMBANGUN/
MENGEMBANGKAN
KEYAKINAN
Keyakinan tidak dapat dibangun dengan cara
yang sama seperti attibut lainnya karena
keyakinan tidak bisa dimiliki secara setengah –
setengah

Keyakinan yang anda miliki di dalam pikiran anda


sendiri itu penting tetapi mengekspresikan dalam
intonasi dan bahasa tubuh yang tepat sehingga
diikuti oleh pihak lain adalah hal yang paling inti
untuk dicapainya keberhasilan.
MENAMPILKAN
KEYAKINAN
Selalu tunjukkan kebulatan tekad meskipun menghadapi
rintangan dalam pelaksanaan dan bertingkah laku yang diikuti
emosi yang terkontrol, jangan sampai emosi hilang kendali.

Tampilkan semangat dan kebulatan tekad pribadi supaya


berhasil melalui ucapan dan tindakan.

Jangan menunjukkan perilaku yang dapat diasumsikan pihak


lain sebagai kemalasan atau melakukan sesuatu yang tidak
sesuai dengan komitmen.

Jangan menghindar dari segala jenis tantangan dan situasi


dimana anda harus terlibat, tidak peduli sulit berbahayanya
atau resiko kekecewaan yang akan anda hadapi.
Hindari menunjukkan ketidakyakinan akan tujuan atau
hasi yang akan dicapai, kecuali tujuan tersebut belum
ditentukan atau membutuhkan keterlibatan team dalam
menentukannya.

Bertindak dengan integritas setiap saat. Katakan apa


yang Anda maksudkan dan bersungguh – sungguh
terhadap apa yang Anda katakan (Say what you meant
and meant what you say)

Mundurlah dalam suatu situasi sejenak hanya jika


situasi menunjukkan ke sia-siaan atau tidak mungkin
maju lebih jauh. Jika anda melakukan hal tersebut
yakinkanlah kepada pihak lain yang terkait sehingga
mereka memahami langkah anda tersebut diatas.
VISI SEORANG PEMIMPIN
Visi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin haruslah
menjadi jalan untuk menggambarkan arah dari langkah-
langkah yang harus dilaksanakan didalam perusahaan,
departemen maupun tim.

Suatu visi harus mampu menjadi alat atau perangkat yang


dapat dipakai dengan tujuan menginspirasi tim.

Visi tersebut adalah harus mampu diungkapkan sebagai


fokus untuk suatu masa depan yang akan menimbulkan
daya tarik dan membangkitkan emosi pada setiap tingkatan
di organisasi sebagai langkah yang logis, menjadi sangat
berarti dan relevan dan menggugah setiap orang untuk
mencapai visi tersebut.
PEMIMPIN YANG SEIMBANG
(a Balance Leader)
Seperti dalam tindakan kepemimpinan demikian juga
faktor-faktor di dalam pesona kepemimpinan saling berkait
satu dengan yang lain dalam satu kesatuan.
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:
• Percaya diri yang berlebihan akan merusak empati.
• Rendahnya tingkat energi pemimpin dapat
dipersepsikan sebagai kurangnya keyakinan diri.
• Kurangnya keyakinan diri akan dipersepsikan kurangnya
percaya diri.

Hal ini sebagai contoh keterkaitan suatu hal dengan faktor-


faktor lainnya.
SALING KETERGANTUNGAN TOTAL
DALAM TINGKATAN
PERKEMBANGAN LEADERSHIP
(TOTAL INTERDEPENDENCE)
Saling ketergantungan diantara tingkatan
perkembangan kepemimpinan absolut terjadi, jadi
untuk menjadi manajer yang effektif harus
menguasai masing-masing tingkatan dan
memahami saling ketergantungannya merupakan
hal yang tidak bisa ditawar bagaimanapun caranya.
Berlaku mulai di dalam struktur organisasi puncak
sampai bawah maupun bawah sampai puncak.
Sebagai contoh:
• Seorang pemimpin yang tidak memiliki pengetahuan
teknik (technical knowledge) yang memadai cenderung
mungkin mengekspresikan percaya dirinya (self-
confidence), sehingga sebagai akibatnya bagaimana pihak
lain khususnya bawahan akan mematuhi atasan tersebut.
• Pengungkapan/pengekspresian persona seorang
pemimpin (leadership persona) sangat tergantung atas
kemampuan untuk menciptakan dampak pengelolaan
(management impact) yang baik
• Tanpa kemampuan yang effektif dari proses pengelolaan
(management process) akan menimbulkan jurang
kredibilitas dalam pelaksanaan tindakan kepemimpinan
(leadership actions) dan persona.
• Jika seorang pemimpin tidak mempunyai visi, apa yang
akan ditawarkan kepada pihak lain/bawahan ??
Jadi tidak ada jalan pintas untuk mencapainya.

Jadi setelah memperoleh training, sekedar


mengetahui sama sekali tidak berguna dan
tidak akan menjadi manajer yang effektif.
Berubahlah dan perbaikilah
mulai saat ini !!!

Anda mungkin juga menyukai